Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL 3

POPULARITAS DUNIA FARMASI

Penulis : Rizal Pratama N, S.Farm, Apt. (Dosen Akfar Putra Indonesia Malang)

Dua orang sahabat lama berjumpa kembali dalam sebuah kesempatan, mereka terlibat

dalam sebuah percakapan. Salah seorang bertanya, “Kamu sekarang kuliah dimana?”. “Di

sebuah Akademi Farmasi”, jawab seorang yang lain. “Farmasi itu yang ngurusi tentang

obat bukan?”, sahut si penanya.

Sepintas pembicaraan itu adalah sebuah perbincangan yang biasa, umum, atau

mungkin lumrah terjadi dalam keseharian kita terutama bagi yang berkecimpung atau

berinteraksi dengan dunia farmasi. Namun apabila direnungi lagi, maka kita akan

menyadari bahwa dunia farmasi sesungguhnya masih awam bagi segelintir orang. Orang-

orang masih beranggapan bahwa yang namanya farmasi pasti hanya berhubungan dengan

obat saja. Dan bisa saja yang ada di benak mereka orang/ahli farmasi hanya tahu tentang

bagaimana cara membuat obat. Tentunya kita tidak bisa serta merta menyalahkan

anggapan tersebut karena informasi yang mereka punya tentang apa saja yang menjadi

aspek-aspek yang ada dalam dunia farmasi mungkin sangat terbatas.

Kata farmasi itu sendiri berasal dari bahasa latin pharmacon, yang berarti obat atau

racun. Ya, pada dasarnya setiap obat itu adalah racun. Yang membedakan antara keduanya

hanyalah takarannya saja atau yang lebih akrab di sebut dosis. Akan sangat banyak contoh

yang muncul jika harus menyebutkan beberapa kasus kematian karena overdosis obat. Di

negara kita farmasi dapat diartikan sebagai suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi
kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan,

dan distribusi obat. Lantas apakah itu artinya cakupan dunia farmasi hanya sebatas obat

saja? Jawabannya adalah tentu tidak.

Cakupan dunia farmasi dapat meliputi hampir setiap sendi kehidupan manusia. Sadar

atau tidak setiap hari kita menggunakan produk farmasi. Anda tentu sering sikat gigi

setelah bangun tidur, kan? Pasta gigi yang digunakan adalah salah satu contoh dari produk

farmasi, begitu juga sabun yang kita gunakan ketika mandi. Pasta gigi, sabun, shampoo,

kosmetik, produk makanan, vitamin, vaksin hanyalah sedikit contoh produk farmasi selain

obat. Produk-produk farmasi ternyata tidak hanya membantu untuk penyembuhan penyakit

namun juga untuk menjaga kesehatan. Dapat terlihat betapa vital peran dari farmasi dalam

kehidupan manusia. Sehingga tidaklah mengherankan apabila ilmu farmasi tidak hanya

melulu seputar senyawa kimia obat, pembuatan obat, ataupun teknik meracik obat, namun

juga mempelajari tentang kesehatan manusia, farmakologi, farmakoterapi, bahkan kimia

lingkungan sekalipun.

Setidaknya ada 4 (empat) bidang dalam ilmu farmasi, yaitu :

1. Farmasi Klinis. Dalam bidang ini dipelajari tentang kesehatan dan jenis obat apa yang

sesuai untuk suatu penyakit yang telah didiagnosa oleh tenaga kesehatan yang lain. Ilmu

yang dipelajari lebih banyak menyinggung tentang farmakologi obat, dan farmakoterapi.

Bagi yang ingin jadi apoteker yang berkarier dalam sebuah komunitas kesehatan (rumah

sakit, puskesmas, apotik) maka bidang farmasi inilah yang harus didalami.

2. Farmasi Industri. Dalam bidang ini kita akan belajar bagaimana membuat dan meracik

obat yang aman dan manjur serta sesuai dosisnya. Selain itu, juga akan dipelajari masalah

penanganan limbah industri serta masalah pemasaran obat itu sendiri.


3. Farmasi Sains. Pada bidang ini dibahas proses pengembangan senyawa obat baru,

sintesis obat, optimasi penggunaan obat, dan analisis terhadap senyawa lainnya. Bagi yang

ingin menjadi seorang peneliti farmasi, maka bidang inilah yang harus dikuasai.

4. Farmasi Obat Tradisional. Dari namanya saja kita dapat menangkap bahwa obat

trasisonal menjadi pokok bahasan utama dalam bidang ini. Bidang ini mengkaji secara

empirik obat-obatan tradisional yang ada. Maksudnya obat tradisional di sini adalah obat-

obatan yang berasal dari alam dan hewan. Pengembangan obat tradisional macam jamu

menjadi sebuah obat herbal terstandar kemudian nantinya menjadi fitofarmaka akan

menjadi konsentrasi bidang ilmu ini.

Berdasarkan dari beberapa hal diatas, maka tentunya pertanyaan dari seorang

sahabat pada awal tulisan ini tentu akan dapat mengundang pembicaraan yang lebih luas

lagi. Dari arah obrolan yang mungkin hanya seputar mengenai obat dapat meluas kepada

pembahasan sediaan kosmetik, obat tradisional, dan lain sebagainya. Dan semakin kita

mengetahui tentang hal-hal tersebut, maka kita akan menyadari bahwa sesungguhnya

farmasi itu sangat populer, sangat banyak kita temui dalam keseharian kita. Hanya saja,

sejauh ini masyarakat awam lebih mengenal farmasi itu dari segi produk/komoditi bukan

dari segi ilmu.

Popularitas semacam ini sejatinya bukanlah suatu penyurut motivasi bagi mereka

yang ingin mempelajari ilmu farmasi akan tetapi dapat menjadi dorongan maupun godaan

yang cukup besar mengingat posisi farmasi yang sangat menyinggung sisi kesehatan

manusia. Dari popularitas macam inilah pilihan karier sebagai farmasis/apoteker

merupakan pilihan yang sangat menjanjikan untuk mendapatkan pekerjaan ataupun

membuka lapangan kerja baru. Bagi yang memilih untuk berkarier sebagai apoteker dapat

bekerja di rumah sakit, klinik, puskesmas, bahkan bisa membuka apotik sendiri.

Pekerjaannya mencakup peracikan obat sesuai analisa terhadap resep dari dokter dan
kebutuhan pasien, sampai jasa konsultasi obat. Bagi yang tertarik dengan pengujian

kualitas produk farmasi (quality control), manajemen mutu produk, atau penelitian dan

pengembangan dari suatu formula obat dapat berkarier di bidang industri farmasi. Bagi

yang tertarik pada bidang riset dan akademik dapat menjadi peneliti pada sebuah institusi

pendidikan atau bahkan menjadi tenaga pengajar untuk menyiapkan ahli-ahli farmasi yang

mampu memahami prinsip-prinsip ilmu farmasi.

Begitu banyak dan luasnya ilmu farmasi dan pilihan karier yang di janjikan, maka

tentu kita akan dapat memberi informasi kepada masyarakat bahwa yang namanya farmasi

tidak hanya ngurusi tentang obat-obatan saja. Namun jugangurusi manusia itu sendiri.

Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah bagaimana ilmu farmasi ini dipahami sebaik

mungkin dan dijalankan sesuai norma dan nilai yang ada agar selalu mendatangkan

manfaat bagi manusia dan lingkungannya.

Sumber : http://www.putraindonesiamalang.or.id/popularitas-dunia-farmasi.html

Anda mungkin juga menyukai