Impetigo herpetiformis (IH) merupakan satu kondisi dermatosis yang jarang terjadi
pada saat kehamilan, yang dimana saat ini, kondisi ini dianggap sebagai satu bentuk
sistematis. Beragam komplikasi yang muncul pada pengidapan IH pun telah banyak
1. Pendahuluan
Impetigo herpetiformis (IH) merupakan dermatitis yang jarang terjadi pada saat
penderitanya. Saat ini, kondisi ini dianggap sebagai satu bentuk psoriasis pustular
bahwa impetigo herpetiformis merupakan satu entitas yang berbeda dari psoriasis
pustular. Kondisi ini paling sering muncul pada trisemester ketiga kehamilan, dan
kembali.
2. Patogenesis
bukti yang tersedia, seperti contohnya sejumlah kasus familial, terdapat beberapa
IL36, yang tidak ditemukan pada kulit normal, dapatlah terpicu oleh sitokin-sitokin
lainnya seperti contohnya faktor nekrosis tumor alfa, IL-17A, dan IL-22, yang
ini, mutasi IL36RN juga diketahui terjadi pada seorang pasien penderita IH.
Ketika sebagian pasien penderita IH yang tidak mengalami mutasi IL36RN haruslah
diklarifikasi, mutasi ini dianggap dapat memiliki peranan yang menjanjikan sebagai
prediktor kemunculan IH dan dapat digunakan untuk mencegah potensi resiko bagi
terdapat beberapa kondisi yang memiliki hubungan dengan IH, yang diantaranya
paling jelas yang diketahui memiliki potensi peranan di dalam pengidapan IH.
namun beberapa obat diketahui dapatlah memicu pengidapan IH. Pada satu
bromida, dan pengidapan IH dapat terjadi di usia kehamilan minggu ke-34 5 hari
obat yang digunakan untuk menekan kontraktur uteri pra-persalinan, juga diketahui
3. Ciri-Ciri Klinis
Pada kondisi ini, lesi-lesi yang khas adalah berupa bercak/ tompok eritematosus
dengan pustula steril yang berkelompok secara marginal, yang utamanya muncul di
bagian tubuh ini diregangkan secara sentrifugal, maka akanlah memunculkan erosi
dan lapisan kerak, dan dapat menjadi terimpetiginisasi/ terdampak dengan impetigo
(Gambar 1).
Gambar 1: Lesi-lesi anula psoriasis pustular kehamilan pada paha kiri seorang
Walaupun tidaklah umum, lesi-lesi vegetatif yang muncul akan tampak seperti
Pemphigus vegetans. Keterlibatan kuku dan lesi-lesi mukosal pada lidah, mulut, dan
4. Komplikasi
dapat menyertai IH atau muncul sebagai akibat dari pengidapan IH yang dapat
membahayakan jiwa ibu dan janinnya. Beberapa komplikasi ini diketahui memiliki
paling signifikan adalah perubahan atau alterasi kalsium serum sebagaimana yang
disebutkan diatas. Beberapa gejala sistemik seperti contohnya mual, muntah, demam,
meriang, diare, renjat hipovolemik, sawan, dan lemas, serta temuan-temuan hasil
minggu ke-32.
karena insufisiensi plasental, ruptur membran prematur, dan bahkan persalinan janin
yang sudah meninggal di dalam rahim. Terdapat juga satu kejadian akan lahirnya
bayi dengan kondisi/ penyakit kutukan Ondine (sindrom hipoventilasi sentral) dari
wanita muda. Kondisi ini juga dapat dipicu karena penggunaan pil KB (kombinasi
5. Penanganan
Yang menjadi tantangan utama diantaranya adalah kondisi ibu dan janin yang kritis
dan kemungkinan akan teratogenitas obat yang digunakan di dalam penanganan IH.
Walaupun terdapat banyak opsi penanganan yang dapat dianjurkan untuk menangani
IH, namun belumlah terdapat pedoman khusus, dan juga, bukti yang ada yang dapat
psoriasis pustular masihlah tetap menjadi penanganan utama. Dosis awal pada kasus
IH dengan tingkat keparahan ringan sampai sedang adalah 15-30 mg setiap hari. Jika
diperlukan, dosis ini dapatlah ditingkatkan menjadi 40-60 mg dan bahkan sampai 80
mg setiap hari.
hamil adalah peningkatan tingkat insiden bibir dan langit-langit sumbing. Karena IH
topikal dengan dosis yang kuat diketahui memiliki hubungan dengan resiko akan
7. Siklosporin
Siklosporin merupakan satu opsi terapeutik pada para pasien yang tidak merespon
penanganan 14 pasien penderita IH, yang hampir dari seluruh obat tersebut
yang ditangani dengan siklosporin, yang dimana siklosporin ini diberikan dengan
dosis awal 4 mg/kg yang diikuti dengan penurunan dosis prednisolon dalam satu
yang didalam penelitian tersebut dilakukan pada para pasien dengan transplan ginjal
– diketahui, bahwa tidaklah terdapat gangguan fungsi ginjal dan rendahnya tingkat
plasenta tampaknya dipengaruhi oleh tingkat dosis yang diberikan, dan dengan
8. Antibiotik
dengan tingkat keparahan ringan, dan penanganan tambahan atau alternatif – seperti
contohnya kortikosteroid – dapatlah dipertimbangkan untuk dilakukan jika antibiotik
tidaklah efektif. Terapi antibiotik, khususnya dengan sefalosporin, adalah hal yang
dianjurkan, walaupun memang kita mengetahui bahwa pustula yang muncul tidaklah
dengan aman selama kehamilan, namun yang lebih dianjurkan untuk digunakan
9. Zat Biologis
dianggap sebagai obat dengan kategori B untuk ibu hamil. Walaupun data yang
tersedia saat ini tidaklah membuktikan akan resiko komplikasi-komplikasi janin pada
para pasien yang terpapar dengan penghambat TNF-α selama kehamilan, namun
penggunaan nya secara berkala selama kehamilan tidaklah disetujui oleh FDA/
Menurut dewan Yayasan Psoriasis Nasional, infliksimab merupakan salah satu terapi
yang terbaik untuk IH; namun demikian, hal ini pun bertolakbelakang dengan
pedoman dari Himpunan Dermatologi dan Venerologi Eropa yang tidak mendukung/
penanganan kasus psoriasis pustular parah rekalsitran selama kehamilan dengan hasil
yang memuaskan.
NBUVB dianggap sebagai satu opsi penanganan yang aman untuk dilakukan selama
kehamilan, dan penanganan ini dapat menjadi penanganan penyerta terapi ketika
penelitian telah melaporkan adanya penurunan kadar folat selama kehamilan akibat
NBUVB, namun hal tersebut bukanlah efek samping yang signifikan pada
trisemester ketiga, yang mana trisemester ketiga meupakan waktu puncak akan
insiden IH. Namun demikian, defisiensi folat pada trisemester pertama dapatlah
PUVA merupakan penanganan yang secara relatif aman, dan pemberiannya tidaklah
akan meningkatkan tingkat resiko malformasi bawaan ataupun kematian bayi, namun
11. Retinoid
ini telah digunakan untuk penanganan IH selama masa nifas dengan outcome yang
baik.
13. Kesimpulan
Impetigo herpetiformis merupakan satu istilah yang tampaknya tidaklah tepat, karena
kondisi tersebut tidaklah disebabkan oleh patogen bakteri ataupun virus. Kondisi ini
tampaknya merupakan varian dari psoriasis pustular yang dipengaruhi oleh faktor
genetik, imunologis, dan biokimia, dan kondisi ini dapatlah memberikan resiko yang
signifikan bagi ibu dan janinnya. Karena penyakit/ kondisi IH jaranglah terjadi, maka
untuk menanganinya. Banyak aspek dari penyakit ini yang belum dipahami secara
mendalam.
Singkatan
Poin-Poin Tambahan
dermatosis yang dapat mengancam jiwa dengan resiko-resiko yang berbahaya bagi
ibu dan janinnya. Penanganan impetigo herpetiformis cukuplah sulit, dan sejumlah
opsi penanganan telah dilaporkan efektif/ manjur untuk penanganan kondisi ini,
walaupun memang hal ini masih didukung dengan bukti yang lemah.
Konflik Kepentingan
dalam penelitian ini, dan juga tidaklah terdapat hubungan yang dapat memunculkan
konflik kepentingan.