Anda di halaman 1dari 23

BAB 5

TITIK FOKUS LENSA CEMBUNG DAN CEKUNG

Hari/Tanggal Percobaan : Rabu/ 7 januari 2015

Nama Asisten : Kana Dhiean Zukhruf

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari dapat merasakan penggunaan dari lensa,


contoh alat yang menggunakan lensa yaitu kaca mata, lup (kaca mata pembesar),
mikroskop, kamera, teropong dan masih banyak lagi. Namun tentunya kita belum
begitu paham bagaimana cara kerja dan fungsi dari alat-alat tersebut. Dalam alat
tersebut terdapat lensa yaitu lensa positif (cembung) yang digunakan untuk
penderita rabun jauh (miopi) dan lensa negatif (cekung) yang digunakan rabun
dekat (hipermetropi). Selain itu kita juga kurang paham bagaimana lensa
cembung dan cekung tersebut membentuk bayangan.

Setiap alat opik mempunyai lensa yang sangat canggih sehingga manusia
bias terkagum dengan kecanggihan itu. Misalnya pengguna kamera Hp lensa
tersebut tentu tidak terlepas dari jarak objek, jarak bayangan, dan jarak fokus
yang dihasilkan. Namun dalam hal ini percobaan yang dilakukan cukup
sederhana yaitu percobaan dilakukan dengan lensa konvergen atau lensa
cembung dan lensa cekung.

2. Tujuan Percobaan
 Memahami prinsip pemantulan bayangan oleh lensa cembung dan cekung.
 Menentukan jarak titik fokus lensa cembung, cekung dan pembesaran
bayangan.
B. DASAR TEORI

Menurut Titin Sunarti (1999:43) menyatakan bahwa suatu medium


bening yang di batasi oleh dun permukaan lengkung atau satu lengkung dan salah
satunya datar disebut lensa. Pada lensa terjadi untuk membentuk 2 kali
pembiasan. Sinar persial yang jatuh pada lensa akan dibiaskan oleh permukaan
II. Muka I dan muka II berturut-turut adalah permukaan lensa di tinjau melalui
yang berdekatan dengan arah sinar dating.

Definisi lain tentang lensa yaitu benda bening (tembus cahaya) yang
dibatsi dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.
Lensa cembung terdiri dari 3 macam bentuk yaitu lensa:

 Lensa binkonveks (cembung rangkap)


 Lensa plankonveks (cembung datar)
 Lensa konkaf-konveks (cembung cekung)

Lensa positif atau lensa cembung mempunyai cirri-ciri yaitu bagian tengah
lebih tebal dari pada tepinya, lensa ini bersifat mengumpulkan sinar.

Menurut Marthen Kanginan (2006:177) menyatakan bahwa ada dua


jenis lensa yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Sinar-sinar biasa pada lensa ini
bersifat mengumpul (konvergen). Seperti, yang ditunjukkan pada gambar dibawah
ini. Sedangkan lensa cekung (konkaf) sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat
memancar (divergen). Seperti yang di tunjukkan pada gambar berikut:

Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya


Lensa cekung bersifat memancarkan cahaya

Lensa cembung atau lensa cekung dapat digolongkan lagi menjadi tiga
golongan yaitu sebagai berikut.

Tiga golongan lensa cembung atau konveks:

1. Cembung rangkap atau bikonveks


2. Cembung datar atau plan-konveks
3. Cembung cekung atau konkaf-konveks

Tiga golongan lensa cekung atau lensa konkaf:

1. Cekung rangkap atau bikonkaf


2. Cekung datar atau plan-konkaf
3. Cekung cembung atau konveks-konkaf
C. PENGUMPULAN DATA

1. Alat dan Bahan


a) Lensa cembung dan lensa cekung
b) Bangku opti
c) Statif dan meteran
d) Sumber cahaya (lampu sorot) dan benda
e) Layar atau titik focus

2. Prosedur Percobaan
a) Disusun rangkaian percobaan seperti gambar berikut:

Lensa Benda Lampu


Layar

b) Dihubungkan lampu dengan sumber tegangan sehingga nampak cahaya


keluar dari lobang cahaya.
c) Ditempatkan lensa 100 mm dari layar dengan jarak 25 cm.
d) Diatur cahaya sebagai sumber cahaya sehingga bayangan yang terjadi
setelah melewati lensa membentuk titik api atau bayangan benda yang
sangat terang.
e) Diukur jarak sumber cahaya, jarak lensa ke layar yang tersebut dan catat
kedalam table pengamatan.
f) Diulangi langkah di atas untuk jarak lensa dengan layar yang berbeda-beda
dan coba pula gunakan untuk lensa cekung dengan percobaan kedua.
3. Data Pengamatan
a. Lensa cembung

No S S’ H h’ f M
1. 12 cm 25 cm 1,6 cm 1 cm 8,10 cm 0,625 cm
2. 9 cm 30 cm 1,6 cm 1,1 cm 6,92 cm 0,68 cm
3. 9 cm 35 cm 1,6 cm 1,2 cm 7,15 cm 0,75 cm
4. 9 cm 40 cm 1,6 cm 1,3 cm 7,34 cm 0,81 cm
5. 6 cm 45 cm 1,6 cm 0,7 cm 5,29 cm 0,43 cm

b. Lensa cekung

No S S’ H h’ f M
1. 18 cm 25 cm 1,8 cm 1,1 cm 10,46 cm 0,61 cm
2. 13 cm 30 cm 1,8 cm 1 cm 9,06 cm 0,55 cm
3. 8 cm 35 cm 1,8 cm 0,9 cm 6,51 cm 0,5 cm
4. 10 cm 40 cm 1,8 cm 1 cm 8 cm 0,55 cm
5. 8 cm 45 cm 1,8 cm 0,9 cm 6,79 cm 0,5 cm
D. PENGOLAHAN DATA
1) Untuk mencari titik fokus lensa cembung

s.s′
F1=
s+s′

12cm.25cm
= 12cm+25cm

300cm
=
37cm

= 8,10 cm

s.s′
F2=
s+s′

9 cm.30 cm
= 9cm+30cm

270 cm
=
39 cm

= 6,92 cm

s.s′
F3=
s+s′

9 cm.35 cm
= 9 cm+35 cm

315 cm
=
44 cm

= 7,15 cm
s.s′
F4=
s+s′

9 cm.40 cm
= 9 cm+40 cm

360cm
=
49cm

= 7,34 cm

s.s′
F5=
s+s′

6 cm.45 cm
= 6 cm+45 cm

270cm
=
51cm

= 5,29 cm

2) Untuk mencari pembesaran pada lensa cembung

h′
M1 =
h

1 cm
=
1,6 cm

= 0,625 cm

h′
M2 =
h

1,1 cm
=
1,6 cm
= 0,68 cm

h′
M3 =
h

1,2 cm
=
1,6 cm

= 0,75 cm

h′
M4 =
h

1,3 cm
=
1,6 cm

= 0,81 cm

h′
M1 =
h

0,7 cm
=
1,6 cm

= 0,43 cm

3) Untuk mencari titik fokus lensa cekung

s.s′
F1=
s+s′

18 cm.25 cm
= 18 cm+25 cm

450 cm
=
43 cm

= 10,46 cm
s.s′
F2=
s+s′

13 cm.30 cm
= 13 cm+30 cm

390 cm
=
43 cm

= 9,06 cm

s.s′
F3=
s+s′

8 cm.35 cm
= 8 cm+35 cm

280 cm
=
43 cm

= 6,51 cm

s.s′
F4=
s+s′

10 cm.40 cm
= 10 cm+40 cm

400 cm
=
50cm

= 8 cm
s.s′
F5=
s+s′

8 cm.45 cm
= 8 cm+45 cm

360 cm
=
53 cm

= 6,79 cm

4) Untuk mencari pembesaran pada lensa

h′
M1 =
h

1,1 cm
=
1,8 cm

= 0,61 cm

h′
M2 =
h

1 cm
=
1,8 cm

= 0,55 cm

h′
M3 =
h

0,9 cm
=
1,8 cm

= 0,5 cm
h′
M4 =
h

1 cm
=
1,8 cm

= 0,55 cm

h′
M5 =
h

0,9 cm
=
1,8 cm

= 0,5 cm

5) Untuk mencari kesalahan relatif pada lensa cembung

F F2
8,10 cm 65,61 cm2
6,92 cm 47,88 cm2
7,15 cm 53,62 cm2
7,34 cm 53,87 cm2
5,29 cm 27,98 cm2
∑𝑓 = 34,8 𝑐𝑚 ∑f2 = 248,96 cm

∑𝑓
𝑓̅ =
𝑛

34,8 𝑐𝑚
=
5

= 6,96 cm
𝑛(∑𝑛2 )−(∑𝑛)2
Sd(f)= √
𝑛(𝑛−1)

5(248,96)−(3,48)2
=√
5 (5−1)

1244,8−1211,04
=√
20

33,76
=√
20

= √1,688

= 1,29

𝑠𝑑(𝑓)
KR = × 100%
𝑓̅

1,29
= ×100%
6,96

= 0,18× 100 %

= 18 %

KT = 100% − KR

= 100% −18 %

= 82 %
6) Untuk mencari kesalahan relatif pada lensa cekung

F F2
10,46 cm 109,41 cm2
9,06 cm 82,08 cm2
6,51 cm 42.38 cm2
8 cm 64 cm2
6,79 cm 46,10 cm2
∑𝑓 = 40,82 𝑐𝑚 ∑f2 = 343,97 cm

∑𝑓
𝑓̅ =
𝑛

40,82 𝑐𝑚
=
5

= 8,164 cm

𝑛(∑𝑛2 )−(∑𝑛)2
Sd(f) = √
𝑛(𝑛−1)

5(343,97)−(40,82)2
=√
5 (5−1)

1719,85−1666,27
=√
20

53,58
=√
20

= √2,679

= 1,63
𝑠𝑑(𝑓)
KR = × 100%
𝑓̅

1,63
= ×100 %
8,164

= 0,19× 100 %

= 19 %

KT = 100 % − KR

= 100 % −19 %

= 81 %
E. PENUTUP

Kesimpulan

 Prinsip bayangan lensa cembung tidak berbeda dengan cermin. Lensa ini
juga berbentuk bayangan seperti cermin. Banyak tampak sebagai pembias
bukan pemantulan, keberadaan lensa cembung hamper sama dengan
cermin cembung. Maka yang berlaku disini adalah hukum pembiasan
bukan pemantulan. Hukum ini berlaku pada lensa cembung dan cekung
 Cara menentukan jarak titik fokus lensa cembung dan lensa cekung dan
pembesaran bayangan berlaku persamaan atau rumus yang digunakan
yaitu:

𝑆′ ℎ′
M= =
𝑆 ℎ
F. TUGAS DAN PERTANYAAN AKHIR

1. Dengan menggunakan data dari prosedur yang didapatkan di atas maka


tentukan harga fokus dan pembesaran bayangannya!
a) Pada lensa cembung

f1 = 8,10 cm

M1 = 0,625 kali

f2 = 6,92 cm

M2 = 0,68 kali

f3 = 7,15 cm

M3 = 0,75 kali

f4 = 7,34 cm

M4= 0,81 kali

f5 = 5,29 cm

M5 = 0,43 kali

b) Pada lensa cekung

f1 = 10,46 cm

M1 = 0,61 kali

f2 = 9,06 cm

M2 = 0,55 kali

f3 = 6,51 cm

M3 = 0,5 kali
f4 = 8 cm

M4 = 0,55 kali

f5 = 6,79 cm

M5 = 0,5 kali

2. Tentukan pula kesalahn relative untuk jarak fokus yang didapatkan


a) Lensa cembung

F F2
8,10 cm 65,61 cm2
6,92 cm 47,88 cm2
7,15 cm 53,62 cm2
7,34 cm 53,87 cm2
5,29 cm 27,98 cm2
∑𝑓 = 34,8 𝑐𝑚 ∑f2 = 248,96 cm

∑𝑓
𝑓̅ =
𝑛

34,8 𝑐𝑚
=
5

= 6,96 cm

𝑛(∑𝑛2 )−(∑𝑛)2
Sd(f) = √
𝑛(𝑛−1)

5(248,96)−(3,48)2
=√
5 (5−1)
1244,8−1211,04
=√
20

33,76
=√
20

= √1,688

= 1,29

𝑠𝑑(𝑓)
KR = × 100%
𝑓̅

1,29
= ×100 %
6,96

= 0,18× 100 %

= 18 %

KT = 100 % − KR

= 100 % −18 %

= 82 %

b) Lensa cekung

F F2
10,46 cm 109,41 cm2
9,06 cm 82,08 cm2
6,51 cm 42.38 cm2
8 cm 64 cm2
6,79 cm 46,10 cm2
∑𝑓 = 40,82 𝑐𝑚 ∑f2 = 343,97 cm
∑𝑓
𝑓̅ =
𝑛

40,82 𝑐𝑚
=
5

= 8,164 cm

𝑛(∑𝑛2 )−(∑𝑛)2
Sd(f) = √
𝑛(𝑛−1)

5(343,97)−(40,82)2
=√
5 (5−1)

1719,85−1666,27
=√
20

53,58
=√
20

= √2,679

= 1,63

𝑠𝑑(𝑓)
KR = × 100%
𝑓̅

1,63
= ×100 %
8,164

= 0,19× 100 %

= 19 %

KT = 100 % − KR

= 100 % −19 %

= 81 %
3. Sumber kesalahan apa yang paling mempengaruhi dalam melakukan
pengambilan data di atas !

Jawaban

 Sumber kesalahan yang paling mempengaruhi dalam melakukan


pengambilan data yang paling utama ialah mata, karena mata mempunyai
kelemahan yang berbeda-beda dan kedua lensa. Kedudukan jarak lensa
juga mempengaruhi laser dan juga mempengaruhi pengambilan data.

4. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas !

Jawaban

 Kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaan yang telah dilakukan ialah
bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung selalu nyata dan terbalik
bentuk sinarnya. Sedangkan pada lensa cekung bayangannya yang
dibentuk atau yang dihasilkan maya dan tegak. Apabila semakin besar S
semakin kekiri nilai S’. jadi, nilai S dan S’ berbanding terbalik, yang paling
mempengaruhi pada percobaan ini yaitu pada mata.
DAFTAR PUSTAKA

Titin Sunarti. Fisika Optika Dasar II. Surabaya: Universitas Terbuka. 1999

Marthen Kanginan. Fisika Untuk SMA. Jakarta: Erlangga. 2006

Anda mungkin juga menyukai