Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Jatinom sebagai salah satu rumah sakit
yang merupakan bagian dari perumah sakitan di Indonesia khususnya dan dunia pada
umumnya, tidak luput harus juga memegang nilai-nilai mulia sebagaimana yang
dituliskan diatas. Karena itu Rumah Sakit RSU PKU Muhammadiyah Jatinom
membuat Pedoman Kode Etik Rumah Sakit RSU PKU Muhammadiyah Jatinom
sebagai upaya menjunjung tinggi prinsip-prinsip nilai moral dan nilai formal yang
normatif di RS
Tak lupa ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dan bantuannya baik langsung maupun tidak langsung
sehingga tersusunnya Pedoman Kode Etik RSU PKU Muhammadiyah Jatinom.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit
semakin pesat dan melibatkan berbagai profesi, baik profesi kesehatan maupun non
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang canggih harus diikuti pula dengan peradaban
yang senantiasa menjaga cita-cita luhur profesi tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan rumah sakit.
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang melibatkan banyak profesi di
dalamnya. Tujuan utama dari rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang
bermutu tinggi kepada para pelanggannya. Pelayanan tersebut dapat terwujud
melalui interaksi berbagai profesi yang bekerja pada rumah sakit, ditunjang dengan
berbagai peralatan, baik peralatan medik maupun non medik, yang sederhana sampai
peralatan canggih.
Adanya interaksi antar manusia yang terjadi dalam lingkup pelayanan rumah
sakit, maupun interaksi dengan para pelanggan, memerlukan suatu pengaturan agar
interaksi yang terjadi dapat selaras dan tidak ada pihak yang dirugikan. Salah satu
bentuk pengaturan yang diperlukan adalah ditetapkannya etika bagi seluruh sumber
daya manusia rumah sakit, sehingga akan menumbuhkan rasa saling percaya dengan
landasan saling menghargai.
Etika Pegawai Rumah Sakit diperlukan sebagai pengaturan interaksi yang
terjadi dalam pelayanan profesi dalam melaksanakan tugas masing-masing,
disamping Etika Profesi sebagai pedoman tenaga kesehatan dalam melaksanakan
profesinya. Etika Pegawai Rumah Sakit merumuskan norma moral dasar bagi
seluruh sumber daya manusia rumah sakit, yang mengacu dari etika umum yang
berlaku universal.
B. Tujuan
Sebagai pedoman yang memuat rangkuman nilai-nilai dan norma yang
dijadikan pegangan oleh setiap pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom dalam
melaksanakan tugas profesinya dan saat berinteraksi dengan pelanggan, baik
pelanggan eksternal, internal maupun perantara.
BAB II
ETIKA, ETIKET, DISIPLIN DAN HUKUM
A. Definisi
Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani: ethos artinya adat, tata akhlak, watak, sikap, cara
berfikir, lebih mengarah ke moral
Adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai dan tindakan moral. Dengan kata
lain etika merupakan suatu metode pencaharian yang membantu manusia untuk
memahami moralitas perilaku manusia.
Seperangkat nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok untuk mengatur tingkah lakunya.
Etiket
Berasal dari bahasa inggris : Ethics dan perancis ; etuquette yang artinya sopan
santun.
Banyak kalangan berpendapat pengertian etika dan etiket sama. Padahal kalau ditelusuri
baik hakekat dan lahirnya, etiket dan etika memiliki perbedaan
ETIKA ETIKET
URAIAN
1. Prinsip KEPATUHAN PERATURAN
Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom memiliki prinsip untuk selalu
patuh, taat dan menghormati seluruh peraturan perundangan yang berlaku.
Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom wajib mengetahui, mematuhi dan
melaksanakan seluruh peraturan perundangan yang berlaku sesuai dengan
profesi masing-masing.
Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom wajib mengetahui, mematuhi dan
melaksanakan seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di lingkungan RSU
PKU Muhammadiyah Jatinom
2. Prinsip KERAHASIAAN
Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom berkewajiban menjaga dan
melindungi segala informasi yang diketahuinya tentang rumah sakit, dan
dilarang menyampaikan informasi kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan
manajemen rumah sakit.
Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom berkewajiban menjaga dan
melindungi kehormatan para pelanggan rumah sakit, dengan tidak menyebar
luaskan hal-hal yang diketahuinya berkaitan dengan kondisi kesehatan atau hal-
hal yang bersifat pribadi.
Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Jatinom berkewajiban menyimpan dan
menjaga agar dokumen yang memuat data-data pelanggan tidak berada pada
yang tidak berhak.
3. Prinsip KEBENARAN PENCATATAN
C. Etiket RS
Etiket dalam berkomunikasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu
1. secara langsung
2. secara tidak langsung
1. Pada senior
2. Pada sesama
Berusaha untuk menyapa terlebih dahulu.
Berbicara dengan menggunakan kata-kata yang sopan, jelas,dan ramah.
Tidak menggunakan kata sapa yang kurang sopan, seperti : gue, elo, dll.
Berbicara dengan menggunakan intonasi suara yang sesuai, tidak terlalu keras, tidak
terlalu pelan, tidak terlalu cepat.
Tidak membicarakan kejelekan atau kesalahan sesama karyawan baik yang dalam satu
departemen ataupun berlainan departemen
3. Pada yunior
2. Telepon
Mulailah pembicaraan di telepon dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan
ucapan siap membantu. Contoh : ”selamat siang , dengan (nama) ada yang bisa saya
bantu”
Gunakanlah kata-kata yang sopan, baik, dan jelas.
Usahakan untuk memberikan suasana yang akrab dengan menggunakan kata panggilan
seperti Bapak, Ibu dll.
Dengarlah pembicaraan si penelepon dengan seksama, penuh perhatian, jangan
memotong pembicaraan.
Jika ada yang menitip pesan, catatlah pesan-pesan penting yang disampaikan dan
sampaikan pada orang yang bersangkutan.
Gunakanlah kata-kata ”terima kasih” saat akan mengakhiri pembicaraan di telepon.
Tidak membiarkan telepon berdering lebih dari 3 kali.
Tidak membiarkan orang menunggu terlalu lama saat dalam menu ”hold”
Dilarang menerima/menggunakan telepon untuk kepentingan pribadi.
Etiket saat menggunakan/berada di fasilitas umum
1. Koridor
Usahakan untuk menyapa setiap orang yang berpapasan di koridor rumah sakit
Tidak makan/minum di koridor rumah sakit
Tidak berhenti atau jalan bergerombol yang berakibat menghalangi akses orang lain.
2. Restoran/cafe
Tidak bicara/mengobrol terlalu keras yang akan mengakibatkan orang lain terganggu
Usahakan agar saat makan tidak berdecak.
Jangan terlalu lama duduk di tempat makan yang akan mengakibatkan pengunjung lain
yang ingin makan sulit mendapatkan tempat makan.
Rambut harus selalu disisir dan ditata. Untuk rambut pendek tidak boleh melebihi bahu,
sedangkan untuk rambut panjang harus harus diikat rapi
Tidak menggunakan rias wajah / kosmetik yang terlalu mencolok
Semua staf rumah sakit harus menggunakan seragam yang telah ditentukan oleh
manajemen rumah sakit
Pakaian harus rapih, bersih, tidak kebesaran / kekecilan, dan baju harus dikancing rapih.
Hindari bau badan dengan memakai wewangian, bedak, dll
Tidak boleh menggunakan aksesoris yang berlebihan
Penampilan secara keseluruhan harus mencerminkan keramahan dan kesopanan
D. Standar Penampilan
Tata Rias Penampilan
a. Rambut
Pria
- Panjang rambut 2-3 Cm (tidak boleh melebihi tengkuk)
- Rambut disisir rapih bila perlu menggunakan minyak rambut/jelly.
- Rambut tidak boleh di cat selain berwarna hitam atau senada dengan warna asli.
Wanita
- Untuk karyawan wanita harus menggunakan jilbab
b. Wajah
Tata rias natural dan tidak menyolok.
Lipstick berwarna lembut tidak menyolok (mis.merah muda, coklat muda atau
warna bibir)
Bloos on berwarna lembut sesuai dengan kulit.
Alis, gunakan pensil alis berwarna hitam/abu-abu atau coklat.
Eye shadow gunakan warna lembut tidak menyolok.
Bedak sesuai dengan warna kulit/natural.
Tidak diperkenankan menggunakan bulu mata selain mascara hitam/colat sesuai
warna bulumata.
Bagi pria yang memelihara kumis tertata rapih.
c. Body Language
a) Bagi karyawan berhadapan langsung ke pasien tidak dibolehkan berkuku panjang.
b) Tidak boleh menggunakan cat kuku pada jari-jari tangan.
c) Cara berjalan
Pandangan mata lurus kedepan.
Saat berjalan badan tegak lurus dan tidak membungkuk.
Berjalan tidak diserat dan lambat.
d) Tersenyum bila berpapasan dengan orang disekitar lingkungan rumah sakit.
e) Cara duduk dan menyambut pengunjung yang datang ke RSU PKU Muhammadiyah Jatinom.
a) Duduk tegak dan tidak membungkuk.
b) Tidak menopang dagu.
c) Tidak mengangkat kaki ke atas meja/kursi.
d) Atur jarak pandang ± 30 cm, bila menggunakan computer/leptop.
e) Pada saat pasien/keluarga/pengunjung menghampiri petugas yang berada di
belakang meja, petugas berdiri dan persilahkan duduk setelah itu petugas duduk
kembali.
f) Pada saat pasien/keluarga/ pengunjung menghampiri petugas yang berada di
belakang nursestation, petugas berdiri dan sambut dengan sopan dan ramah.
d. Komunikasi
a) Intonasi suara tidak telalu cepat/lambat dan suara bicara tidak terlalu keras/terlalu
pelan.
b) Menunjukan sikap empati dan siap menolong.
c) Sebagai pendengar yang baik dan sopan.
d) Lancar, jelas dan perca
E. Panitia Etik RS
Ada tiga area yang memungkinkan perawat beresiko melakukan kesalahan, yaitu :
1). Tahap pengkajian keperawatan (Assesment Error)
a. Kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien secara adekuat.
b. Kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan seperti hasil
laboratorium, tanda – tanda vital, keluhan pasien yang membutuhkan tindakan
segera.
c. Kegagalan dalam mengumpulkan data akan berdampak pada ketidak tepatan
diagnosis keperawatan dan lebih lanjut akan mengakibatkan kesalahan atau
ketidak tepatan dalam tindakan.
Dari seluruh kegiatan ini yang paling berbahaya tampaknya pada tindakan
pemberian obat. Oleh karena itu perlu adanya komunikasi yang baik diantara
anggota tim kesehatan maupun terhadap pasien dan keluarganya.
Untuk menghindari kesalahan ini, sebaiknya rumah sakit tetap mengadakan
program pendidikan berkelanjutan.
Undang – undang pasal 54 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan, yaitu berbunyi sebagai berikut :
(1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
(2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditentukan majelis disiplin tenaga kesehatan.
Pada pasal 55 ayat (1) dan ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut :
(1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kecacatan yang
dilakukan tenaga kesehatan.
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Hal yang berhubungan dengan ganti rugi dapat bersifat negosiasi atau diselesaikan melalui
pengadilan. Pelanggaran yang bersifat pidana sebagaimana disebutkan didalam UU No. 23
Tahun 1992 Pada Bab X (ketentuan pidana) berupa pidana penjara / denda.
1. Manajemen waktu
2. Manajemen resiko
Stategi :
1. Kelengkapan aturan dan peraturan (nasional dan lokal)
2. Perbaikan dan peningkatan kualitas SDM.
3. Kontrol terhadap kompetensi, kapabilitas dan kapasitas
4. Membangun jaringan kerjasama interdisiplin dan tim
5. Membangun budaya kerja profesional
6. Menciptakan iklim “spiritualitas” dalam organisasi kerja
• KEMAMPUAN BERTANGGUNG GUGAT PERAWAT
Faktor pendukung, antara lain:
1. Pratek keperawatan yang legal:
Mematuhi peraturan per UU - an yang berlaku.
Berdasarkan kode etik dan standar profesi.
Berdasarkan peraturan yang syah di RS.
1.
DIREKTUR
PANITIA ETIK/DISIPLIN
DIREKTUR UMUM
PENGKAJIAN/ANALISA
PROSES
MANAJER SDM
REKOMEMDASI
KEPALA UNIT
KEPUTUSAN
AKHIR
MASALAH
1. Masalah yang diajukan ke Panitia Etik RS harus tertulis dan jelas sumbernya.
2. Panitia Etik membaca dan mempelajari aduan dan melihat apakah masalah
yang diadukan menyangkut medis atau non medis.
3. Untuk masalah yang berkaitan dengan Profesi Medis khususnya Dokter, oleh
Panitia Etik Rumah Sakit kasus tersebut diteruskan ke Komite Medis via Sub
Komite Etika.
4. Untuk kasus Non Medis selanjutnya ditindaklanjuti oleh Panitia Etik Rumah
Sakit dengan mengadakan rapat untuk identifikasi / klarifikasi masalah melalui :
• Pencarian data yang akurat melalui wawancara dan pencarian data
dilapangan.
• Meminta laporan kronologis dari Kepala / Penanggungjawab Tempat
Kejadian Perkara (TKP)
• Menghadirkan saksi-saksi
• Mencari barang bukti
Dari keseluruhan alur proses penanganan kejadian / etik tersebut haruslah tetap
berpedoman pada ketentuan yang sudah dituliskan diatas.
5. Bagi kasus yang dipelajari oleh Panitia Etik Rumah Sakit dan dapat
dibuktikan bahwa individu yang diadukan memang benar melanggar etik, maka
Panitia Etik membuat laporan kepada Direktur RSRP.
Laporan tersebut meliputi antara lain :
a. Sumber kasus dan pengaduannya
b. Dasar pembuktian
c. Hal-hal yang terbukti melanggar etik
d. Dampak akibat pelanggaran etik tersebut bagi korban (bila ada)
e. Rekomendasi keputusan yang patut diberikan kepada pelaku pelanggaran
etik.
6. Bagi kasus yang dipelajari oleh Panitia Etik Rumah Sakit dan dapat
dibuktikan bahwa individu yang diadukan TIDAK terbukti melanggar etik, maka
selanjutnya Panitia Etik Rumah Sakit membuat laporan kepada Direktur RSRP yang
meliputi :
a. Sumber kasus dan pengaduannya
b. Dasar pembuktian
c. Hal-hal yang terbukti melanggar etik
d. Dampak akibat pelanggaran etik tersebut bagi korban (bila ada)
e. Rekomendasi keputusan yang patut diberikan kepada pelaku pelanggaran
etik.
Dan dalam rekomendasi akhir Panitia Etik meminta kepada perusahaan melalui
Direksi agar kepada yang TIDAK terbukti bersalah ini dibuatkan surat terbuka yang
menerangkan bahwa tersangka tidak terbukti bersalah (tidak melanggar etika).
BAB V
PENUTUP
Panduan Etika Rumah Sakit Royal Progress ini dibuat dengan maksud agar dapat
menjadi acuan dalam menangani permasalahan etik yang terjadi.