Anda di halaman 1dari 17

REKAYASA IDE

PERMASALAHAN PADA PERKEMBANGAN BAHASA REMAJA


PADA SISWA KELAS X IPA DI SMA SWASTA METHODIST 7 MEDAN

Disusun oleh:
Kelompok : IX

1. Rizky Fadila Pane : 4181131027


2. Selly Aprilia Nisa : 4183131001

Dosen Pengampuh : Yeni Marito Harahap, M.Pd., M.Ps.


Kelas : Kimia Dik. D 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada allah swt yang telah memberikan
nikmatnya kepada saya (penulis) sehingga dengan nikmatnya tersebut saya dapat
menyelesaikan tugas laporan rekayasa ide “Permasalahan Pada Perkembangan Bahasa
Remaja Pada Siswa Kelas X Ipa Di Sma Swasta Methodist 7 Medan”.
Kemudian dalam penulisan ini Saya telah banyak mendapatkan petunjuk dari berbagai
pihak sehingga tugas laporan Rekayasa Ide ini dapat diselesaikan. Mudah-mudahan Rekayasa
Ide ini dapat bermanfaat bagi Saya dan seluruh para pembaca tugas ini. Saya menyadari
dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan untuk itu saya masih memerlukan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari teman-teman pembaca demi kesempurnaan tugas-
tugas yang berikutnya.
Ucapan terima kasih Saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan tugas ini sehingga tersusunnya tugas ini dari awal hingga akhir sampai dengan
selesai.

Medan, November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I ............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 1

D. Manfaat .............................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................6
KAJIAN TEORI ..........................................................................................................................6
BAB III ...................................................................................................................................... 13
METODE REKAYASA IDE ................................................................................................. 10
A. Metode Penelitian ................................................................................................ 10

B. Langkah penelitian ............................................................................................... 10

BAB IV ...................................................................................................................................... 11
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 11
A. Konsep Permasalahan Pada Perkembangan Bahasa Reamaja Pada Usia Sekolah
Menengah Atas ....................................................................................................................... 11

B. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Bahasa


Remaja...........................................................................................................................14
C. Cara Kita Mengupayakan Perbaikan Bahasa Yang Tidak Sesuai Menjadi Bahasa
Indonesia Yang Baik Dan Benar .............................................................................................. 11

BAB V ....................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13

B. Saran .................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan suatu untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran
sering berhubungan satu sama lainnya. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat
luas, remaja mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga
pendidikan bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan
semata,namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk
didalamya perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang
didalam kelompok sebaya. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang
dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam
perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja)
mengikuti proses belajar di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penjelasan latar belakang di atas yaitu
dianataranya:
1. Bagaimana konsep permasalahan pada perkembangan bahasa reamaja pada usia Sekolah
Menengah Atas ?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan bahasa remaja ?
3. Bagaimana cara kita mengupayakan perbaikan bahasa yang tidak sesuai menjadi bahasa
Indonesia yang baik dan benar?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari rumusan masalah di atas yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep permasalahan pada perkembangan bahasa reamaja
pada usia Sekolah Menengah Atas.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan bahasa
remaja.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kita mengupayakan perbaikan bahasa yang tidak sesuai
menjadi bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4
D. Manfaat
Adapun manfaat penelitian dari tujuan penelitian di atas yaitu sebagai berikut:
1. Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai
permasalahan pada perkembangan bahasa remaja pada siswa kelas X IPA di SMA
Swasta Methodist 7 Medan..
2. Rekayasa ide ini bermanfaat bagi pembaca terkhusus untuk mahasiswa/i agar lebih
memahami mengenai permasalahan pada perkembangan bahasa remaja pada siswa
Sekolah Menengah Atas.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan.
Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat
tubuh dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi
abstrak.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa adalah alat komunikasi yang
digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain.
Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif
sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang
bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.
Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang
dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa atau
suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan
sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat
perilaku sosial.
Bahasa juga merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau symbol untuk mengungkapkan
sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan,
lukisan, dan mimik muka. Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan
manusia dengan hewan. Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan pikir
individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya
yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik
kesimpulan.
Dan kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to
grow atau to grow maturity. Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa
remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi
masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa
remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir
dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai
transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

6
Remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Remaja juga terjadi
proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan
orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan
masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah
dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis
misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa
antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan
kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.
b. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar
dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi
lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang
dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam
perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak
(remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga
pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem
budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat
(teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi
lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat
khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran
soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan
khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah
dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
7
dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai
dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan
rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa
sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada
umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif
dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-
kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan
diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih
pendek seperti ‘permainan diganti dengan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal.
Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi
lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap.
Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih
cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia
mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kita bisa mendengar bagaimana bahasa
remaja ini dibuat begitu singkat tetapi sangat komunikatif.
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional
formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu
mrngaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara baik pada
setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun pola
hubungan secara komperhensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi
dengan mengurangi penggunaan symbol-simbol dan terminologi konkret dalam
mengomunikasikannya.
Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian jati diri,
ada tahapan kemampuan berbahasa pada remaja yang berbeda dari tahap-tahap
sebelum atau sesudahnya yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum
seperti munculnya istilah-istilah khusus di kalangan remaja. Karakteristik psikologis
khas remaja seringkali mendorong remaja membangun dan memiliki bahasa relatif
berbeda dan bahkan khas untuk kalangan remaja sendiri, sampai-sampai tidak jarang
orang di luar kalangan remaja kesulitan memahaminya. Dalam perkembangan
masyarakat modern sekarang ini, di kota-kota besar bahkan berkembang pesat bahasa
khas remaja yang sering dikenal dengan bahasa gaul. Bahkan karena pesatnya
8
perkembangan bahasa gaul ini dan untuk membantu kalangan diuluat remaja
memahami bahasa mereka, Debby Sahertian (2000) telah menyusun dan menertibkan
sebuah kamus khas remaja yang disebut dengan “Kamus Bahasa Gaul”. Dalam
kamus itu tertera sekian ribu bahasa gaul yang menjadi bahasa khas remaja yang jika
kita pelajari sangat berbeda dengan bahasa pada umumnya. Kalangan remaja justru
sangat akrab dan sangat memahami bahasa gaul serta merasa lebih aman jika
berkomunikasi dengan sesama remaja menggunakan bahasa gaul.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu
perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambahnya pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik
ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara,
kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak
akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
b) Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda
dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain,
kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.
c) Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda,
memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat
berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud
suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan
seseorang anak.
9
d) Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan
situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus
sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan
tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga
terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa.
e) Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

d. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir


Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor
intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.
Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana,
bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan
berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada
dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti
halnya belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan
merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi belajar menambah kata-kata dengan
meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya)
disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru
dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah.
Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini
diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu
sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa
dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
10
Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam
menyusun kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya
berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang
menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan
gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan
gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti
bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya.
Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar.
Ketidaktepatan hasil pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam
bahasa.
e. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa
Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah
memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor
lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi
perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai
dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari.
Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi
akan berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya
perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa
juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan
lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang
sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal
dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan
perkembangan bahasanya.
f. Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya
dalam penyelenggaraan pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik
kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan
strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan
kemampuan anak.

11
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakankembali) pelajaran
yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri.
Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat
kemampuan bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa
murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih
secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah
dipercaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid
mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari
dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara
mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan
lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-
masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan
koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana
perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya
hendaknya disediakan di sekolah maupun dirumah.

12
BAB III
METODE REKAYASA IDE

A. Metode Penelitian
Metode yang sesuai untuk mengupayakan pengembalian bahasa Indonesia yang baik
dan benar pada remaja usia Sekolah Menengah Atas terutama siswa kelas X IPA yang telah
tersurvei 63 % dari 33 siswa sering menggunakan bahasa gaul yaitu metode sosialisasi. Dari
hasil survei yang menunjukan bahwa kecenderungan mengguanakan bahasa gaul disebabkan
oleh faktor lingkungan sosial. Upaya ini bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman
siswa akan dampak negatif dari berbahasa gaul melalui seminar atau penyuluhan yang
bertemakan “Pemuda Cinta Indonesia”. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan
semangat pelajar Indonesia untuk lebih mencintai Indonesia yang dapat dimulai dari hal kecil
yaitu berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan pemaparan seperti itu diharapkan
bisa mengubah pola pikir peserta didik dan menimbulkan kesadaran akan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.

B. Langkah penelitian
Langkah penelitian yang akan dilakukkan yaitu dengan mengumpulkan 33 siswa yang
sebelumya sudah diteliti permasalahan kebahasaannya dalam suatu ruangan untuk diberi
sosialisaasi. Acara sosialisasi yang akan diadakan tidak hanya berisikan pemeparan-
pemaparan tetang bahasa Indonesia saja, namun juga diisi dengan pemaparan-pemaparan
tentang keindahan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
mengikuti sosialisasi ini. Kemudian pada sosialisasi ini akan dihadirkan oleh para
narasumber-narasumber yang bisa mengangkat semangat para siswa sehingga acara tidak
berlangsung monoton. Diakhir acara, para siswa atau perisipan diberikan sebuah kuisioner
untuk mendapatkan data siswa tentang pengaruh sosialisasi tersebut terhadap kebahasaan
pada remaja.

13
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Konsep Permasalahan Pada Perkembangan Bahasa Remaja Pada Usia Sekolah
Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan nyata maupun
fiksi mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa gaul. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Dalam upaya
untuk mengurangi pemakaian bahasa gaul sebagai alat komunikasi dalam masyarakat
diperlukan suatu strategi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
B. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Bahasa Remaja.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya


merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya
belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan
cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm mmm’, ibunya tersenyum mengulang
menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi ‘maem-maem’. Bayi
belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia
dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas.

C. Cara Kita Mengupayakan Perbaikan Bahasa Yang Tidak Sesuai Menjadi Bahasa
Indonesia Yang Baik Dan Benar.
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi
negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin
bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai
bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan
dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti
pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada
perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa
menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya
penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga
tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling
banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
Langkah-langkah penanggulangan :
a) Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada
masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuh kembangkan

14
pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan pemerintah sangat dituntut kinerja mereka
dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak
Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia
secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat.
b) Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
c) Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan
demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan
benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah
kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa
mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan
masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.
d) Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga
masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa
Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan Bahasa
Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Cara menanamkannya dapat dilakukan di
rumah, sekolah dan di masyarakat.
e) Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam
film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan
penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang
diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan
Bahasa Indonesia seperti para idola mereka.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul
yang faktor utamanya yaitu lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga, lingkungan
bermain maupun lingkungan sekolah. Penggunaan bahasa gaul dapat mempengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Dalam upaya untuk
mengurangi pemakaian bahasa gaul sebagai alat komunikasi dalam masyarakat
diperlukan suatu strategi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Upaya-upaya yang dapat dilakukkan dalam penanggulangan masalah ini yaitu:
a) menanamkan dan menumbuh kembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri
generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
b) Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
c) Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya.
d) Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga
masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa
Indonesia.
e) Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam
film-film produksi Indonesia.

B. Saran
Kita sebagai calon guru hendaknya memahami pentingnya perkembangan-
perkembangan yang terjadi pada setiap peserta didik, terutama perkembangan bahasa
yang digunakan pada remaja saat ini. Mereka mengetahui betul dampak negatif dari
berbahasa gaul, namun masih belum ada kesadaran pada masing-masing peserta didik.
Sehingga kita sebagai calon peserta didik harus berupaya mengembalikan bahasa asli
Indonesia dan menghilangkan pengaruh-pengaruh bahasa dari budaya luar.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/arif_3sbty/55003e198133119a17fa74aa/upaya-mengatasi-
pergeseran-bahasa-indonesia-sebagai-identitas-bangsa

http://anugrahsetyourgoals.blogspot.com/2013/10/solusi-agar-bahasa-indonesia-yang-
baik.html

http://whatsappwithme.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-pada-remaja_16.html

https://burhand182.wordpress.com/2012/06/28/metode-dan-teknik-penyuluhan/

17

Anda mungkin juga menyukai