Anda di halaman 1dari 7

BAB I

STERILISASI

1.1 Tujuan Percobaan


- Mengetahui teknik sterilisasi kering dengan Hot Air Oven.
- Mengetahui teknik sterilisasi basah dengan Autoklaf.
1.2 Teori Dasar
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan suatu mikroorganisme yang
mungkin ada pada suatu benda atau bahan. Sterilisasi dibedakan menjadi:
1. Sterilisasi Kering (panas kering)
a. Pembakaran langsung
Teknik pembakaran langsung merupakan teknik sterilisasi yang tercepat
dan efektif. Caranya adalah ddengan membakar peralatan yang terbuat dari logam
dan kaca sampai ujungnya berwarna merah. Biasanya digunakan untuk
mensterilkan alat penanaman bakteri (ose, tunggal) mulut tabung reaksi sewaktu
mebuat kultur, dan lain-lain. Pembakaran langsung dapat juga dilakukan terhadap
bangkai binatang percobaan yang telah mati. Kelemahan teknik ini terbatas pada
penggunaannya. Teknik ini tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahan-
bahan yang terbuat dari karet, plastik, kertas, dan media mikrobiologis.

Gambar.1.2.1 Gambar pembakaran langsung


b. Pemanasan dengan oven
Sterilisasi kering merupakan sterilisasi yang menggunakan udara panas (oven).
Sterilisasi dengan udara panas untuk peralatan seperti cawan petri, pipet, siring,
instrument, jarum. Juga bahan seperti, gliserin, perban petrolatum, paraffin
petrolatum, serbuk sulfonamide, serbuk talk, oksida seng, dan bahan lain yang
terbentuk dari powder dan minyak. Alat yang disterilkan dalam oven biasanya
menggunakan suhu sekitar 160oC - 180 oC, dengan waktu 1-2 jam. Keuntungan
dari teknik ini adalah tidak ada uap panas yang membasahi alat atau bahan yang
disterilkan, tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama[1].

1 Keterangan:
2 1. Pengatur suhu
2. Indikator
3 3. Rak
4. Ganggang penutup
4

Gambar 1.1.2. Hot air oven


2. Sterilisasi Basah (panas basah)
Autoklaf merupakan alat untuk mensterilkan bahan atau alat dengan
menggunakan uap bersuhu dan tekanan yang tinggi. Alat ini menyerupai tangki
minyak yang dapat diisi dengan air. Dalam autoklaf, yang mensterilkan alat dan
bahan adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Jadi, panas basah dari autoklaf
berfungsi untuk mensterilkan.
Alat dan bahan dapat disterilkan pada autoklaf adalah media mikrobiologi,
sarung tangan, larutan, alat penyuntik, alat transfusi, dan lain-lain. Bahan dan alat
yang tidak dapat disterilkan dengan autoklaf adalah plastik, serum, vitamin,
antibiotic, enzim, pelarut organik seperti fenol, dan lain-lain[1].
Autoklaf mempunyai nilai temperature uap 121oC, dengan tekanan 15 psi
dan paling banyak digunakan[2]. Kelebihan dari autoklaf antara lain pemanasan
berlangsung cepat, mempunyai daya tembus, dan menghasilkan kelembapan tinggi[1].
3
Keterangan:
6 1. Timer
4
2. Katup pengeluaran uap
2
3. Pengukur tekanan
9
4. Kelep pengaman
1
5. Tombol on-off
5 6. Termometer
7. Sumber panas
10
8. Aquades
9. Sekrup pengaman
8
7 10. Batas penambahan air
Gambar.1.2.3. Autoklaf

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi:


- Jenis mikroorganisme
- Tinggi/rendahnya suhu sterilisasi
- pH[3]
1.3 Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Autoklaf - aquadest
- Beakerglass - isolasi (selotip)
- cawan petri - karet gelang
- Erlenmeyer - kertas label
- gelas arloji - kertas perkamen
- Hot Air Oven - plastik
- kawat ose - sabun cuci
- pipet volume - tissue
- spatel bengkok
- tabung durham
- tabung reaksi
1.4 Prosedur Percobaan
A. Sterilisasi Kering
- Mencuci alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan dengan air dan sabun
- Mengeringkan alat-alat yang sudah dicuci dengan lap bersih dan tissue
- Membungkus alat-alat yang akan disterilkan dalam Hot Air Oven dengan kertas
perkamen. Bagian kertas yang lilin berada diluar kemudian diarapatkan dengan
staples.
- Memasukkan peralatan dalam Hot Air Oven selama 2 jam pada suhu 180ºC
- Mengeluarkan alat dari Hot Air Oven. Kertas perkamen tidak dibuka samapai
alat akan digunakan.
B. Sterilisasi Basah
- Menuangkan media atau bahan yang akan disterilisasi ke dalam beakerglass
ataupun ke dalam Erlenmeyer
- Menutup beakerglass dengan plastik dan merapatkannya dengan karet atau
isolasi
- Memasukkan beakerglass ke dalam Autoklaf pada suhu 121ºC selama 20 menit
- Mengeluarkan beakerglass dari Autoklaf dan mendinginkannya
- Menyimpan media atau bahan ke dalam lemari es hingga media atau bahan
akan digunakan.
1.5 Data Pengamatan
A. Sterilisasi Kering
Tabel 1.5.1 Data pengamatan sterilisasi kering

Sebelum di sterilisasi Setelah di sterilisasi


Kondisi alat yang belum di cuci: Kondisi alat yang sudah di cuci:
- Kotor dan berdebu - Bersih namun belum steril
- Berkerak - Tidak ada endapan
- Kaca keruh - Tidak bau

Kondisi sebelum di sterilisasi: Kondisi alat setelah di sterilisasi:


- Bersih namun belum steril - Bersih
- Tidak ada endapan - Panas
- Tidak bau - Steril
- Kaca bening

B. Sterilisasi Basah
Tabel 1.5.2 Data pengamatan sterilisasi basah

No. Pengamatan awal Pengamatan akhir


Keadaan media sebelum di Keadaan media setelah di steriliasi
sterilisasi
1. Kaldu nutrisi
Warna : Bening Warna : Bening sedikit kuning
Bau : Daging (kaldu) Bau : Tidak berbau
Kondisi : Cair Kondisi : Cair
(berbentuk larutan)

2. Nutrisi agar
Warna : Coklat keruh Warna : Coklat susu
Bau : Bau agar-agar dan Bau : Bau agar-agar
daging Kondisi : Mulai padat
Kondisi : Kental

3. Toge agar
Warna : Kuning kecoklatan Warna : Coklat kuning keruh
Bau : Toge dan agar-agar Bau : Bau agar-agar
Kondisi : Kenyal (mulai Kondisi : Padat
padat)

4. KFL
Warna : Bening Warna : Hijau bening
Bau : Daging (kaldu) Bau : Daging (kaldu)
Kondisi : Cair (larutan) Kondisi : Cair

1.6 Pembahasan
A. Strerilisasi Kering
- Alat - alat dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada alat - alat tersebut.
- Alat - alat dikeringkan mengunakan lap bersih atau tissue dengan tujuan agar
alat - alat dipakai dalam keadaan kering, sebab air merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba.
- Pembungkusan alat - alat yang akan disterilisasikan menggunakan kertas
perkamen dengan tujuan agar saat dilakukan sterilisasi pada suhu tinggi, alat
tersebut terhindar dari retak, pecah dan menjadi merata suhunya karena kertas
perkamen mengandung lapisan lilin.
- Pemanasan dalam Hot Air Oven pada suhu 180 °C selama 90-120 menit
dengan tujuan agar mikroba patogen mati, sehingga alat - alat tersebut benar -
benar steril.
- Keuntungan sterilisasi kering yaitu tidak menggunakan uap air tapi
menggunakan udara panas sehingga tidak ada air yang dapat menyebabkan
pertumbuhan mikroba.
- Kerugian dari sterilisasi kering adalah waktu yang digunakan relatif lama,
menggunakan suhu yang tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk
mensterilkan alat yang tidak tahan panas. Selain itu, tidak semua alat atau
bahan dapat disterilisasi dengan cara ini.
B. Sterilisasi Basah
- Media yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam beakerglass, lalu ditutup
dengan menggunakan plastik dan isolasi, dengan maksud agar uap air tidak
masuk ke dalam media. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, karena apabila ada air yang masuk maka dapat menumbuhkan
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
- Media dalam beakerglass dimasukkan ke dalam Autoklaf dan dilakukan
pemanasan pada suhu 121°C selama 20 menit dengan tujuan agar mikroba mati
sehingga media menjadi steril.
- Keuntungan dari sterilisasi basah adalah adanya uap air yang mempunyai daya
tembus yang lebih besar dari pada udara panas, sehingga mikroba lebih cepat
mati.
- Kerugian sterilisasi basah adalah uap air yang dihasilkan oleh Autoklaf
kemungkinan bisa menyebabkan kontaminasi bila masuk kedalam media, karena
air merupakan media pertumbuhan mikroba.
1.7 Kesimpulan
- Teknik sterilisasi kering dengan menggunakan Hot Air Oven pada suhu 1800C
selama 2 jam untuk sterilisasi alat-alat yang terbuat dari glass (kaca) dan
logam.
- Teknik sterilisasi basah dengan menggunakan Autoklaf 121oC selama 20 menit
digunakan untuk sterilisasi media.
1.8 Saran
- Ketika melakukan percobaan dengan alat-alat yang digunakan harus disterilkan
terlebih dahulu, supaya tidak ada yang mengganggu (sesuatu yang tidak
diinginkan) dalam percobaan tersebut.
- Penambahan alat Autoklaf sehingga tidak membuat mengantri untuk
melakukan sterilisasi basah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Waluyo, Lud. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi.Malang


2. Suriawira, Unus. Pengantar Mikrobilogi Umum
3. (___,http://ocw.usu.ac.id/course/download/8170000044-teknologi-formulasi-
sediaan-steril/fkc_232_slide_metode_sterilisasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai