Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua gejala alam sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme.

Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga

magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.Magma adalah batuan cair pijar

bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas

yang terlarut di dalamnya.Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang sangat

besar, walaupun suhunya cukup tinggi, batuan tetap padat.

Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi.Jika

gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma, sedangkan magma

yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma atau erupsi. Erupsi

inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Banyaknya tipe erupsi

menyebabkan munculnya jenis gunung api yang berbeda-beda.

Seperti yang telah kita ketahui, di Indonesia banyak tersebar gunung apiyang masih

aktif. Hal tersebut menyebabkan Indonesia rawan dengan bencana letusan gunung api. Erupsi

pada gunung api menimbulkan dampak pada kehidupan manusia. Dampak tersebut selain

dapat merugikan juga dapat memberikan keuntungan bagi manusia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan batuan vulkanik?
2. Bagaimana Proses Endapan Vulkanik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Batuan Vulkanik

Batuan vulkanik atau batuan beku vulkanik adalah batuan yang terbentuk dari

magma yang meletus dari gunung berapi. Dengan kata lain, yang membedakannya dengan

batuan beku lainnya adalah memiliki asal vulkanik. Seperti semua jenis batuan, konsep

batuan vulkanik adalah konsep artifisial, dan di alam, batuan vulanik juga mencakup batuan

subvulkanik (hipabisal) dan batuan metamorf . Untuk alasan ini, di geologi, batuan vulkanik

dan batuan hipabisal dangkal tidak selalu diberlakukan secara terpisah. Dalam konteks perisai

benua di zaman Prakambrium , istilah "vulkanik" dipakai hanya sebatas untuk batuan

metavulkanik. Batuan vulkanik adalah salah satu jenis batuan yang paling umum ditemukan

di permukaan bumi, khususnya di lautan. Di darat, mereka sangat umum di batas antar

lempeng dan di provinsi-provinsi banjir basal (flood basalt).

Batuan vulkanik terbentuk oleh magma cair yang keluar (ekstrusi) ke permukaan bumi.

Cairan magma tersebut keluar dari rekahan baik di darat ataupun di bawah laut dimana

material vulkanik tersebut membentuk suatu perbukitan ataupun sebuah gunung api. Contoh

hasil dari aktivitas gunung api berupa lava yang mengalir dipermukaaan atau didasar laut

sebelum mengalami pengerasan atau berupa material vulkaniklastik yang terdiri darifragmen

keras yang berasal dari pembekuan magma yang tertransportdan di endapkan oleh proses

yang berhubungan dengan letusan, gravitasi, udara, air, ataupun debris flow. Daerah yang

dekat dengan aktivits gunung ap, produk letusan mendominasi lingkungan penegndapan,

maka itu urutan stratigrafinya: partikel dikeluarkan oleh letusan eksplosif dapat melontar

tinggi keatmosfer dan menyebar keseluruh dunia, memberikan beberapa kontribusi materi

untuk semua lingkungan pengendapan diseluruh dunia (Einsele, 2000). Sifat dari produk

vulkanisme ditentukan oleh sifat kimia dan fisika magma pada lokasi letusan dan dengan

tipe letusan yang berbeda akan menghasilkan karakteristik batuan vulkanik yang berbeda.
B. Batuan Piroklastik (Vulkanik) dan Pengendapannya
Batuan vulkanik terbentuk oleh magma cair yang keluar (ekstrusi) ke permukaan

bumi. Cairan magma tersebut keluar dari rekahan baik di darat ataupun di bawah laut di

mana material vulkanik tersebut membentuk suatu perbukitan ataupun sebuah gunung api.

Contoh hasil dari aktivitas gunung api berupa lava yang mengalir dipermukaan atau di dasar

laut sebelum mengalami pengerasan, atau berupa material volkaniklastik yang terdiri dari

fragmen keras yang berasal dari pembekuan magma yang ter-transport dan diendapkan oleh

proses yang berhubungan dengan letusan, gravitasi, udara, air ataupun debris flow. Daerah

yang dekat dari aktivitas gunung api, produk letusan mendominasi lingkungan pengendapan,

maka itu urutan stratigrafinya : partikel dikeluarkan oleh letusan eksplosif dapat melontar

tinggi ke atmosfer dan menyebar ke seluruh dunia, memberikan beberapa kontribusi materi

untuk semua lingkungan pengendapan di seluruh dunia (Einsele 2000). Sifat dari produk

vulkanisme ditentukan oleh sifat kimia dan fisika magma pada lokasi letusan, dan dengan

tipe letusan yang berbeda akan menghasilkan karakteristik batuan vulkanik yang berbeda.

C. Proses Endapan Vulkanik

1. Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer

Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis

endapan, yaitu :

 Fase Magmatik Cair

 Fase Pegmatitil

 Fase Pneumatolitik

 Fase Hidrothermal

 Fase Vulkanik

Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-

beda, yaitu yang berhubungan dengan:

1. Kristalisasi magmanya
2. Jarak endapan mineral dengan asal magma

a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku

b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku

c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas

d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku

e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku

3. Bagaimana cara pengendapan terjadi

a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma

b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada

c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan

larutan pembawa bijih

4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan

5. Waktu terbentuknya endapan

a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan

b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan

 Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)

Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung

pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling Mineral yang banyak

terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit Fase magmatik cair ini dapat

dibagi atas :

a. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan.

Contoh intan dan platina.

b. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di

dalam batuan.

c. Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah

terdorong keluar dari magma.

 Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)


Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat

kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile

akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork (Gambar 7).

Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur

antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-

mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich

silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr,

La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz,

smoky quartz, rock crystal).

Gambar 1.Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair


Keterangan untuk Gambar 1 :
1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O),
karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat
magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas,
seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa serta
unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material
dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat.
Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang
lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma
diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana
magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain
dari dinding reservoar.
3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung
untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-
unsur sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium,
magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak
disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin
menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah
diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-mineral silikat
dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari
dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan
magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi
magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan
berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan kalsium,
magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.
6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi
magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian
sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan,
dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral
silikat yang lebih ringan.

 Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan
yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena
adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda.
Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak
dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain :
wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit,
turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku
intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan
hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-
rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh
panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu
endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih
menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan
hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian
(replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses
umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.

Gambar.Contoh endapan Igneous Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount, Utah (Dari
Park, 1975 p 285).

Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida
misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel 4). Sedikit
endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali
berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini
(Singkep-Indonesia).
Tabel1.Contoh beberapa jenis endapan metasomatisme kontak (Dari berbagai sumber).

Endapa
n
Mineral Logam Utama Lokasi
Besi magnetit, hematite Cornwall, Pennsylvenia
USA ; Banat Hongaria
Tembaga kalkopirit, bornit, pirit, pirrotit, spalerit, molibdenit, Beberapa endapan di
oksida besi Morenci dan Bisbee,
Arizona USA ; Suan,
Korea
Zn spalerit + magnetit, sulfida Fe + Pb Hannover, N-Mexico,
USA; Kamioka, Jepang
Pb galena + magnetit, sulfida Fe, Cu dan Zn Magdalena, N-Mexico,
USA
Sn kasiterit, wollframit, magnetit, scheelit, pirrotit Pikaranta, Finlandia;
Saxony, Jerman;
Malaysia; Singkep
(Indonesia)
Wolfram scheelit dengan molibdenit dan beberapa sulfida Mill City, Nevada, USA;
King Island, Australia
Lainnya grafit, emas. molibdenit, mangan, garnet, corundum

 Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi
magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan
sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :
a. cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam
batuan.
b. metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan
unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal,


antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C), dan Hipothermal (T
3000C-5000C)

Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu
(spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-
mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu
terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan
untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 2.Alterasi-alterasi yang terjadi pada fase hidrothermal


Keadaan Batuan dinding Hasil alterasi
Epithermal batuan gamping silisifikasi
lava alunit, clorit, pirit, beberapa sericit, mineral-
mineral lempung
klorit, epidot, kalsit, kwarsa, serisit, mineral-
batuan beku intrusi mineral lempung

Mesothermal batuan gamping silisifikasi


serpih, lava selisifikasi, mineral-mineral lempung
sebagian besar serisit, kwarsa, beberapa mineral
batuan beku asam lempung
serpentin, epidot dan klorit
batuan beku basa
Hypothermal batuan granit, sekis lava greissen, topaz, mika putih, tourmalin, piroksen,
amphibole.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS),
pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida
(MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue
antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat

Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu)
sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3),
tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan
mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.

Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit
(AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS),
realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya :
kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-
silikat)
Gambar 3.Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal dengan pengkayaan bijih di
sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349).

 Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)

Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
a. lava flow
b. ekshalasi
c. mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap ai H2O), solfatar
r
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron).
Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air
silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah :
belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe 2O3
Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut Tabel 6), sebagai
contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam
dasar di Kanada. ; Sato,1981).

Tabel 3 .Model geologi sulfida masif volkanogenik tipe Kuroko (Cox DP, 1983)

Geologi Regional
Tipe batuan Vulkanik laut felsik-intermediet, berasosiasi dengan sedimen
Tekstur Aliran, tuffs, piroklas, breksia, dan tekstur-tekstur vulkanik lain
Umur Archean – Cenozoic
Tektonik patahan dan rekahan-rekahan lokal
Tipe endapan urat-urat kuarsa dengan emas; perlapisan barit
Assosiasi
Konsentrasi Barium, emas
Logam
Deskripsi endapan
Mineral-mineral Zona bawah (pirit, sfalerit, kalkopirit, pirotit, galena, barit); zona luar
Logam (pirit, kalkopirit, emas, perak)
Tekstur/struktur Sebagian besar (60%) merupakan sulfida; kadang-kadang ditemukan
perlapisan zona disseminated atau stockwork sulfida.
Alterasi Yang menyelubungi zona endapan a.l. zeolit, montmorilonit, kadang-
kadang silika, klorit, dan serisit
Kontrol bijih Pada bagian felsik didominasi batuan-batuan vulkanik/sedimen
vulkanik; pada bagian pusat batuan vulkanik; kadang-kadang breksiasi
dan dome felsik
Pelapukan Gossan (kuning, nerah, dan coklat)
Contoh Kidd Creek, Kanada; Hanaoka, Jepang; Macuchi, Equador

Proses Pembentukan Endapan Sedimenter


Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan sedimen,
dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun
dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan
(stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound).

Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah
letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun
Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di
Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber
metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan
supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta
endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal).
Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu
endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta
endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).

Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber
dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi
dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari
biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi,
serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).

Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik


Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan asosiasi
elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di
kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum, timbal,
dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif di dekat
permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-mineral dapat mengalami disseminated
dengan baik antara silikat-silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan
beku, sebagai contoh endapan tembaga porfiri Bingham di Utah (Gambar 14 dan Tabel 8).

Tabel 4.Model Geologi Endapan Tembaga Porfiri Kaya Molibdenum (Cox DP, 1983)
Geologi Regional
Tipe batuan Monzonit - tonalit kuarsa yang menerobos batuan beku, vulkanik, atau
sedimen
Tekstur Terobosan yang berasosiasi dengan bijih-bijih porfiri (masa dasar
mempunyai ukuran butir halus s/d sedang)
Umur Umumnya mesozoik s/d tersier
Tektonik Sesar
Tipe endapan Skarn yang mengandung Cu, Zn, atau Au; urat-urat logam dasar
assosiasi sulfosalts dan emas; emas placer
Konsentrasi Cu, Mo, Pb, Zn, Tn, Au, Ag
Logam
Deskripsi endapan
Mineral-mineral Kalkopirit, pirit, molibdenit; endapan replacement dengan kalkopirit,
logam sfalerit, galena, dan kadang-kadang emas; zona terluar kadang-kadang
dengan emas dan sulfida-sulfida perak, tembaga, dan antimoni.
Tekstur/struktur Veinlets, disseminations, penggantian pada batuan samping masif.
Alterasi Batas zona alterasi (alteration rings) berupa lempung, mika, feldspar,
dan mineral-mineral lain yang berjarang beberapa kilometer dari
endapan.
Petunjuk geokimia Zona pusat (Cu, Mo, W), zona terluar (Pb, Zn, Au, Ag, As, At, Te, Mn,
Rb).
Contoh El Savador, Chile; Silver Bell, Arizona (USA); Highland Valley,
Bristish Columbia (Canada).
Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan
oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau
endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam
mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan
tembaga, timbal, seng, perak, dan emas.

Gambar 15. Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)

Tabel 4.Model Geologi Urat Emas-Kwarsa-Alunit Epitermal (Cox DP, 1983)


Geologi Regional
Tipe batuan Dasit vulkanik, kuarsa latit, riodasit, riolit
Tekstur Porfiritik
Umur Umumnya tersier
Tektonik Sistem fractute ekstensif
Tipe endapan Tembaga porfiri, sumber air panas asam sulfat, lempung hidrothermal
assosiasi
Konsentrasi Cu, Ar, An, At
Logam
Deskripsi endapan
Mineral-mineral Emas native, enargit, pirit, sulfosalt pembawa perak, asosiasi dengan
Logam kalkopirit, bornit, tellurida, galena, sfalerit, hubnerit
Tekstur/struktur Urat-urat, breccia pipe, pods, dikes
Alterasi Kuarsa, alunit, pirofilit; kadang-kadang terdapat alunit, kaolinit,
montmorilonit di sekitar kuarsa
Kontrol bijih Fracture, aktivitas intrusi
Pelapukan Limonit kuning, jarosit, goethit, algirisasi dengan kaolinit, hematit
Contoh Goldfiled, Nevada (USA); Guanajuoto, Meksiko; El Indio, Chile

Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga berm\igrasi secara lateral menuju
batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket- shaped
sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan
air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar
emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New
Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan
laut, maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-
seng.

Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme


Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku
atau batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh
proses burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk
di sekitar magma yang mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di atas.
Metamorfisme burial yang dalam dapat menimbulkan overprinting terhadap
akumulasi mineral yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah
endapan sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill, Australia. Metamorfisme
burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal yang melarutkan
logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan bertemu dengan suatu
lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat untuk
formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa jalur metamorfik Precambrian
berhubungan terhadap transportasi emas oleh metamorfic water menuju urat
kwarsa yang mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut, metamorfisme
regional tidak terlalu banyak membentuk formasi dari endapan bijih metalik.

Anda mungkin juga menyukai