Anda di halaman 1dari 17

Step 1

1. Hiperkes
Merupakan cabang dari ilmu kesehtan masyarakat yang mengajari cara2
pengawasan,pemeliharaan serta mengawasi kesehatan tenaga kerja dan masyarakat disektr
perusahaan dan segala kemungkinan gangguan kesehatan serta keselamatan akibat proses
produksi diperusahaan.

Higiene perusahaan yaitu pemeliharaan upaya lingkungan kerja dan lingkungan perusahaan

Kesehatan kerja merupakan upaya perusahaan untuk mempersiapkan,memelihra serta


tindakan lainnya dalam rangka pengadaan,serta penggunaan tenaga kerj dan kesehatan baik
fisik mental dan sosial hingga maksimal sehingga bisa memproduksi maksimal

2. Ergonomi
Ergo=kerja nomos=peraturan
Suatu peraturan yang mengatur tentang bagaimana melakukan pekerjaan termasuk dalam
menggunakan peralatan kerja atau dia suatu ilmu yang mengatur suatu penyesuaian antara
peralatan dalam pekerjaan dengan kondisi atau kemampuan manusia tsb sehingga mencapai
kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang optimal

3. Toksikologi industri
Sutu bahan kimia sebagai faktor penyebab penyakit akibat kerja
4. K3
Kesehatan dan keselamatan kerja yaitu suatu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman,shat,bebas dari pencemaran lingkungan shg dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja

Step 7

1. Apa definisi,tujuan dan manfaat dari hiperkes?


 Definisi
- hygiene perusahaan
 upaya pemeliharaan lingkungan kerja baik secara fisik, kimia maupun radiasi
dan lingkungan perusahaan.
 spesialisasi dalam ilmu hygiene serta prakteknya yg melakukan penilaian pada
factor penyabab penyakit secara kuantutatif dan kualitatif di lingkungan kerja
perusahaan, yg hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif untuk lingkungan
serta pencegahan agar pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan terhindar dari
bahaya akibat kerja serta memungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-
tingginya.
- kesehatan kerja
 upaya perusahaan untuk mempersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya
dalam rangka pengadaan serta penggunaan tenaga kerja dan kesehatan baik fisik,
mental dan social yg maksimal sehingga dapat berproduksi secara maksimal pula.
 bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam
suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya bertujuan memperoleh
derajat kesehatan setinggi2nya baik fisik, mental, sosial bagi masyarakat pekerja
melalui usaha2 promotif, preventif, kuratif trehadap gangguan2 kesehatan akibat
kerja

 Tujuan
Tujuan hiperkes
o Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani,
nelayan, pekerja-pekerja bebas, dsb) dapat mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosialnya
o Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya
pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan
o Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat
konsumennya
o Agar efisiensi kerja dan daya produktifitas para karyawan meningkat dan
dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.

Sumber : Ilmu Kesehatan Masyarakat, Indan Entjang, 2000

tujuan utama hiperkes


 Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif
(Suma’mur, 1986. Higiene perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gnung Agung, Jakarta )

Tujuan kesehatan kerja


o pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan akibat kerja.
o pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
o perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
o pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja
o perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
bahaya2 pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tsb
o perlindungan masyarakat luas dari bahaya2 yg mungkin ditimbulkan oleh
produk2 perusahaan.

Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu kesehatan, kesehatan kerja lebih
menfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja
melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan untuk :
 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja
 Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja atau pekerjaannya
 Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
 Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan
pendidikan atau ketrampilannya

Budiono, A.M.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang : UNDIP

 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja


disemua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik,mental amupun kesejahteraan
sosialnya.
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan lingkungan kerja.
 Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja didalam pekerjaanya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan faktor yang membahaykan kesehatan
 Menempatkan dan memeihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik,dan psikis pekerjaanya.
http://www.depkes.go.id

 Manfaat
 Hygiene perusahaan :
Melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan atau industri dari
bahaya-bahaya yang mungkin timbul.
Sasaran suatu kegiatan Higiene Perusahaan adalah lingkungan dengan jalan
pengukuran-pengukuran agar tahu bahaya-bahaya yang ada atau mungkin timbul
kualitatif dan kuantitatif, dan dengan pengetahuan tentang bahaya tersebut diadakan
usaha-usaha perbaikan serta pencegahan.
Sumber : Dr. suma’mur P.K., M.Sc. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Gunung Agung. Jakarta. 1986.
i. Untuk Pengamatan dengan pengumpulan data.
ii. Merencanakan dan melaksanakan pengawasan terhadap segala
kemungkinan gangguan kesehatan tenaga kerja dan masyarakat
disekitar perusahaan.
Sumber : dr. Dainur. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya
Medika. Jakarta. 1992.
 Kesehatan kerja :
i. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja.
ii. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
iii. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
iv. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
v. Perlindungan masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan
tersebut.
vi. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-
prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.

2. apa saja aspek dalam hiperkes?


Aspek hiperkes :

1. Higiene Perusahaan
fokus pada upaya pengenalan/identifikasi, penilaian/pengujian, pemantauan
faktor lingkungan tenaga kerja
2. Ergonomic
kelilmuan & aplikasinya dalam sistem/desain kerja, penserasian manusia &
pekerjaannya, pencegahan kelelahan, untuk tercapai efisiensi & efektifitas
pekerjaan
3. Kesehatan kerja
– meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja
– mll upaya peningkatan kesehatan
– upaya pencegahan gangguan kesehatan
– thd penyakit akibat pekerjaan/tempat kerja
4. Keselamatan kerja
– Ilmu & penerapan terkait mesin, alat, bahan, & proses kerja
– Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja & seluruh aset produksi agar
terhindar dari kecelakaan kerja/kerugian lainnya

a. Pengenalan lingkungan  bermanfaat guna mengetahui secara kualitatif


bahaya potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metode
pengujian yang perlu dilakukan.
b. Penilaian / evaluasi lingkungan  dilakukan pengukuran, pengambilan
sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat
ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta
membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga
dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau
tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.
c. Pengendalian  metode teknik untuk menurunkan tingkat faktor bahaya
lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus pekerja.

- Pengendalian lingkungan (Environmental Control Measures)

 Disain dan tata letak yang adekuat


 Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada
sumbernya.

Pengendalian perorangan (Personal Control Measures)

 Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif lain


untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan. Namun alat
pelindung perorangan harus sesuai dan adekuat .
 Pembatasan waktu selama pekerja terpajan terhadap zat tertentu
yang berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya
kesehatan di lingkungan kerja.
 Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang
penting, terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya
berhubungan dengan bahan kimia serta partikel lain.

1. Apa saja program dari hiperkes?


- Sanitasi Perusahaan

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencapai persyaratan hiperkes. Sanitasi termasuk usaha-
usaha dan tindakan yang dilakukan untuk mengubah secara langsung maupun tidak langsung
pengaruh lingkungan yang buruk bagi kesehatan manusia menjadi lingkungan yang
menguntungkan. Sanitasi Perusahaan adalah tindakan-tindakan menciptakan kebersihan, menjaga
kesehatan dan memelihara kenyamanan lingkungan kerja di dalam perusahaan yang memenuhi
persyaratan Hiperkes
Dengan melaksanakan sanitasi: faktor-faktor buruk yang dapat menimbulkan penyakit dapat
dicegah dan dihilangkan. Program sanitasi antara lain:
1.Dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efektif.
2.Melibatkan seluruh jajaran personel di dalam perusahaan.

Pendidikan dan Pelatihan mengenai Sanitasi


Tujuannya adalah

1. Agar seluruh tenaga kerja memahami arti dan pentingnya melakukan sanitasi perusahaan.
2. Lingkup Pendidikan :
a. Penerangan tentang prinsip sanitasi,
b. Orientasi sanitasi kepada karyawan baru,
c. Penerangan,instruksi, latihan tentang :
-metode kebersihan,
-materi dan perlengkapan sanitasi
d. Presentasi visual,alat peraga
e. Evaluasi : Secara tertulis dan Pengamatan di lapangan

Higiene Perorangan
Titik sentral kegiatan perusahaan adalah manusia sebagai tenaga kerja, higiene perusahaan dapat
dimulai dari Higiene Perorangan. Higiene Perorangan merupakan salah satu upaya untuk mencapai
persyaratan hiperkes. Usaha-usaha Higiene Perorangan
1. Kebersihan Badan,
2. kebersihan mulut,
3. Kebersihan tangan,
4. Kebersihan rambut,
5. Pakaian,
6. dll.

Program kesehatan kerja


a. Identifikasi potensi bahaya yakni dengan mengenal ondisi di tempat kerja, misalnya :
jam kerja yg berlebihan, pengaturan waktu kerja-istirahat, adanya potensi bahaya
akibat bising, radiasi, debu, tekanan panas, bahan kima, aspek biologik, psikososial
dan faktor ergonomik.
b. Analisis resiko melalui penilaian kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest dan
sekaligus mengupayakan langkah pengendalian sehingga risiko yg mungkin timbul
dapat dikurangi tau dieliminasi.
c. Survailan kesehatan pekerja melalui pengujian kesehatan secara awal, berkala dan
khusus guna deteksi dini kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit
yg diderita pekerja dan mengupayakan cara mengatasinya. Pada berbagai kondisi
tertentu perlu pemeriksaan fungsi paru (Spirometri), Rontgen, Audiometri, uji
kelelahan dsb
d. Pemantauan biologik yakni upaya yg lebih spesifik untuk memantau pengaruh
pekerjaan atau lingkungan kerja pada kesehatan pekerja melalui pemeriksaan kadar
bahan kimia atau metabolitnya didalam darah atau urine (timah hitam, merkuri,
pestisida, dll).
e. Pengendalian lingkungan kerja yg meliputi juga cara/sistem kerja dan dilaksanakan
bersama ahli higiene perusahaan , sanitasi dan disiplin lain yg terkait.
f. Pelayanan kesehatan kerja yg bersifat komprehensif meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan bukan semata-mata mengobati keluhan,
gejalaatau penyakit saja.
g. Konsultasi dan komunikasi yg dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan berbagai
institusi yg menangani kesehatan kerja, organisasi pekerja, dokter/paramedis
perusahaan, ahli kedokteran kerja.
h. Pelatihan kesehatan kerja guna meningkatkan ketrampilan pihak manajer,
supervisor dan pekerja sehingga mampu mengenal , menilai dan mengendalikan
potensi bahaya dan risiko yang ada.
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

2. Apa ruang lingkup dan kebijakan pemerintah tentang hiperkes?


1. Ruang lingkup
 Ruang lingkup Higien perusahaan
(a)Ilmu kedokteran kerja (Occupational medicine).
(b) Ilmu higene perusahaan (Industrial hygiene)
(c) Ilmu keracunan perusahaan (Industrial toxicology).
(d) Ilmu faal kerja dan lingkungan (Work and environmental physiology).
(e) llmu jiwa perusahaan (Industrial psychology).
(f) Ilmu perawatan perusahaan (Industrial nursing).
(g) Ilmu keselamatan kerja (Occupational safety).
 Ruang lingkup hiperkes
Kesehatan preventif
Kesehatan kuratif
Pengamanan bahaya oleh proses produksi
Penyesuaian alat dan tenaga kerja

 Ruang lingkup Kesehatan kerja


 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi2nya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja
 Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor2 yang membahayakan kesehatan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1976 tentang
kewajiban latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan.
Pelayanan Kesehatan Kerja.
a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri
dengan pekerjaannya.
b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
c. Meningkatkan kesehatan badan, kesehatan mental, dan kemampuan
fisik tenaga kerja.
d. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga
kerja yang menderita sakit.

3. Apa tujuan dan ruang lingkup ergonomi?


4. Apa saja usaha2 promotif,preventif dan pemberantasan penyakit akibat kerja?

Preventif : Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakit menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau
tempat kerja agar ergonomis

1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:


 Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
 Pemeriksaan berkala.
 Pemeriksaan khusus.
2. Imunisasi.
3. Kesehatan lingkungan kerja.
4. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan,
pengukuran dan evaluasi).

Kuratif : Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja
dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya
serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular dilingkungan pekerjaan.

1. Pengobatan terhadap penyakit umum.


2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

Rehabilitatif : Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau
kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan
ketidakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja
yang baisanya mampu dilakukan sehari-hari.

1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih
ada secara maksimal.
2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja yang
cacat akibat kerja.
5. Apa saja faktor yang mnyebabkan PAK?

Ada 4 faktor :
1. alat dan bahan yang tidak aman
penggunaan alat yg kurang aman atau rusak dan penggunaan bahan kimia
berbahaya.
2. keadaan tidak aman
ruang kerja terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, gudang penyimpanan tidak
teratur dsb.
3. tingkah laku pekerja, apabila :
lalai atau ceroboh dalam bekerja
meremehkan kemungkinan setiap bahaya
tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan standar kerja yang
diberikan.
Tidak disiplin dalam menaati peraturan keselamatan kerja, termasuk
pemakaian alat pelindung diri.
4. pengawasan, apabila :
memberikan prosedur yang tidak benar atau bahaya
kurang mengetahui atau tidak dapat mengantisipasi akan kemungkinan
adanya bahaya
terlalu lemah dalam menegakkan disiplin kerja bagi para pekerja untuk
menaati peraturan keselamatan kerja
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

6. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit akibat kerja?


Diagnosis
a. Menentukan diagnosis klinis
b. Menentukan pajanan yang dialami individu dalam pekerjaan
c. Menentukan pajanan berhubungan atau tidak dengan penyakit
d. Pajanan yang dialami cukup besar/tidak
e. Faktor2 dari individu
f. Faktor dari luar pekerjaan
g. Diagnosis dari PAK

7. Bagaimana cara melakukan pelaporan PAK?


8. Jelaskan patogenesis dari asbestosis?
9. Jelaskan tentang K3?

Tujuan K3 :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan kecelakaan akibat kerja
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
3. Perawatan dan mcmpetinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja
5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan
oleh perusahaan tersebut
Faktor yang mempengaruhi

Status kesehatan seseorang, menurut HL Bloom (1981) ditentukan oleh 4 faktor :

 Lingkungan , berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam berat,
debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial budaya(ekonomi, pendidikan,
pekerjaan)
 Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku
 Pelayanan kesehatan : promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi
 Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Bunga rampai HIPERKES DAN KK, AM. Sugeng Budiono, dkk

10. Apa perbedaan dokter perusahaan dengan dokter klinik?

Tugas Dokter Perusahaan

Secara umum, tugas seorang dokter perusahaan dapat dibagi dalam empat ruang lingkup:
medis, teknis lingkungan kerja, teknis administratif, dan lingkungan sosial.

A. Medis

1. Program kesehatan di tempat kerja

Fungsi dasar seorang dokter sebagai seorang praktisi kesehatan adalah untuk menjalankan
program pelayanan kesehatan. Untuk seorang dokter perusahaan, ruang lingkup kerjanya
termasuk pemeriksaan kesehatan, perawatan dan rehabilitasi, serta pencegahan penyakit
umum

2. Jalin hubungan dengan tenaga kerja

Seorang dokter perusahaan juga dituntut untuk menampung keluhan tenaga kerja saat
konsultasi kesehatan dan membantu melakukan koreksi lingkungan apabila diperlukan
bersama tim dari disiplin ilmu lain.

B. Teknis Lingkungan Kerja

1. Pengukuran

Seorang dokter perusahaan juga harus memiliki pengetahuan tentang alat ukur dan
standar keadaan lingkungan, termasuk diantaranya keadaan iklim, bising, pencahayaan
dan lain-lain. Pengetahuan ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh lingkungan
terhadap kesehatan pekerja. Namun, seorang dokter perusahaan juga harus mengetahui
batas cakupan disiplin ilmunya dan melakukan konsultasi pada ahli higiene industri untuk
melakukan pengukuran pada keadaan yang lebih spesifik. Pengukuran dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif.

Gambar 2. Sound Level Meter - alat ukur kebisingan

2. Kebersihan dan Sanitasi.

Seorang dokter perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan dan memantau kebersihan


serta sanitasi di perusahaan, termasuk di tempat kerja, kantin, WC, dan pembuangan
sampah. Selain itu, usaha kebersihan lain yang harus dilakukan termasuk pemberantasan
insekta – tikus, kampanye kebersihan perorangan (personal hygiene), dan pemantauan
sistem pengolahan sisa/sampah industri.

3. Penyesuaian kemampuan fisik dan pekerjaan.

Seorang dokter perusahaan harus mampu menilai kemampuan fisik seorang pekerja dan
membuat rekomendasi untuk penyesuaian di tempat kerja pekerja tersebut. Ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya kelelahan dan mengoptimalkan kinerja.

C. Teknis Administratif

Seorang dokter perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tugas administratif, termasuk


diantaranya: 1. ) Pencatatan dan pelaporan medis ke instansi, 2.) Administrasi rutin
bidang kesehatan, dan 3.) Perencanaan usaha pengembangan hiperkes di perusahaan.

D. Tugas Sosial

Selain tugas-tugas diatas, seorang dokter perusahaan juga memiliki peranan sosial sebagai
Health Educator atau penyuluh kesehatan. Materi yang harus disampaikan termasuk gaya
hidup sehat, gizi, dan mutu makanan. Seorang dokter perusahaan juga harus mampu
berfungsi sebagai Health Counsellor (Komunikator) yang menjembatani hubungan antara
pekerja dengan pihak manajerial perusahaan dalam bidang kesehatan. Seorang dokter
perusahaan juga sering dilibatkan dalam tugas kepanitiaan/tim, seperti P2K3, P3K atau
Regu Pemadam Kebakaran.

11. Tosikologi

Pengertian salah satu cabang ilmu toksikologi yang memusatkan pada pengaruh pemajanan bahan2
yang dipakai dari sejak awal sbgai bahan baku,proses produksi,hasil produksi beserta
penanganannya thd tenaga kerja yang bekerja diunit produksi tsb

Jenis2

Logam atau metalloid->raksa hg yang merusak ginjal

Bahan pelarut->hidrokarbon(bensin ,minyak tnah)->pusing,kerusakan SSP

Gas beracun contoh sianida,karbonmonosida->pusing,sesak napas

Karsinogenik->asbes ->paru2

Pestisida->karbamat->kematian,organoklorin->pusing

Feel

Local->korosif atau iritasi

Sistemik->bahan kimia yg masuk diserap tubuh

Reversible->bila efek tjd hilang dg dihentikan paparan bahan

Irreversible->efek terjadi terus menerus walaupun pajan sudah hilang

Langsung->langsung terpajan

Tidak langsung->mengendap terebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai