PNPM_MPd
Minggu, 12 Januari 2014 Translate
Entri Populer
d. Sidang Pembuktian adalah forum penyampaian hasil penyelidikan dan sekaligus menjadi (tanpa judul)
forum mediasi atas dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Fasilitator google-site-verification:
atau Konsultan. googledeac790241e89f26.html
e. Sidang Majelis Kode Etik adalah suatu Forum sidang Fasilitator dan Konsultan tertinggi yang
diadakan untuk memberikan kesempatan kepada Fasilitator dan Konsultan yang didakwa Entri Populer
melakukan pelanggaran Kode Etik untuk mendapatkan keadilan hukum atas dakwaan
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
pelanggaran kode etik yang dilakukannya, guna menjamin hak dan kewajibanya dalam
DESA
menjunjung tinggi pelaksanaan Kode Etik PNPM Mandiri Perdesaan.
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
DESA 1. Latar Belakang Pembangunan
f. Teradu adalah fasilitator/konsultan yang berdasarkan bukti-bukti dianggap telah melakukan sarana prasarana perdesaan yang berbasis
pelanggaran kode etik dalam proses Sidang Pembuktian pemberdayaan mas...
Dalam mendukung terlaksanyanya tugas dan tanggung jawabnya menjunjung tinggi Kode Etik, PENJELASAN ALUR PELELANGAN
Fasilitator dan Konsultan dilarang: Pengertian pelelangan dalam PNPM
MANDIRI PERDESAAN adalah pengadaan
bahan/material, alat untuk mendapatkan
1. Mengikuti pencalonan dalam Pemilihan Umum, pencalonan Kepala daerah dalam Pemilihan harga yang kompetitif d...
Kepala Daerah, serta menduduki jabatan publik termasuk dalam kepengurusan partai
Daftar Isian Kualifikasi
Peserta Lelang PNPM_MPd
2. Menggunakan jabatan sebagai Fasilitator dan Konsultan untuk kepentingan pemilihan umum
SURAT PENAWARAN
dan pemilihan Kepala Daerah.
…
3. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi, melakukan kompromi, memberi saran, atau ..............................
melakukan tindakan apapun yang merugikan masyarakat.
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PNPM-
MPd
4. Menerima apapun dari pihak manapun dengan tujuan: EVALUASI KINERJA FASILITATOR PNPM-
a. Meloloskan proses seleksi desa dan penetapan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan MPd Nama peserta P L : Jabatan : Periode
b. Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi dan spesifikasi kegiatan PNPM Mandiri yang dievaluasi: ...
Perdesaan dalam proses perencanaan ;
SEPULUH PROGRAM POKOK GERAKAN
c. Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda terima kasih, atau apapun namanya dalam PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
kaintannya dengan profesi sebagai fasilitator KELUARGA oleh Wanita Indonesia
1. PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
5. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau berfungsi PANCASILA Membentuk manusia
Pancasila sebagai warga Negara Indonesia
sebagai perantara
yang sadar akan hak dan kewajiban t...
6. Bertindak sebagai juru bayar atau merekayasa pembayaran atau admnistrai atas nama UPK, Gerakan Pemberdayaan Dan
Tim Pengelola Kegiatan, atau kelompok Masyarakat, Kesejahteraan Keluarga ( PKK )
Gerakan Pemberdayaan Dan
Kesejahteraan Keluarga Pengertian :
7. Membantu atau menyalahgunakan dana PNPM untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau 1. Gerakan Pemberdayaan dan
kelompok. Kesejahteraan ...
8. Meminjam dana PNPM dengan alasan apapun, baik atas nama pribadi, keluarga, atau (tanpa judul)
kelompok. google-site-verification:
googledeac790241e89f26.html
9. Memalsukan arsip, tanda tangan, atau lapran yang merugikan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Arsip Blog
10. Dengan sengaja mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. ▼ 2014 (16)
▼ Januari (16)
11. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi proses google-site-verification:
penyimpangan yang terjadi. googledeac790241e89f26.h...
SEPULUH PROGRAM POKOK
GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN
KES...
Wayang Kulit pun Kawin (+ daftar putar)
BAB III Wayang Kulit pun Kawin (+ daftar putar)
Daftar Isi (DOKUMEN DESAIN& RAB)
PELAKSANAAN KODE ETIK
Pasal 4 PANDUAN PENANGANAN
PELANGGARAN KODE ETIK
FASILI...
1. Setiap Fasiltator dan Konsultan wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik PNPM Mandiri
Contoh Dokumen Lelang
Perdesaan ini.
<!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<!-- End: h...
2. Pelanggaran terhadap pelaksanaan Kode Etik oleh Fasiltator dan Konsultan akan dikenakan
sanksi/ hukuman. Daftar Isian Kualifikasi Peserta Lelang
PNPM_MPd
PENJELASAN ALUR PELELANGAN
BAB IV Gerakan Pemberdayaan Dan
Kesejahteraan Keluarga ( ...
PELANGGARAN KODE ETIK Jokowi Cium Megawati (+ daftar putar)
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
Bagian Pertama
DESA
KETENTUAN UMUM
EVALUASI KINERJA FASILITATOR
Pasal 5
PNPM-MPd
1. Pengaduan atas Pelanggaran Kode Etik harus cepat ditindaklanjuti oleh Fasilitator/ Konsultan PANDUAN Rekam Jejak Fasilitator
Kecamatan (Raport...
Supervisor teradu.
Panduan Jembatan
2. Pemeriksaan suatu pengaduan dilakukan dengan cara pengumpulan bukti-bukti dan fakta-
fakta otentik yang dapat dipertanggungjawabakan kebenarannya.
Mengenai Saya
3. Bukti-bukti dimaksud pada ayat 2 akan menjadi bahan pembuktian pada pelaksanaan Sidang
Haltin Singkang
dan Sidang Majelis Kode Etik.
Ikuti 72
4. Penanganan pelanggaran Kode Etik harus berpedoman pada prinsip-prinsip umum di bawah Lihat profil lengkapku
ini:
a. Rahasia
Penyelidikan atas pengaduan atau temuan pelanggaran Kode Etik sedapat mungkin
dilakukan secara rahasia agar tidak menimbulkan kegaduhan yang menyebabkan
penghilangan bukti dan juga terganggunya pelaksanaan program di lapangan.
b. Praktis
Penanganan sejauh mungkin dilakukan secara efektif dan efisien dengan
mempertimbangkan faktor–faktor seperti: biaya, waktu, tempat, fakta/bukti pendukung
serta pihak–pihak yang terlibat.
d. Akuntabel
Seluruh tahapan proses dan hasil penanganan harus dapat dipertanggungjawabkan.
e. Proporsional
Seluruh tahapan pelaksanaan penanganan dilakukan secara proporsional dan bukti-bukti
yang ada
f. Mengikat
Seluruh keputusan baik di tingkat Sidang Pembuktian maupun di tingkat sidang Majelis
Kode Etik mengikat para pihak untuk dilaksanakan.
Bagian Kedua
PENGADUAN
Pasal 6
Pengaduan dapat diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa dirugikan,
yaitu:
a. Masyarakat pemanfaat program
b. Teman sejawat.
c. Pejabat Pemerintah.
d. Masyarakat Umum
Bagian Ketiga
JENJANG PENANGANAN
Pasal 7
1. Penanganan terhadap Fasilitator Kecamatan dan Fasiltator Kabupaten sebagai teradu yang
dianggap melanggar Kode Etik dilakukan oleh Koordinator Provinsi dimana teradu menjadi
Fasiltator.
2. Penanganan terhadap Konsultan Provinsi sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik
dilakukan oleh konsultan di tingkat Manajemen Wilayah dimana teradu menjadi Konsultan dan
dibantu oleh Konsultan dari tingkat Manajemen Nasional.
3. Penanganan terhadap Konsultan Wilayah sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik
dilakukan oleh Team Leader Konsultan Manajemen Nasional yang berkedudukan di Jakarta.
Bagian Keempat
INVESTIGASI DAN KLARIFIKASI
Pasal 8
4. Hasil penyelidikan, investigasi dan klarifikasi yang menunjukan adanya fakta pelanggaran
kode etik menjadi landasan Koordinator Provinsi untuk menyampaikan memorandum kepada
Fasilitator Kecamatan atau Fasiltator Kabupaten selaku teradu, yang berisi:
a. Undangan untuk melakukan proses Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan lokasinya
dengan dilampiri Berita Acara Hasil Investigasi yang sudah ditandatangani oleh
Koordinator Provinsi.
b. Perintah untuk tidak melakukan kewenangan administrasi seperti: menandatangani
pencairan dana dan lain-lain serta mengalihkan kewenangan tersebut kepada Fasilitator
yang ditunjuk oleh KM Provinsi dalam memorandum.
5. Hasil penyelidikan, investigasi, klarifikasi yang menunjukan adanya fakta pelanggaran Kode
Etik menjadi landasan Koordinator Wilayah untuk menyampaikan memorandum kepada
konsultan di Provinsi selaku teradu, yang berisi:
a. Undangan untuk melakukan proses Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan lokasinya
dengan dilampiri Berita Acara Hasil Investigasi yang sudah ditandatangani oleh
Koordinaoter Wilayah.
b. Perintah untuk tidak melakukan Perjalanan Dinas dan/atau bimbingan manajemen.
6. Hasil penyelidikan, investigasi, dan klarifikasi yang menunjukan adanya fakta pelanggaran
kode etik menjadi landasan Team Leader KM Nasional untuk menyampaikan memorandum
kepada konsultan di Wilayah selaku teradu, yang berisi:
a. Undangan untuk melakukan proses Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan lokasinya
dengan dilampiri Berita Acara Hasil Investigasi yang sudah ditandatangani oleh Team
Leader KM Nasional.
b. Perintah untuk tidak melakukan Perjalanan Dinas dan/atau bimbingan manajemen.
7. Jika hasil penyelidikan, investigasi, dan klarifikasi tidak menunjukan adanya fakta
pelanggaran kode etik, maka kasus harus ditutup.
Bagian Kelima
SIDANG PEMBUKTIAN
Pasal 9
1. Sidang Pembuktian yang dimaksud pada pasal ini adalah proses persidangan penyelesaian
masalah kode etik di PNPM Mandiri Perdesaan tingkat pertama.
2. Sidang Pembuktian adalah forum persidangan pemeriksaan perkara pelanggaran Kode Etik
yang diduga dilakukan teradu berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan penyidik,
sekaligus menjadi forum mediasi sanksi apabila teradu terbukti melakukan pelanggaran
Kode Etik.
3. Sidang Pembuktian tidak boleh dilakukan apabila tidak ada cukup bukti pelanggaran yang
dilakukan teradu.
PARA PIHAK
Pasal 10
Para pihak dalam Sidang Pembuktian yang diundang dan harus hadir :
1. Majelis Sidang Sidang Pembuktian, adalah pihak-pihak yang akan menilai perkara, sebagai
berikut :
a. Apabila teradu adalah Konsultan pada tingkat Wilayah, maka anggota Majelis Sidang
Sidang Pembuktian sebagai berikut :
1. Deputy Bidang Pengendalian KM Nasional atau yang mewakili;
2. Satker Pusat PNPM Mandiri Perdesaan;
3. Direktur Perusahaan atau yang mewakili dimana Teradu terikat kontrak.
b. Apabila teradu adalah Konsultan pada Tingkat Provinsi, maka anggota Majelis Sidang
Sidang Pembuktian sebagai berikut :
1. Koordinator Wilayah atau yang mewakili;
2. Satker Pusat PNPM Mandiri Perdesaan;
3. Direktur Perusahaan atau yang mewakili dimana Teradu terikat kontrak.
c. Apabila teradu adalah Fasilitator Kabupaten atau Fasilitator Kecamatan, maka anggota
Majelis Sidang Sidang Pembuktian sebagai berikut :
1. KM Prov atau yang mewakili;
2. Satker Provinsi PNPM Mandiri Perdesaan;
3. Koordinator Wilayah atau yang mewakili.
2. Teradu, adalah Fasilitator atau Konsultan berdasarkan bukti-bukti yang ada diadukan telah
melakukan pelanggaran Kode Etik
3. Penyidik, adalah konsultan atau pihak lain yang menindaklanjuti dan menyelidiki adanya
dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan teradu;
5. Pengamat, yaitu Team Leader KM Nasional atau yang mewakili yang akan mengamati dan
mencatat jalannya proses Sidang Pembuktian.
6. Notulen, adalah pihak yang ditunjuk oleh KM Provinsi yang bertugas mencatat proses jalannya
Sidang Pembuktian dan membantu Majelis dalam membuat Berita Acara, tetapi yang
bersangkutan tidak memiliki hak berpendapat.
7. Jika dianggap perlu dan atas permintaan pihak yang terlibat dalam proses Sidang Pembuktian,
KM Nasional dapat terlibat sebagai anggota majelis dalam proses Sidang Pembuktian yang
menjadi wewenang pihak lain.
PERSIAPAN SIDANG
Pasal 11
1. Sesuai dengan tingkatan dimana teradu bertugas, maka pihak yang mempunyai kewajiban
sebagaimana pasal (8) ayat (4,5, dan 6) menyampaikan pemberitahuan dan undangan
kepada para pihak tentang pelaksananaan sidang Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan
lokasinya serta dilampiri dengan berita acara hasil investigasi.
2. Sidang Pembuktian dilakukan setelah salinan bukti-bukti pelanggaran kode etik diterima dan
dipelajari oleh anggota Majelis.
3. Udangan untuk Sidang Pembuktian dikirimkan oleh penyelenggara kepada Teradu, Anggota
Majelis, penyidik, saksi-saksi dan pihak-pihak yang berkepentingan dan diperlukan dalam
sidang ini.
5. Lokasi Sidang diadakan di tempat yang netral dengan mempertimbangkan biaya serta
tempat kedudukan para pihak.
6. Materi sidang berupa kronologis peristiwa terkait adanya pelanggaran kode etik dengan bukti-
bukti, fakta-fakta, data pendukung berdasarkan temuan dan keterangan saksi-saksi, yang
menjadi kewajiban Penyidik untuk mempersiapkan, sedang sanggahan dengan bukti-bukti/
fakta-fakta/ data pendukung tentang tidak adanya pelanggaran kode etik wajib dipersiapkan
oleh teradu.
7. Apabila Teradu tidak menghadiri pelaksanaan Sidang Pembuktian tanpa alasan yang jelas,
maka penyelenggara akan memfasiltasi kembali Sidang Pembuktian untuk kedua kalinya
dalam jangka waktu paling lama lima belas hari kerja sejak Sidang Pembuktian pertama
dibatalkan.
8. Jika untuk kedua kalinya Teradu tidak menghadiri Sidang, maka Teradu dianggap menerima
hasil penilaian awal yang dilakukan dalam penyidikan dan akan segera diproses lebih lanjut
dengan merekomendasikan untuk “diberhentikan dengan tidak hormat/ Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)” serta memasukkan teradu dalam Daftar Konsultan Tercela (Black
list).
d. Majelis meminta keterangan saksi-saksi dengan bukti-bukti atau fakta-fakta yang jelas, dari
pihak terdakwa dan pihak penyidik;
g. Jika Sidang memandang perlu untuk memperoleh klarifikasi atau keterangan tambahan,
sidang majelis dapat menskors dan dilanjutkan pada hari yang sama.
h. Setelah majelis mengambil keputusan sebagaimana yang telah diatur dalam bagian
Keputusan Majelis, maka seluruh isi keputusan dituangkan dalam Berita Acara Sidang
Pembuktian yang ditanda tangani oleh: (a) Ketua majelis beserta anggota Majelis Sidang
Hearng, (b) Penyidik, (c) Teradu, dan (d) Notulen.
i. Apabila Teradu menolak untuk menandatangani berita acara Sidang Pembuktian, maka harus
dimuat catatan khusus dalam berita acara Sidang Sidang Pembuktian;
j. Pembacaan berita acara Sidang di hadapan sidang dan dilanjutkan dengan penutupan sidang
oleh Ketua Majelis;
k. Apabila keputusan Sidang menyatakan bahwa Teradu terbukti melakukan pelanggaran kode
etik konsultan, maka sidang dilanjutkan dengan forum mediasi sanksi, dengan terlebih dahulu
sidang di skors selama 1 kali 60 menit.
1. Keputusan Sidang Pembuktian adalah bahwa Teradu terbukti atau tidak terbukti atas
pelanggaran kode etik konsultan;
5. Anggota Majelis yang kalah dalam pengambilan suara berhak membuat catatan keberatan
yang dilampirkan di dalam berkas perkara.
6. Jika dalam keputusan Sidang, sebagaimana tersebut pada ayat (4) di atas, teradu tidak
terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik, maka sidang harus membebaskan teradu dari
segala tuntutan dan aduan, serta merekomendasikan agar teradu diberikan hak-haknya
kembali untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Fasiltator atau Konsultan
PNPM Mandiri Perdesaan.
7. Jika dalam keputusan Sidang, sebagaimana tersebut pada ayat (4) di atas, teradu terbukti
dengan meyakinkan melakukan pelanggaran kode etik, maka Ketua Sidang melanjutkan
proses Sidang dengan memediasi pihak Teradu dengan pihak pemberi kerja untuk
menyepakati sanksi yang harus dipilih Teradu, dengan sebelumnya Sidang di skorsing
selama 1 kali 60 menit
Adapun sanksi yang harus dipilih yaitu:
a. Teradu secara sukarela mengundurkan diri sebagai Fasiltator/ Konsultan PNPM Mandiri
Perdesaan dan secara otomatis hubungan kerja berakhir, atau;
b. Pemberi Kerja melakukan eksekusi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara langsung
dengan menerbitkan Surat PHK 15 hari kerja setelah Sidang Pembuktian dilaksanakan
dan selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah Sidang Pembuktian dilaksanakan.
9. Jika dalam hal Teradu tidak bersedia memilih salah satu sanksi atau tidak terjadi kesepakatan
antara Teradu dengan pihak pemberi kerja, dan pemberi kerja karena ketentuan aturan yang
mengikat harus mengeluarkan sanksi PHK, Teradu dapat mengajukan permohonan sidang
Majelis Kode Etik paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah tanggal Sidang
Pembuktian.
10. Segala sikap yang dikemukakan oleh teradu menjadi hasil resmi Sidang dan akan dicatat
berita acara Sidang Pembuktian.
11. Proses dan hasil Sidang harus dicatat dan menjadi berkas Berita Acara Sidang Pembuktian.
Bagian Keenam
SIDANG KODE ETIK
Pasal 14
1. Sidang Kode Etik adalah forum fasilitator atau konsultan tertinggi yang akan mengadili
perkara pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggotanya (fasilitator/ Konsultan).
2. Sidang Kode Etik adalah hak terdakwa untuk mengupayakan penegakan keadilan hukum
atas pelanggaran kode etik yang dilakukannya
1. Sidang Kode Etik harus diajukan oleh pihak yang terbukti pada forum Sidang Pembuktian
melakukan pelanggaran Kode Etik yang selanjutnya disebut terdakwa, selambat-lambatnya
14 hari kerja setelah Sidang Pembuktian dilaksanakan atau sebelum terbitnya surat PHK
dari Pemberi Kerja.
2. Permohonan Sidang Kode Etik diajukan kepada Team Leader KM Nasional, selaku pimpinan
nasional jajaran Fasilitator dan Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan, dengan tembusan
kepada Konsultan Supervisor dan/ atau Pemimpin Sidang Pembuktian dan Pemberi Kerja
3. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan Sidang Kode Etik yang diajukan
oleh Teradu diterima oleh Team Leader KM Nasional, Team Leader KM Nasional
menetapkan dilaksanakannya Sidang Kode Etik melalui memorandum kepada Koordinator
Wilayah, dengan tembusan kepada Koordinator Wilayah dan Pemberi Kerja.
PARA PIHAK
Pasal 16
1. Para pihak yang harus dihadirkan dalam persidangan Kode Etik, yaitu:
a. Majelis, adalah hakim yang akan menilai perkara
b. Notulen
MAJELIS
Pasal 17
1. Majelis terdiri dari minimum 5 (lima) orang dan harus berjumlah gasal, berasal dari
perwakilan 5 (lima) tingkatan fasilitator/ konsultan, yaitu Fasilitator Kecamatan, Fasilitator
Kabupaten, Konsultan dari tingkat Provinsi, Konsultan dari tingkat Wilayah dan Konsultan
dari tingkat Nasional.
2. Anggota Majelis diusulkan oleh Koordinator Provinsi jika teradu adalah Fasilitator Kecamatan
atau Fasilitator Kabupaten, oleh Koordinator Wilayah jika teradu adalah konsultan provinsi,
oleh Team Leader KM Nasional dan Koordinator Provinsi jika teradu adalah Konsultan
Wilayah.
3. Majelis ditetapkan dengan Surat Penetapan, dan ditandatangani oleh Team Leader KM
Nasional.
4. Pengusulan dan Penetapan Anggota Majelis harus berdasarkan pada penilaian dan
keyakinan bahwa orang-orang tersebut mampu bersikap netral, independen,
ketidakberpihakan, ber-integritas terhadap program, pantas dan sopan, kesetaraan, cakap,
tidak memiliki konflik kepentingan, memiliki pemahaman yang baik terhadap kode etik dan
dapat diterima oleh terdakwa dan penduga.
5. Majelis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh semua anggota majelis.
6. Ketua Majelis berkewajiban untuk memimpin proses Sidang Majelis Kode Etik dan
bertanggungjawab atas lancarnya proses Sidang Majelis Kode Etik sehingga memiliki
kewenangan untuk bertindak tegas kepada pihak-pihak yang mengganggu jalannya Sidang
Kode Etik.
PERSIAPAN SIDANG
Pasal 18
1. Sidang Majelis Kode Etik dilakukan setelah salinan bukti-bukti pelanggaran kode etik diterima
dan dipelajari oleh anggota Majelis.
2. Setelah menerima dan mempelajari bukti-bukti pelanggaran kode etik yang dilakukan
terdakwa, Majelis Kode Etik, melalui memorandum yang ditandatangani Team Leader KM
Nasional meminta kepada konsultan provinsi untuk memfasiltasi pelaksanaan sidang Majelis
Kode Etik, selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah memorandum diterima.
3. Segala biaya yang timbul akibat penyelenggaraan sidang Kode Etik ditanggung oleh
terdakwa dengan besaran biaya tidak lebih dari lima ratus ribu rupiah.
4. Undangan Sidang Majelis Kode Etik dikirimkan oleh penyelenggara kepada Ketua dan
Anggota Majelis.
5. Lokasi Sidang Kode Etik diadakan setidaknya diupayakan di tempat dimana anggota majelis
yang berasal dari unsur Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten dapat mudah
menghadirinya.
b. Dalam hal khusus, Ketua Majelis membacakan catatan pengamatan dari pengamat jika
dalam pengataman yang tertuang dalam catatan tersebut terdapat suatu hal yang
menyebutkan bahwa pelaksanaan Sidang Pembuktian tidak berjalan baik serta tidak sesuai
dengan prinsip dan prosedur yang berlaku sehingga menyebabkan kerugian terhadap
terdakwa.
c. Ketua Majelis menyampaikan keberatan Terduga atas putusan sanksi dalam Sidang Sidang
Pembuktian dengan disertai alasan, bukti-bukti, atau fakta-fakta baru;
e. Sidang majelis dipimpin oleh Ketua Majelis mengambil keputusan berdasarkan musyawarah
mufakat atau suara terbanyak;
f. Setelah majelis mengambil keputusan sebagaimana yang telah diatur dalam bagian
Keputusan Majelis, maka seluruh isi keputusan dituangkan dalam Berita Acara Sidang
Majelis Kode Etik yang ditandatangani oleh: (a) seluruh anggota Majelis Sidang Kode Etik,
dan (b) Notulen;
g. Pembacaan berita acara Sidang Majelis Kode Etik di hadapan sidang dan dilanjutkan
dengan penutupan sidang oleh Ketua Majelis.
3. Majelis Kode Etik mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat atau suara terbanyak.
4. Dalam hal diambil keputusan melalui suara terbanyak, anggota Majelis yang kalah dalam
pengambilan suara berhak membuat catatan keberatan yang dilampirkan di dalam berkas
perkara.
5. Dalam hal khusus sebagaimana diatur dalam pasal 19 huruf (b), maka Majelis Kode Etik
mengambil keputusan tentang terbukti atau terbukti terdakwa melakukan pelanggaran Kode
Etik.
6. Jika dalam keputusan Majelis Kode Etik, sebagaimana tersebut pada ayat (5) di atas,
terdakwa tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik, maka sidang harus
membebaskan terdakwa dari segala tuntutan dan dakwaan, serta merekomendasikan agar
terdakwa diberikan hak-haknya kembali untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai Fasiltator atau Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan.
7. Jika dalam keputusan Majelis Kode Etik, sebagaimana tersebut pada ayat (5) di atas,
terdakwa terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik, maka sidang harus memutuskan
sanksi berdasarkan berat dan ringannya pelanggaran yang dilakukan Terdakwa dengan
menunjuk pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.
SANKSI-SANKSI
Pasal 21
1. Atas keputusan yang diambil, Majelis menyampaikan rekomendasi untuk sanksi yang adil
yang akan dijatuhkan terhadap terdakwa kepada pemberi kerja.
3. Dengan pertimbangan atas berat atau ringannya sifat pelanggaran Kode Etik PNPM Mandiri
Perdesaan, terdakwa dapat dikenakan sanksi:
a. Peringatan keras apabila terdakwa terbukti melanggar pasal :
4. Dalam hal terdakwa mendapatkan peringatan keras dan di kemudian hari kembali melakukan
pelanggaran kode etik, dan setelah dilakukan penyelidikan, investigasi dan klarifikasi terbukti
dengan meyakinkan bahwa teradu benar melakukan pelanggaran kode etik, maka kepada
yang bersangkutan harus dilakukan pemecatan dengan tidak hormat, tanpa ada hak untuk
mengajukan permohonan sidang Majelis Kode Etik.
Bagian Ketujuh
PENYAMPAIAN SALINAN KEPUTUSAN SIDANG MAJELIS KODE ETIK
Pasal 23
Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah keputusan diucapkan,
salinan keputusan Majelis Kode Etik harus disampaikan kepada:
a. Terdakwa;
b. Pemberi Kerja ;
c. Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan, baik provinsi maupun pusat
d. Pihak-pihak yang berkepentingan.
Bagian Kedelapan
PELAKSANAAN HASIL KEPUTUSAN SIDANG MAJELIS KODE ETIK
Pasal 24
2. Dalam hal terdakwa dikenakan sanksi PHK, selambat-lambatnya 15 hari setelah salinan
keputusan Majelis Kode Etik diterima, pemberi kerja harus menerbitkan Surat PHK kepada
yang bersangkutan.
BAB V
Pasal 25
PENUTUP
Kode Etik PNPM Mandiri Perdesaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, yaitu sejak tanggal.....
2009.
PENGUMUMAN PELELANGAN
Nomor : ……....................................
Kepada
Yth. Calon Supplier
Di –
Tempat
Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.
.................................... 2012
.......................... .....................
Penjelasan ini dimulai jam : …………… s/d …………….. yang difasilitasi oleh ………………… dan
dihadiri oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa dan Kader Teknik,
FK/FT, PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun hal-hal yang menjadi keputusan pada saat penjelasan administrasi dan teknis adalah
sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4
Sedangkan penjelasan/peninjauan lapangan dimulai jam : …………… s/d …………….. dan dihadiri
oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa dan Kader Teknik, FK/FT,
PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun hal-hal yang menjadi keputusan pada saat penjelasan administrasi dan teknis adalah
sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………………………………
7. ………………………………………………………………………………………………………
8.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Demikian berita acara ini dibuat dan disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
segala keputusan yang tertuang dalam berita acara ini sifatnya mengikat.
Kepala Desa Panitia Lelang
(......................... ) ( ....................... )
Wakil Peserta :
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… ………………………. ……………………………
2. ……………………… ………………………. ……………………………
3. ……………………… ………………………. ……………………………
4. ……………………… ………………………. ……………………………
5. ……………………… ………………………. ……………………………
Pemasukan penawaran dimulai jam : …………… dan ditutup pada jam : …………….. yang
difasilitasi oleh ………………… dan dihadiri oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD,
Kader Desa dan Kader Teknik, FK/FT, PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta
terlampir )
Sedangkan pembukaan penawaran dimulai jam : ………s/d …………. dan dihadiri oleh : Peserta
lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa dan Kader Teknik, FK/FT, PjOK, Tim 18 serta
masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun hal-hal yang menjadi keputusan pada saat pemasukan dan pembukaan penawaran
adalah sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………………………………
Demikian berita acara ini dibuat dan disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
segala keputusan yang tertuang dalam berita acara ini sifatnya mengikat.
( ) ( )
Wakil Peserta :
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… ………………………. ……………………………
2. ……………………… ………………………. ……………………………
3. ……………………… ………………………. ……………………………
4. ……………………… ………………………. ……………………………
5. ……………………… ………………………. ……………………………
6. ……………………… ………………………. ……………………………
Evaluasi/Verifikasi dokumen penawaran dimulai jam : …………… s/d ……………… yang difasilitasi
oleh ………………… dan dihadiri oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa
dan Kader Teknik, FK/FT, PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun uraian evaluasi/verifikasi dokumen penawaran meliputi :
Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, panitia berkesimpulan untuk mengusulkan dan menetapkan
pemenang lelang pengadaan bahan / material dan alat adalah sebagai berikut :
1. PEMENANG I ( PERTAMA ) :
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :
2. PEMENANG II ( KEDUA ) :
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :
Demikian berita acara ini dibuat dan disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
segala keputusan yang tertuang dalam berita acara ini sifatnya mengikat.
Kepala Desa Panitia Lelang
( ) ( )
Wakil Peserta :
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… ………………………. ……………………………
2. ……………………… ………………………. ……………………………
3. ……………………… ………………………. ……………………………
4. ……………………… ………………………. ……………………………
5. ……………………… ………………………. ……………………………
6. ……………………… ………………………. ……………………………
7. ……………………… ………………………. ……………………………
8. ……………………… ………………………. ……………………………
1. PEMENANG :
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :
2. CADANGAN I ;
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :
.
3. CADANGAN II :
Nama :
Alamat :
( )
BERITA ACARA
PELELANGAN PENGADAAN BAHAN/MATERIAL DAN ALAT
BERITA ACARA
PELELANGAN PENGADAAN BAHAN/MATERIAL DAN ALAT
Penaw
Nama/Jenis Penawaran Penawaran Penawaran aran
No. Volume Satuan
Supplie
Bahan/Material/Alat Supplier I Supplier II Supplier III r IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JUMLAH
Demikian berita acara ini dibuat sebagai catatan hasil penyelenggaraan acara penentuan
pemenang yang akan memasok bahan/alat.
Peserta Penawaran Panitia Lelang
1. ………………………… 7. ……………………………… 1 . ………………………………
2. ………………………… 8. ……………………………… 2 . ………………………………
3 . ………………………… 9 . ……………………………… 3 . ………………………………
4. ………………………… 10 . ………………………………
5 . ………………………… 11. ………………………………
....................................................... ( )
Kepada
Yth Panitia
Lelang Desa
..........................
Kecamatan Seko
Di –
Tempat
Tanggal :
Nama Supplier :
Alamat :
Tanda Tangan :
Contoh :
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN
..................,
………………….2013
Yang membuat,
Materai 6000
(
)
Contoh :
SURAT PERNYATAAN KEBENARAN DOKUMEN
.................,
………………….2013
Yang membuat,
Materai 6000
(
)
Posting Komentar
Laman
Beranda