PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Daerah aliran sungai Alo merupakan salah satu Das yang bermuara ke Danau
Limboto. DAS Alo terbagi atas beberapa sub Das yaitu :
Luas
NO Geomorfologi
Km2 (%)
1 AWY Dataran berombak di atas 0,47 0,1
Awaay= napal dan batu gamping
Napal
2 BBR Deretan bukit yang sangat 29,02 5,9
Bukit curah di atas batuan beku
Baringgin asam
3 DLU Danau Dataran Lakustin 58,28 11,9
Lindu
4 GBJ Daratan Karstik berbukit 0,89 0,2
Gunung Bajo kecil
F. Iklim
G. Geologi
Salah satu aspek geologi yang berperan terhadap prosesgeomorfik
dadalah litologi. Litologi (batuan) menjadi dasar untuk memperoleh informasi
dan karakteristik tanah dan hidrologi, seperti pola aliran sungai dan kerapatan
aliran. Deskripsi formasi batuan penyusun pada DAS Alo berdasarkan pada Peta
Geologi Tahun 1993 Skala 1:250.000 Lembar Tilamuta (S.Bachri dkk. 1993)
menunnjukkan bahwa DAS Alo tersusun atas batuan yang berumur Tersier dan
Kuarter. Formasi batuan penyusun pada DAS Alo adalah sebagai berikut.
a) Diorit Bone (Tmb)
Diorit Bone dapat dijumpai di sub DAS MOlamahu dan sub DAS Alo
yang tersusun atas diorite, diorite kuarsa, granodiorit. Umur satuan ini
sekitar Miosen Akhir.
b) Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv)
Terdiri dari breaksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan riolit.
Tebal satauan diperkirakan lebih dari 100 m, sedang umurnya adalah
Miosen Bawah- Miosen Akhir. Dapat dijumpai di Sub DAS Alo.
c) Formasi Dolokapa (Tmd)
Formasi Dolokapa tersususn atas batulanau, batulumpur, kongmerat, tuf,
tuflapili, aglomerat, breksi gunungapi, lava andesit sampai basal.
d) Batuan Gunungapi Pinogu (TQpv)
Batuan gunungapi Pinogu berumur Tersier, tersusun atas aglomerat, tuf,
lava andesit-basal. Umur geologinya adalah Pliosen.
e) Batuan Gamping Terumbu (QI)
Sebagai DAS Alo tersusun atas batu gamping terumbu berumur Kuarter yang
terdiri dari batu gamping koral. Umur geologinya adalah Holosen.
H. Lereng
I. Hasil implemetasi Shutle Rader Topographic Mission ( SRTM)
Tahun 2004 dan dibandingkan dengan Peta Digital Elevation
Model serta pengecekan lapangan Tahun 2013 keadaan
kemiringan lereng di DAS Alo di tunjukkan pada Tabel 4.
J.
K. Tabel 4. Kemiringan lereng DAS Alo Provinsi Gorontalo
O. Tanah
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah
Agroklimat (1992) dan Peta Tanah DAS Limboto yang dibuat oleh BP DAS
Bone-Bolango Tahun 2005, jenis-jenis tanah di wilayah DAS Alo adalah sebagai
berikut.
a. Andosol
Tanah dengan epipedon molik atau umbrik atau orchik dan horizon
kambik, serta mempunyai bulk density kurang dari 0,85 g/cc dan
didominasi bahan amorf atau lebih dari 60 % terdiri dari bahan volkanik
vitrik, cinder, atau piroklasik vitric yang lain. Jenis tanah terbesar di Desa
Labanu Kecamatan Tibawa, Desa Ayumolingo, sebagian Desa
Molamahu Kecamatan Pulubala.
b. Grumusol
Tanah ini berkembang dari batuan tuf gamping, napal dan tuf napalm.
Tanah ini mempunyai sifat susunan horizon A,B,C kedalaman tanah
efektif dangkal – sedang, tekstur lempung berat, struktur granular-pejal,
konsistensi sangat teguh, bila basah sangat lekat dan sangat plastis, pada
lahan yang tidak diolah tanpa relative mikro gilgai, permeabilitas sangat
lambat, warna tanah kelabu-hitam, KTK sangat tinggi, kejenuhan basa
tinggi, kesuburan dan potensi tanah rendah hingga sedang, Grumusol
merupakan tanah yang peka terhadap erosi. Sebaran tanah meliputi DEsa
Pulubala, dan Desa Datahu Kecamatan Tibawa
c. Litosol
Jenis tanah ini berkembang dari asosiasi tanah Litosol dan Mediteran
karena erosi sangat berat, solum tanah tinggi lapisan tanah yang tipis,
kurang dari 25 cm, bahkan sebagaian besartinggal singkapan batuan
induk. Sifat tanah ini adalah kedalaman efektif kuramg dari 25 cm,
tekstur geluh debuan hingga geluh pasiran, struktur remah hingga
gumpal, konsisten agak teguh, bila basah agak lekat, warna coklat hingga
merah kekuningan. KTK rendah, kejenuhan basah sedang, kesuburan
dan potensi tanah sangat rendah. Jenis tanah Litosol termasuk tanah yang
sangat peka terhadap erosi. Sebaran tanah ini meliputi sebagaian kecil
wilayah Kecamatan Tibawa.
d. Pedsolik
Tanah dengan horizon penimbunan liat (horizon argilik), dan kejenuhan
basa kurang dari 50% tidak mempunyai horizon albik. Jenis tanah ini
termasuk tanah yang peka terhadap erosi.jenis tanah ini tersebar disekitar
Kecamatan Tibawa.
Sifat fisik tanah merupakan factor yang turut menentukan dalam suatu
kejadian longsoran. Sifat fisik tanah ditentukan melalui pegambilan sampel
tanah pada setiap titik longsoran.
Sifat plastisitas tanah dilokasi longsoran bervariasi. Plastisin rendah
terdapat pada tanah di Desa Lalung, Tanah plastisin tinggi ada pada Desa
Toyidito, Tanah dengan plastisin tinggi sellau menandakan karakteristik tanah
yang kurang baik, karena sering mengakibatkan keruntuhan lereng.
P. Karakteristik Sungai