PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua gejala alam sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme.
Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga
magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.Magma adalah batuan cair pijar
bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas
yang terlarut di dalamnya.Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang sangat
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi.Jika
gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma, sedangkan magma
yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma atau erupsi. Erupsi
inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Banyaknya tipe erupsi
Seperti yang telah kita ketahui, di Indonesia banyak tersebar gunung apiyang masih
aktif. Hal tersebut menyebabkan Indonesia rawan dengan bencana letusan gunung api. Erupsi
pada gunung api menimbulkan dampak pada kehidupan manusia. Dampak tersebut selain
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan batuan vulkanik?
2. Bagaimana Proses Endapan Vulkanik?
BAB II
PEMBAHASAN
Batuan vulkanik atau batuan beku vulkanik adalah batuan yang terbentuk dari
magma yang meletus dari gunung berapi. Dengan kata lain, yang membedakannya dengan
batuan beku lainnya adalah memiliki asal vulkanik. Seperti semua jenis batuan, konsep
batuan vulkanik adalah konsep artifisial, dan di alam, batuan vulanik juga mencakup batuan
subvulkanik (hipabisal) dan batuan metamorf . Untuk alasan ini, di geologi, batuan vulkanik
dan batuan hipabisal dangkal tidak selalu diberlakukan secara terpisah. Dalam konteks perisai
benua di zaman Prakambrium , istilah "vulkanik" dipakai hanya sebatas untuk batuan
metavulkanik. Batuan vulkanik adalah salah satu jenis batuan yang paling umum ditemukan
di permukaan bumi, khususnya di lautan. Di darat, mereka sangat umum di batas antar
Batuan vulkanik terbentuk oleh magma cair yang keluar (ekstrusi) ke permukaan bumi.
Cairan magma tersebut keluar dari rekahan baik di darat ataupun di bawah laut dimana
material vulkanik tersebut membentuk suatu perbukitan ataupun sebuah gunung api. Contoh
hasil dari aktivitas gunung api berupa lava yang mengalir dipermukaaan atau didasar laut
sebelum mengalami pengerasan atau berupa material vulkaniklastik yang terdiri darifragmen
keras yang berasal dari pembekuan magma yang tertransportdan di endapkan oleh proses
yang berhubungan dengan letusan, gravitasi, udara, air, ataupun debris flow. Daerah yang
dekat dengan aktivits gunung ap, produk letusan mendominasi lingkungan penegndapan,
maka itu urutan stratigrafinya: partikel dikeluarkan oleh letusan eksplosif dapat melontar
tinggi keatmosfer dan menyebar keseluruh dunia, memberikan beberapa kontribusi materi
untuk semua lingkungan pengendapan diseluruh dunia (Einsele, 2000). Sifat dari produk
vulkanisme ditentukan oleh sifat kimia dan fisika magma pada lokasi letusan dan dengan
tipe letusan yang berbeda akan menghasilkan karakteristik batuan vulkanik yang berbeda.
B. Batuan Piroklastik (Vulkanik) dan Pengendapannya
Batuan vulkanik terbentuk oleh magma cair yang keluar (ekstrusi) ke permukaan
bumi. Cairan magma tersebut keluar dari rekahan baik di darat ataupun di bawah laut di
mana material vulkanik tersebut membentuk suatu perbukitan ataupun sebuah gunung api.
Contoh hasil dari aktivitas gunung api berupa lava yang mengalir dipermukaan atau di dasar
laut sebelum mengalami pengerasan, atau berupa material volkaniklastik yang terdiri dari
fragmen keras yang berasal dari pembekuan magma yang ter-transport dan diendapkan oleh
proses yang berhubungan dengan letusan, gravitasi, udara, air ataupun debris flow. Daerah
yang dekat dari aktivitas gunung api, produk letusan mendominasi lingkungan pengendapan,
maka itu urutan stratigrafinya : partikel dikeluarkan oleh letusan eksplosif dapat melontar
tinggi ke atmosfer dan menyebar ke seluruh dunia, memberikan beberapa kontribusi materi
untuk semua lingkungan pengendapan di seluruh dunia (Einsele 2000). Sifat dari produk
vulkanisme ditentukan oleh sifat kimia dan fisika magma pada lokasi letusan, dan dengan
tipe letusan yang berbeda akan menghasilkan karakteristik batuan vulkanik yang berbeda.
Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis
endapan, yaitu :
Fase Pegmatitil
Fase Pneumatolitik
Fase Hidrothermal
Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-
1. Kristalisasi magmanya
2. Jarak endapan mineral dengan asal magma
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku
c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan
b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung
pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling Mineral yang banyak
terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit Fase magmatik cair ini dapat
dibagi atas :
a. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan.
b. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di
dalam batuan.
c. Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah
kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile
akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork (Gambar 7).
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur
antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-
mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich
silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr,
La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz,
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan
yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena
adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda.
Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak
dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain :
wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit,
turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku
intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan
hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-
rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh
panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu
endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih
menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan
hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian
(replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses
umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Gambar.Contoh endapan Igneous Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount, Utah (Dari
Park, 1975 p 285).
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida
misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel 4). Sedikit
endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali
berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini
(Singkep-Indonesia).
Tabel1.Contoh beberapa jenis endapan metasomatisme kontak (Dari berbagai sumber).
Endapa
n
Mineral Logam Utama Lokasi
Besi magnetit, hematite Cornwall, Pennsylvenia
USA ; Banat Hongaria
Tembaga kalkopirit, bornit, pirit, pirrotit, spalerit, molibdenit, Beberapa endapan di
oksida besi Morenci dan Bisbee,
Arizona USA ; Suan,
Korea
Zn spalerit + magnetit, sulfida Fe + Pb Hannover, N-Mexico,
USA; Kamioka, Jepang
Pb galena + magnetit, sulfida Fe, Cu dan Zn Magdalena, N-Mexico,
USA
Sn kasiterit, wollframit, magnetit, scheelit, pirrotit Pikaranta, Finlandia;
Saxony, Jerman;
Malaysia; Singkep
(Indonesia)
Wolfram scheelit dengan molibdenit dan beberapa sulfida Mill City, Nevada, USA;
King Island, Australia
Lainnya grafit, emas. molibdenit, mangan, garnet, corundum
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi
magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan
sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :
a. cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam
batuan.
b. metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan
unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu
(spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-
mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu
terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan
untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding dapat dilihat pada Tabel 5.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS),
pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida
(MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue
antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu)
sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3),
tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan
mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit
(AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS),
realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya :
kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-
silikat)
Gambar 3.Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal dengan pengkayaan bijih di
sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349).
Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
a. lava flow
b. ekshalasi
c. mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap ai H2O), solfatar
r
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron).
Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air
silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah :
belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe 2O3
Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut Tabel 6), sebagai
contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam
dasar di Kanada. ; Sato,1981).
Tabel 3 .Model geologi sulfida masif volkanogenik tipe Kuroko (Cox DP, 1983)
Geologi Regional
Tipe batuan Vulkanik laut felsik-intermediet, berasosiasi dengan sedimen
Tekstur Aliran, tuffs, piroklas, breksia, dan tekstur-tekstur vulkanik lain
Umur Archean – Cenozoic
Tektonik patahan dan rekahan-rekahan lokal
Tipe endapan urat-urat kuarsa dengan emas; perlapisan barit
Assosiasi
Konsentrasi Barium, emas
Logam
Deskripsi endapan
Mineral-mineral Zona bawah (pirit, sfalerit, kalkopirit, pirotit, galena, barit); zona luar
Logam (pirit, kalkopirit, emas, perak)
Tekstur/struktur Sebagian besar (60%) merupakan sulfida; kadang-kadang ditemukan
perlapisan zona disseminated atau stockwork sulfida.
Alterasi Yang menyelubungi zona endapan a.l. zeolit, montmorilonit, kadang-
kadang silika, klorit, dan serisit
Kontrol bijih Pada bagian felsik didominasi batuan-batuan vulkanik/sedimen
vulkanik; pada bagian pusat batuan vulkanik; kadang-kadang breksiasi
dan dome felsik
Pelapukan Gossan (kuning, nerah, dan coklat)
Contoh Kidd Creek, Kanada; Hanaoka, Jepang; Macuchi, Equador
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah
letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun
Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di
Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber
metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan
supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta
endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal).
Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu
endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta
endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber
dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi
dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari
biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi,
serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).
Tabel 4.Model Geologi Endapan Tembaga Porfiri Kaya Molibdenum (Cox DP, 1983)
Geologi Regional
Tipe batuan Monzonit - tonalit kuarsa yang menerobos batuan beku, vulkanik, atau
sedimen
Tekstur Terobosan yang berasosiasi dengan bijih-bijih porfiri (masa dasar
mempunyai ukuran butir halus s/d sedang)
Umur Umumnya mesozoik s/d tersier
Tektonik Sesar
Tipe endapan Skarn yang mengandung Cu, Zn, atau Au; urat-urat logam dasar
assosiasi sulfosalts dan emas; emas placer
Konsentrasi Cu, Mo, Pb, Zn, Tn, Au, Ag
Logam
Deskripsi endapan
Mineral-mineral Kalkopirit, pirit, molibdenit; endapan replacement dengan kalkopirit,
logam sfalerit, galena, dan kadang-kadang emas; zona terluar kadang-kadang
dengan emas dan sulfida-sulfida perak, tembaga, dan antimoni.
Tekstur/struktur Veinlets, disseminations, penggantian pada batuan samping masif.
Alterasi Batas zona alterasi (alteration rings) berupa lempung, mika, feldspar,
dan mineral-mineral lain yang berjarang beberapa kilometer dari
endapan.
Petunjuk geokimia Zona pusat (Cu, Mo, W), zona terluar (Pb, Zn, Au, Ag, As, At, Te, Mn,
Rb).
Contoh El Savador, Chile; Silver Bell, Arizona (USA); Highland Valley,
Bristish Columbia (Canada).
Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan
oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau
endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam
mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan
tembaga, timbal, seng, perak, dan emas.
Gambar 15. Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)
Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga berm\igrasi secara lateral menuju
batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket- shaped
sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan
air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar
emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New
Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan
laut, maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-
seng.