Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Zubaidah

NPM : 08.2017.1.90220

TEKNOLOGI SEMEN

1. Jelaskan secara singkat tmacam-macam teknologi proses pengolahan semen! Jelaskan kelebihan
dan kekurangan masing proses tersebut!
Jawab :
Macam-macam proses pengolahan semen yaitu :
1. Proses Basah
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air dalam jumlah
tertentu serta dicampurkan dengan luluhan tanah liat. Bubur halus dengan kadar air 25-
40% (slurry) dikalsinasikan dalam tungku panjang (long rotary kiln).
Keuntungan:
 Umpan lebih homogen, semen yang diperoleh lebih baik.
 Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu unit homogenizer.
 Debu yang timbul relatif sedikit.
Kerugian :
 Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang banyak juga.
 Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zone dehidrasi yang
lebih panjang untuk mengendalikan kadar air.
 Biaya produksi lebih mahal.
2. Proses Semi Basah (Semi Wet Process)
Pada proses semi basah, bahan baku dipecah kemudian pada unit homogenisasi
ditambahkan air dalam jumlah tertentu serta dicampur dengan luluhan tanah liat. Sehingga
terbentuk bubur halus dengan kadar air 15-25% (slurry), disini umpan tanur disaring
terlebih dahulu dengan filter press. Filter cake yang berbentuk pellet kemudian mengalami
kalsinasi dalam tungku putar panjang (Long Rotary Kiln). Konsumsi panas pada proses ini
1000 – 1200 kcal/kg terak. Dengan perpindahan panas awal terjadi pada rantai (chain
section). Sehingga terbentuk terak sebagai hasil proses kalsinasi. Proses semi basah banyak
diaplikasikan di daerah yang beriklim sub tropis seperti Jepang dan Republik Arab Suriah.
Kelebihan dan kekurangan yang diperoleh dengan proses semi basah antara lain:
Kelebihan:
 Umpan mempunyai komposisi yang lebih homogen dibandingkan dengan proses
kering
 Debu yang dihasilkan sedikit
Kekurangan:
 Tanur yang digunakan masih lebih panjang dari tanur putar pada proses kering
 Membutuhkan filter yg berupa filter putar kontinyu untuk menyaring umpan yang
berupa buburan sebelum dimasukkan ke Kiln
 Energi yang digunakan 1000 – 1200 kcal untuk setiap kilogram terak
3. Proses Semi Kering (Semi Dry Process)
Proses semi kering dikenal sebagai grate proses, dimana merupakan transisi dari proses
basah dan proses kering dalam pembuatan semen. Umpan tanur pada proses ini berupa
tepung baku kering, lalu dengan alat granulator (pelletizer) umpan disemprot dengan air
untuk dibentuk menjadi granular dengan kadar air 10 – 12% dan ukurannya 10 – 12 mm
seragam. Kemudian kiln feed dikalsinasi dengan menggunakan tungku tegak (shaft kiln)
atau Long Rotary Kiln. Sehingga terbentuk terak sebagai hasil akhir proses kalsinasi. Proses
semi kering juga banyak diaplikasikan oleh negara beriklim sub tropis seperti di negara
Pakistan dan India.
Kelebihan dan kekurangan yang diperoleh dengan proses semi kering antara lain:
Kelebihan:
Dibandingkan dengan proses basah maupun proses semi basah, proses ini mempunyai
Keuntungan:
 Tanur yang digunakan lebih pendek dari proses basah
 Pemakaian bahan bakar lebih sedikit
Kekurangan:
 Menghasilkan debu
 Campuran tepung baku kurang homogen karena pada saat penggilingan bahan
dalam keadaan kering
4. Proses Kering (Dry Process)
Pada proses ini bahan baku dipecah dan digiling disertai pengeringan dengan jalan
mengalirkan udara panas ke dalam Raw Mill sampai diperoleh tepung baku dengan kadar
air 0,5-1,0%. Selanjutnya tepung baku yang telah homogen ini diumpankan ke dalam
Suspension Preheater sebagai pemanasan awal, disini terjadi perpindahan panas melalui
kontak langsung antara gas panas dengan material dengan arah berlawanan (Counter
Current). Adanya sistem suspension preheater akan menghilangkan kadar air dan
mengurangi beban panas pada Kiln.
Material yang telah keluar dari Suspension Preheater siap menjadi umpan Kiln dan
diproses untuk mendapatkan terak. Terak tersebut kemudian didinginkan secara mendadak
agar terbentuk kristal yang bentuknya tidak beraturan (amorf)agar mudah digiling.
Selanjutnya dilakukan penggilingan di dalam Finish Mill dan dicampur dengan gypsum
dengan perbandingan 96 : 4. Proses kering merupakan proses yang paling banyak
diaplikasikan di Indonesia seperti pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. unit Tuban,
Semen Holcim, Indocement dan lain sebagainya.
Kelebihan dan kekurangan yang diperoleh dengan proses kering antara lain:
Kelebihan:
 Rotary Kiln yang digunakan relatif pendek
 Kebutuhan panas selama pembakaran rendah yaitu sekitar 800 – 1000 kcal untuk
setiap kilogram terak sehingga bahan bakar yang digunakan lebih sedikit
 Kapasitas produksi besar dan biaya operasi rendah
Kekurangan:
 Adanya air yang terkandung dalam material sangat mengganggu operasi karena
material lengket pada inlet chute
 Impuritas Na2O dan K2O menyebabkan penyempitan pada saluran preheater
 Campuran tepung kurang homogen karena bahan yang digunakan dicampur dalam
keadaan kering
 Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu

2. Sebelum meproses pembakaran bahan baku semen melalui proses preheating. Jelaskan
mengapa demikian?
Jawab :
Preheater merupakan cyclone dan dalam tahap ini ada 2 proses penting yaitu heat transfer
dan separation. Heat transfer antara gas panas dan raw meal 80% terjadi di ducting antar cyclone
sedangkan separation 80% terjadi di cyclone. Proses yang terjadi di preheater meliputi
evaporasi air permukaan dan air hidrat, dekomposisi clay, dan sedikit kalsinasi.
 Kalsiner
Di dalam kalsiner terjadi proses kalsinasi yaitu peruraian CaCO3 menjadi CaO dan
CO2 dan sedikit MgCO3menjadi MgO dan CO2. Karena reaksi kalsinasi bersifat
endotermis maka diperlukan panas yang cukup tinggi, sehingga dilengkapi dengan burner
untuk pembakaran coal memanfaatkan udara tersier dari cooler dan gas panas kiln.
Kalsinasi terjadi pada suhu di atas 800oC pada tekanan 1 atm, namun karena alat-alat di
pabrik semen beroperasi di bawah 1 atm jadi pada suh yang lebih rendah sudah mulai
terjadi kalsinasi dan CaO terbentuk langsung bereaksi dengan senyawa hasil dekomposisi
clay sehingga reaksi dapat berlangsung sempurna meskipun tergolong reversible.
Kalsinasi di kalsiner paling maksimal mencapai 90% selanjutnya sisanya terjadi di dalam
kiln sendiri. Pelepasan CO2 akibat reaksi ini menjadi isu lingkungan yang krusial di
industri semen, volum gas CO2 hasil kalsinasi jauh lebih besar dari pada CO2 hasil
pembakaran fuel (batubara).
Sebelum dilakukan nya proses pembakaran bahan baku, diperlukan proses preheating yang
berguna untuk memanaskan bahan baku tersebut sebelum dibakar didalam rotary kiln. Biasanya
digunakan alat suspension preheater yang terdiri dari siklon untuk memisahkan bahan baku dari
gas pembawanya, serta riser duct yang lebih berfungsi sebagai tempat terjadinya pemanasan
bahan baku (karena hampir 80% -90% pemanasan debu berlangsung di sini). Adapun keuntungan
nya yakni :
 Diameter kiln dan thermal load-nya lebih rendah terutama untuk kiln dengan kapasitas besar.
 Di dalam kalsiner dapat digunakan bahan bakar dengan kualitas rendah karena temperatur yang
diinginkan di kalsiner relatif rendah (850 - 900 oC), sehingga peluang pemanfaatan bahan bakar
dengan harga yang lebih murah, yang berarti dalam pengurangan ongkos produksi, dapat
diperoleh.
 Dapat mengurangi konsumsi refraktori kiln khususnya di zona pembakaran karena thermal load-
nya relatif rendah dan beban pembakaran sebagian dialihkan ke kalsiner.
 Emisi NOx-nya rendah karena pembakaran bahan bakarnya terjadi pada temperatur yang relatif
rendah.

3. Buatlah diagram proses preheating bahan baku di pabrik semen! Jelaskan pula proses serta
kondisi (tekanan dan temperature) proses preheating tersebut!
Jawab :

Blending Suspension
Rotary Klin
Silo Preheater

Setelah bahan baku ditransport dari blending silo atau ada yang dari kiln feed bin, raw meal
akan melewati pemanasan awal di menara suspension preheater yang terdiri atas 4-6 stage
+ kalsiner menggunakan hot gas keluaran kiln. Preheater merupakan cyclone dan dalam
tahap ini ada 2 proses penting yaitu heat transfer dan separation. Heat transfer antara gas
panas dan raw meal 80% terjadi di ducting antar-cyclone sedangkan separation 80% terjadi
di cyclone. Proses yang terjadi di preheater meliputi evaporasi air permukaan dan air hidrat,
dekomposisi clay, dan sedikit kalsinasi.Dari stage 1 – stage ke 4 atau 6 secara berkala suhu
akan dinaikan dari awal mula suhu masukan sekitar 300 0C hingga ke stage terakhir dengan
suhu sekitar 800 - 900 0C

4. Jelasan pula reaksi yang terjadi selama proses preheating


Jawab :
Reaksi yang terjadi pada proses preheater yakni pada proses kalsinasi. Di dalam kalsiner
terjadi proses kalsinasi yaitu peruraian CaCO3 menjadi CaO dan CO2 dan sedikit MgCO3
menjadi MgO dan CO2. Karena reaksi kalsinasi bersifat endotermis maka diperlukan panas
yang cukup tinggi, sehingga dilengkapi dengan burner untuk pembakaran coal
memanfaatkan udara tersier dari cooler dan gas panas kiln. Kalsinasi terjadi pada suhu di
atas 800oC pada tekanan 1 atm. Adapun tahapan reaksi nya sbb :
 Pelepasan air terikat (100 - 400 0C)
 Dekomposisi tanah liat (400 - 750 0C)
Al4(OH)8Si4O10 -> 2 (Al2O3.2SiO2) + 4 H2O
 Dekomposisi metakaolin membentuk campuran oksida yang reaktif (600 - 900 0C)
Al2O3.2SiO2 -> Al2O3 + 2SiO2
 Dekomposisi limestone dan pembetukan CS dan CA(600 - 1000 0C)
CaCO3 -> CaO + CO2
3CaO + 2SiO2 + Al2O3-> 2CS + CA

Anda mungkin juga menyukai