Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-Nyalah penulis telah
diberi kesempatan, kesehatan dan ketabahan dalam mengerjakan makalah ini
sebagai tugasevaluasi pendidikan, Shalawat dan salam tidak lupa penulis
sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga beliau, para sahabat dan pengikut beliau. Dalam mengejakan makalah
evaluasi pendidikan,yang berjudul: “Skala Pengukuran, Penulisan Aitem,
Penentuan Skor, Analisis Dan Seleksi Aitem”
Penulismenyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan maka penulis sangat berharap kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini dan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin ya Rabbal alamin.

Banda Aceh, 27 September2018

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Skala Penulisan
B. Penulisan Aitem
C. Penentuan Skor
D. Analisis Dan Selesksi Aitem

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Analisis isi mengupas suatu teks dengan objektif untuk mendapatkan
gambaran dari suatu isi apa adanya, tanpa campur tangan peneliti. Penelitian
menghilangkan bias, keberpihakan dan kecenderungan tertentu dari peneliti.Hasil
analisis isi benar-benar mencerminkan isi dari suatu teks dan bukan akibat
subjektifitas peneliti.
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah
selalu sejalan dengan tujuan yang tercantum pada indikator yang sudah
direncanakan oleh guru, dimana dalam menyusun atau menetapkan indikator, guru
beracuan pada taksonomi tujuan pendidikan yang disusun oleh Bloom, yaitu
berupa pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif), dan keterampilan
(ranah psikomotor) yang ketiganya dapat dirinci lagi menjadi bermacam-macam
kemampuan yang perlu dikembangkan dalam setiap proses pembelajaran
Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang
pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan
sebagainya.Jadi, penilaian itu sifatnya adalah kualitatif.Sedangkan evaluasi
mencakup dua kegiatan yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup
pengukuran, dan penilaian. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai
sesuatu. Untuk dapat menentukan nilaidari sesuatu yang sedang dinilai itu di-
lakukan pengukuran, dan wujud dari pengukuran adalah pengujian, dan pengujian
inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja skala dalam penulisan?
2. Bagaimana cara penulisan aitem?
3. Bagaimana cara penentuan skor?
4. Bagaimana cara analisis dan selesksi aitem?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui macam-macam skala dalam penulisan
2. Mengetahui cara penulisan aitem
3. Mengetahuicara penentuan skor
4. Mengetahui cara analisis dan selesksi aitem
BAB II
PEMBAHASAN

A. SKALA PENULISAN, PENULISAN AITEM, PENENTUAN SKOR,


ANALISIS DAN SELEKSI AITEM.
a. Skala Penulisan
Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai
objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut. Terdapat
empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala
nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio.
a) Skala nominal
Skala Nominal adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota
yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari
anggota himpunan yang lain. Skala nominal, Variasinya tidak menunjukkan
Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam
Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu
lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
Contoh:Nomor jaminan social seseorang, nomor punggung pemain
sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu skala nominal. Demikian juga, jika
dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2,
untuk mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakah orang ini
berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali jenis
kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih tinggi, tidak
berarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari pria.Kita boleh saja
membalik prosedur pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode
2.

b) Skala ordinal
Skala ordinal Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat, atau
skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.
Contoh:Disini angka 2 lebih besar dari 1, bahwa angka 3 lebih besar dari
2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut, dan semakin besar angkanya semakin
besar propertinya. Contoh, angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2
untuk tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun
kita juga bisa memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20
untuk tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara
kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa dan
relative standing dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu kuliah.

c) Skala interval
Skala interval adalah bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan
satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Contoh: Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan 3, selisih
antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2.

d) Skala ratio (skala pembanding)


Skala ratio adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga
variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL
ABSOLUT ).
Contoh:Seseorang yang memiliki berat 100 kg boleh dikatakan dua kali
lebih berat dibandingkan seseorang yang memiliki berat 50 kg, dan seseorang
yang memiliki berat 150 kg tiga kali lebih berat dibandingkan seseorang yang
beratnya 50 kg.

e) Skala Likert
Skala likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena pariwisata
B. PENULISAN AITEM
Format Aitem Skala
Umumnya dikelompokkan menjadi 2 macam:
 bentuk pernyataan dengan pilihan,
 bentuk pertanyaan.
Contoh: bentuk penyataan dengan pilihan:
 Merasa dibenci oleh seseorang (Ya) (Tidak)
 Perubahan keadaan ekonomi keluarga (Ya) (Tidak)
Kalimat dibuat berupa pernyataan mengenai keadaan atau perasaan yang
dialami seseorang.Dibuat untuk mengungkap atribut tertentu, dalam hal ini setiap
jawaban “ya” mengidikasikan adanya stress.
Contoh bentuk pertanyaan:
 Jika seseorang menyalakan rokok dalam bus ber-AC yang sedang anda
tumpangiapa yang anda lakukan?
a. Saya tegur dan ingatkan akan larangan merokok dalam bus
b. Saya diamkan saja meskipun saya terganggu dan sangat jengkel
Contoh di atas, pilihan jawaban(a) mengindikasikan adanya asertivitas lebih tinggi
bila dibandingkan dengan pilihan jawaban (b).
Format respon
 variasi jawaban memperlihatkan tingkat kesetujuan
 sangat setuju
 setuju
 tidak setuju
 sangat tidak setuju
 Diferensiasi jumlah format respons dapat dipilih berdasarkan kebutuhan
 Dapat pula dibuat 2 pilihan:
(Ya) (Tidak)
 Bentuk pilihan yang menunjukkan frekuensi kejadian:
 Selalu
 Sering
 Kadang-kadang
 Jarang
 Tidak pernah
Kaidah penulisan
 Gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana, jelas, dan mudah
dimengerti oleh responden namun tetap harus mengikuti tata tulis dan
tatabahasa indonesia yang baku.
 Tulis aitem dengan berhati-hati sehingga tidak menimbulkan penafsiran
ganda terhadap istilah yang digunakan
 Selalu ingat bahwa penulisan aitem mengacu pada indikator perilaku atau
pada komponen atribut, karena itu jangan menulis aitem yang langsung
mananyakan atribut yang hendak diungkap.
 Selalu perhatikan indikator perilaku apa yang hendak diungkap sehingga
stimulus dan pilihan jawaban tetap relevan dengan tujuan pengukuran.
 Cobalah menguji pilihan-pilihan jawaban yang telah ditulis. Adakah
perbedaan arti atau makna antara dua pulihan yang berbeda sesuai dengan
diri atribut yang sedang diukur, apabila tidak maka aitem yang
bersangkutan tidak akan memiliki daya beda (discriminating power).
 Perhatikan bahwa isi aitem tidak boleh mengadung social desirability,
yaitu aitem yang isinya sesuai dengan keinginan sosial umumnya atau
dianggap baik oleh norma sosial. Aitem yang bermuatan social desirability
cenderung akan disetujui atau didukung oleh semua orang semata-mata
karena orang berfikir normatif, bukan karena isi aitem itu sesuai dengan
perasaan atau keadaan dirinya.
 Untuk menghindari stereotipe jawaban, sebagian dari aitem perlu dibuat
dalam arah favorabel dan sebagian lain dibuat dalam arah tidak favorabel.
Penulisan aitem pilihan majemuk
 Penulisan aitem pilihan majemuk umumnya terdiri atas satu kalimat
pernyataan atau pertanyaan (stem) dan beberapa pilihan jawaban yang
disebut alternatif (options)
 Salah satu dari pilihan jawaban adalah jawaban terbaik/benar yang disebut
kunci jawaban (key) dan sisanya adalah distraktor.
 Umumnya penulisan aitem tes berbentuk pilihan majemuk didasarkan
pada proposisi, yaitu kalimat sederhana yang dapat dinyatakan benar atau
salah.
 Langkah pertama adalah menentukan proposisi yang dianggap penting
dan relevan dalam materi, hal ini terkait dengan efektifitas tes.
 Contoh proposisi: “Magna Charta membatasi kekuasaan raja”. Dari
proposisi tersebut kita dapat menentukan sebuah kata kunci (key) yaitu:
“membatasi”.
 Selanjutnya adalah menentukan alternatif, yang bila digunakan untuk
menggantikan “key” maka proposisi menjadi salah.
Contoh: “memperluas”, “memperkuat”, atau “menambah”.
 Bentuk Item menjadi:
Dampak Magna Charta bagi kekuasaan raja adalah:
a. Membatasi c. Memperkuat
b. Memperluas d. Mengatur
 Beberapa Kaidah penulisan aitem pilihan majemuk:
 Menanyakan hal yang penting untuk diketahui
 Tulislah aitem yang berisi pernyataan pasti
 Aitem mengandung pernyataan umum yang bertahan lama
 Aitem hanya berisi satu gagasan saja
 Aitem menyatakan inti pernyataan dengan jelas. Gunakan kalimat
sederhana.
 Tidak didasari oleh pernyataan negatif
 Gunakan bahasa yang jelas, kata yang sederhana dan pernyataan
langsung
 Aitem memberikan alternatif bagi isi pernyataan yang paling penting.
 Berikan alternatif jawaban yang jelas berbeda
 Alternatid yang ditawarkan hendaknya mempunya struktur dan arti
sejajar.
 Menghindari alternatif yang bertentangan dengan alternatif yang lain.
 Susunlah alternatif jawaban dalam urutan logisnya
 Penggunaan alternatif “bukan salah satu di atas” atau “semua yang di
atas” hanya baik bila kebenaran bersifat mutlak.
 Jangan menjebak siswa dengan menanyakan hal yang tidak ada
jawabannya.

C. PENENTUAN SKOR
Skor adalah hasil pekerjaan menskor (memberikan angka) yang diperoleh
dengan jalan menjumlahkan angkaangka bagi setiap butir soal yang oleh testee
telah dijawab dengan betul.
Contoh 1:
Tes hasil belajar suatu mata pelajaran bentuk tes objektif pilihan ganda
dengan jumlah butir tes 20 (dua puluh), apabila skor total dari 20 butir tes tersebut
100, maka setiap butir tes jika peserta testee menjawab benar 1 (satu) butir tes
maka skor dalah 100 : 20 = 5, jika benar 10, maka skor adalah 10 x 5 = 50. Angka
50 ini disebut skor (bukan nilai, dan atau bobot).
Contoh 2:
Hasil pelaksanaan tes hasil belajar bidang studi Matematika bentuk tes
subjektif esai menyajikan 5 (lima) butir soal, dengan skor total 80 dengan rincian
sebagai berikut :
 Soal nomor 1 (kategori mudah) dengan skor = 12
 Soal nomor 2 (kategori sedang) dengan skor = 16
 Soal nomor 3 (kategori mudah) dengan skor = 12
 Soal nomor 4 (kategori sukar) dengan skor = 24
 Soal nomor 5 (kategori sedang) dengan skor = 16
Dari contoh 2 (dua) di atas bahwa dasar penentuan skor adalah
berdasarkan jumlah butir tes dan tingkat kesukaran tes.
Kemudian hasil korektor yang diperoleh seorang peserta testee sebagai berikut.
 Soal nomor 1 skor perolehan 8
 Soal nomor 2 skor perolehan 10
 Soal nomor 3 skor perolehan 6
 soal nomor 4 skor perolehan 16
 Soal nomor 5 skor perolehan 14
Dengan demikian untuk kelima butir soal bentuk tes subjektif esai tersebut
mendapatkan skor sebesar 54.Angka 54 ini belum disebut nilai, sebab angka 54
itu masih merupakan skor mentah (raw score).
Pengolahan dan Pengubahan Skor Mentah Tes Hasil Belajar Menjadi Nilai
Standar (Standar Score).
Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai, ada dua carayang dapat
ditempuh, yaitu:
 penilaian beracuan patokan (PAP).
Contoh, hasil pelaksanaan ujian akhir semester 10 orang siswa SMA pada mata
pelajaran Matematika yang bentuk tes terdiri dari pilihan ganda 30 butir soal
dengan skor maksimum ideal (SMI) adalah 60, dan bentuk tes esei 5 butir soal
dengan skor 30 dan bobot 40, dengan hasil seperti pada tabel berikut.

Proses Penghitungan pemberian Nilai Akhir (NA) untuk nomor urut 1 (satu).
Tes Pilihan Ganda :
25 𝑥 2
x 100 x 60% = 49,99
60

Tes Esei diperoleh Nilai soal nomor


4
1. x 5 = 3,33
6
6
2. x 6 = 4,5
8

dengan penghitungan yang sama diperoleh nilai


3. ................ = 7,5
4. ................ = 3,38
5. ................ = 11,67
Dengan demikian nilai peserta urut 1 bentuk tes esei : 3,33 + 4,5 + 7,5 +
3,38 + 11,67 = 30,38. Jadi nilai perolehan tes esei dengan skala 100 adalah
30,38
: 40
𝑥 100 𝑥 40% = 30,38

Dengan demikian Nilai Akhir (NA) yang diperoleh peserta Urut 1 adalah
nilai tes perolehan pilihan ganda + Nilai tes perolehan esei = 49,99 + 30,38 =
80,37 (delapan puluh, tiga puluh tujuh).

 penilaian Beracuan Norma/Kelompok (PAN/K).


Contoh, skor perolehan 40 orang siswa SMA pada mata pelajaran
Matematika sebagai berikut : 70, 70, 70, 68, 68, 65, 65, 65, 65, 60, 60, 60, 60, 55,
55, 54, 50, 50, 45, 45, 45, 43, 43, 43, 43, 34, 30, 30, 30, 26, 26, 26, 24, 24, 24, 23,
20, 20, 19, dan 18.
Dari data skor perolehan siswa tersebut, untuk pengolahan menjadi nilai
akhir dapat digunakan
 Standar skala 1 – 10, dengan rumus
M + 2,25 SD = Nilai 10. M – 0,25 SD = Nilai 5.
M + 1,75 SD = Nilai 9. M – 0,75 SD = Nilai 4.
M + 1,25 SD = Nilai 8. M – 1,25 SD = Nilai 3.
M + 0,75 SD = Nilai 7. M – 1,75 SD = Nilai 2.
M + 0,25 SD = Nilai 6. M – 2,25 SD = Nilai 1.
 Standar skala 4 – 8, dengan rumus
M + 1,8 SD = Nilai 8. M – 1,8 SD = Nilai 5.
M + 0,6 SD = Nilai 7. M – 3 SD = Nilai 4.
M - 0,6 SD = Nilai 6.
 Standar lima, atau nilai huruf dengan rumus
M + 1,5 SD = Nilai A. M – 0,5 SD = Nilai D.
M + 0,5 SD = Nilai B. M – 1,5 SD = Nilai E.
M - 0,5 SD = Nilai C.
Dari data Skor perolehan 40 orang siswa SMA pada mata pelajaran
Matematika di atas : 70, 68, 64, 62, 60, 58, 58, 54, 54, 53, 53, 52, 52, 51, 47, 46,
45, 45, 44, 44,43, 43, 42, 42, 40, 40, 38, 38, 32, 32, 30, 30, 28, 25, 24, 24, 22, 22,
20, dan 18, dapat diolah dengan menggunakan:
Standar skala 1 – 10, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Tentukan Range (R) = Skor tertinggi – Skor terendah
 Tentukan banyak kelas, dengan rumus : K = 1 + 3,3 Log N
 Tentukan interval kelas (disimbolkan = i), biasanya angka ganjil misalnya
3, 5, 7, dan seterusnya
 Buat tabel distribusi frekuensi
 Tentukan mean duga (MD), biasanya MD terletak pada kelas interval
yang mempunyai frekuensi terbanya (terbesar). Biasanya terletak di tengah
kelas interval.
∑ 𝑓𝑑
 Menentukan mean yang sebenarnya (M) dengan rumus M = MD + I ,
𝑁

Dimana I = interval kelas, N = jumlah testee.


 Menentukan Standara deviasi (SD), dengan rumus

∑ 𝑓𝑑2 ∑ 𝑓𝑑
𝑆𝐷 = 𝑖 [√ −( )]
𝑁 𝑁

 Setelah dihitung Mean dan Standar deviasi disubtitusikan pada rumus


Standar skala penilaian 1 – 10.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut di atas maka didapat :
 R = 70 – 18 = 52.
 Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 40.= 1 + 3,3
(1,6021) = 1 + 5,28 = 6,28 = 6 (dibulatkan)
 interval kelas, i = 52 : 6 = 8,67 = 9 (dibulatkan).
 tabel Distribusi frekuensi sebagai berikut

 Menentukan mean yang sebenarnya (M) dengan rumus M = MD + I


∑ 𝑓𝑑
.Dimana, I = 9, N = 40, MD = 48, ∑ 𝑓𝑑 = −24, sehingga
𝑁

diperoleh nilai M = 48 + 9 (- 24 : 40) = 48 – 5,4 = 42,6 , jadi nilai M


= 42,6
 Menentukan Standar deviasi (SD), dengan rumus

∑ 𝑓𝑑 2 ∑ 𝑓𝑑
𝑆𝐷 = 𝑖 [√ −( )]
𝑁 𝑁

112 −24
= 9 [√ 40 − ( 40 )]

SD = 14,06
 Penjabaran Nilai sebagai berikut
M + 2,25 SD = 42,6 + 2,25 (14,06) = 42,6 + 31,64 = 74
M + 1,75 SD = 42,6 + 1,75 (14,06) = 42,6 + 24,61 = 67
M + 1,25 SD = Nilai 8 = 42,6 + 1,25 (14,06) = 60
M + 0,75 SD = Nilai 7 = 42,6 + 0,75 (14,06) = 53
M + 0,25 SD = Nilai 6 = 42,6 + 0,25 (14,06) = 46
M – 0,25 SD = Nilai 5 = 42,6 – 0,25 (14,06) = 39
M – 0,75 SD = Nilai 4 = 42,6 – 0,75 (14,06) = 32
M – 1,25 SD = Nilai 3 = 42,6 – 1,25 (14,06) = 25
M – 1,75 SD = Nilai 2 = 42,6 – 1,75 (14,06) = 18
M – 2,25 SD = Nilai 1 = 42,6 – 2,25 (14,06) = 11
Kesimpulan:
(74 + 67) : 2 = 70, artinya skor 70 ke atas nilai 10
(67 + 60) : 2 = 64, artinya skor 64 – 69 nilai 9
(60 + 53) : 2 = 57, artinya skor 57 – 63 nilai 8
(53 + 46) : 2 = 50, artinya skor 50 – 56 nilai 7
(46 + 39) : 2 = 43, artinya skor 43 – 49 nilai 6
(39 + 32) : 2 = 36, artinya skor 36 – 42 nilai 5
(32 + 25) : 2 = 29, artinya skor 29 – 35 nilai 4
(25 + 18) : 2 = 21, artinya skor 22 – 28 nilai 3
(18 + 11) : 2 = 15, artinya skor 15 – 21 Nilai 2,
Skor < 15 nilai 1
Selanjutnya standar skala 4 – 8 dan standar lima (nilai huruf) diserahkan kepada
pembaca sebagai latihan.

D. ANALISIS DAN SELESKSI AITEM


1) Analisis Aitem
Sebelum menentukan teknik analisis apa yang harus dipakai, perlu dilihat
kembali jenis hipotesis yang akan diujinya, apakah deskriptif, komparatif atau
korelasional. Jika sudah diketahui selanjutnya melacak jenis data yang diperoleh
dari setiap variabel yang diteliti, apakah datanya kuantitatif atau kualitatif.Jika
sudah ditemukan baru menentukan teknik analisis yang dapat digunakan.
Analisis aitem merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan
setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti
sudah diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat
analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan, karena itu
kegiatan analisis data merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja
dalam proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat
berakibat fatal terhadap kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak
lebih buruk lagi terhadap penggunaan dan penerapan hasil penelitian tersebut.
Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik analisis
mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu
memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Teknik analisa aitem merupakan suatu langkah yang paling menentukan
dari suatu penelitian, karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
penelitian. Analisis data dapat dilakukan melalui tahap berikut ini :
 Tahap Penelitian
Perencanaan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
 Peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel.
 Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian.
Pelaksanaan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
 peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian.
 Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan instrumen
penelitian.
Evaluasi Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang
telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan.
Penyusunan Laporan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah
menyusun dan melaporkan hasil-hasil penelitian.
2) Analisis Butir Tes Hasil Belajar
Nilai akhir yang diperoleh masing-masing peserta didik, maka untuk
mengetahui kualitas butir tes yang telah disusun guru/tutor berdasarkan kisi-kisi
tes, maka perlu dianalis untuk mengetahui tingkat validitas tes, reliabilitas tes,
tingkat kesukaran tes, daya pembeda tes, dan analisis fungsi distaktor (bentuk
objektif tes pilihan ganda), sehingga dapat memberikan manfaat kepada guru,
sekolah dan pengawas. Manfaat tersebut sebagai berikut.
Untuk Guru
 Dapat melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa dengan benar.
 Mengoreksi kelemahan dan kekurangan yang dilakukan selama ini.
 Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
 Menunjang kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran.
 Dapat terbinanya kelompok guru yang siap dijadikan tim ahli dalam
menyusun soal.
Untuk Sekolah atau Pengelola Sekolah
 Membantu tanggung jawab sekolah dalam memperlancar pelaksanaan
kurikulum.
 Membantu sekolah dalam meningkatkan mutu lulusan.
 Meningkatkan kredibilitas sekolah dengan adanya guru yang memiliki
ketrampilan dalam menyusun soal.
 Memiliki guru yang terampil dalam menyusun soal yang dapat digunakan
sebagai tutor dalam membina guru-guru lainnya.

Untuk Pengawas
Bagi pengawas adalah memiliki sekelompok tenaga terampil yang dapat
digunakan sebgai tutor dalam penularan kemampuan dan ketrampilan kepada guru
lain yang belum memilikinya.
2) SELESKSI AITEM
a) Prosedur seleksi item
 Tekan analyze, kemudian pilih SCALE, dan tekan RELIABILITY
ANALYZE
 Masukan item 1-12 yang hendak kita analis ke dalam kotak ITEMS
 Tekan STATISTICS lalu pilih menu SCALE IF ITEM DELETED
 Tekan CONTINUE lalu OK!
b) Membaca output
Untuk menyeleksi butir, terdapat 3 cara antara lain :
 Cara Pertama:
Lihat pada kolom CORRECTED BUTIR-TOTAL CORRELATION, butir
yang nilainya dibawah 0,3 adalah butir yang dipertimbangkan untuk diseleksi.
(prosedur ini bisa dilihat pada buku Pak Azwar yang judulnya Penyusunan Skala
Psikologi).
 Cara Kedua:
Lihat pada tabel korelasi (r), misalnya subjek anda adalah 70 orang maka
kita melihat nilai r pada baris db=68 (n-2), pada taraf signifikansinya 5% ternyata
r tabel adalah 0,232. Lihat pada kolom CORRECTED BUTIR-TOTAL
CORRELATION, butir-butir yang di bawah 0,232
 Cara Ketiga:
Lihat dulu reliabilitas kita berapa? Misalnya 0,7009. Lalu lihat pada kolom
ALPHA IF BUTIR DELETED. Mereka-mereka yang nilainya di atas 0,7009
harus kita relakan untuk diseleksi. Asumsinya adalah butir yang baik, jika dibuang
maka reliabilitasnya akan turun.
 Menurut cara pertama, kita akan menggugurkan item 5,6,7 dan 8.
 Menurut cara kedua kita lihat tabel korelasi terlebih dahulu dan didapatkan
bahwa r=0.632 (db=8) sehingga kita perlu menggugurkan item dibawah
0.632, yaitu item 1,2,5,6,7,8,9,10 dan 12.
 Menurut cara ketiga kita perlu menggugurkan item yang memiliki Alpha If
Item deleted di atas 0.813, yaitu item 5,6,7 dan 8
Nah, setelah selesai menandai item yang gugur, kita perlu mengulangi
langkah dari awal dengan mengeluarkan item yang gugur. Misalkan kita pakai
cara pertama (rit>0.3) maka item 5,6,7 dan 8 kita keluarkan dari analisis.
 Tekan ANALYZE, kemudian pilih SCALE, dan tekan RELIABILITY
ANALYZE
 Keluarkan 5, 6, 7 dan 8 dari kotak ITEMS
 Tekan OK!

 Catatan Dalam Menyeleksi Item


 Kriteria Seleksi Item Bukan Sesuatu yang Mutlak Prosedur
penyeleksian item tidak mutlak dilakukan secara ketat dengan prosedur
di atas. Misalnya kalau banyak item kita yang gugur dengan kriteria
seleksi rit<0.3, kita dapat menurunkan dengan kriteria seleksirit<0.275.
Kalaupun masih banyak yang gugur bisa kita turunkan lagi dengan
rit<0.25. Penurunan kriteria seleksi ini tidak menjadi masalah, asalkan
nilai reliabilitas pengukuran masih memuaskan, misalnya rxx>0,7.
 Terkadang Item baik lebih baik digugurkan dan item buruk tidak
digugurkan Lihat Tabel 1, Si Bonbon setelah menyeleksi item dengan
menggunakan rit<0.3 mendapati bahwa sebaran aspek tidak seimbang
setelah dianalisis. Kondisi ini dapat mengurangi validitas isi alat ukur,
sehingga Si Bonbon perlu menaikkan item yang gugur di aspek 3 agar
jumlahnya setara dengan aspek lainnya. Misalnya Si Bonbon dapat
menaikkan 5 item yang gugur di aspek 3.

Lihat Tabel 2, Si Binbin setelah menyeleksi item dengan menggunakan rit<0.3


mendapati bahwa sebaran aspek tidak seimbang setelah dianalisis.Sama seperti
tabel 1 kondisi ini dapat mengurangi validitas isi alat ukur, sehingga Si Bonbon
perlu mengurangi jumlah item di aspek 3. Jadi meskipun item di aspek 3 hampir
semuanya baik, tetapi 6 atau 7 item perlu digugurkan agar sebara item menjadi
seimbang.

 Kriteria Menggugurkan Item


Pada kasus di atas, si Bonbon dibuat pusing untuk memilih item buruk mana di
aspek 3 yang mau ‘diangkat’ agar sebaran item menjadi seimbang. Di sisi lain Si
Binbin juga pusing memilih item mana di aspek 3 yang perlu ‘digugurkan’ untuk
mendapatkan keseimbangan item. Mereka berdua tidak akan pusing jika
mengetahui kaidah memilih item yang baik di bawah ini.
 Item yang baik adalah item yang mengukur domain yang diukur dengan
baik dan ditulis dengan kalimat yang baik dan tidak ambigu (anda dapat
mengkonsultasikan ke dosen pembimbing sebagai judgement professional)
 Item yang baik adalah item yang memiliki korelasi item total yang optimal
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur
atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
ratio.
 Format Aitem SkalaUmumnya dikelompokkan menjadi 2 macam:
bentuk pernyataan dengan pilihan,
bentuk pertanyaan.
 Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai, ada dua cara
yang dapat ditempuh, yaitu: penilaian beracuan patokan (PAP) dan
penilaian Beracuan Norma/Kelompok (PAN/K).
 Nilai akhir yang diperoleh masing-masing peserta didik, maka untuk
mengetahui kualitas butir tes yang telah disusun guru/tutor berdasarkan
kisi-kisi tes, maka perlu dianalis untuk mengetahui tingkat validitas
tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran tes, daya pembeda tes, dan
analisis fungsi distaktor (bentuk objektif tes pilihan ganda), sehingga
dapat memberikan manfaat kepada guru, sekolah dan pengawas.

B. Saran
Penulis harapkan kepada pembaca semoga dapat menambah bahan bacaan
dan wawasan, sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan
penulis ucapan banyak terima kasih bagi semua pihak, terutama dosen
pembimbing. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam membuat
makalah ini, jadi kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di butuhkan
bagi penulis
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad jumal, Desain Penelitian Isi (Content Analysis). Sekolah Pascasarjana


UIN Syarif Hidayatullah, ciredu ciputat 15419.Jurnal.
Harefa amin otoni, Penilaian Dan Hasil Belajar.Pdf
Suryana (2010).Metodologi penelitian model praktis penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Jakarta.
Sugiyono (2007).Statistik untuk penelitian, Jakarta:Alfabeta.
Salim agus dkk (1999), Panduan Cara Pemberian Skor Dan Analisis Untuk
Menilai Kesejahteraan Manusia, bogor: SMK Grafika Mardi
Yuana.
Widhiarso wahyu, realibilitas dan seleksi aitem.Pdf

Anda mungkin juga menyukai