Anda di halaman 1dari 6

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA


Nomor : 473/SK/RS.PKU/XII/2014

Tentang :

KEBIJAKAN ASSESMEN PASIEN


REVISI KE II
RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta :


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, diperlukan
adanya Kebijakan Assesmen di RS. PKU Muhammadiyah Surakarta;
b. Bahwa sesuai butir tersebut diatas perlu ditetapkan dan disahkan dalam Surat
Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor :29 Tahun 2004 tentang
PraktikKedokteran
4. Keputusan Dirjend Bina Upaya Kesehatan No. HK. 02.04/1/2.790/2011 tentang
Standar Akreditasi Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Nomor : 210/
/KEP/III.O/D/2013 tanggal 22 Juni 2013 / 13 Sya’ban 1434 H tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEBIJAKAN ASSESMEN PASIEN RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Kedua : MengesahkandanmenetapkanKebijakan AssesmenPasien RS. PKU Muhammadiyah
Surakarta sebagaimana terlampir bersama Surat Keputusan ini, agar
dijadikanacuandalammemberikanpelayanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta;
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejaktanggalditetapkannya
sampaidilakukanpencabutankembali.
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat hal - hal yang perlu penyempurnaan, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surakarta
PadaTanggal : 1 Desember 2014
Direktur,

dr. H. Mardiatmo, Sp Rad


NBM.1086.487

Tembusan :
1. MPKU&PS – PDM Kota
2. Ketua SPI
3. Manager Keperawatan
4. Unit Pelayanan Terkait
Lampiran Surat Keputusan Direktur Nomor : 473/SK/RS.PKU/XII/2014
Tentang : Kebijakan Asesmen Pasien Revisi II
RS. PKU MuhammadiyahSurakarta

Kebijakan Asesmen
RS. PKU Muhammadiyah Surakarta

1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan assesmen awal dan berfokus untuk
mendapatkan informasi, menganalisa, membuat rencana pelayanan. Isi format mengacu pada
Permenkes 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis
2. Assesmen awalrawat inap dan rawat jalan di dokumentasi pada catatan rekam medis pasien
3. Penyelesaian kelengkapan asesmen medis dan keperawatan setelah pasien diterima :
a. Berdasarkan tempat layanan :
1) Poliklinik dalam waktu 7 jam
2) IGD dalam waktu 1jam
3) Rawat Inap 24 jam
4) HD 5 jam
b. Berdasarkan jenis/setting layanan :
1) Asesmen Nyeri dalam waktu 1 jam
2) Asesmen Risiko Jatuh dalam waktu 24 jam
3) Asesmen Nutrisi dalam waktu 24 jam
4. Penyimpanan hasil assesmen pada tempat berstandard dan mudah di akses
5. Assesmen pra bedah ditetapkan sebelum tindakan pembedahan
6. Semua baik rawat inap maupun rawat jalan harus dilakukan minimal assesmen oleh dokter, perawat,
dan staf kesehatan lain
7. Pasien rawat jalan dilakukan assesmen awal medis dan keperawatan
8. Pasien rawat inap dilakukan assesmen awal rawat inap yang meliputi riwayat kesehatan, dan
pemeriksaan fisik, assesmen psikologis dan assesmen sosial ekonomi sesuai kebutuhannya
9. Kebutuhan medis dan keperawatan ditetapkan berdasarkan hasil assesmen awal
10. Pelaksanaan assesmen medis oleh dokter
11. Pelaksanaan assesmen keperawatan oleh perawat
12. Pelaksanaan assesmen nutrisi lanjut oleh nutrisionis berdasarkan assesmen awal
13. Pasien gawat darurat dilakukan asesmen awal medis dan keperawatan berdasarkan kebutuhan dan
kondisinya
14. Pada pasien gawat darurat bila tidak ada waktu untuk mencatat hasil assesmen maka dibuat catatan
ringkas diagnosa pra bedah
15. Assesmen awal medis dilakukan sebelum pasien rawat inap atau sebelum tindakan pada rawat jalan
tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis harus diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah
diulangi
16. Untuk assesmen kurang dari 30 hari bila ada perubahan kondisi yang signifikan harus dicatat
17. Pasien sebelum operasi dilakukan assesmen medis
18. Assesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi
19. Semua pasien dilakukan assesmen gizi dan assesmen risiko jatuh
20. Setiap pasien rawat inap dengan diit khusus mendapatkan asuhan gizi dan bila diperlukan konseling gizi
akan diusulkan kepada dokter yang merawat
21. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan assesmen nyeri pada saat asesmen awal dan
dilakukan asesmen ulang sesuai ketentuan
22. Pasien yang teridentifikasi rasa sakit pada assesmen awal dilakukan assesmen lebih mendalam sesuai
dengan umur pasien dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter, kekerapan /
frekwensi, lokasi dan lamanya. Asesmen nyeri menjadi vital sign yang ke lima
23. Hasil assesmen dicatat dalam rekam medis untuk memudahkan asesmen ulang dan tindak lanjutnya
24. Penatalaksanaan nyeri dan assesmen ulang sesuai panduan nyeri, khusus pasien inpartu managemen
dilakukan secara konservatif
25. Semua pasien neonatus, wanita dalam proses melahirkan, ginekologi, kemoterapi, mata, psikiatri,
terminal, rehabilitasi medik, hemodialisa dan geriatri dilakukan assesmen khusus
26. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya dilakukan assesmen dan assesmen ulang sesuai kondisi,
kondisi pasien diobservasi lebih intensif paling lama 30 menit sekali atau setiap ada perubahan kondisi
27. Bila pasien teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus, pasien dirujuk didalam atau keluar
rumah sakit
28. Asesmen khusus yang dilakukan didalam rumah sakit dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis pasien
29. Ada proses untuk identifikasi pasien yang rencana pemulangannya kritis(Discharge)
30. Rencana pemulangan kritis bagi pasien kritis dimulai segera setelah diterima sebagai pasien rawat inap
31. Asesmen ulang dilakukan pada pasien untuk menentukan respon terhadap pengobatan
32. Asesmen ulang sebagai dasar perencanaan pengobatan lanjutan atau pemulangan
33. Asesmen ulang keperawatan dilakukan dengan kondisi pasien dan bila terjadi perubahan yang
signifikan, rencana asuhan, kebutuhan individual.
34. Dokter melakukan assesmen ulang sekurang- kurangnya setiap hari termasuk akhir minggu, selama fase
akut dari perawatan dan pengobatannya
35. Pada pasien non akut dengan kasus orthopedi pelaksanaan assesmen ulang medis sesuai kondisi, untuk
dokter memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali sehari dan paling lama 2x24 jam dan pasien
rehabilitasi medik asesmen ulang medis memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali sehari dan paling
lama 6x24 jam.
36. Pelaksanaan asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam pasien
37. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan
38. Para pemberi asuhan pasien bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam proses,
dokter sebagai team leader
39. Pelaksanaan pencatatan pada cataatan perkembangan pasien terintegrasi(CPPT)
40. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya berdasarkan hasil asesmen
41. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses assesmen, diagnosis, rencana pelayanan
dan pengobatan, dan diikutssertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan

Ditetapkan di : Surakarta
Padatanggal : 01 Desember 2014
Direktur

dr. H. MARDIATMO, Sp. Rad


NBM. 1086.487

Anda mungkin juga menyukai