Tugas Jadi
Tugas Jadi
Disusun Oleh :
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.Mengetahui yang Dimaksud dengan Jembatan.
2 Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Jembatan.
3.Mengetahui Struktur pada Jembatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang
tidak sebidang dan lain-lain.
Jembatan dapat dibedakan berdasarkan berbagai jenis, bisa karena fungsinya, lokasinya,
bahan untuk membangun, maupun jenis struktur yang digunakan oleh jembatan. Pada tugas ini saya
akan membahas Jembatan berdasarkan struktur yang digunakan oleh jembatan, contohnya adalah
Truss Bridge, Girder Bridge, Arch Bridge, Suspension Bridge. Untuk pembahasan mengenai contoh
dari jenis Jembatan berdasarkan strukturnya adalah sebagai berikut:
2. Girder Bridge
Girder Bridge adalah jenis jembatan beton prategang, beton prategang adalah perpaduan
antara beton bermutu tinggi dan baja bermutu tinggi yang dicoba dipadukan dengan bantuan wire
strand agar beton dan baja dapat bekerja sama. Beton mampu menahan beban tekan sedangkan
untuk baja digunakan untuk menahan tarik, jadi untuk menyatukan beton dan baja yang bekerja
sendiri-sendiri maka dicobalah wire strand untuk memadukan kekuatan beton dan baja. Contoh
betuk dari girder untuk jembatan adalah sebagai berikut:
• Prestressed Concrete Box Girder (Gejayan Fly Over, Yogyakarta).
• Concrete I – Girder (Jembatan Ngawen, Gunung Kidul).
• Concrete T – Girder (Jembatan Brantan, Kulon Progo).
• Compossite Girder (Jembatan Bonjok, Kebumen, Jateng)
Ada beberapa macam girder yang ada dilapangan diantaranya adalah steel girder dan concrete
girder. Steel girder merupakan girder dari bahan baja yang biasanya digunakan sebagai girder pada
daerah yang tidak dimungkinkan menggunakan girder concrete. Girder steel jarang digunakan
karena selain mengeluarkan biaya pelaksanaan pemasangan, baja juga memerlukan biaya selama
perawatan dan belum termasuk biaya galvanis. Sedangkan concrete girder terbagi atas PC Voided
Slab, b. Box girder, PC I girder, PC U girder.
Precast Concrete Voided slab merupakan girder flyover yang menggabungkan fungsi girder
sekaligus slab. Girder jenis ini biasanya digunakan pada jembatan berbentang pendek. Dalam
spesifikasi produksi diterangkan bahwa bentang terpanjang untuk girder jenis ini adalah tidak lebih
dari 17 m dengan mutu beton 800 kg/cm2.
Sebagai contoh pembahasan digunakan Box Girder. Jembatan box girder adalah sebuah
jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari balok-balok penopang utama yang berbentuk
kotak berongga. Bentuk penampang dari box girder umumnya adalah persegi atau trapesium dan
dapat direncanakan terdiri atas 1 sel atau banyak sel.
Pada jembatan girder beban ditahan oleh box girder sendiri pendistribusian beban dimodelkan
sebagai jembatan dengan deck Panjang dengan struktur utama adalah box girder itu sendiri, pada
umunya jembatan girder dilaksanakan berupa jembatan prategang
Keuntungan dari jembatan box girder yaitu ketahanan torsi yang lebih baik, bermanfaat untuk
aplikasi jembatan yang melengkung.
Jembatan box girder beton umumnya dipadukan dengan sistem prategang. Konsep prategang
adalah memberikan gaya tarik awal pada tendon sebagai tulangan tariknya serta memberikan
momen perlawanan dari eksentrisitas yang ada sehingga selalu tercipta tegangan total negatif baik
serat atas maupun bawah yang besarnya selalu dibawah kapasitas tekan beton.
Metode pelaksanaan jembatan box girder juga kompleks dan bervariatif tergantung dari
keadaan tanahnya, jenis tendon pratekannya apakah internal prestressing atau external
prestressing, tergantung juga lekatan kabel dengan beton apakah bonded ataukah unbounded,
pengaturan bentangan jembatan apakah menerus atau bentang sederhana, tinggi elemen box girder
apakah bervariasi atau constant serta proses pelaksanaan di lapangan apakah cor ditempat atau
pracetak.
Metode pelaksanaan yang umum digunakan adalah metode konvensional dengan perancah,
balance cantilever, atau kombinasinya, dan incremental launching.
(Fadly Fauzie, 2 Desember 2012)
3. Arch Bridge
Jembatan lengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya. Desain
lengkung (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai
kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak
kesamping.
Arch Bridge dibangun dengan batu sebelum jembatan besi dan baja diperkenalkan. Sebuah
contoh Bangsa Romawi menggunakan jembatan lengkung di seluruh Eropa dan banyak dari mereka
yang masih berdiri hari ini karena mereka sangat kuat.
Walaupun lengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat lengkung lebih efisien dari
jembatan balok. Bentuk melengkung dari struktur memungkinkan berat sendiri struktur disalurkan
ke pondasi sebagai gaya normal tekan tanpa lenturan. Hal ini sangat penting untuk material
pasangan batu dan beton yang memiliki kuat tekan relatif sangat tinggi, bahan tersebut juga
memiliki kekakuan yang sangat besar sehingga faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak
menjadi masalah utama.
Kelebihan Jembatan Lengkung
• Tanpa gaya tarik yang diterima oleh lengkung memungkinkan jembatan lengkung bisa dibuat
lebih panjang dari jembatan balok.
• Nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan
lengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.
4. Suspension Bridge
Jembatan suspense memiliki gelagar utama yang terdiri dari kabel penggantung sebagai
pemikul beban yang di rentangkan melalui dua menara (pylon) dan juga merupakan jembatan
bentang panjang (long span bridge). Kabel yang merentangi jembatan ini perlu ditambah dengan
kuat di kedua belah ujung jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh
tegangan di dalam kabel utama ini. Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan
yang bagus. jembatan ini tidak sesuai untuk digunakan oleh kereta api karena akan melentur
disebabkan oleh beban kereta.
Jenis jembatan ini pada awalnya digunakan dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama
kali membangun jembatan jenis ini adalah di sekitar Tibet dan Bhutan. (Angga Putra, 12 Mei 2012)
jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a) Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)
b) Underspanned Suspension Bridge
c) Stressed Ribbon Bridge
d) Suspended Deck Suspension Bridge
e) Self Anchored Suspension Bridge
A C
E
D
Komponen utama bangunan atas jembatan (upper structure) dari jembatan gantung meliputi
lantai jembatan, Rangka utama jembatan, gelagar memanjang (stringer), gelagar melintang (cross
girder), pertambatan angin (bracing), kabel gantung (suspension cables), kabel utama (main cable),
pylon, tumpuan jembatan (elastomeric), seismic buffer, side walk/trotoar, hand rail (rel pegangan
/pengaman), sambungan (joint), elastomer, dan plat injak.
Beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian apabila membicarakan kabel pada
konstruksi jembatan yaitu sistem suspensi, konstruksi dan perilaku kabel, geometri kabel, stabilitas
sistem kabel, perilaku deformasi sistem kabel, dan osilasi pada kabel. Pada sistem dukungan
jembatan gantung, kabel utama didukung 4 titikyaitu 2 titik pada angkur blok dan 2 titik pada
phylon. Titik dukungan pada angkur blok dapat diasumsikan tetap sedangkan titik dukungan pada
ujung atas phylon mendukung beban hidup longtudinal. (dikarenakan elastisitas horisontal dari
lengan phylon yang langsing). Syarat kestabilan jembatan kabel dapat dibagi dalam 3 kelompok :
1. Sistem kabel akan stabil bila sistem kesetimbangan tercapai tanpa adanya perpindahan titik
manapun pada jembatan.
2. Sistem kabel akan stabil bila sistem kesetimbangan tercapai dengan perpindahan titik akibat
beban luar.
3. Sistem kabel akan tidak stabil bila sistem kesetimbangan tidak dapat dicapai hanya oleh sistem
kabel itu sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari empat contoh jembatan yang sudah dijelaskan dari makalah ini, jembatan ini
dibedakan berdasarkan dari bentuk struktur. Kita dapat mengetahui bahwa setiap jembatan
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk memilih jembatan mana yang tepat
untuk suatu daerah maka harus memperhatikan beberapa hal misalnya tempat jembatan yang
akan dibangun dan jumlah dana yang dimiliki suatu daerah untuk membangun jembatan.
Setelah tempat jembatan sudah ditentukan maka selanjutnya letak lantai kendaraan, apakah di
atas, tengah, atau bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Usagani, Bwn. (17 Oktober 2012). Suspension Bridge. Diperoleh 26 Februari 20016, dari
benusaganiblog _ Just another WordPress.com site.html.
Putra, Angga. (12 Mei 2012). Jenis dan Macam Jembatan Suspension. Diperoleh 26 Februari
20016, dari JENIS DAN MACAM JEMBATAN SUSPENSI _ Anggaputra.html.
Khammal. 31 Desember 2013. Jembatan Rangka Baja. Diperoleh 26 Februari 20016, BLOG
KHAMMAL_ Jembatan Rangka Baja.html.
Action, in Civil. 26 April 2009. Jembatan Pelengkung. Diperoleh 26 Februari 20016, Civil In
Action_ Jembatan Pelengkung.html.
Fadly,Fauzie. (2 Desember 2012). Mengenal Jembatan Box Girder. Diperoleh 26 Februari
20016, Mengenal Jembatan Box Girder _ fadlyfauzie's Blog.html.