Bab Iii
Bab Iii
13
14
b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta
memiliki karakteristik seperti yang disyaratkan. Agregat dapat berasal dari galian,
sungai atau sumber-sumber lainnya, harus diperiksa dalam pengujian material di
lab beton. Penentuan jumlah agregat dalam beton (kg/m³) berdasarkan pada kadar
21
air bebas dan berat jenis relatif dari kombinasi agregat, dimana ini berkaitan
dengan ukuran maksimum agregat.
Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran
keduanya yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2. SII. 0052-
80. Agregat halus yang dipakai harus memiliki butir-butir tajam, keras, bersih dan
tidak mengandung lumpur serta bahan-bahan organis. Ukuran dari agregat harus
memenuhi ketentuan berikut :
Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat.
Sisa diatas ayakan 2 mm harus minimun 10 % berat.
Sisa diatas ayakan 0,25 mm harus 80 % - 90 % berat
Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat, awet,
dan bebas dari lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus
memenuhi ketentuan yang tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-80, Butir-butirnya
harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari
20%. Agregat kasar yang dipakai harus bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif
alkali. Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa ayakan 31, 5 mm harus 0 % berat.
Sisa ayakan 4 mm harus 90% - 98 % berat.
Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10%.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
d. Besi
Besi yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm²) untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang
dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk
ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi harus disimpan dengan tidak
22
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan
harus diminta persetujuan direksi terlebih dahulu. Pelaksana harus mengusahakan
supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
bestek. Jika pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
terdekat dengan catatan harus ada persetujuan direksi. Biaya tambahan yang
diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab kontraktor.
e. Mutu beton
o Beton harus dibentuk dari sement portland, pasir kerikil / batu pecah dan
air seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan mutu beton K-250 dengan campuran 1 PC : 1½ Ps : 2½ Kr :
0,5 air dan diolah sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik / tepat.
o Struktur beton bertulang (pondasi, balok, kolom, dan pelat lantai)
menggunakan beton mutu K-250 (ƒ’c = 20,75 Mpa) harus dipakai
“campuran yang direncanakan” (mix design). Campuran yang
direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.
f. Cetakan (bekisting)
Cetakan beton harus menghasilkan permukaan beton yang rata, sehingga
dapat digunakan bahan multipleks atau papan dengan rangka kayu yang tidak
mudah berubah bentuk. Semua cetakan/bekisting harus diberi penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergerak cetakan selama pelaksanaan pengecoran
dapat dihindari. Permukaan cetakan dapat diberi minyak (foem oil) untuk
mencegah melekatnya beton pada cetakan.
23
a. Tes Slump
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak)dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Uji Slump
mengacu pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30.
b. Cara pengujian Tes Slump
Peralatan
Kerucut terpenggal (kerucut yang bagian runcingnya hilang) sebagai
cetakan slump. Diameter bawah 30 cm, diameter atas 10 cm, tinggi 30
cm.
Batang logam bulat dengan panjang ± 50 cm diameter 10-16 mm.
Pelat Logam rata dan kedap air sebagai alas
Sendok adukan
Pita Ukur
Tahapan Uji Slump
Basahi cetakan kerucut dan palat dengan kain basah
Letakan cetakan diatas plat
Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam
sebanyak merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian
tepi dilakukan dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan.
Pastikan besi menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama
sebanyak 25-30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4
Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-
kira 1/2 menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar
cetakan dan di plat.
Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas
Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya
menggunakan perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
25
4. Perawatan
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan. Beton harus dibasahi 2 atau 3 kali sehari minimal selama 7
hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan
terus menerus dapat ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karung-
karung basah. Pada plat lantai pembasahan terus menerus dapat dilakukan dengan
menyiram atau menggenanginya dengan air.
Khusus untuk lantai yang akan diberi lapisan pencegah bocor (water
proofing) pembasahan rutin juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton
tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh kontraktor pelaksana sampai disetujui oleh direksi/ kosultan
pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan
tidak boleh diganggu dan tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai
yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan berat. Setelah minimal 1 minggu
pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan
syarat bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk
memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh direksi/
konsultan pengawas.
pada langit-langit dengan jarak sesuai gambar kerja. Paku-paku kait dipasangkan
pada garis yang telah ditentukan yaitu 600 x 1200 mm. Pasang penggantung
rangka plafond (Rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster dengan posisi
tegak lurus. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angel profil L 20 x 20 mm
atau mouldingprofil W sebagai list tepi tepat pada sipatan penandaan elevasi
plafond. Tentukan jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan benang
sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond. Pasang
rangka utama dengan jarak 1200 mm. Pasang rangka pembagi/Furing
Chanel dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip. Cek elevasi, jarak
rangka plafond, kayu rangka, pipa-pipa dan perlengkapan mekanikal/elektrikal
lainnya. Pasang dan kencangkan clip/Rod. Pasang panel gypsum pada rangka
dengan sekrup ceiling menggunakan obeng dengan jarak 60 cm dan setiap
sambungan harus tepat pada rangka. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
dengan menggunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan
menggunakan ceiling net/lakban dan ditutup dengan paper tape dan compound
ceiling lalu diamplas. Ratakan permukaan plafond gypsum menggunakan plamur
sampai terlihat rata dan lurus. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar-
benar halus. Cat seluruh permukaan plafond sampai merata dengan kuas untuk
bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas.
Pekerjaan atap terdiri dari pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua
rangka atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap. Pekerjaan
atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat
hasil yang baik.
lampu pijar, lampu neon, saklar triple dan boks sekering dilakukan oleh tenaga-
tenaga ahli (instalator) yang telah mempunyai sertifikat dari PLN.
Fasade adalah istilah arsitektur yang berarti tampak depan bangunan yang
umumnya menghadap ke arah jalan lingkungan. Fasad merupakan wajah yang
mencerminkan citra dan ekspresi dari seluruh bagian bangunan, bahkan bisa
menjadi jiwa bangunan. Fasade sebagai bagian terluar dari arsitektur bangunan,
tampak eksterior akan menjadi bagian terdahulu yang paling kritis serta rentan
terhadap perubahan cuaca yang ekstrem dan cepat. Pengertian fasade bangunan
tidak cukup hanya sebatas tampak saja melainkan suatu tampak bangunan yang
memberikan ciri khas dari suatu bangunan tertentu.
Desain fasade bangunan bisa dibilang sangat penting karena akan
menunjukkan seberapa bagus konsep bangunan tersebut. Bagian yang paling
banyak dilihat orang banyak adalah desain fasade karena jika fasade bangunan
tersebut cukup menarik akan membuat orang menjadi penasaran tentang desain
interiornya.
1. Dinding luar tidak boleh rembes terkena air hujan. Banyak sekali kasus yang
terjadi karena pemilihan material dinding yang kurang tepat menjadi rembes.
2. Dinding fasade yang menggunakan finishing plester aci dan cat saja akan
menimbulkan gelombang-gelombang permukaan apabila terkena sinar
matahari. Bukan masalah kontraktor yang mengerjakan tidak mahir
melainkan tuntutan untuk benar-benar menciptakan permukaan yang flat
sempurna sangat mustahil apabila terkena sinar matahari. Para arsitek yang
paham kondisi ini biasanya akan menyiasati dengan menutup cladding pada
dinding luar. Cladding atau dinding panel bisa menggunakan GRC board,
ACP (Aluminium Composite Panel), dan sebagainya.
3. Arsitek juga harus paham dengan hal-hal teknis di lapangan. Misalkan
menggunakan material GRC board harus diberi tali air yang cukup. Karena
jika tidak ada tali air akan terjadi retak-retak seiring berjalannya waktu.