Penulis : Rizal Pratama N, S.Farm, Apt. (Dosen Akfar Putra Indonesia Malang)
Dua orang sahabat lama berjumpa kembali dalam sebuah kesempatan, mereka terlibat
dalam sebuah percakapan. Salah seorang bertanya, “Kamu sekarang kuliah dimana?”. “Di
sebuah Akademi Farmasi”, jawab seorang yang lain. “Farmasi itu yang ngurusi tentang
Sepintas pembicaraan itu adalah sebuah perbincangan yang biasa, umum, atau
mungkin lumrah terjadi dalam keseharian kita terutama bagi yang berkecimpung atau
berinteraksi dengan dunia farmasi. Namun apabila direnungi lagi, maka kita akan
menyadari bahwa dunia farmasi sesungguhnya masih awam bagi segelintir orang. Orang-
orang masih beranggapan bahwa yang namanya farmasi pasti hanya berhubungan dengan
obat saja. Dan bisa saja yang ada di benak mereka orang/ahli farmasi hanya tahu tentang
bagaimana cara membuat obat. Tentunya kita tidak bisa serta merta menyalahkan
anggapan tersebut karena informasi yang mereka punya tentang apa saja yang menjadi
Kata farmasi itu sendiri berasal dari bahasa latin pharmacon, yang berarti obat atau
racun. Ya, pada dasarnya setiap obat itu adalah racun. Yang membedakan antara keduanya
hanyalah takarannya saja atau yang lebih akrab di sebut dosis. Akan sangat banyak contoh
yang muncul jika harus menyebutkan beberapa kasus kematian karena overdosis obat. Di
negara kita farmasi dapat diartikan sebagai suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi
kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan,
dan distribusi obat. Lantas apakah itu artinya cakupan dunia farmasi hanya sebatas obat
Cakupan dunia farmasi dapat meliputi hampir setiap sendi kehidupan manusia. Sadar
atau tidak setiap hari kita menggunakan produk farmasi. Anda tentu sering sikat gigi
setelah bangun tidur, kan? Pasta gigi yang digunakan adalah salah satu contoh dari produk
farmasi, begitu juga sabun yang kita gunakan ketika mandi. Pasta gigi, sabun, shampoo,
kosmetik, produk makanan, vitamin, vaksin hanyalah sedikit contoh produk farmasi selain
obat. Produk-produk farmasi ternyata tidak hanya membantu untuk penyembuhan penyakit
namun juga untuk menjaga kesehatan. Dapat terlihat betapa vital peran dari farmasi dalam
kehidupan manusia. Sehingga tidaklah mengherankan apabila ilmu farmasi tidak hanya
melulu seputar senyawa kimia obat, pembuatan obat, ataupun teknik meracik obat, namun
lingkungan sekalipun.
1. Farmasi Klinis. Dalam bidang ini dipelajari tentang kesehatan dan jenis obat apa yang
sesuai untuk suatu penyakit yang telah didiagnosa oleh tenaga kesehatan yang lain. Ilmu
yang dipelajari lebih banyak menyinggung tentang farmakologi obat, dan farmakoterapi.
Bagi yang ingin jadi apoteker yang berkarier dalam sebuah komunitas kesehatan (rumah
sakit, puskesmas, apotik) maka bidang farmasi inilah yang harus didalami.
2. Farmasi Industri. Dalam bidang ini kita akan belajar bagaimana membuat dan meracik
obat yang aman dan manjur serta sesuai dosisnya. Selain itu, juga akan dipelajari masalah
sintesis obat, optimasi penggunaan obat, dan analisis terhadap senyawa lainnya. Bagi yang
ingin menjadi seorang peneliti farmasi, maka bidang inilah yang harus dikuasai.
4. Farmasi Obat Tradisional. Dari namanya saja kita dapat menangkap bahwa obat
trasisonal menjadi pokok bahasan utama dalam bidang ini. Bidang ini mengkaji secara
empirik obat-obatan tradisional yang ada. Maksudnya obat tradisional di sini adalah obat-
obatan yang berasal dari alam dan hewan. Pengembangan obat tradisional macam jamu
menjadi sebuah obat herbal terstandar kemudian nantinya menjadi fitofarmaka akan
Berdasarkan dari beberapa hal diatas, maka tentunya pertanyaan dari seorang
sahabat pada awal tulisan ini tentu akan dapat mengundang pembicaraan yang lebih luas
lagi. Dari arah obrolan yang mungkin hanya seputar mengenai obat dapat meluas kepada
pembahasan sediaan kosmetik, obat tradisional, dan lain sebagainya. Dan semakin kita
mengetahui tentang hal-hal tersebut, maka kita akan menyadari bahwa sesungguhnya
farmasi itu sangat populer, sangat banyak kita temui dalam keseharian kita. Hanya saja,
sejauh ini masyarakat awam lebih mengenal farmasi itu dari segi produk/komoditi bukan
Popularitas semacam ini sejatinya bukanlah suatu penyurut motivasi bagi mereka
yang ingin mempelajari ilmu farmasi akan tetapi dapat menjadi dorongan maupun godaan
yang cukup besar mengingat posisi farmasi yang sangat menyinggung sisi kesehatan
membuka lapangan kerja baru. Bagi yang memilih untuk berkarier sebagai apoteker dapat
bekerja di rumah sakit, klinik, puskesmas, bahkan bisa membuka apotik sendiri.
Pekerjaannya mencakup peracikan obat sesuai analisa terhadap resep dari dokter dan
kebutuhan pasien, sampai jasa konsultasi obat. Bagi yang tertarik dengan pengujian
kualitas produk farmasi (quality control), manajemen mutu produk, atau penelitian dan
pengembangan dari suatu formula obat dapat berkarier di bidang industri farmasi. Bagi
yang tertarik pada bidang riset dan akademik dapat menjadi peneliti pada sebuah institusi
pendidikan atau bahkan menjadi tenaga pengajar untuk menyiapkan ahli-ahli farmasi yang
Begitu banyak dan luasnya ilmu farmasi dan pilihan karier yang di janjikan, maka
tentu kita akan dapat memberi informasi kepada masyarakat bahwa yang namanya farmasi
tidak hanya ngurusi tentang obat-obatan saja. Namun jugangurusi manusia itu sendiri.
Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah bagaimana ilmu farmasi ini dipahami sebaik
mungkin dan dijalankan sesuai norma dan nilai yang ada agar selalu mendatangkan
Sumber : http://www.putraindonesiamalang.or.id/popularitas-dunia-farmasi.html