Anda di halaman 1dari 20

BAB III

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu proyek, pelaksana perlu mengatur langkah kerja


setiap pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan. Hal ini berfungsi untuk
menentukan rencana kerja, tenaga kerja dan alat-alat yang digunakan, sehingga
menghasilkan mutu pekerjaan dan waktu pekerjaan sesuai dengan kontrak yang
telah ditetapkan.
Pelaksana perlu mengatur volume pekerjaan untuk mengarahkan tenaga
kerja dalam menggunakan peralatan yang diperlukan sehingga pemakaian waktu,
bahan dan mutu sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS
).Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), ruang lingkup pekerjaan
pada Proyek Pembagunan UPTD Puskesmas Meraxa di Banda Aceh ini adalah :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur Bawah
3. Pekerjaan Lantai I
4. Pekerjaan Lantai II
5. Pekerjaan Fasade

3.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan ini dilakukan untuk mempersiapkan lahan sebagai
lokasi pelaksanaan konstruksi. Kontraktor diharuskan melaksanakan nya guna
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga pada saat kontruksi berlansung, maka
maka tidak akan terjadi hambatan-hambatan yang dapat mengganggu pelaksanaan
proyek,pekerjaan ini meliputi :

13
14

3.1.1 Pekerjaan pembongkaran bagian gedung existing yang tidak


diperlukan dan pembersihan lokasi
Pekerjaan pembongkaran bangunan existing ini dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dan intruksi khusus dari pemberi tugas/konsultan. Pekerjaan ini
mencakup pembongkaran, penanganan, pembuangan atau penumpukan bekas
bongkaran. Pembongkaran yang akan dilaksanakan mencakup pembongkaran
bangunan existing dan utilitas existing.

3.1.2 Pekerjaan pembuatan pagar pengaman proyek


Pembuatan pagar pengaman proyek dilakukan sepanjang areal proyek
dengan menggunakan seng gelombang BJLS 0,20 mm. Untuk menopang seng
digunakan dolken kayu yang dipasang secara vertikal dan kayu berukuran 5/5 cm
secara horizontal.

3.1.3 Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank


Lingkup pekerjaan pengukuran adalah pelaksana harus sudah
memperhitungkan biaya untuk pekerjaan pengukuran, tata letak dan ketinggian
bangunan atau konstruksi, termasuk dalam pekerjaan ini pembuatan patok beton,
kayu, atau bouwplank.
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk-
petunjuk yang dinyatakan dalam dokumen kontrak atau secara khusus ditentukan
oleh pemberi tugas. Pengukuran dilakukan dengan Theodolit dan Waterpass.
Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh juru ukur yang berpengalaman.
Cara pelaksanaan pekerjaan adalah sebelum memulai pekerjaan,
perusahaan harus mengetahui dan menentukan patok referensi di lapangan (Bench
Mark). Patok referensi dibuat dari beton bertulang sesuai dengan gambar
perencanaan, ditanam dalam tanah dicor kuat, tidak mudah berubah posisi
maupun ketinggian ujung bagian atas yang berada diatas permukaan tanah,
menunjukan peill elevasi (titik ketinggian) diberi tanda cat, kemudian dibuat
patok-patok pembantu lainnya menurut kepentingan guna menunjukkan letak
bangunan.
15

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan


untuk mendapatkan kokasi yang tepat sesuai gambar kerja dan harus disetujui
pengawas lapangan.

3.1.4 Mobilisasi dan demobilisasi (alat, peralatan, dan pekerjaan )


Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke
lokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai
spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat
angkutan darat (trailer / truck besar).

3.1.5 Direksi keet dan gudang


Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek dengan baik adalah
tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet, untuk :
 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang


untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang
mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat,
kabel, alat sanitair dan lainnya.

3.1.6 Papan nama proyek


Sebelum dan selama kegiatan membangun dilaksanakan harus dipasang
papan proyek yang mencantumkan nama proyek, nama pemilik, lokasi, tanggal
mulai, pelaksana, dan Direksi Pengawas dengan cara pemasangan yang rapi dan
kuat serta ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat.
16

3.1.7 Mix design dan pengujian beton


Proses pemilihan bahan-bahan pembetonan yang tepat dan memutuskan
jumlah/kuantitas ketergantungan dari bahan-bahan tersebut dengan
mempertimbangkan syarat mutu beton, kekuatan (strengh), ketahanan ( durability)
dan kemudahan pengerjaan ( workability) serta nilai ekonominya.

3.1.8 Dokumentasi dan adminitrasi


Semua surat menyurat yang dilakukan oleh Pelaksana yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan yang bersifa administratif akan ditujukan kepada
Owner dengan tembusan kepada Pengawas (Direksi/Supervisior). Kontraktor
harus menyerahkan photo kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan (dengan
ukuran tidak kurang 8 cm x 2 cm). Photo diambil pada waktu awal dan selesainya
pekerjaan.

3.2 Pekerjaan tanah


Pekerjaan tanah terdiri dari galian tanah untuk pondasi, urugan tanah
kembali bekas galian, urugan untuk peninggian elevasi dan urugan pasir serta
pemadatannya.

3.2.1 Pekerjaan galian tanah


Kontraktor bertanggung jawab untuk semua penggalian yang
dilaksanakan seperti galian tanah pada awal mula pekerjaan, seperti menentukan
arah masuk alat sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.
Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan memungkinkan tanah dapat
longsor, perusahaan harus memasang pengaman galian sesuai persyaratan yang
disertai perhitungan kekuatannya. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman
yang telah ditentukan dalam gambar, maka kontraktor harus mengisi kelebihan
tersebut dengan bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
17

3.2.2 Pekerjaan urugan


Pekerjaan urugan meliputi pengurugan tanah, pemadatan tanah dan
urugan pasir. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari sampah
dan puing-puing bangunan sebelum pengurugan tanah dimulai.
Syarat-syarat umum pekerjaan urugan antara lain, tanah urug untuk
mengurug, meratakan harus bersih dari bahan organis, sisa-sisa tanaman, sampah.
Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang baik dari jumlah yang dibutuhkan,
maka kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dengan syarat tidak
mengandung akar, kotoran dan bahan organis.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan ketinggian, kemiringan
dan ukuran-ukuran yang diperintahkan. Pada daerah timbunan yang basah,
kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara untuk mengeringkan
tersebut.
Timbunan/urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimum 30 cm masing-masing lapis, dipadatkan sampai permukaan tanah
yang direncanakan.
Urugan pasir dilaksanakan untuk urugan dibawah pasangan lantai
bangunan pasir harus di padatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran
dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi
(sesudah dalam keadaan padat).

3.3 Pekerjaan Pondasi


Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung
diatas permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur
bangunan bawah yang disebut pondasi. Pondasi adalah bagian
dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari
bangunan dan meneruskannya ke tanah dibawahnya.
18

3.3.1 Pekerjaan pondasi sumuran


Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal
danpondasi tiang. Pondasi inidigunakan apabila tanah dasar terletak pada
kedalaman yang relatif dalam.Jenis pondasi dalam yangdicor ditempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau
beton pracetak,yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia
adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm,
dan 400 cm.

3.3.2 Pekerjaan pondasi tapak


Pondasi tapak adalah pondasi yang berukuran lebar seperti plat. Pekerjaan
pondasi tapak dilaksanakan setelah lantai kerja telah dikerjakan. Pondasi ini
dibuat dari beton bertulang dengan mutu beton K250. Pondasi tapak menerus pada
kedalaman 1,70 m dari peil lantai. Pondasi tapak menerus ini diletakkan diatas
lantai kerja yang dipersiapkan diatas tanah.

3.3.2 Pekerjaan pondasi menerus


Yaitu jenis pondasi yang strukturnya terbuat dari pasangan batu kali yang
disusu sedemikian rupa sehingga berdiri kokoh bahkan mampu untuk mendukung
beban dinding batu bata rumah atau pagar di atasnya.

3.4 Pekerjaan Lantai I


Bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding
sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan.

3.4.1 Pekerjaan pasangan bata


Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruhan
pembatas ruangan, bahan semen, pasir, dan air yang digunakan sama seperti yang
19

dipersyaratkan untuk pekerjaan beton bertulang. Pekerjaan dinding mempunyai


dua macam pasangan yaitu, pasangan kedap air dengan campuran 1 PC : 2 PP dan
pasangan adukan 1 PC : 4 PP berada diatas pasangan kedap air.

3.4.2 Pekerjaan plesteran


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang
dan dindingpenahanan tanah emperan keliling bangunan. Sebelum plesteran
dilakukan dinding dibersihkan dari semua kotoran, dinding dibasahi dengan air,
semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm. Permukaan
beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan
baik.
Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :
2 Ps , sedangan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang,
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.

3.4.3 Pekerjaan tangga


Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua
tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga merupakan suatu
sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan dapat dibuat
dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dll.

3.5 Pekerjaan Beton Bertulang


Tinjauan pekerjaan beton bertulang yang dibahas pada sub bab ini terdiri
dari lingkup pekerjaan, syarat bahan-bahan untuk beton, cetakan (bekisting),
pelaksanaan pekerjaan pengecoran, perawatan beton dan pembongkaran cetakan.
20

3.5.1 Lingkup pekerjaaan


Lingkup pekerjaan beton bertulang meliputi :
 Pondasi sumuran
 Pondasi tapak
 Pondasi menerus
 Sloof
 Kolom
 Balok
 Plat lantai
 Tangga

3.5.2 Persyaratan bahan


Syarat-syarat bahan beton bertulang antara lain :
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat
ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari direksi.
Pertimbangan direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
 Tidak ada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf
dengan mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta
memiliki karakteristik seperti yang disyaratkan. Agregat dapat berasal dari galian,
sungai atau sumber-sumber lainnya, harus diperiksa dalam pengujian material di
lab beton. Penentuan jumlah agregat dalam beton (kg/m³) berdasarkan pada kadar
21

air bebas dan berat jenis relatif dari kombinasi agregat, dimana ini berkaitan
dengan ukuran maksimum agregat.
Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran
keduanya yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2. SII. 0052-
80. Agregat halus yang dipakai harus memiliki butir-butir tajam, keras, bersih dan
tidak mengandung lumpur serta bahan-bahan organis. Ukuran dari agregat harus
memenuhi ketentuan berikut :
 Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat.
 Sisa diatas ayakan 2 mm harus minimun 10 % berat.
 Sisa diatas ayakan 0,25 mm harus 80 % - 90 % berat
Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat, awet,
dan bebas dari lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus
memenuhi ketentuan yang tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-80, Butir-butirnya
harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari
20%. Agregat kasar yang dipakai harus bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif
alkali. Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :
 Sisa ayakan 31, 5 mm harus 0 % berat.
 Sisa ayakan 4 mm harus 90% - 98 % berat.
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10%.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.

d. Besi
Besi yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm²) untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang
dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk
ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi harus disimpan dengan tidak
22

menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan
harus diminta persetujuan direksi terlebih dahulu. Pelaksana harus mengusahakan
supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
bestek. Jika pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
terdekat dengan catatan harus ada persetujuan direksi. Biaya tambahan yang
diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab kontraktor.

e. Mutu beton
o Beton harus dibentuk dari sement portland, pasir kerikil / batu pecah dan
air seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan mutu beton K-250 dengan campuran 1 PC : 1½ Ps : 2½ Kr :
0,5 air dan diolah sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik / tepat.
o Struktur beton bertulang (pondasi, balok, kolom, dan pelat lantai)
menggunakan beton mutu K-250 (ƒ’c = 20,75 Mpa) harus dipakai
“campuran yang direncanakan” (mix design). Campuran yang
direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.

f. Cetakan (bekisting)
Cetakan beton harus menghasilkan permukaan beton yang rata, sehingga
dapat digunakan bahan multipleks atau papan dengan rangka kayu yang tidak
mudah berubah bentuk. Semua cetakan/bekisting harus diberi penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergerak cetakan selama pelaksanaan pengecoran
dapat dihindari. Permukaan cetakan dapat diberi minyak (foem oil) untuk
mencegah melekatnya beton pada cetakan.
23

3.5.3 Pelaksanaan pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang meliputi :
1. Pembesian
Sebagai tahap awal pekerjaan beton bertulang adalah pelaksanaan
pekerjaan pembesian yang terdiri dari pemotongan, pembengokan,
penyambungan dan pemasangan besi-besi beton sesuai dengan peraturan dan
gambar bestek. Pembesian dapat dikerjakan lansung di tempat pekerjaan atau di
barak kerja.
2. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting harus rapi agar diperoleh bidang-bidang yang cukup
rata dan membentuk siku. Sebelum pengecoran, kayu cetakan harus dibersihkan
dan dibasahi air secukupnya dengan rata agar tidak terajdi penyerapan air beeton
ynag baru dituangkan.
3. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
direksi/ konsultan pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang
berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan dan kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh direksi/konsultan pengawas. Untuk melanjutkan pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Pada
pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m. Struktur beton bertulang tidak boleh dibebani sebelum umur 28
hari. Pembongkaran cetakan pada balok dan plat dapat dilakukan pada umur beton
minimal 4 minggu.
24

a. Tes Slump
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak)dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Uji Slump
mengacu pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30.
b. Cara pengujian Tes Slump
 Peralatan
 Kerucut terpenggal (kerucut yang bagian runcingnya hilang) sebagai
cetakan slump. Diameter bawah 30 cm, diameter atas 10 cm, tinggi 30
cm.
 Batang logam bulat dengan panjang ± 50 cm diameter 10-16 mm.
 Pelat Logam rata dan kedap air sebagai alas
 Sendok adukan
 Pita Ukur
 Tahapan Uji Slump
 Basahi cetakan kerucut dan palat dengan kain basah
 Letakan cetakan diatas plat
 Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam
sebanyak merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian
tepi dilakukan dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan.
Pastikan besi menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
 Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama
sebanyak 25-30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
 Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4
 Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-
kira 1/2 menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar
cetakan dan di plat.
 Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas
 Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya
menggunakan perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
25

 Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm


 Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan.

4. Perawatan
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan. Beton harus dibasahi 2 atau 3 kali sehari minimal selama 7
hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan
terus menerus dapat ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karung-
karung basah. Pada plat lantai pembasahan terus menerus dapat dilakukan dengan
menyiram atau menggenanginya dengan air.
Khusus untuk lantai yang akan diberi lapisan pencegah bocor (water
proofing) pembasahan rutin juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton
tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh kontraktor pelaksana sampai disetujui oleh direksi/ kosultan
pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan
tidak boleh diganggu dan tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai
yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan berat. Setelah minimal 1 minggu
pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan
syarat bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk
memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh direksi/
konsultan pengawas.

3.6 Pekerjaan Lantai Dan Keramik


Bagian ini mencangkup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan
dan teras-teras termasuk tangga, seperti yang tercantum dalam gambar. Keramik
(Geranit) yang dipakai ukuran 60 x 60 cm untuk lantai, 20 x 20 cm untuk lantai
kamar mandi, untuk anak tangga ukuran 10 x 40. Dasar lantai dilapis pasir
26

pasangan setebal 5cm, dengan adukan untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6


Kr.
Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering
dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan/tangga/lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan
ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang rata air. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus putih, baik permukaan dasar maupun di badan
belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-
rata yang dianjurkan adalah semen : pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata-rata 2-4
cm. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan dengan air bersih. Pekerjaan
ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh tukang yang benar- benar ahli dan
berpengalaman.
Pemasangan pelapis dinding keramik dilakukan pada semua dinding
kamar mandi. Bahan yang digunakan yaitu keramik ukuran 20 x 25cm dan
sebagai pengikat spesi dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. Bahan keramik sebelum
dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandungasam alkali) sampai
jenuh. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
ataupun bernoda. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat
pemotong keramik khusus sesuai persyaratan pabrik. Keramik yang sudah
terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik
hingga betul-betul bersih. Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm
dan maksimum 6 mm.

3.7 Pekerjaan Langit-Langit


Meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan konstruksi
penggantungnva, penyiapan tempat serta pemasangan plafondnya sesuai gambar
kerja. Bahan yang digunakan adalah gypsum, ukuran 600 x 1200 mm. Rangka
plafond menggunakan rangka galvanis.
Pekerjaan plafond dimulai dengan menentukan elevasi plafond dan
membuat garis sipatan pada dinding dan as sumbu ruangan serta titik-titik paku
27

pada langit-langit dengan jarak sesuai gambar kerja. Paku-paku kait dipasangkan
pada garis yang telah ditentukan yaitu 600 x 1200 mm. Pasang penggantung
rangka plafond (Rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster dengan posisi
tegak lurus. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angel profil L 20 x 20 mm
atau mouldingprofil W sebagai list tepi tepat pada sipatan penandaan elevasi
plafond. Tentukan jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan benang
sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond. Pasang
rangka utama dengan jarak 1200 mm. Pasang rangka pembagi/Furing
Chanel dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip. Cek elevasi, jarak
rangka plafond, kayu rangka, pipa-pipa dan perlengkapan mekanikal/elektrikal
lainnya. Pasang dan kencangkan clip/Rod. Pasang panel gypsum pada rangka
dengan sekrup ceiling menggunakan obeng dengan jarak 60 cm dan setiap
sambungan harus tepat pada rangka. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
dengan menggunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan
menggunakan ceiling net/lakban dan ditutup dengan paper tape dan compound
ceiling lalu diamplas. Ratakan permukaan plafond gypsum menggunakan plamur
sampai terlihat rata dan lurus. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar-
benar halus. Cat seluruh permukaan plafond sampai merata dengan kuas untuk
bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas.

3.8 Pekerjaan Kosen, Pintu Dan Jendela


Pekerjaan kusen menggunakan alumunium. Ukuran kusen yang akan
dibuat harus sesuai dengan ukuran gambar bestek. Pintu, jendela dan ventilasi
menggunakan alumunium. Ukuran pintu, jendela dan ventilasi disesuaikan dengan
ukuran gambar bestek. Kaca yang digunakan dalam untuk jendela dan ventilasi
menggunakan kaca dengan ketebalan 5 mm. Warna kaca disesuaikan dengan
permintaan Direksi.
Pasang kusen pintu/jendela alumunium pada lokasi yang ditentukan
(sesuai tipe yang ada pada gambar rencana), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen (selisih lubang 1 cm) dan masukkan kusen yang siap dipasang ke
lubang tembok dengan bantuan baji karet/kayu. Atur kedudukan kusen dengan
28

baji karet/kayu dan atur kelurusan/kedudukan kusen terhadap dinding. Lubangi


dinding melalui lubang kusen dengan bor untuk tempat sekrup dan masukkan
sekrup ke dalam lubang bor lalu dikencangkan dengan obeng. Pasang daun
pintu/jendela (setelah dipasang kaca) ke dalam kusen. Atur perlengkapan serta
asessorisnya (roda/rel, engsel, kunci, dll). Pengisian pada celah antara kusen dan
dinding digunakan dengan adukan semen. Untuk menghindari cacat pada profil-
profil alumunium yang telah terpasang, maka diberi pelindung
sejenisvaseline/isolasi kertas/plastik pada tempat yang rawan goresan.

3.9 Pekerjaan Pengecetan


3.9.1 Lingkup pekerjaan
a. Meni besi untuk baut-baut dan besi siku
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak
c. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond.

3.9.2 Mutu bahan


a. Meni kayu dan besi cap kuda terbang atau setara
b. Cat kayu cap kuda terbang atau setara
c. Cat tembok Vinilex atau setara

3.9.3 Pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali,
b. Pengecatan kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan.
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai
berikut :
 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
29

c. Pengecatan dinding harus dilakukan proses sebagai berikut :


 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
 Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap
dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga)
kali .
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
d. Pengecatan Plafond harus dilakukan proses sebagai berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat, lalu mendempul
bagian-bagian sambungan dan sudut plafond.
 Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
noda mengelupas

3.10 Pekerjaan Plumbing


Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk
menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas dan kontinunitas yang memenuhi
syarat dan pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan
kenyamanan yangdi inginkan. Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan, adapun
fungsi dan tujuanya sebagai berikut :"Menciptakan suatu bangunan yang
memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik dengan suatu sistem pemipaan yang
dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju dan membuang air
kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya dengan tidak
melupakan kenyamanan dan keindahan.
30

3.11 Pekerjaan Atap


3.11.1 Lingkup pekerjaan

Pekerjaan atap terdiri dari pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua
rangka atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap. Pekerjaan
atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat
hasil yang baik.

3.11.2 Mutu bahan


 Rangka atap baja ringan yang digunakan adalah terbuat dari bahan
zincalum dengan ketebalan 0,7 mm.

3.11.3 Pelaksanaan pekerjaan


 Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan
paku ulir (paku khusus untuk atap).
 Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
 Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir
pasangan akan rapi.
 Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu lembaran
bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik minimal 10 cm.
 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran.

3.12 Pekerjaan Instalasi Listrik

Penerangan gedung ini menggunakan energy listrik yang berasal dari


Perusahaan Listrik Negara (PLN) Banda Aceh. Sebelum dilakukan plesteran dan
pengecoran, ditanam pipa-pipa PVC untuk menempatkan kabel listrik agar
kelihatan rapi. Pekerjaan yang dilakukan seperti pengadaan titik api, stop kontak,
31

lampu pijar, lampu neon, saklar triple dan boks sekering dilakukan oleh tenaga-
tenaga ahli (instalator) yang telah mempunyai sertifikat dari PLN.

3.13 Pekerjaan Fasade

Fasade adalah istilah arsitektur yang berarti tampak depan bangunan yang
umumnya menghadap ke arah jalan lingkungan. Fasad merupakan wajah yang
mencerminkan citra dan ekspresi dari seluruh bagian bangunan, bahkan bisa
menjadi jiwa bangunan. Fasade sebagai bagian terluar dari arsitektur bangunan,
tampak eksterior akan menjadi bagian terdahulu yang paling kritis serta rentan
terhadap perubahan cuaca yang ekstrem dan cepat. Pengertian fasade bangunan
tidak cukup hanya sebatas tampak saja melainkan suatu tampak bangunan yang
memberikan ciri khas dari suatu bangunan tertentu.
Desain fasade bangunan bisa dibilang sangat penting karena akan
menunjukkan seberapa bagus konsep bangunan tersebut. Bagian yang paling
banyak dilihat orang banyak adalah desain fasade karena jika fasade bangunan
tersebut cukup menarik akan membuat orang menjadi penasaran tentang desain
interiornya.

Beberapa bangunan yang sangat mengandalkan desain fasade bangunan


adalah hotel, condotel, dan apartemen. Bangunan-bangunan tersebut mempunyai
daya jual yang terletak pada interior dan eksterior (fasade). Tidak heran jika hotel
dengan operator khusus seperti aston, whiz, dan sebagainya mempunyai ciri khas
tersendiri dari fasade bangunannya.

Tantangan-tantangan dalam mendesain fasade bangunan tidak hanya terletak pada


keindahan dan keunikannya melainkan dari segi kualitas material finishing yang
digunakan. Permasalahan yang dihadapi seorang arsitek dalam mendesain fasade
antara lain sebagai berikut.
32

1. Dinding luar tidak boleh rembes terkena air hujan. Banyak sekali kasus yang
terjadi karena pemilihan material dinding yang kurang tepat menjadi rembes.
2. Dinding fasade yang menggunakan finishing plester aci dan cat saja akan
menimbulkan gelombang-gelombang permukaan apabila terkena sinar
matahari. Bukan masalah kontraktor yang mengerjakan tidak mahir
melainkan tuntutan untuk benar-benar menciptakan permukaan yang flat
sempurna sangat mustahil apabila terkena sinar matahari. Para arsitek yang
paham kondisi ini biasanya akan menyiasati dengan menutup cladding pada
dinding luar. Cladding atau dinding panel bisa menggunakan GRC board,
ACP (Aluminium Composite Panel), dan sebagainya.
3. Arsitek juga harus paham dengan hal-hal teknis di lapangan. Misalkan
menggunakan material GRC board harus diberi tali air yang cukup. Karena
jika tidak ada tali air akan terjadi retak-retak seiring berjalannya waktu.

Anda mungkin juga menyukai