https://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=telkom-model-bumn
"Telkom ini sudah World Class, manajemennya kompeten, ada visi dan misi yang
besar. Makanya ini (Telkom) layak dijadikan "Model of Excellence" bagi BUMN
lainnya," ungkap Mantan Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang juga
pernah menjadi Komisaris Utama Telkom kala memberikan sambutan untuk
peluncuran buku "Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ karya Setyanto P
Santosa, Kamis (15/2) malam.
Tanri melanjutkan bagi sebuah perusahaan tercatat di bursa saham bukan hanya
untuk memperkuat struktur pendanaan, tetapi juga untuk tata kelola yang lebih
transparan, akuntabel, dan profesional. "Kalau bukan perusahaan tercatat di bursa,
Menteri BUMN bisa panggil sewaktu-waktu direksi untuk ganti. Perusahaan
terbuka mana bisa gitu, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk gelar
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa," katanya.
Dikatakannya, saat ini Telkom menjadi satu-satunya BUMN yang dual listing di
BEI dan NYSE. "Kami bersyukur Telkom mampu memenuhi persyaratan yang
digariskan otoritas bursa lokal dan internasional. Ini menunjukkan Telkom telah
memenuhi kategori perusahaan kelas dunia," ujarnya.
Setyanto P Santosa yang menjadi Direktur Utama Telkom kala melakukan dual
listing pada 1995 mengatakan aksi korporasi itu merupakan perjuangan
meletakkan pondasi untuk perusahaan.
"IPO bagi kami tak sekadar mempersiapkan perusahan go public tetapi sebagai
sarana dan pendorong untuk belajar disiplin dan melaksanakan administrasi yang
baik dengan standar internasional," katanya.
Dikatakannya, menggelar IPO kala itu tidaklah mudah karena belum ada BUMN
besar yang sudha go public di kancah internasional. "Tim IPO dan direksi tahu go
public itu baru secara teori, praktiknya nihil. Dalam mempersiapkan IPO semua
sambil belajar, karena itu buku ini saya tulis untuk berbagi pengalaman. Semoga
buku ini menjadi bahan pembelajaran bagi generasi penerus bagaimana tantangan
menghadang persiapan suatu gagasan besar untuk mengubah sejarah,"
pungkasnya.(dn)
Berita 2
https://m.bareksa.com/id/text/2016/09/23/15-emiten-indonesia-diajak-bei-
listing-di-new-york-mana-yang-cocok/13985/news
15 Emiten Indonesia Diajak BEI Listing di New York, Mana Yang Cocok?
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengemukakan ajakan ini bertujuan agar
emiten tersebut melakukan cross listing, setelah melakukan pelatihan. Nantinya,
emiten yang berangkat tersebut akan diberikan informasi mengenai tata cara untuk
melakukan cross listing.
Tito mengatakan, tercatatnya emiten Indonesia di luar negeri akan membuat rasa
percaya investor asing akan semakin tinggi kepada pasar modal Indonesia. Saat
ini, hanya ada satu emiten Indonesia yang tercatat di Bursa New York (NYSE),
yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom. Sebelumnya,
operator telekomunikasi lainnya PT Indosat Tbk (ISAT) juga terdaftar di NYSE
tetapi menghapus registrasinya (delisting) pada 2013 untuk melakukan efisiensi.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga melakukan cross listing tetapi di Bursa
Australia (ASX) bukan di Amerika Serikat.
Ajakan inipun dinilainya sangat baik, namun kondisi saat ini belum mendesak
untuk melakukan hal tersebut. Danny menilai di Indonesia baru beberapa emiten
saja yang mampu melantai di NYSE. Mereka adalah PT Astra International Tbk
(ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
dan juga PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Walaupun demikian, dari segi nilai aset, perusahaan Indonesia memang tidak
kalah dibandingkan emiten-emiten di NYSE. Ada beberapa emiten Indonesia
yang menurut Lucky bisa listing di bursa Amerika Serikat.
Pada sektor perbankan, Lucky melihat BBRI menjadi kandidat utama. Emiten
perbankan yang dikendalikan pemerintah ini bisa memberikan nilai tambah
karena merupakan satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelit sendiri.
PTBA juga bisa menjadi salah satu emiten yang melakukan cross listing. PTBA
dinilai sebagai perusahaan tambang milik pemerintah dan memiliki fundamental
yang cukup baik. (hm)
Berita 3
http://id.beritasatu.com/home/pt-telkom-pertahanan-multi-listing/133626
Bagi Bangsa Indonesia, kata Alex, Clossing Bell Ceremony di NYSE bisa
menjadi kebanggaan tersendiri. Sebagai perusahaan milik negara, tercatatnya
Telkom di bursa global memiliki nilai strategis di samping membangkitkan
kebanggaan nasional.
Melihat manfaat listing di NYSE, lanjut dia, Telkom akan tetap mempertahankan
statusnya sebagai perusahaan multi-listing khususnya di NYSE. Menurut dia,
listing di NYSE telah meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance/GCG).
“Tidak mudah untuk mewakili dunia usaha Indonesia di pusat keuangan dunia,
serta menunjukkan kinerja portofolio yang konsisten. Ini adalah sebuah sebuah
prestasi sekaligus kebanggaan bagi Telkom dan Indonesia,” ujar Alex.(ID/B1)
GRAFIK PERKEMBANGAN HARGA SAHAM
3 TAHUN
5 TAHUN