Anda di halaman 1dari 18

Ikuti

Protista Mirip Tumbuhan (Alga)


Yang termasuk dalam kelompok protista mirip tumbuhan adalah ganggang (alga).

1. Ciri-ciri Alga

 merupakan organisme Eukariotik


 ada yang uniseluler (bentuk benang/pita) dan ada yang multiseluler (bentuk lembaran).
 Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof. Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen
lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat),
xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan).
 Tubuh alga/ganggang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuhnya
berupa thalus, sehingga dimasukkan ke dalam golongan thalophyta.
 Reproduksi secara aseksual (dengan fragmentasi, pembelahan, pembentukan spora)
maupun seksual (dengan oogami dan isogami). oogami terjadi jika antara sel betina dan
sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika
antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda dan mudah dibedakan. Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi
pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru
 Habitat di perairan (tawar – laut), tempat lembab. Ada yang menempel pada batuan
(epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifitik), dan
menempel pada tubuh hewan (epizoik).
2. Klasifikasi Alga

Klasifikasi Protista mirip tumbuhan berdasarkan piqmen warna, meliputi :

a. Euglenophyta
Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia memiliki sifat mirip
tumbuhan dan hewan. Dianggap mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a dan b, juga
ditemukan karotin sehingga dia akan berfotosintesis. Euglenophyta dianggap mirip hewan
karena dapat bergerak aktif dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk (flagela)
yang keluar dari selnya. Karena mempunyai alat gerak, dia dapat hidup di perairan, misalnya
air tawar dan air tergenang.
Contoh : Euglena viridis
b. Phyrrophyta (Alga Api)
Sering disebut Dinoflagellata karena memiliki 2 flagel. bersifat uniseluler, memiliki piqmen
berupa klorofil a dan c. Memiliki dinding sel berupa selulosa dan ada juga yang tidak
memiliki dinding sel. Disebut ganggang Api, karena mampu memancarkan cahaya
(bioluminesens) pada kondisi gelap. Hidup di air laut dan ada yang di air tawar

Contoh : Noctiluca sp, Ceratium sp, Gonyaulax sp, Perridium sp

c. Chlorophyta (Alga Hijau)


Ada yang uniseluler (soliter – koloni) dan multiseluler. Tubuhnya mengandung klorofil
(klorofil a dan b), dan piqmen warna lain (karoten, xantofil). Hidup melayang-layang di air
tawar atau air laut sebagai fitoplankton. Memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa dan
lignin. Bentuk tubuh (benang, lembaran, dan berkoloni). Ada yang bersimbiosis (mutualisme)
dengan fungi membentuk lichenes (lumut kerak).

Reproduksi secara aseksual (dengan pembelahan biner untuk yang bersel satu dan
fragmentasi untuk yang berbentuk benang, pembentukan zoospora), dan secara seksual
dengan konjugasi. Konjugasi adalah perpaduan gamet yang membentuk zigospora.

Contoh :

1) Chlorococcum sp
Struktur tubuhnya uniseluler, tidak memiliki alat gerak, hidup di air tawar, secara vegetatif
berkembang biak dengan membentuk zoospora. Dan setiap zoospora memiliki sepasang
flagella atau berflagel dua

2) Chlorella sp
Ganggang uniseluler berbentuk seperti bola, kloroplasnya menyerupai mangkuk. Memiliki
pyrenoid yang mengandung protein tinggi (Protein Sel Tunggal/PST). Habitat Chlorella di air
tawar, laut maupun di tempat-tempat yang basah. Reproduksi secara vegetatif dengan
membelah.

3) Spirogyra sp
Habitatnya di air tawar, ukuran kloroplasnya besar menyerupai pita yang melingkar-lingkar
di dalam sel. Kloroplasnya mengandung banyak pyrenoid untuk menyimpan hasil berupa
fotosintesis amilum.

Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedang secara seksual dengan cara konjugasi yang
berlangsung sebagai berikut : Dua sel filamen yang berbeda jenis (+ dan –) berdekatan,
kemudian filamen tersebut membuat tonjolan yang akhirnya bergabung membentuk sebuah
saluran/pembuluh yang menghubungkan plasma selnya. Selanjutnya plasma sel berjenis +
mengalir menuju plasma – dengan demikian terjadilah penyatuan plasma (plasmogami), yang
kemudian diikuti oleh penggabungan inti sel (kariogami). Penyatuan ini menghasilkan
zigospora yang diploid. Zigospora bermeiosis menghasilkan empat sel baru yang haploid.
Keempat sel ini biasanya satu sel tumbuh menjadi filamen Spirogyra yang baru.

4) Ulva sp
Habitat Ulva di air laut, air payau, menempel pada kayu atau batu-batu karang sepanjang
pantai.. memiliki bentuk thalus (berupa lembaran).

5) Chlamydomonas sp
Memiliki bentuk bulat telur, berflagel dua di ujung depan, kloroplas berbentuk seperti
mangkuk atau pita, terdapat stigma (bintik mata)
d. Chrysophyta (Alga cokelat-keemasan)
Ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler, dan banyak yang berflagel. Memiliki piqmen
warna yang dominan adalah karotin, fukosantin (coklat kuning) dan piqmen warna lain
klorofil a dan b. Sebagian besar kelompok ini adalah Diatom. Diatom mempunyai bentuk
kotak dan memiliki dinding sel. Sel tersusun atas dua belahan, yaitu : wadah (hipoteka) dan
tutup (epiteka). Dinding sel mengandung zat kersik, sehingga sering disebut ganggang kersik
atau tanah diatom. Manfaat : untuk bahan penggosok, bahan isolasi, bahan dasar kosmetik,
dan penyekat dinamit, penyaring kolam renang

Contoh : Diatom, Navicula, Cyclotella, dan Pinnularia

e. Phaeophyta (Alga Coklat)


Tubuhnya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, bersifat multiseluler, memiliki piqmen
berupa xantofil, fukosantin, klorofil a dan c, habitat di dasar laut, reproduksi secara
metagenesis (pergantian keturunan antara vegetatif dan generatif). Vegetatif dengan cara
fragmentasi, zoospora. Sedangkan generatif dengan cara oogami (peleburan antar ovum dan
spermatozoid).

Contoh :

 Laminaria sp, penghasil asam alginat (untuk produksi tekstil, kosmetik dan makanan)
 Sargassum sp,
 Fucus sp,
 Turbinaria sp,
 Macrocystis sp
f. Rodhophyta (Alga Merah)
Bersifat multiseluler, memiliki piqmen fikobilin yang terdiri dari fikoreitrin (merah) dan
fikosianin (biru), klorofil. habitat di dasar laut, seperti rumput sehingga sering disebut dengan
rumput laut (sea weed). Reproduksi secara Vegetatif dengan pembentukan spora, dan
secara generatif dengan peleburan antar ovum dan spermatozoid. Sering dimanfaatkan untuk
bahan makanan (agar-agar) dan kosmetika.
Contoh : Euchema spinosum, Glacilaria sp, Gelidium sp, Gigartina
mammilosa, Erytrophylum sp, Macrocladia sp

Protista Mirip Hewan


Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya
hewan
1. Ciri-ciri Protozoa

 Merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota).
 Berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron.
 Memiliki bentuk bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.
 Umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak
memiliki alat gerak.
 Hidup bebas di air tawar dan air laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa
hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan
memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
 Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, sedangkan reproduksi seksual
dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif
(konjugasi).
2. Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat geraknya dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu :

a. Flagellata (Mastigophora)

Flagellata dari istilah Flagellum (Cambuk) sedangkan Mastigophora dari kata mastix:
(cambuk) dan poros (membawa). Merupakan protista yang memiliki alat gerak berupa bulu
cambuk.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan ada tidaknya klorofil, yaitu:
 Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung
pigmen hijau klorofil, disebut kelompokfitoflagellata.Contoh:
 Euglena viridis, hidup di air tawar
 Vollvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan
kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel
pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
 Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak
bercahaya pada waktu malam hari.

 Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut


kelompok zooflagellata.
Contoh:

 Trypanosoma gambiense dan Trypanosomarhodosiense, penyebab


penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat dari
genus tse-tse, yaitu Jenis Glosina palpalis danGlosina mursitans.
Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan
serebro spinal manusia.
 Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
 Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazardengan tanda demam
dan anemia.
 Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit
oriental.
 Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura(malas) pada ternak,
hospes perantara lalat tabanus.
b. Ciliata/Ciliophora/Infosoria

Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut
getar). Alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap dan spesifik, hidup di air
tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di
dalam usus vertebrata.

Cilia membantu pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma


akan dilanjutkan ke sitofaring. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma
dengan membentuk vakuola makanan.

Sel Ciliata memiliki dua inti, yaitu makronucleus dan mikronucleus. Makronukleus memiliki
fungsi vegetatif dan Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi.

Contoh:

 Paramaecium caudatum, bentuk tubuh seperti sandal, mempunyai sitostom


(celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel.
Mempunyai dua macam nukleus yaitu mikronukleus untuk reproduksi
danmakronukleus untuk membantu proses fisiologis yang lain. Mempunyai dua
macam vakuola yaitu vakuola makanan berfungsi utk membantu mencerna
makanan dan vakuola kontraktil berfungsi utk mengeluarkan sisa makanan
cair (ekskresi). Rereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan
arah transversal, dan seksual dengan konjugasi.
 Stentor, bentuk seperti terompet dan hidupnya menetap di suatu tempat.
 Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau
spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
 Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium.
 Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada
permukaan daun yang terendam air.
 Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan
balantidiosis (gangguan pada perut).

c. Rhizopoda atau Sarcodina

Rhizophoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podosyang berarti kaki jadi
Rhizophoda berarti akar kaki sedangkan Sarcodina ( Sarcodesi yang berarti daging),
Termasuk hewan Uniseluler dan bentuk tubuhnya mudah berubah.

Alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia) dengan cara menjulur (protoplasma) gerakannya
yang disebut amoeboid. Ada bbrp macam kaki semu, yaitu lobodia (ujung tumpul) dan
filopodia (ujung runcing), dan aksopodia (teratur pd pusat)
Contoh :

 Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:

1. Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan


merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
2. Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
3. Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetapi
kadang-kadang menyebabkan diare.

 Foraminifera, hidup di laut, memiliki kerangka luar yang terbuat dari kalsium karbonat.
Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah “globigerina”.
Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi.
 Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk tanah
radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.
 Arcella sp, memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di
air tawar. Berbentuk seperti piring, dengan satu permukaan cembung dan permukaan
lainnya cekung atau datar , yang ditengahnya terdapat lubang tempat keluarnya kaki palsu.
d. Sporozoa

Sporozoa dari kata spora (benih) dan zoon (binatang), merupakan hewan berspora, tidak
mempunyai alat gerak, bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua
spesies ini bersifat parasit (endoparasit).
Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai
vakuola kontraktil

Contoh :

 Genus Plasmodium, bersifat parasit pada sel darah (eritrosit) manusia, yaitu menyebabkan
penyakit malaria. Vektornya adalah nyamuk Anopheles sp. Reproduksi Plasmodium
secara vegetatif berlangsung pada tubuh manusia penderita malaria, dan secara generatif
berlangsung pada tubuh nyamuk Anopheles sp betina.
Jenis Plasmodium antara lain :

1. Plasmodium falcifarum : Penyebab penyakit malariaTropica, dengan masa


sporulasi 1 atau 2 X 24 jam.
2. Plasmodium vivax : Penyebab penyakit malaria Tertiana, dengan masa
sporulasi 2 X 24 Jam.
3. Plasmodium malariae : Penyebab penyakit malariaquartana, dengan masa
sporulasi 3 X 24 jam.
4. Plasmodium ovale : Penyebab penyakit malaria ovale.
Siklus Hidup Plasmodium

 Fase Vegetatif : Terjadi pada tubuh manusia penderita Malaria. Manusia dipandang
sebagai hospes denifitif. Terdapatnya plasmodium di sepanjang saluran darah. Spora
aseksual berkembang biak pada waktu nyamuk anopheles menghisap darah. Siklus
hidupnya dimulai dari : Sporozoit – Tropozoit – Shyzoit – Merozoit.
 Fase Generatif :Terjadi di dalam tubuh nyamuk Anophels betina. Anopheles dipandang
sebagai hospes intermedier. Terdapatnya plasmodium disepanjang saluran pencernaan dan
saluran ludah. Siklus hidupnya dimulai dari Makrogametosit dan Mikrogametosit – Zygot
– Ookinet – Oosit – Sporosit – Sporozoit.
 Toxoplasma gondii : Penyebab penyakit Toxoplasmosis, yang menyebabkan keguguran
pada ibu hamil, dan mempengaruhi janis, kemunduran mental, kebutaan, pembengkakan
hati, hidrosefalus pada janin. Vektornya hewan suku Felidae (Kucing).
Sekitar 65 ribu jenis Protista yang menyerupai hewan atau lebih dikenal dengan istilah
Protozoa (Yunani, proto = pertama, zoa = hewan) telah dikenali dan dinamai. Disebut
Protista yang menyerupai hewan karena uniseluler, heterotrofik.

Ciri Tubuh

Ciri Protozoa meliputi ukuran dan bentuk, serta struktur dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh

Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron (πm). Bentuk sel
Protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar
Protozoa memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu), silia (bulu getar), atau
flagellum (bulu cambuk). Beberapa kelompok Protozoa memiliki cangkang

Struktur dan fungsi tubuh

Sel Protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola
kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta
pengatur pertukaran makanan dan gas. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan sel
dengan “menelan” oleh setiap bagian membran sel atau melalui sitostoma (mulut sel). Zat-zat
makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi.
Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran plasma.
Vakuola kontraktil adalah vakuola yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan
berbentuk cair ke luar sel melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vakuola
kontraktil merupakan vakuola yang selalu mengembang dan mengempis. Inti sel berfungsi
mengatur aktivitas sel.

Cara Hidup

Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, Protista lain, dan sampah
organisme. Sebagai pemangsa bakteri, Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah
bakteri di alam.

Habitat

Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar Protozoa
hidup bebas di laut atau di air tawar, misalnya di selokan, kolam, atau sungai. Jenis lainnya
ada yang hidup di tanah. Beberapa jenis Protozoa hidup dalam tubuh hewan atau manusia
dengan cara bersimbiosis.

Reproduksi

Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Sebagian Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (gamet)
atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif
disebut konjugasi. Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif
yang disebut kista. Kista diselubungi dengan kapsul polisakarida yang melindungi Protozoa
dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan. Jika kondisi lingkungan
membaik, misalnya tersedia makanan dan air maka dinding kista akan pecah dan Protozoa
keluar untuk memulai hidupnya kembali.

Klasifikasi

Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60rb spesies. Jenis Protozoa yang
sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya,
yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.

Rhizopoda (Sarcodina)

Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo + akar, podos = kaki) atau
Sarcodina (Yunani, sarco = daging) bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang
membentuk pseupodia (kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat
dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa
makanan hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang,
contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar
dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat.

Karena strukturnya yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap.
Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian
luar yang berbatasandengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian
dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental daripada endoplasma. Aliran endoplasma dan
ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseupodia. Pada proses makan,
pseupodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola
makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke
dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel
melalui membran plasma.

Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk
mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, contohnya Amoeba yang akan menjadi
aktif kembali jika kondisi lingkungan sudah sesuai.

Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair, baik di darat
maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri, atau
protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembap, contohnya Amoeba proteus.
Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang
hidup di laut adalah dari kelompokForaminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda
parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica.Entamoeba
gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan
parasit pada usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit ke dalam tubuh
manusia melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.

Ciliata (Ciliophora / infusoria)

Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria (Latin, infus = menuang)
karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada
seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia
juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma.
Makanan terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel).
Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola
makanan.

Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan
mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus.
Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada konjugasi. Ciliata juga memiliki
trikokis yang fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh.

Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliate juga hidup di
dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliate yang hidup bebaas di alam
contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella.Jenis
lainnya hidup bersimbiosis dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu
hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata
yang hidup sebagai parasit. Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar
ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).

Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan
pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi.

Flagellata (Mastigophora)

Flagellata (Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani, mastig = cambuk, phora =
gerakan) bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar
Flagellata memiliki dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakan sel
(posterior), atau di bagian depan sel (anterior).

Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya
pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar
maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup
bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu.
Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.

Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada
manusia di Afrika), Trypanosoma evansi(penyebab penyakit surra pada hewan
ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran
kelamin pria), serta Leishmania (penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah
manusia). Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah
manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur.
Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat
berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.

Sporozoa ( Apicomplexa)

Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adlah kelompok protista uniseluler yang pada
salah satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak
memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia.

Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual
dan seksualnya kompleks., dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau
lebih inang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan
betina.

Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis


dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Toxoplasma
gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar
kistaToxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil
karena dapat membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.

Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Di
dalam tubuh manusia, Plasmodiummenyerang sel-sel hati dan sel-sel darah merah (eritrosit).
Ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium
vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium
vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria tertiana, Plasmodium
malariae menyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparummenyebabkan penyakit
malaria yang paling berbahaya, yaitu malaria tropika.

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak aktif di dalam
sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Akibatnya di
kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat
dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya
genangan air atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak
dapat tumbuh menjadi dewasa, bahkan tidak dapat meletakkan telur-telurnya. Cara lainnya
dengan pemberian obat (misalnya obat kina) kepada si penderita. Melalui perkembangan
biologi molekuler, saat ini telah dikembangkan vaksin yang lebih efektif untuk
menyembuhkan malaria. Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh
nyamuk Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia.

Peran Protozoa dalam Kehidupan Manusia

Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa berperan penting dalam
mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa bakteri. Di perairan,
Protozoa juga merupakan zooplankton dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber
makanan hewan air seperti uadang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi
manusia. Protozoa lain yang menguntungkan antara lain sebagai berikut.

 Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencairan sumber


daya minyak, gas alam dan mineral.
 Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok.
 Entamoeba histolytica, penyebab disentri.
 Trypanosome brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.
 Trypanosome evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya sapi, kambing, dan
kuda.
 Leishmania, penyebab penyakit kala-azar.
 Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki.
 Balantidium coli, penyebab diare.
 Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis
 Plasmodium, penyebab penyakit malaria
.

Protista Mirip Jamur


Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya
berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip amoeba.
Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur ini mirip ganggang.

Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Myxomycota (Filum Jamur Lendir)


Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab, sampah
basah, kayu lapuk. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase
vegetatif, plasmodium bergerak ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik.
Makanan dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium
bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang
masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan
membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah
peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan
betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa.
Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat
(Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul
membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi
menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai
(stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora
melepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Contohnya adalah: Dictyostelium discoideum

b. Oomycota (Filum Jamur Air)


Oomycota merupakan jamur yang hidup di tempat lembab (air). Ciri-cirinya:
a. Benang-benang hifa tidak bersekat melintang di dalamnya terdapat inti dalam jumlah banyak.
b. Dinding selnya terdiri dari selulosa
c. Melakukan reproduksi aseksual membentuk zoospora memiliki 2 flagela untuk
berenang.Reproduksi seksual dengan membentuk gamet, setelah fertilisasi membentuk zigot dan
tumbuh menjadi oospora.
Contoh jamur ini: Saprolegnia, Phytophtora, Pythium.

Saprolegnia

Phytophtora

Saprolegnia =Jamur yang hidup saprofit pada hewan-hewan yang mati di air
Phytophthora= Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup parasit.
Yang parasit =
1. Phytophtora infestans = parasit pada kentang
2. P. nicotinae parasit pada tembakau
3. P palmifera parasit pada kelapa
Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda.
Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip amoeba (protozoa). Meskipun tidak
berklorofil, struktur membran jamur ini mirip ganggang.

Protista mirip jamur dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu mycomycota dan oomycota

1. Mycomycota (Jamur Lendir)

Habitat di hutan basah, batang kayu yang membusuk, sampah basah, dan tanah yang lembap. Fase vegetatif
berbentuk seperti lendir. Sifat seperti Amoeba, reproduksi mirip jamur.

Contoh:

 Physarum sp , merupakan jamur lendir tak bersekat, sel-selnya tidak dapat dipisahkan

 Dictyostelium discoideum, merupakan jamur lendir bersekat, sel-selnya dapat dipisahkan

2. Oomycota (Jamur Air)

Jamur air dimasukkan ke kingdom Protista karena strukturnya mirip alga, tetapi tidak berklorofil. Hifa tidak
bersekat, intinya banyak. Dinding sel berupa selulosa. Reproduksi aseksual dengan zoospora dan seksual
menghasilkan zigot.
Contoh:

 Phytophythora infestan (parasit pada kentang),

 Phytium sp (penyebab penyakit busuk pada kecambah berbagai tanaman).

 Saprolegnia parasitica (parasit pada ikan)

by. Aslam

Anda mungkin juga menyukai