Anda di halaman 1dari 1

Lainnya Buat Blog Masuk

PNPM_MPd
Minggu, 12 Januari 2014 Translate

Contoh Dokumen Lelang Pilih Bahasa

Diberdayakan oleh Terjemahan

Entri Populer

PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK


DESA
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
DESA 1. Latar Belakang Pembangunan
sarana prasarana perdesaan yang berbasis
pemberdayaan mas...
PANDUAN
Daftar Isi (DOKUMEN DESAIN& RAB)
PENANGANAN PELANGGARAN Daftar Isi ( DOKUMEN DESAIN & RAB)
....... Jalan Desa A. Rekapitulasi
KODE ETIK Anggaran Biaya Jalan Desa B. Re...
FASILITATOR DAN KONSULTAN
Contoh Dokumen Lelang
PNPM MANDIRI PERDESAAN PANDUAN PENANGANAN
PELANGGARAN KODE
ETIK FASILITATOR DAN
KONSULTAN PNPM
PEMBUKAAN MANDIRI PERDESAAN
PEMBUKAAN Bahwa sem...
Bahwa semestinya organisasi profesi memiliki Kode Etik yang membebankan kewajiban dan
PANDUAN PENANGANAN
sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada setiap anggotanya dalam menjalankan
PELANGGARAN KODE
profesinya. ETIK FASILITATOR DAN
KONSULTAN PNPM
Bahwa profesi Fasilitator/ Konsultan Pemberdayaan MANDIRI PERDESAAN
PANDUAN PENANGANAN
Masyarakat harus menjaga citra dan martabat kehormatan
PELANGGARAN KODE ETIK
profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik yang FASILITATOR DAN KONSULTAN PNPM
pelaksanaannya diawasi secara bersama-sama. MANDIRI PERDESAAN PEMBUKAAN
Bahwa seme...
Bahwa Kode Etik PNPM Mandiri Perdesaan adalah
PENJELASAN ALUR PELELANGAN
sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang Pengertian pelelangan dalam PNPM
menjamin dan melindungi namun membebankan MANDIRI PERDESAAN adalah pengadaan
kewajiban kepada setiap Fasilitator dan Konsultan untuk bahan/material, alat untuk mendapatkan
harga yang kompetitif d...
jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan
profesinya baik kepada masyarakat, pemberi kerja, dan terutama kepada dirinya sendiri.
Daftar Isian Kualifikasi
Peserta Lelang PNPM_MPd
SURAT PENAWARAN
BAB I

..............................
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 EVALUASI KINERJA FASILITATOR PNPM-
MPd
Yang dimaksud dengan: EVALUASI KINERJA FASILITATOR PNPM-
MPd Nama peserta P L : Jabatan : Periode
a. Kode etik adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi setiap Fasilitator dan
yang dievaluasi: ...
Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kode etik
juga merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat SEPULUH PROGRAM POKOK GERAKAN
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA oleh Wanita Indonesia
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-
1. PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. PANCASILA Membentuk manusia
Pancasila sebagai warga Negara Indonesia
b. Fasiltator PNPM Mandiri Perdesaan adalah orang yang menjalankan profesi sebagai yang sadar akan hak dan kewajiban t...
Pendamping masyarakat dalam menjalankan Program PNPM Mandiri Perdesaan dan
Gerakan Pemberdayaan Dan
berkedudukan di Kecamatan dan Kabupaten.
Kesejahteraan Keluarga ( PKK )
Gerakan Pemberdayaan Dan
c. Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan adalah orang yang menjalankan profesi dan fungsi Kesejahteraan Keluarga Pengertian :
manajemen kegiatan pemberdayaan masyarakat di PNPM Mandiri Perdesaan. 1. Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan ...

d. Sidang Pembuktian adalah forum penyampaian hasil penyelidikan dan sekaligus menjadi (tanpa judul)
forum mediasi atas dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Fasilitator google-site-verification:
atau Konsultan. googledeac790241e89f26.html

e. Sidang Majelis Kode Etik adalah suatu Forum sidang Fasilitator dan Konsultan tertinggi yang
diadakan untuk memberikan kesempatan kepada Fasilitator dan Konsultan yang didakwa Entri Populer
melakukan pelanggaran Kode Etik untuk mendapatkan keadilan hukum atas dakwaan
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
pelanggaran kode etik yang dilakukannya, guna menjamin hak dan kewajibanya dalam
DESA
menjunjung tinggi pelaksanaan Kode Etik PNPM Mandiri Perdesaan.
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
DESA 1. Latar Belakang Pembangunan
f. Teradu adalah fasilitator/konsultan yang berdasarkan bukti-bukti dianggap telah melakukan sarana prasarana perdesaan yang berbasis
pelanggaran kode etik dalam proses Sidang Pembuktian pemberdayaan mas...

Daftar Isi (DOKUMEN DESAIN& RAB)


g. Terdakwa adalah fasilitator/konsultan yang berdasarkan bukti-bukti telah dinyatakan Daftar Isi ( DOKUMEN DESAIN & RAB)
bersalah, tetapi fasilitator/konsultan tersebut mengajukan upaya pembelaan dalam forum ....... Jalan Desa A. Rekapitulasi
Majelis kode etik. Anggaran Biaya Jalan Desa B. Re...

Contoh Dokumen Lelang


h. Majelis Kode Etik adalah Fasilitator/Konsultan PNPM Mandiri perdesaan yang anggotanya
PANDUAN PENANGANAN
berasal dari perwakilan Fasilitator dan Konsultan dari tingkat Kecamatan hingga tingkat PELANGGARAN KODE
Nasional. ETIK FASILITATOR DAN
KONSULTAN PNPM
MANDIRI PERDESAAN
BAB II
PEMBUKAAN Bahwa sem...

KEPRIBADIAN FASILITATOR DAN KONSULTAN PANDUAN PENANGANAN


Pasal 2 PELANGGARAN KODE
ETIK FASILITATOR DAN
KONSULTAN PNPM
Fasilitator dan Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan adalah warga negara Indonesia yang MANDIRI PERDESAAN
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang bersikap jujur dengan dilandasi moral yang tinggi, PANDUAN PENANGANAN
luhur dan mulia, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya menjunjung tinggi Kode Etik. PELANGGARAN KODE ETIK
FASILITATOR DAN KONSULTAN PNPM
MANDIRI PERDESAAN PEMBUKAAN
Pasal 3 Bahwa seme...

Dalam mendukung terlaksanyanya tugas dan tanggung jawabnya menjunjung tinggi Kode Etik, PENJELASAN ALUR PELELANGAN
Fasilitator dan Konsultan dilarang: Pengertian pelelangan dalam PNPM
MANDIRI PERDESAAN adalah pengadaan
bahan/material, alat untuk mendapatkan
1. Mengikuti pencalonan dalam Pemilihan Umum, pencalonan Kepala daerah dalam Pemilihan harga yang kompetitif d...
Kepala Daerah, serta menduduki jabatan publik termasuk dalam kepengurusan partai
Daftar Isian Kualifikasi
Peserta Lelang PNPM_MPd
2. Menggunakan jabatan sebagai Fasilitator dan Konsultan untuk kepentingan pemilihan umum
SURAT PENAWARAN
dan pemilihan Kepala Daerah.

3. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi, melakukan kompromi, memberi saran, atau ..............................
melakukan tindakan apapun yang merugikan masyarakat.
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PNPM-
MPd
4. Menerima apapun dari pihak manapun dengan tujuan: EVALUASI KINERJA FASILITATOR PNPM-
a. Meloloskan proses seleksi desa dan penetapan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan MPd Nama peserta P L : Jabatan : Periode
b. Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi dan spesifikasi kegiatan PNPM Mandiri yang dievaluasi: ...
Perdesaan dalam proses perencanaan ;
SEPULUH PROGRAM POKOK GERAKAN
c. Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda terima kasih, atau apapun namanya dalam PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
kaintannya dengan profesi sebagai fasilitator KELUARGA oleh Wanita Indonesia
1. PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
5. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau berfungsi PANCASILA Membentuk manusia
Pancasila sebagai warga Negara Indonesia
sebagai perantara
yang sadar akan hak dan kewajiban t...

6. Bertindak sebagai juru bayar atau merekayasa pembayaran atau admnistrai atas nama UPK, Gerakan Pemberdayaan Dan
Tim Pengelola Kegiatan, atau kelompok Masyarakat, Kesejahteraan Keluarga ( PKK )
Gerakan Pemberdayaan Dan
Kesejahteraan Keluarga Pengertian :
7. Membantu atau menyalahgunakan dana PNPM untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau 1. Gerakan Pemberdayaan dan
kelompok. Kesejahteraan ...

8. Meminjam dana PNPM dengan alasan apapun, baik atas nama pribadi, keluarga, atau (tanpa judul)
kelompok. google-site-verification:
googledeac790241e89f26.html

9. Memalsukan arsip, tanda tangan, atau lapran yang merugikan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Arsip Blog

10. Dengan sengaja mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. ▼ 2014 (16)
▼ Januari (16)
11. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi proses google-site-verification:
penyimpangan yang terjadi. googledeac790241e89f26.h...
SEPULUH PROGRAM POKOK
GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN
KES...
Wayang Kulit pun Kawin (+ daftar putar)
BAB III Wayang Kulit pun Kawin (+ daftar putar)
Daftar Isi (DOKUMEN DESAIN& RAB)
PELAKSANAAN KODE ETIK
Pasal 4 PANDUAN PENANGANAN
PELANGGARAN KODE ETIK
FASILI...
1. Setiap Fasiltator dan Konsultan wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik PNPM Mandiri
Contoh Dokumen Lelang
Perdesaan ini.
<!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<!-- End: h...
2. Pelanggaran terhadap pelaksanaan Kode Etik oleh Fasiltator dan Konsultan akan dikenakan
sanksi/ hukuman. Daftar Isian Kualifikasi Peserta Lelang
PNPM_MPd
PENJELASAN ALUR PELELANGAN
BAB IV Gerakan Pemberdayaan Dan
Kesejahteraan Keluarga ( ...
PELANGGARAN KODE ETIK Jokowi Cium Megawati (+ daftar putar)
PANDUAN PELATIHAN KADER TEKNIK
Bagian Pertama
DESA
KETENTUAN UMUM
EVALUASI KINERJA FASILITATOR
Pasal 5
PNPM-MPd

1. Pengaduan atas Pelanggaran Kode Etik harus cepat ditindaklanjuti oleh Fasilitator/ Konsultan PANDUAN Rekam Jejak Fasilitator
Kecamatan (Raport...
Supervisor teradu.
Panduan Jembatan
2. Pemeriksaan suatu pengaduan dilakukan dengan cara pengumpulan bukti-bukti dan fakta-
fakta otentik yang dapat dipertanggungjawabakan kebenarannya.
Mengenai Saya
3. Bukti-bukti dimaksud pada ayat 2 akan menjadi bahan pembuktian pada pelaksanaan Sidang
Haltin Singkang
dan Sidang Majelis Kode Etik.
Ikuti 72

4. Penanganan pelanggaran Kode Etik harus berpedoman pada prinsip-prinsip umum di bawah Lihat profil lengkapku
ini:
a. Rahasia
Penyelidikan atas pengaduan atau temuan pelanggaran Kode Etik sedapat mungkin
dilakukan secara rahasia agar tidak menimbulkan kegaduhan yang menyebabkan
penghilangan bukti dan juga terganggunya pelaksanaan program di lapangan.

b. Praktis
Penanganan sejauh mungkin dilakukan secara efektif dan efisien dengan
mempertimbangkan faktor–faktor seperti: biaya, waktu, tempat, fakta/bukti pendukung
serta pihak–pihak yang terlibat.

c. Obyektif dan Faktual


Proses penanganan tidak boleh memihak kepada salah satu pihak namun harus mengacu
pada fakta/ bukti/ data yang ada.

d. Akuntabel
Seluruh tahapan proses dan hasil penanganan harus dapat dipertanggungjawabkan.

e. Proporsional
Seluruh tahapan pelaksanaan penanganan dilakukan secara proporsional dan bukti-bukti
yang ada

f. Mengikat
Seluruh keputusan baik di tingkat Sidang Pembuktian maupun di tingkat sidang Majelis
Kode Etik mengikat para pihak untuk dilaksanakan.

Bagian Kedua
PENGADUAN
Pasal 6

Pengaduan dapat diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa dirugikan,
yaitu:
a. Masyarakat pemanfaat program
b. Teman sejawat.
c. Pejabat Pemerintah.
d. Masyarakat Umum

Bagian Ketiga
JENJANG PENANGANAN
Pasal 7

1. Penanganan terhadap Fasilitator Kecamatan dan Fasiltator Kabupaten sebagai teradu yang
dianggap melanggar Kode Etik dilakukan oleh Koordinator Provinsi dimana teradu menjadi
Fasiltator.

2. Penanganan terhadap Konsultan Provinsi sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik
dilakukan oleh konsultan di tingkat Manajemen Wilayah dimana teradu menjadi Konsultan dan
dibantu oleh Konsultan dari tingkat Manajemen Nasional.

3. Penanganan terhadap Konsultan Wilayah sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik
dilakukan oleh Team Leader Konsultan Manajemen Nasional yang berkedudukan di Jakarta.

Bagian Keempat
INVESTIGASI DAN KLARIFIKASI
Pasal 8

1. KM Provinsi melakukan tindak lanjut atas laporan/pengaduan/temuan di lapangan yang


berindikasi tindakan pelanggaran kode etik oleh Fasilitator Kecamatan atau Fasilitator
Kabupaten dengan melakukan penyelidikan, investigasi, klarifikasi dan pengumpulan data
yang menunjukkan fakta pelanggaran kode etik tersebut.

2. Koordinator Wilayah dibantu KM Nasional melakukan tindak lanjut atas


laporan/pengaduan/temuan di lapangan yang berindikasi tindakan pelanggaran kode etik
oleh Konsultan di provinsi dengan melakukan penyelidikan, investigasi, klarifikasi dan
pengumpulan data yang menunjukkan fakta pelanggaran kode etik tersebut.

3. KM Nasional melakukan tindak lanjut atas laporan/pengaduan/temuan di lapangan yang


berindikasi tindakan pelanggaran kode etik oleh Konsultan Wilayah dengan melakukan
penyelidikan, investigasi klarifikasi dan pengumpulan data yang menunjukkan fakta
pelanggaran kode etik tersebut.

4. Hasil penyelidikan, investigasi dan klarifikasi yang menunjukan adanya fakta pelanggaran
kode etik menjadi landasan Koordinator Provinsi untuk menyampaikan memorandum kepada
Fasilitator Kecamatan atau Fasiltator Kabupaten selaku teradu, yang berisi:
a. Undangan untuk melakukan proses Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan lokasinya
dengan dilampiri Berita Acara Hasil Investigasi yang sudah ditandatangani oleh
Koordinator Provinsi.
b. Perintah untuk tidak melakukan kewenangan administrasi seperti: menandatangani
pencairan dana dan lain-lain serta mengalihkan kewenangan tersebut kepada Fasilitator
yang ditunjuk oleh KM Provinsi dalam memorandum.

5. Hasil penyelidikan, investigasi, klarifikasi yang menunjukan adanya fakta pelanggaran Kode
Etik menjadi landasan Koordinator Wilayah untuk menyampaikan memorandum kepada
konsultan di Provinsi selaku teradu, yang berisi:
a. Undangan untuk melakukan proses Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan lokasinya
dengan dilampiri Berita Acara Hasil Investigasi yang sudah ditandatangani oleh
Koordinaoter Wilayah.
b. Perintah untuk tidak melakukan Perjalanan Dinas dan/atau bimbingan manajemen.

6. Hasil penyelidikan, investigasi, dan klarifikasi yang menunjukan adanya fakta pelanggaran
kode etik menjadi landasan Team Leader KM Nasional untuk menyampaikan memorandum
kepada konsultan di Wilayah selaku teradu, yang berisi:
a. Undangan untuk melakukan proses Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan lokasinya
dengan dilampiri Berita Acara Hasil Investigasi yang sudah ditandatangani oleh Team
Leader KM Nasional.
b. Perintah untuk tidak melakukan Perjalanan Dinas dan/atau bimbingan manajemen.

7. Jika hasil penyelidikan, investigasi, dan klarifikasi tidak menunjukan adanya fakta
pelanggaran kode etik, maka kasus harus ditutup.

Bagian Kelima
SIDANG PEMBUKTIAN
Pasal 9

1. Sidang Pembuktian yang dimaksud pada pasal ini adalah proses persidangan penyelesaian
masalah kode etik di PNPM Mandiri Perdesaan tingkat pertama.

2. Sidang Pembuktian adalah forum persidangan pemeriksaan perkara pelanggaran Kode Etik
yang diduga dilakukan teradu berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan penyidik,
sekaligus menjadi forum mediasi sanksi apabila teradu terbukti melakukan pelanggaran
Kode Etik.

3. Sidang Pembuktian tidak boleh dilakukan apabila tidak ada cukup bukti pelanggaran yang
dilakukan teradu.

4. Pelaksanaan Sidang Pembuktian dilakukan di tempat yang netral dengan


mempertimbangkan biaya serta tempat kedudukan para pihak

PARA PIHAK
Pasal 10

Para pihak dalam Sidang Pembuktian yang diundang dan harus hadir :
1. Majelis Sidang Sidang Pembuktian, adalah pihak-pihak yang akan menilai perkara, sebagai
berikut :
a. Apabila teradu adalah Konsultan pada tingkat Wilayah, maka anggota Majelis Sidang
Sidang Pembuktian sebagai berikut :
1. Deputy Bidang Pengendalian KM Nasional atau yang mewakili;
2. Satker Pusat PNPM Mandiri Perdesaan;
3. Direktur Perusahaan atau yang mewakili dimana Teradu terikat kontrak.

b. Apabila teradu adalah Konsultan pada Tingkat Provinsi, maka anggota Majelis Sidang
Sidang Pembuktian sebagai berikut :
1. Koordinator Wilayah atau yang mewakili;
2. Satker Pusat PNPM Mandiri Perdesaan;
3. Direktur Perusahaan atau yang mewakili dimana Teradu terikat kontrak.

c. Apabila teradu adalah Fasilitator Kabupaten atau Fasilitator Kecamatan, maka anggota
Majelis Sidang Sidang Pembuktian sebagai berikut :
1. KM Prov atau yang mewakili;
2. Satker Provinsi PNPM Mandiri Perdesaan;
3. Koordinator Wilayah atau yang mewakili.

2. Teradu, adalah Fasilitator atau Konsultan berdasarkan bukti-bukti yang ada diadukan telah
melakukan pelanggaran Kode Etik

3. Penyidik, adalah konsultan atau pihak lain yang menindaklanjuti dan menyelidiki adanya
dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan teradu;

4. Saksi-saksi, yang terdiri atas:


- Saksi yang relevan dengan perkara yang dibahas yang akan meringankan teradu.
- Saksi-saksi lain yang mengetahui duduk perkara yang terjadi dan telah dimintai
keterangannya pada proses penyelidikan.

5. Pengamat, yaitu Team Leader KM Nasional atau yang mewakili yang akan mengamati dan
mencatat jalannya proses Sidang Pembuktian.

6. Notulen, adalah pihak yang ditunjuk oleh KM Provinsi yang bertugas mencatat proses jalannya
Sidang Pembuktian dan membantu Majelis dalam membuat Berita Acara, tetapi yang
bersangkutan tidak memiliki hak berpendapat.

7. Jika dianggap perlu dan atas permintaan pihak yang terlibat dalam proses Sidang Pembuktian,
KM Nasional dapat terlibat sebagai anggota majelis dalam proses Sidang Pembuktian yang
menjadi wewenang pihak lain.

PERSIAPAN SIDANG
Pasal 11

1. Sesuai dengan tingkatan dimana teradu bertugas, maka pihak yang mempunyai kewajiban
sebagaimana pasal (8) ayat (4,5, dan 6) menyampaikan pemberitahuan dan undangan
kepada para pihak tentang pelaksananaan sidang Sidang Pembuktian termasuk jadwal dan
lokasinya serta dilampiri dengan berita acara hasil investigasi.

2. Sidang Pembuktian dilakukan setelah salinan bukti-bukti pelanggaran kode etik diterima dan
dipelajari oleh anggota Majelis.

3. Udangan untuk Sidang Pembuktian dikirimkan oleh penyelenggara kepada Teradu, Anggota
Majelis, penyidik, saksi-saksi dan pihak-pihak yang berkepentingan dan diperlukan dalam
sidang ini.

5. Lokasi Sidang diadakan di tempat yang netral dengan mempertimbangkan biaya serta
tempat kedudukan para pihak.

6. Materi sidang berupa kronologis peristiwa terkait adanya pelanggaran kode etik dengan bukti-
bukti, fakta-fakta, data pendukung berdasarkan temuan dan keterangan saksi-saksi, yang
menjadi kewajiban Penyidik untuk mempersiapkan, sedang sanggahan dengan bukti-bukti/
fakta-fakta/ data pendukung tentang tidak adanya pelanggaran kode etik wajib dipersiapkan
oleh teradu.

7. Apabila Teradu tidak menghadiri pelaksanaan Sidang Pembuktian tanpa alasan yang jelas,
maka penyelenggara akan memfasiltasi kembali Sidang Pembuktian untuk kedua kalinya
dalam jangka waktu paling lama lima belas hari kerja sejak Sidang Pembuktian pertama
dibatalkan.

8. Jika untuk kedua kalinya Teradu tidak menghadiri Sidang, maka Teradu dianggap menerima
hasil penilaian awal yang dilakukan dalam penyidikan dan akan segera diproses lebih lanjut
dengan merekomendasikan untuk “diberhentikan dengan tidak hormat/ Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)” serta memasukkan teradu dalam Daftar Konsultan Tercela (Black
list).

TEKNIS ACARA SIDANG PEMBUKTIAN


Pasal 12

Tehnis Sidang Pembuktian dilakukan berdasarakan urut-urutan sebagai berikut:


a. Ketua Sidang memimpin dan membuka pelaksanaan Sidang serta memaparkan tujuan dari
diselenggarakannya Sidang ini termasuk hasil (berita acara) Investigasi sebelumnya;

b. Selanjutnya Ketua Sidang memberikan kesempatan kepada Penyidik menyampaikan laporan


temuan dan fakta adanya pelanggaran kode etik dan memaparkan bukti/fakta, berdasarkan
hasil pemeriksaan dan investigasi secara kronologis, dan hasil klarifikasi;

c. Selanjutnya Ketua Sidang memberikan kesempatan kepada Teradu untuk menyampaikan


pembelaan diri;

d. Majelis meminta keterangan saksi-saksi dengan bukti-bukti atau fakta-fakta yang jelas, dari
pihak terdakwa dan pihak penyidik;

e. Majelis memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya 2 kali 60 menit kepada anggota majelis


untuk mengajukan pertanyaan dan memperoleh klarifikasi atas perkara yang sedang
disidangkan;

f. Ketua Majelis memberikan kesempatan kepada anggota majelis untuk mengambil


kesepakatan dan/atau musyawarah untuk menentukan keputusan akhir sidang majelis kode
etik;

g. Jika Sidang memandang perlu untuk memperoleh klarifikasi atau keterangan tambahan,
sidang majelis dapat menskors dan dilanjutkan pada hari yang sama.

h. Setelah majelis mengambil keputusan sebagaimana yang telah diatur dalam bagian
Keputusan Majelis, maka seluruh isi keputusan dituangkan dalam Berita Acara Sidang
Pembuktian yang ditanda tangani oleh: (a) Ketua majelis beserta anggota Majelis Sidang
Hearng, (b) Penyidik, (c) Teradu, dan (d) Notulen.

i. Apabila Teradu menolak untuk menandatangani berita acara Sidang Pembuktian, maka harus
dimuat catatan khusus dalam berita acara Sidang Sidang Pembuktian;

j. Pembacaan berita acara Sidang di hadapan sidang dan dilanjutkan dengan penutupan sidang
oleh Ketua Majelis;

k. Apabila keputusan Sidang menyatakan bahwa Teradu terbukti melakukan pelanggaran kode
etik konsultan, maka sidang dilanjutkan dengan forum mediasi sanksi, dengan terlebih dahulu
sidang di skors selama 1 kali 60 menit.

CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pasal 13

1. Keputusan Sidang Pembuktian adalah bahwa Teradu terbukti atau tidak terbukti atas
pelanggaran kode etik konsultan;

2. Setelah memeriksa dan mempertimbangkan pembelaan terdakwa, surat-surat bukti dan


keterangan saksi-saksi maka Majelis Sidang Pembuktian mengambil Keputusan tentang
terbukti tidaknya atas tindakan pelanggaran kode etik yang dilakukan Teradu.

3. Keputusan harus memuat pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasarnya dan


menunjuk pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.

4. Majelis Sidang Pembuktian mengambil keputusan dengan suara terbanyak.

5. Anggota Majelis yang kalah dalam pengambilan suara berhak membuat catatan keberatan
yang dilampirkan di dalam berkas perkara.

6. Jika dalam keputusan Sidang, sebagaimana tersebut pada ayat (4) di atas, teradu tidak
terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik, maka sidang harus membebaskan teradu dari
segala tuntutan dan aduan, serta merekomendasikan agar teradu diberikan hak-haknya
kembali untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Fasiltator atau Konsultan
PNPM Mandiri Perdesaan.

7. Jika dalam keputusan Sidang, sebagaimana tersebut pada ayat (4) di atas, teradu terbukti
dengan meyakinkan melakukan pelanggaran kode etik, maka Ketua Sidang melanjutkan
proses Sidang dengan memediasi pihak Teradu dengan pihak pemberi kerja untuk
menyepakati sanksi yang harus dipilih Teradu, dengan sebelumnya Sidang di skorsing
selama 1 kali 60 menit
Adapun sanksi yang harus dipilih yaitu:
a. Teradu secara sukarela mengundurkan diri sebagai Fasiltator/ Konsultan PNPM Mandiri
Perdesaan dan secara otomatis hubungan kerja berakhir, atau;

b. Pemberi Kerja melakukan eksekusi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara langsung
dengan menerbitkan Surat PHK 15 hari kerja setelah Sidang Pembuktian dilaksanakan
dan selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah Sidang Pembuktian dilaksanakan.

9. Jika dalam hal Teradu tidak bersedia memilih salah satu sanksi atau tidak terjadi kesepakatan
antara Teradu dengan pihak pemberi kerja, dan pemberi kerja karena ketentuan aturan yang
mengikat harus mengeluarkan sanksi PHK, Teradu dapat mengajukan permohonan sidang
Majelis Kode Etik paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah tanggal Sidang
Pembuktian.

10. Segala sikap yang dikemukakan oleh teradu menjadi hasil resmi Sidang dan akan dicatat
berita acara Sidang Pembuktian.

11. Proses dan hasil Sidang harus dicatat dan menjadi berkas Berita Acara Sidang Pembuktian.

Bagian Keenam
SIDANG KODE ETIK
Pasal 14

1. Sidang Kode Etik adalah forum fasilitator atau konsultan tertinggi yang akan mengadili
perkara pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggotanya (fasilitator/ Konsultan).

2. Sidang Kode Etik adalah hak terdakwa untuk mengupayakan penegakan keadilan hukum
atas pelanggaran kode etik yang dilakukannya

SYARAT PENGAJUAN SIDANG KODE ETIK


Pasal 15

1. Sidang Kode Etik harus diajukan oleh pihak yang terbukti pada forum Sidang Pembuktian
melakukan pelanggaran Kode Etik yang selanjutnya disebut terdakwa, selambat-lambatnya
14 hari kerja setelah Sidang Pembuktian dilaksanakan atau sebelum terbitnya surat PHK
dari Pemberi Kerja.

2. Permohonan Sidang Kode Etik diajukan kepada Team Leader KM Nasional, selaku pimpinan
nasional jajaran Fasilitator dan Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan, dengan tembusan
kepada Konsultan Supervisor dan/ atau Pemimpin Sidang Pembuktian dan Pemberi Kerja

3. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan Sidang Kode Etik yang diajukan
oleh Teradu diterima oleh Team Leader KM Nasional, Team Leader KM Nasional
menetapkan dilaksanakannya Sidang Kode Etik melalui memorandum kepada Koordinator
Wilayah, dengan tembusan kepada Koordinator Wilayah dan Pemberi Kerja.

PARA PIHAK
Pasal 16

1. Para pihak yang harus dihadirkan dalam persidangan Kode Etik, yaitu:
a. Majelis, adalah hakim yang akan menilai perkara
b. Notulen

MAJELIS
Pasal 17

1. Majelis terdiri dari minimum 5 (lima) orang dan harus berjumlah gasal, berasal dari
perwakilan 5 (lima) tingkatan fasilitator/ konsultan, yaitu Fasilitator Kecamatan, Fasilitator
Kabupaten, Konsultan dari tingkat Provinsi, Konsultan dari tingkat Wilayah dan Konsultan
dari tingkat Nasional.

2. Anggota Majelis diusulkan oleh Koordinator Provinsi jika teradu adalah Fasilitator Kecamatan
atau Fasilitator Kabupaten, oleh Koordinator Wilayah jika teradu adalah konsultan provinsi,
oleh Team Leader KM Nasional dan Koordinator Provinsi jika teradu adalah Konsultan
Wilayah.

3. Majelis ditetapkan dengan Surat Penetapan, dan ditandatangani oleh Team Leader KM
Nasional.

4. Pengusulan dan Penetapan Anggota Majelis harus berdasarkan pada penilaian dan
keyakinan bahwa orang-orang tersebut mampu bersikap netral, independen,
ketidakberpihakan, ber-integritas terhadap program, pantas dan sopan, kesetaraan, cakap,
tidak memiliki konflik kepentingan, memiliki pemahaman yang baik terhadap kode etik dan
dapat diterima oleh terdakwa dan penduga.

5. Majelis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh semua anggota majelis.

6. Ketua Majelis berkewajiban untuk memimpin proses Sidang Majelis Kode Etik dan
bertanggungjawab atas lancarnya proses Sidang Majelis Kode Etik sehingga memiliki
kewenangan untuk bertindak tegas kepada pihak-pihak yang mengganggu jalannya Sidang
Kode Etik.

PERSIAPAN SIDANG
Pasal 18

1. Sidang Majelis Kode Etik dilakukan setelah salinan bukti-bukti pelanggaran kode etik diterima
dan dipelajari oleh anggota Majelis.

2. Setelah menerima dan mempelajari bukti-bukti pelanggaran kode etik yang dilakukan
terdakwa, Majelis Kode Etik, melalui memorandum yang ditandatangani Team Leader KM
Nasional meminta kepada konsultan provinsi untuk memfasiltasi pelaksanaan sidang Majelis
Kode Etik, selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah memorandum diterima.

3. Segala biaya yang timbul akibat penyelenggaraan sidang Kode Etik ditanggung oleh
terdakwa dengan besaran biaya tidak lebih dari lima ratus ribu rupiah.

4. Undangan Sidang Majelis Kode Etik dikirimkan oleh penyelenggara kepada Ketua dan
Anggota Majelis.

5. Lokasi Sidang Kode Etik diadakan setidaknya diupayakan di tempat dimana anggota majelis
yang berasal dari unsur Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten dapat mudah
menghadirinya.

TEKNIS ACARA SIDANG


Pasal 19

Tehnis Sidang dilakukan berdasarakan urut-urutan sebagai berikut:


a. Ketua Majelis memimpin dan membuka Sidang Kode Etik serta memaparkan tujuan dari
diselenggarakannya Sidang Kode Etik ini termasuk hasil (berita acara) Sidang Pembuktian
sebelumnya dan juga catatan pengamatan oleh Pengamat;

b. Dalam hal khusus, Ketua Majelis membacakan catatan pengamatan dari pengamat jika
dalam pengataman yang tertuang dalam catatan tersebut terdapat suatu hal yang
menyebutkan bahwa pelaksanaan Sidang Pembuktian tidak berjalan baik serta tidak sesuai
dengan prinsip dan prosedur yang berlaku sehingga menyebabkan kerugian terhadap
terdakwa.

c. Ketua Majelis menyampaikan keberatan Terduga atas putusan sanksi dalam Sidang Sidang
Pembuktian dengan disertai alasan, bukti-bukti, atau fakta-fakta baru;

d. Ketua Majelis mempersilahkan kepada masing-masing anggota majelis untuk


menyampaikan pandangan atas perkara yang sedang dibahas;

e. Sidang majelis dipimpin oleh Ketua Majelis mengambil keputusan berdasarkan musyawarah
mufakat atau suara terbanyak;

f. Setelah majelis mengambil keputusan sebagaimana yang telah diatur dalam bagian
Keputusan Majelis, maka seluruh isi keputusan dituangkan dalam Berita Acara Sidang
Majelis Kode Etik yang ditandatangani oleh: (a) seluruh anggota Majelis Sidang Kode Etik,
dan (b) Notulen;

g. Pembacaan berita acara Sidang Majelis Kode Etik di hadapan sidang dan dilanjutkan
dengan penutupan sidang oleh Ketua Majelis.

CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pasal 20

1. Setelah memeriksa berkas-berkas perkara dan bersidang mempertimbangkan bukti-bukti dan


fakta-fakta tertulis, maka Majelis Kode Etik mengambil Keputusan tentang berat-ringannya
kesalahan terdakwa.

2. Keputusan harus memuat pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasarnya dan


menunjuk pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.

3. Majelis Kode Etik mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat atau suara terbanyak.

4. Dalam hal diambil keputusan melalui suara terbanyak, anggota Majelis yang kalah dalam
pengambilan suara berhak membuat catatan keberatan yang dilampirkan di dalam berkas
perkara.

5. Dalam hal khusus sebagaimana diatur dalam pasal 19 huruf (b), maka Majelis Kode Etik
mengambil keputusan tentang terbukti atau terbukti terdakwa melakukan pelanggaran Kode
Etik.

6. Jika dalam keputusan Majelis Kode Etik, sebagaimana tersebut pada ayat (5) di atas,
terdakwa tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik, maka sidang harus
membebaskan terdakwa dari segala tuntutan dan dakwaan, serta merekomendasikan agar
terdakwa diberikan hak-haknya kembali untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai Fasiltator atau Konsultan PNPM Mandiri Perdesaan.

7. Jika dalam keputusan Majelis Kode Etik, sebagaimana tersebut pada ayat (5) di atas,
terdakwa terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik, maka sidang harus memutuskan
sanksi berdasarkan berat dan ringannya pelanggaran yang dilakukan Terdakwa dengan
menunjuk pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.

8. Keputusan ditandatangani oleh Ketua dan semua Anggota Majelis.

SANKSI-SANKSI
Pasal 21

1. Atas keputusan yang diambil, Majelis menyampaikan rekomendasi untuk sanksi yang adil
yang akan dijatuhkan terhadap terdakwa kepada pemberi kerja.

2. Rekomendasi sanksi yang diberikan dalam keputusan dapat berupa:


a. Peringatan keras dengan hukuman percobaan
b. Pemutusan Hubungan Kerja

3. Dengan pertimbangan atas berat atau ringannya sifat pelanggaran Kode Etik PNPM Mandiri
Perdesaan, terdakwa dapat dikenakan sanksi:
a. Peringatan keras apabila terdakwa terbukti melanggar pasal :

(i) pasal 3 ayat 2, dengan pembuktian pelanggaran ringan


(ii) pasal 3 ayat 3, dengan pembuktian pelanggaran ringan
(iii) pasal 3 ayat 6, dengan pembuktian pelanggaran ringan
(iv) pasal 3 ayat 8, dengan pembuktian pelanggaran ringan;
(v) pasal 3 ayat 9, dengan pembuktian pelanggaran ringan
(vi) pasal 3 ayat 10, dengan pembuktian pelanggaran ringan
(vii) pasal 3 ayat 11, dengan pembuktian pelanggaran ringan

b. Pemutusan Hubungan Kerja apabila terdakwa terbukti melanggar pasal:

(i) Pasal 3 ayat 1


(ii) pasal 3 ayat 2, dengan pembuktian pelanggaran berat
(iii) pasal 3 ayat 3, dengan pembuktian pelanggaran berat
(iv) pasal 3 ayat 4
(v) pasal 3 ayat 5
(vi) pasal 3 ayat 6, dengan pembuktian pelanggaran berat
(vii) pasal 3 ayat 7
(viii) Pasal 3 ayat 8, dengan pembuktian pelanggaran berat
(ix) Pasal 3 ayat 9, dengan pembuktian pelanggaran berat
(x) Pasal 3 ayat 10, dengan pembuktian pelanggaran berat
(xi) Pasal 3 ayat 11, dengan pembuktian pelanggaran berat.

4. Dalam hal terdakwa mendapatkan peringatan keras dan di kemudian hari kembali melakukan
pelanggaran kode etik, dan setelah dilakukan penyelidikan, investigasi dan klarifikasi terbukti
dengan meyakinkan bahwa teradu benar melakukan pelanggaran kode etik, maka kepada
yang bersangkutan harus dilakukan pemecatan dengan tidak hormat, tanpa ada hak untuk
mengajukan permohonan sidang Majelis Kode Etik.

ALAT DAN KELENGKAPAN SIDANG


Pasal 22

1. Alat untuk melakukan Sidang Kode Etik , meliputi:


a. Permohonan Pengajuan Sidang Majelis Kode Etik, termasuk alasan terdakwa mengapa
perlu diadakan Sidang Majelis Kode Etik.
b. Laporan dan/atau surat pengaduan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan
teradakwa
c. Laporan hasil penyelidikan yang mengindikasikan bahwa benar terjadi kasus
pelanggaran Kode Etik yang dilakukan terdakwa
d. Bukti-bukti yang diajukan Penuntut
e. Bukti-bukti yang diajukan Terdakwa
f. Berita Acara Sidang Pembuktian
g. Laporan Pengamatan Forum Sidang Pembuktian

2. Kelengkapan sidang, meliputi:


a. Para Pihak yang terlibat, yakni:
- Ketua dan Anggota Majelis.
- Notulen
b. Ruang rapat, termasuk di dalamnya meja dan kursi
c. Alat tulis
d. Proyektor/ LCD, jika dibutuhkan

Bagian Ketujuh
PENYAMPAIAN SALINAN KEPUTUSAN SIDANG MAJELIS KODE ETIK
Pasal 23

Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah keputusan diucapkan,
salinan keputusan Majelis Kode Etik harus disampaikan kepada:
a. Terdakwa;
b. Pemberi Kerja ;
c. Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan, baik provinsi maupun pusat
d. Pihak-pihak yang berkepentingan.

Bagian Kedelapan
PELAKSANAAN HASIL KEPUTUSAN SIDANG MAJELIS KODE ETIK
Pasal 24

1. Rekomendasi Majelis Kode Etik adalah final dan mengikat

2. Dalam hal terdakwa dikenakan sanksi PHK, selambat-lambatnya 15 hari setelah salinan
keputusan Majelis Kode Etik diterima, pemberi kerja harus menerbitkan Surat PHK kepada
yang bersangkutan.

BAB V

Pasal 25
PENUTUP

Kode Etik PNPM Mandiri Perdesaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, yaitu sejak tanggal.....
2009.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN


( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KECAMATAN SEKO DESA................................. KAB.LUWU UTARA PROP SUL-SEL T.A. 2013

PENGUMUMAN PELELANGAN
Nomor : ……....................................

Disampaikan kepada masyarakat luas, suplayer, toko, bahwa di desa


...........................Kecamatan SEKO akan dilaksanakan pengadaan bahan/material terdiri dari :
1.BAHAN/MATERIAL LELANG UMUM TERDIRI DARI :

2.BAHAN/MATERIAL LELANG TOKO TERDIRI DARI :

Adapun Persyaratan-persyaratan sebagai berikut :


Ø Peserta merupakan kelompok, toko/supllier.
Ø Memiliki Rekening atas nama yang bertanda tangan dalam surat Dokumen Penawaran.
Ø Bagi peserta kelompok dapat memperlihatkan dokumen kelompok pemilik kuda/ojek yang di
ditandatangani/diketahui oleh pemerintah setempat asal kuda/motor ojek.
Ø Surat pernyataan sanggup menyelesaikan kegiatan dan memasukkan semua bahan/material
tepat waktu sesuai volume dalam dokumen lelang.( bermaterai 6000 )
Ø Surat pernyataan kebenaran dokumen ( bermaterai 6000 )
Ø Bagi Pegawai Negeri sipil yg menjadi Penanggung Jawab Kelompok melampirkan surat isin/cuti
dari pimpinan instansi selama mengikuti proses pelelangan sampai pengadaan material
apabila dinyatakan menang.
Ø Peserta Lelang Tidak dapat di wakilkan kepada siapapun juga.
Ø Dan untuk lebih jelasnya dapat menghubungi secretariat panitia .
Ø Terbuka untuk umum.
ADAPUN SYARAT PEMENANG LELANG :
1.Memenuhi semua dokumen yang ada dalam persyaratan
2.Penawaran terendah.
3.Apabila sudah dinyatakan menang dan mengundurkan diri maka suppiler tersebut di black
list dari PNPM-MPd Kec. Seko dan akan direkomendasikan untuk tidak diikutkan dalam proses
pelelangan PNPM-MPd Kabupaten Luwu Utara.
4.Bagi kelompok hanya diperkenankan memenangkan satu paket kegiatan PNPM-MPd di
kabupaten Luwu Utara.
Demikian pengumuman ini disampaiakan untuk diketahui dan disebarluaskan kepada masyarakat
secara luas.
Ttd Panitia Lelang
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KECAMATAN SEKO KAB.LUWU UTARA PROV SUL-SEL T.A. 2013

UNDANGAN PELELANGAN PENGADAAN BAHAN/MATERIAL

Kepada
Yth. Calon Supplier
Di –
Tempat

Sehubungan dengan pelelangan pengadaan :.................................................... untuk


pekerjaan : ........................................................... pada PNPM – MPd TA.2013 di Desa
................................ Kec.SEKO Kab.LUWU UTARA., SPPB No. : ...................................
bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendaftaran Peserta Lelang :


Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
2. Pengambilan undangan/dokumen Lelang :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
3. Rapat Penjelasan ( Administrasi, teknis dan kunjungan lapangan ) :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
4. Pemasukan/pembukaan Penawaran :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
5. Evaluasi/Penetapan pemenang lelang :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
6. Penanda tanganan surat perjanjian/kontrak ( Materai Rp. 6000,- = 2 buah ) :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.

.................................... 2012

TPK/Panitia Lelang PNPM-MPd


Desa ......................................

.......................... .....................

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN


( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KECAMATAN SEKO KAB.LUWU UTARA PROV SUL-SEL T.A. 2013

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN/AANWIJZING


( ADMINISTRASI, TEKNIS DAN KUNJUNGAN LAPANGAN )

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan ( PNPM Mandiri Perdesaan ) di desa ……………….. Kec. ………………… Kab.
.................... tahun anggaran …….., untuk pekerjaan pengadaan ……………………….. pada
pekerjaan …………………………………. SPPB No. : ……………………….., maka pada ini ………….
Tanggal ………………… Bulan ………….. Tahun ……………… telah dilaksanakan penjelasan
administrasi dan teknis dilanjutkan dengan kunjungan/peninjauan lapangan

Penjelasan ini dimulai jam : …………… s/d …………….. yang difasilitasi oleh ………………… dan
dihadiri oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa dan Kader Teknik,
FK/FT, PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun hal-hal yang menjadi keputusan pada saat penjelasan administrasi dan teknis adalah
sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4
Sedangkan penjelasan/peninjauan lapangan dimulai jam : …………… s/d …………….. dan dihadiri
oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa dan Kader Teknik, FK/FT,
PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun hal-hal yang menjadi keputusan pada saat penjelasan administrasi dan teknis adalah
sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………………………………
7. ………………………………………………………………………………………………………
8.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Demikian berita acara ini dibuat dan disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
segala keputusan yang tertuang dalam berita acara ini sifatnya mengikat.
Kepala Desa Panitia Lelang

(......................... ) ( ....................... )
Wakil Peserta :
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… ………………………. ……………………………
2. ……………………… ………………………. ……………………………
3. ……………………… ………………………. ……………………………
4. ……………………… ………………………. ……………………………
5. ……………………… ………………………. ……………………………

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN


( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KEC. SEKO KAB.LUWU UTARA PROV.SUL-SEL SUL-SEL T.A. 2013

BERITA ACARA PEMASUKAN/PEMBUKAAN PENAWARAN


Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan ( PNPM Mandiri Perdesaan ) di desa ……………….. Kec. ………………… Kab.
.................... tahun anggaran …….., untuk pekerjaan pengadaan ……………………….. pada
pekerjaan …………………………………. SPPB No. : ……………………….., maka pada ini ………….
Tanggal ………………… Bulan ………….. Tahun ……………… telah dilaksanakan pemasukan sekaligus
pembukaan penawaran

Pemasukan penawaran dimulai jam : …………… dan ditutup pada jam : …………….. yang
difasilitasi oleh ………………… dan dihadiri oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD,
Kader Desa dan Kader Teknik, FK/FT, PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta
terlampir )
Sedangkan pembukaan penawaran dimulai jam : ………s/d …………. dan dihadiri oleh : Peserta
lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa dan Kader Teknik, FK/FT, PjOK, Tim 18 serta
masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun hal-hal yang menjadi keputusan pada saat pemasukan dan pembukaan penawaran
adalah sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………………………………

Demikian berita acara ini dibuat dan disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
segala keputusan yang tertuang dalam berita acara ini sifatnya mengikat.

Kepala Desa Panitia Lelang

( ) ( )

Wakil Peserta :
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… ………………………. ……………………………
2. ……………………… ………………………. ……………………………
3. ……………………… ………………………. ……………………………
4. ……………………… ………………………. ……………………………
5. ……………………… ………………………. ……………………………
6. ……………………… ………………………. ……………………………

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI


PERDESAAN
( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KEC.SEKO KAB.LUWU UTARA PROV SUL-SEL T.A. 2013

BERITA ACARA EVALUASI/VERIFIKASI DOKUMEN PENAWARAN

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan ( PNPM Mandiri Perdesaan ) di Desa........................ Kec.Seko Kab.LUWU UTARA
tahun anggaran 2012 untuk pekerjaan pengadaan ............................................. pada
pekerjaan …………………………………. SPPB No. : ……………………….., maka hari pada ini ………….
Tanggal ………………… Bulan ………….. Tahun 2012 telah dilaksanakan pemasukan sekaligus
pembukaan penawaran

Evaluasi/Verifikasi dokumen penawaran dimulai jam : …………… s/d ……………… yang difasilitasi
oleh ………………… dan dihadiri oleh : Peserta lelang, Panitia lelang, Kades, TPK, BPD, Kader Desa
dan Kader Teknik, FK/FT, PjOK, Tim 18 serta masyarakat ( daftar hadir peserta terlampir )
Adapun uraian evaluasi/verifikasi dokumen penawaran meliputi :

1. Evaluasi Administrasi ( kelengkapan administrasi ) :

Nama ( Toko, Badan Memenuhi Tidak Memenuhi


No
Usaha, kelompok Syarat Syarat Keterangan
.
perorangan, dll ) ( MS ) ( TMS )

2. Evaluasi Teknis ( persyaratan teknis dan spesifikasi ) :

Nama ( Toko, Badan Memenuhi Tidak Memenuhi


No
Usaha, kelompok Syarat Syarat Keterangan
.
perorangan, dll ) ( MS ) ( TMS )

Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, panitia berkesimpulan untuk mengusulkan dan menetapkan
pemenang lelang pengadaan bahan / material dan alat adalah sebagai berikut :

1. PEMENANG I ( PERTAMA ) :
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :

2. PEMENANG II ( KEDUA ) :
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :

3. PEMENANG III ( KETIGA ) :


Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :

Demikian berita acara ini dibuat dan disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
segala keputusan yang tertuang dalam berita acara ini sifatnya mengikat.
Kepala Desa Panitia Lelang

( ) ( )

Wakil Peserta :
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… ………………………. ……………………………
2. ……………………… ………………………. ……………………………
3. ……………………… ………………………. ……………………………
4. ……………………… ………………………. ……………………………
5. ……………………… ………………………. ……………………………
6. ……………………… ………………………. ……………………………
7. ……………………… ………………………. ……………………………
8. ……………………… ………………………. ……………………………

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI


PERDESAAN
( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KEC. SEKO KAB.LUWU UTARA PROV SUL-SEL T.A. 2011

PENGUMUMAN PEMENANG LELANG

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan ( PNPM MP ) di desa ……………….. Kec. ………………… .......Kab….............................
tahun anggaran2013, untuk pekerjaan pengadaan ……............................................
………………….. pada pekerjaan …………………………………..........................SPPB No. :
……...................…………………..

Berdasarkan hasil pembukaan penawaran, penelitian/verifikasi terhadap dokumen penawaran


serta ketentuan-ketentuan yang telah disepakati, maka dengan ini ditetapkan sebagai pemenang
lelang adalah sebagai berikut :

1. PEMENANG :
Nama :
Alamat :
Nilai Penawaran :

2. CADANGAN I ;
Nama :

Alamat :

Nilai Penawaran :

.
3. CADANGAN II :
Nama :
Alamat :

Nilai Penawaran : Rp.

……………….., ....................... 2012


Panitia Pelelangan Desa ……..

( )

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI


PERDESAAN
( PNPM MANDIRI PERDESAAN )
KEC.SEKO KAB.LUWU UTARA PROV SUL-SEL T.A. 2013

BERITA ACARA
PELELANGAN PENGADAAN BAHAN/MATERIAL DAN ALAT

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan ( PNPM Mandiri Perdesaan ) desa ……………….. Kec. ………………… Kab. ……………tahun
anggaran.....2013, untuk pekerjaan pengadaan ……………………….. pada pekerjaan
…………………………………. SPPB No. : ……………………….. , maka pada hari ini,…………… tanggal,
…………….. bulan, ……………… tahun, …………. Telah diselenggarakan acara penentuan pemenang
yang akan memasok bahan/peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
diatas.

Nama/Jenis Penawaran Penawaran Penawaran


No. Volume Satuan
Bahan/Material Supplier I Supplier II Supplier III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
12
13
14
15
JUMLAH

Pemenangnya adalah Supplier ………………………… Untuk Kegiatan …………………………..


Demikian berita acara ini dibuat sebagai catatan hasil penyelenggaraan acara penentuan
pemenang yang akan memasok bahan/alat.
Peserta Penawaran Panitia Lelang
1. ………………………… 8. ……………………………… 1. …………………………..
2. ………………………… 9. ……………………………… 2........................................
3 . ………………………… 10 . …………………………… 3.........................................
4 . ………………………… 11…………………………......
5. ………………………… 12. …………………………....
6. …………………………. 13………………………….....

Diketahui Oleh : Diisi Oleh :


FK FT TPK

( MASKUR,SE / HALTIN SINGKANG,ST) ( ............... )

BERITA ACARA
PELELANGAN PENGADAAN BAHAN/MATERIAL DAN ALAT

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan ( PNPM Mandiri Perdesaan ) desa ……………….. Kec. ………………… Kab. ……………tahun
anggaran …….., untuk pekerjaan pengadaan ....................................... pada pekerjaan Tanggul
Banjir Sungai Betue SPPB No. : ……………………….. , maka pada hari ini,…………… tanggal,
…………….. bulan, ……………… tahun, …………. Telah diselenggarakan acara penentuan pemenang
yang akan memasok bahan/peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
diatas.

Penaw
Nama/Jenis Penawaran Penawaran Penawaran aran
No. Volume Satuan
Supplie
Bahan/Material/Alat Supplier I Supplier II Supplier III r IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

JUMLAH

Pemenangnya adalah Supplier …………………………


Untuk Kegiatan …………………………..

Demikian berita acara ini dibuat sebagai catatan hasil penyelenggaraan acara penentuan
pemenang yang akan memasok bahan/alat.
Peserta Penawaran Panitia Lelang
1. ………………………… 7. ……………………………… 1 . ………………………………
2. ………………………… 8. ……………………………… 2 . ………………………………
3 . ………………………… 9 . ……………………………… 3 . ………………………………
4. ………………………… 10 . ………………………………
5 . ………………………… 11. ………………………………

Diketahui Oleh : Diisi Oleh :


FK FT TPK

....................................................... ( )

SURAT PENAWARAN PENGADAAN BARANG

Kepada
Yth Panitia
Lelang Desa
..........................
Kecamatan Seko
Di –
Tempat

1. Setelah mengikuti undangan pelelangan termasuk penjelasan kepada supplier dan


persyaratan umum, kami bermaksud mengajukan penawaran seperti yang tercantum
dalam table berikut :

Nama/Jenis Harga Total Jadwal


No. Volume Satuan
Satuan Harga Pengiriman
1 2 3 4 5=3x4 6
2 Pipa 3’aw 60 btg
3 Pipa 2”aw 82 btg
4 Pipa 1”aw 93 btg
5 Pipa 3/4”aw 78 btg
6 Pipa giv ¾” 6 meter 1 btg
7 Stop kran 3” 3 bh
8 stop kran ¾” 1 bh
9 kran ¾” 8 bh

Total Harga Penawaran : Rp . …………………….


Terbilang : (………………........................................................................................................)
Jadwal Pelaksanaan/pengiriman terlampir.
2. Kami akan memulai pengadaan bahan/barang/material tersebut setelah penandatanganan
surat perjanjian ini dan akan menyerahkan/mengadakan bahan/barang/material yang
disebutkan dalam perjanjian sesuai waktu yang disebutkan dalam dokumen pelelangan.
3. Penawaran ini berlaku selama : …………… Hari Kalender

Tanggal :
Nama Supplier :
Alamat :
Tanda Tangan :

Contoh :
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Jabatan : .....(Ketua Kelompok)
Tempat Tanggal / Lahir :
Pekerjaan :
Jenis Usaha :
Alamat :

Dengan ini bersedia mengikuti Pelelangan di Desa ...................................Kecamatan


Seko Kabupaten Luwu Utara untuk
Pengadaan.............................................................................. melalui Program PNPM – MP
Tahun Anggaran 2013 dan bersedia mematuhi segala aturan dan persyaratan pelelangan yang
dibuat atau telah ditetapkan oleh panitia lelang Desa ..........................................dan sanggup
menyelesaikan volume pekerjaan sesuai yang tercantum dalam kontrak dan apabila saya tidak
sanggup menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang sudah ditentukan maka saya bersedia
diputuskan kontrak kerja oleh Tim Pelaksana Kegiatan dan tidak diperkenankan lagi mengikuti
pelelangan pada Program PNPM-MPd kecamatan Seko.
Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.

..................,
………………….2013
Yang membuat,

Materai 6000

(
)

Contoh :
SURAT PERNYATAAN KEBENARAN DOKUMEN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Jabatan :
Tempat Tanggal / Lahir :
Pekerjaan :
Jenis Usaha :
Alamat :

Dengan ini menyatakan dengan yang sebenarnya bahwa dokumen penawaran


Pengadaan.........................................................................................................................
Desa ................................... kecamatan Seko Tahun Anggaran 2013 adalah benar adanya ,dan
apabila dikemudian hari ditemukan ketidakbenaran dokumen ini maka saya bersedia kontrak
saya diputuskan dan dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.

.................,
………………….2013
Yang membuat,

Materai 6000

(
)

Diposting oleh Haltin Singkang di 05.45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: solehs660@gm Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Laman

Beranda

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai