Anatomi Payudara PDF
Anatomi Payudara PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara
2.1.1. Anatomi Payudara
Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar
ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan
dan pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae
mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi)
setelah melahirkan bayi.
1. Struktur
Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang
tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot
pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.
Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan
jaringan ikat dan bukan pada jumlah glandular aktual.
a. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus
dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus
(ampula).
b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
c. Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori.
d. Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1
cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
2. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
a. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari
cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena
dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava superior.
2.2.4. Diagnosis
Diagnosis dari kanker payudara dapat ditegakkan dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
1. Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan keluhan di payudara atau daerah aksila dan
riwayat penyakitnya. Keluhan dapat berupa adanya benjolan, rasa nyeri, nipple
discharge, nipple retraction, krusta pada areola, kelainan kulit berupa skin
dimpling, peau d’orange, ulserasi, dan perubahan warna kulit. Selain itu juga
ditanyakan apakah terdapat penyebaran pada regio kelenjar limfe, seperti
timbulnya benjolan di aksila, dan adanya benjolan di leher ataupun tempat
lain. Adanya gejala metastase juga ditanyakan, seperti sesak napas atau batuk
yang tidak sembuh meskipun sudah diobati, dan nyeri pada tulang belakang,
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi dan palpasi.
a. Pada inspeksi dilakukan pengamatan ukuran dan bentuk kedua payudara
pasien, serta kelainan pada kulit, antara lain : benjolan, perubahan warna
kulit (eritema), tarikan pada kulit (skin dimpling), luka/ulkus, gambaran
kulit jeruk (peau de orange), nodul satelit, kelainan pada areola dan puting,
seperti puting susu tertarik (nipple retraction), eksema dan keluar cairan
dari puting. Ada atau tidaknya benjolan pada aksila atau tanda-tanda radang
serta benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan.
3. Pemeriksaan Tambahan :
a. Mamografi payudara
b. CT pada payudara
c. Ultrasonografi (USG)
d. MRI payudara
e. Skrining tulang
Klasifikasi Definisi
Tumor Primer (T)
Tx Tumor primer tidak didapatkan
T0 Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis Karsinoma In Situ
Tis (DCIS) Duktal Karsinoma In Situ
Tis (LCIS) Lobular Karsinoma In Situ
Tis (Paget) Paget’s disease tanpa adanya tumor
T1 Ukuran tumor < 2 cm
T1 mic Mikroinvasif > 0,1 cm
T1a Tumor > 0,1 - < 0,5 cm
T1b Tumor > 0,5 - < 1cm
T1c Tumor > 1 - < 2 cm
T2 Tumor > 2 - < 5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor dengan segala ukuran disertai dengan adanya
perlekatan pada dinding thoraks atau kulit
T4a Melekat pada dinding dada, tidak termasuk M.
Pectoralis Major
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi pada
kulit
T4c Gabungan antara T4a dan T4b
T4d Inflamasi karsinoma
Kelenjar Limfe Regional (N)
Nx Kelenjar limfe regional tidak didapatkan
N0 Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe
N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat
mobile
N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral, tidak
dapat digerakkan (fixed)
N3 Metastasis pada kelenjar limfe infraklavikular, atau
mengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjar
limfe supraklavikular
Metastasis (M)
Mx Metastasis jauh tidak didapatkan
M0 Tidak ada bukti adanya metastasis
M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai organ
2.2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara terdiri dari :
1. Pembedahan
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal dan bedah
konservatif merupakan eksisi tumor luas. Terapi kuratif dilakukan jika tumor
terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke dinding dada dan kulit
mamma atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya.
2. Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif
dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran
sisitemik dan sebagai terapi adjuvan. Kemoterapi adjuvan diberikan kepada
2.2.7. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan melakukan beberapa tindakan
sebagai berikut:
1. Hindari makanan berkadar lemak tinggi, dari hasil penelitian, konsumsi
makanan berkadar lemak tinggi berkorelasi dengan peningkatan kanker
payudara.
2. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah dan sayur segar.
3. Berikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin, hal ini dapat
mengurangi resiko terkena kanker payudara (Purwoastuti, 2008).
2.2.8. Prognosis
Prognosis dari kanker payudara dapat dilihat dari tingkat penyebaran dan
potensi metastasis kanker payudara tersebut. Data-data prognosis harapan hidup
pada penderita kanker payudara per stadium (Sjamsuhidajat,R., dan De Jong,W.,
2005).
Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi hingga ke
puting. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu
(seharusnya, tidak ada cairan yang keluar, kecuali pada wanita yang sedang
menyusui). Kemudian ulangi palpasi dalam posisi berbaring (Rasjidi, 2009).