Anda di halaman 1dari 2

DETERMINAN AUDIT JUDGMENT

Akuntansi dalam studinya di perguruan tinggi atau institusi yang membimbing segala hal
tentang akuntansi akan melahirkan seorang akuntan. Profesi akuntan merupakan profesi yang
dipercayai oleh masyarakat, karena akuntan dalam hal aktifitas pekerjaannya adalah mencatat,
menghitung, dan menganalisis informasi keuangan.

Profesi akuntan yang menjadikan mereka dipercaya karena tugas yang dilakukan adalah
untuk memberikan informasi keuangan yang jujur, jelas dan padat kepada khalayak umum,
sehingga sering disebut dengan “Akuntan Publik” Informasi keuangan yang dibuat akan
dijadikan sebagai dasar membuat keputusan.

Akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada
akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
untuk memberikan Auditing & Assurance Service ( Jasa audit umum dan Review ) atas laporan
keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non atestasi lainnya sepeti jasa
konsultasi, jasa kompilasi dan jasa – jasa lainnya yang berhubungan dengan Akuntansi dan
Keuangan.

Pelaksanaan audit diperlukan informasi-informasi yang dapat diverifikasi (dibuktikan


kebenarannya) yang digunakan dalam pemeriksaan keuangan. Hal ini tentunya membuat para
akuntan publik sebagai auditor harus memiliki ketelitian yang tinggi dalam mengidentifikasi
informasi-informasi keuangan yang diperiksa.

Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan judgment yang didasarkan
pada kejadian-kejadian masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Cara pandang auditor tentang
judgment yang dibuatnya terhadap informasi-informasi keuangan memilki tanggung jawab dan
risiko. Tanggung jawab dan risiko yang dilakukan pihak auditor memberikan masalah tekanan
ketaatan, karena para auditor harus mengidentifikasi masalah keuangan yang ada dari informasi
yang diperolehnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam analisis masalah keuangan yaitu


berdasarkan kemampuan, kemampuan ini didapatkan dari pengalaman selama mereka menjadi
auditor serta tekanan ketaatan yang dialami. Tekanan ketaatan adalah suatu kondisi dimana para
auditor harus melakukan pekerjaannya sebaik mungkin tanpa melakukan kesalahan, karena
dalam keadaan tekanan ketaatan kondisi fisik dan psikis seseorang tidak seimbang.

Tekanan ketaatan menjadikan seorang auditor dapat membuat kesalahan, karena tekanan
itu berasal dari atasan dank lien yang diperiksa. Tekanan yang berasal dari atasan yaitu mereka
harus melakukan pekerjaan dengan akurat, karena berhubungan dengan penggunaan dana.
Penggunaan dana tersebut dapat saja disalahgunakan oleh karena itu auditor yang menjadi
pemeriksa dalam hal keuangan, serta tekanan dari klien yaitu seorang auditor berusaha
memeriksa pencatatan keuangan yang diberikan oleh klien yang membutuhkan analisis atau
judgment dalam pemeriksaan catatan keuangan.

Menurut Knoers & Hadianto dalam Wuri(2013) pengalaman merupakan suatu proses
pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku dari pendidikan formal
maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada
suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman seorang auditor akan sangat menentukan
dalam membuat audit judgment, pendapat ini didukung oleh Abdolmohamndi dalam Nadirsyah
dkk (2011) yang menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat
kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman.

Pengalaman yang didapatkan menjadi auditor menjadikan sebagai kualitas dalam


melaksanakan tugas, karena semakin banyak keadaan tertentu dan masalah yang dihadapi oleh
seorang auditor semakin membuat mereka lebih berpengalaman. Kualitas auditor dibentuk oleh
pengalaman mereka selama menjadi auditor karena mereka telah menghadapi berbagai keadaan.

Anda mungkin juga menyukai