Anda di halaman 1dari 32

OTOMASI INDUSTRI

MANAJEMEN INDUSTRI PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI ( PJB )

Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah otomasi industri yang di bimbing oleh
Anang D.N, B.TECH.,MMT

Oleh:
Fajar Natal Kristian
1631120022/08
D3 TL – 3D

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018

1 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


BAB I

Tentang Perusahaan
1.1. Sejarah Perusahaan
PJB memfokuskan tahun 2016 sebagai “Year of Human Capital”
sebagai bentuk penyiapan dalam menghadapi tantangan Program 35.000 MW
yang dicanangkan oleh Pemerintah. Berbagai strategi dan program
pengembangan
kompetensi SDM dilakukan dalam rangka menjaga kelangsungan usaha di
masa depan. Hal itu dibuktikan pula dengan peraihan beberapa penghargaan di
bidang Pengelolaan Human Capital.
 1995 : PJB didirikan denganaset 6 unit pembangkitlistrik dengan total
kapasitas 6.500 MW
 1996 : Mulai menata sebagai sebuah Perseroan Terbatas
 1997 : Perusahaan pembangkit listrik pertama di Indonesia yang
menerapkan SistemInformasi Terpadu (SIT) Mincom Information
Management System (MIMS
 1998 : Mendapatkan pelimpahan asset PLTA Cirata Unit 5-8 &
PLTGU Muara Tawar, sehingga total kapasitas PJB menjadi 6.469 MW
 1999 : Melakukan restrukturisasi organisasi untuk penguatan O&M
 2000 : Melakukan pemisahan fungsi pelayanan pemeliharaan internal
dan eksternal
 2001 : Mendirikan Anak Perusahaan yang bergerak di bidang jasa
O&M pembangkit, yaitu PT PJB Services (PJBS)
 2002 : PJB melakukan pergeseran paradigm perusahaan dari operator
menjadi entrepreneur, Menerapkan Maintenance Optimization Program
(MOP)
 2003 : Penyertaan saham di PT Rekadaya Elektrika (RE), perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa engineering, procurement and construction
(EPC) untuk industri kelistrikan

2 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


 2004 : Melakukan set up asset optimization program, Mulai
mengimplementasikan manajemen asset, Penyertaan saham di PT Sumber
Segara Primadaya (S2P), perusahaan yang mengembangkan PLTU Cilacap
 2005 : Penyertaan saham di PT Metaepsi Pejebe Power Generation
(MEPPO - GEN), yaitu IPP yang mengembangkan PLTU Gunung Megang
2 x 40 MW, Penyertaan saham di PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI),
sebagai IPP yang mengembangkan PLTU Banjarsari 2 x 110 MW
 2006 : Penyertaan saham di PT Bajradaya Sentranusa (BDSN), yaitu
IPP yang mengembangkan PLTA Asahan I (2 x 90 MW)
 2007 : Mengintegrasikan konsep AOP dengan tata kelola
pembangkitan dan tata kelola pemeliharaan, Mendirikan Unit Pelayanan dan
Pemeliharaan Pembangkit
 2009 : Mengadopsi kriteria Baldrige sebagai pedoman untuk
mengukur pencapaian kinerja perusahaan, Mendirikan Unit Bisnis jasa
O&M (UBJOM), Mengelola jasa O&M PLTU Indramayu dan PLTU
Rembang
 2010 : Penyertaan saham di PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali
(KPJB), yang bergerak di bidang jasa O&M, Mengelola jasa O&M PLTU
Tanjung Jati B unit 3 dan 4, Mengelola jasa O&M PLTU Paiton 9 dan PLTU
Pacitan
 2011 : Mengelola jasa O&M PLTU Muara Karang Blok 2, Integrasi
sistem manajemen PJB (PJB IMS). Menerapkan Manajemen Aset PAS 55.
 2012 : Meraih Sertifikasi Manajemen Aset PAS 55, Divestasi saham
di PT MEPPO – GEN, Memiliki bisnis Stockist untuk Critical Part PLTU
China, Akuisisi aset PLTGU Muara Tawar Blok 3, 4, Akuisisi saham PT
Navigat Innovative Indonesia (NII)
 2013 : Meraih Trusted Company atas pengelolaan GCG, Meraih
Platinum Achievement Award (Highest Score) dan Gold Achievement Award

3 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


(Big Company Criteria)Baldrige Criteria, Peningkatan skor Baldrige
menjadi 600 dengan kategori Emerging Industry Leader, Meraih Sertifikasi
PAS 55 untuk seluruh Unit Pembangkit.
 2014 : Kinerja ekselen tertinggi di Indonesia, Platinum Award CSR di
Indonesia Sertifikasi ISO 50001 Energy Management System, Sertifikasi
PAS 99 PJB – IMS Go Live SIT ELLIPS ke Versi 8, CNG pembangkit
terbesar di dunia
 2015 : Pendirian PJB Investasi (PJBI) sebagai Anak, Perusahaan Baru
Serah terima PLTMG Arun 184 MW kepada PJB sebagai asset operator
 2016 : • Pengambil-alihan aset PLTD Suppa 6 x10,4 MW,
Groundbreaking PLTU Cilacap Ekpansi 1 x 1000 MW, COD PLTU Kaltim
Teluk 2 x 110 MW, COD PLTU Pulang Pisau 2 x 60 MW, COD PLTU
Tenayan 2 x 100 MW, Pengelolaan aset pembangkit FTP 1 Jawa oleh PJB
setelah dilakukan reorgranisasi dan PLN UPJB dibubarkan.

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) merupakan salah satu Anak


Perusahaan dari PT PLN (Persero). Perusahaan ini bergerak dalam bidang
pembangkitan, pemeliharaan, serta bisnis-bisnis lainnya yang berkaitan
dengan listrik nasional. Didirikan pada 3 Oktober 1995, PJB saat ini
beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia. Sejarah PJB berawal dari
restrukturisasi yang dilakukan PLN (Perusahaan Listrik Negara) di wilayah
Jawa-Bali pada tahun 1982, dengan melakukan pemisahan unit sesuai
fungsinya, yaitu Unit PLN Distribusi dan Unit PLN Pembangkitan serta Unit
PLN Penyaluran. Selanjutnya pada 3 Oktober 1995, PLN melakukan
restrukturisasi khusus bidang pembangkitan dengan mendirikan dua Anak
Perusahan, yaitu PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I dan PT
PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II. Dalam perkembangannya,
PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I berganti nama menjadi
PT Indonesia Power (IP), sedangkan PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik
Jawa-Bali II berganti nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB),

4 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


sampai sekarang. PJB didirikan untuk menyelenggarakan usaha
ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan. Terbatas, sehingga mampu
berkembang secara mandiri dan mampu bersaing dengan perusahaan-
perusahaan pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).
PJB pada awalnya hanya melaksanakan kegiatan usaha penyediaan
tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang ekonomis,
bermutu tinggi, dan dengan keandalan yang baik, namun seiring dengan
dinamika dunia usaha dan berkembangnya tuntutan pasar, PJB kini juga
melaksanakan kegiatan usaha pembangunan dan/atau pemasangan peralatan
ketenagalistrikan, pemeliharan dan/ atau pengoperasian peralatan
ketenagalistrikan, serta usaha yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan
dalam rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki. PJB
memiliki pembangkit tenaga listrik yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat,
dan DKI Jakarta dengan total kapasitas terpasang 6.981 MW. Selain itu, PJB
melaksanakan kegiatan usaha pengoperasian dan perawatan 5 unit PLTU
Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE), yaitu PLTU Indramayu 3 x
330 MW, PLTU Rembang 2 x 315 MW, PLTU Paiton Baru 1 x 660 MW,
PLTU Pacitan 2 x 315MW, dan PLTU Tanjung Awar-awar 2 x 350 MW.
Selain telah memiliki beberapa pembangkit di wilayah Jawa, PJB juga
memperluas jangkauan pembangkitnya di wilayah luar Jawa, yaitu dengan
memiliki PLTD Suppa 63 MW sehingga saat ini total kapasitas terpasang
Unit Eksisting PJB adalah sebesar 7.055 MW. Untuk ke depannya dalam
rentang waktu 2017 hingga 2021 PJB mengusung Transformasi Korporat
yang memiliki 5 fokus penting, yaitu Business Excellence, Digitalization &
Customization Service Manajemen Aset (MA), PJB Raya Terintegrasi, Go-
to-Market, Investment Based. Harapannya dengan mengedepankan ketiga
fokus ini adalah dapat memperluas lini bisnis dengan optimalisasi
kapabilitas dari PJB Grup.

5 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Pada akhir tahun 2016, PJB melakukan transformasi korporat yang turut
mengubah visi dan misi Perusahaan. Muatan yang terkandung dalam visi
dan misi Perusahaan di tahun 2016 telah ditinjau dan disetujui melalui Surat
Keputusan Direksi di luar rapat pada tanggal 7 Desember 2016.
1.2.1. Visi Perusahaan
“Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi dengan standar kelas dunia”.
Makna Visi :
 Perusahaan terpercaya bahwa PJB adalah perusahaan yang
menjalankan dan mengembangkan usahanya sesuai dengan tata
kelola perusahaan dan performa finansial yang baik sehingga
meningkatkan kredibilitas perusahaan untuk menjadi pilihan utama
dalam melakukan bisnis.
 Bisnis bahwa PJB selain berfokus pada operational excellence juga
fokus pada business excellence.
 Pembangkitan PJB memiliki kompetensi inti di bidang
pembangkitan dengan lini usaha meliputi penjualan tenaga listrik;
investasi bidang pembangkitan; dan jasa-jasa lainnya. Namun hal
ini tidak menutup PJB untuk masuk ke bidang usaha sejenis seperti
pada Asset Intensive Industries Area maupun usaha yang memiliki
Core Capabilities/ Competencies yang sama.
 Terintegrasi mengandung pengertian bahwa PJB bergerak dalam
bisnis pembangkitan tenaga listrik yang terintegrasi (integrated
power company) secara horizontal end-to-end pembangkit dan
vertical Energi primer – pembangkit – transmisi. Pengembangan
perusahaan akan berfokus dan didasari di pembangkitan sebagai
bidang yang dikuasai PJB. Pengembangan portofolio usaha akan
dilakukan melalui indikator PJB Raya baik dalam hal
pengembangan pasar maupun sumber daya yang diperlukan.

6 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


 Standar kelas dunia PJB bertekad untuk mampu tumbuh dan
mencapai kinerja kelas dunia baik dari sisi operasional, keuangan,
dan bisnis pada tingkat regional dan global.
1.2.2. Misi Perusahaan
1. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi untuk menjaga kedaulatan listrik nasional
2. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan
ramah lingkungan
3. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital untuk
pertumbuhan yang berkesinambungan.
Makna Misi :
 Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi untuk menjaga kedaulatan listrik nasional artinya PJB
akan menjadi solusi bagi Indonesia dan PLN untuk pekerjaan
operation & maintenance (O&M) serta Engineering, Procurement &
Construction (EPC) pembangkit-pembangkit milik PLN dan Non-
PLN, dan juga EPC transmisi dan distribusi milik PLN, serta
investasi yang diarahkan untuk memelihara keandalan dan
kapasitas. PJB juga akan membentuk kerja sama dengan perusahaan
lain untuk berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan listrik
nasional melalui skema IPP. Aktivitas-aktivitas ini dilakukan oleh
PJB agar PLN dapat menjaga kedaulatan listrik yang dimiliki di
Indonesia. Pemangku kepentingan untuk misi ini adalah PLN
sebagai perusahaan induk dari PJB
 Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing
dan ramah lingkungan artinya PJB akan menjalankan bisnis secara
patuh terhadap peraturan, memperhatikan aspek keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan aman dari sisi karyawan dan aset.
Pembangkit yang berkualitas tinggi dengan indikator EAF yang
tinggi dan EFOR yang rendah dan tetap menawarkan harga yang

7 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


kompetitif. Selain itu PJB juga akan membangun proyek-proyek
EBT yang ramah lingkungan. Pemangku kepentingan terkait dengan
misi ini adalah Pelanggan atau PLN, IPP dan pemain di Captive
Power.
 Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital
untuk pertumbuhan yang berkesinambungan artinya PJB akan
berfokus dalam meningkatkan kompetensi karyawan PJB Raya
sesuai kebutuhan strategi pengembangan usaha dalam bidang
pengembangan bisnis dan teknologi. Pengembangan kompetensi
bisnis ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan,
yang juga menjadi pengukuran Sasaran Strategis, dan akhirnya
dapat membantu perusahaan untuk terus bertumbuh. Pemangku
kepentingan untuk misi ini adalah karyawan PJB.

1.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Perusahaan


1.3.1. Tujuan Perusahaan
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar PJB, tujuan perusahaan didirikan
adalah: “untuk menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip
industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas”
1.3.2. Sasaran Perusahaan
Untuk menjaga agility dan semangat adaptasi yang berkesinambungan dengan
mengoptimalkan core competency dan inovasi yang menjunjung tinggi prinsip
tata kelola dan pengelolaan risiko yang baik, PJB telah melakukan redefines
atas strategi yang telah ditetapkan dalam rencana jangka panjang 2013-2018
menjadi rencana jangka panjang 2017-2021 dengan sasaran sebagai berikut:
 Strengthen Market Positioning
 Most Productive Power Company
 Most Trusted and Preferred Company
 Best in Operational Excellence

8 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


 Improve Financial Performance
1.3.3. Strategi Perusahaan

Gambar 1. Strategi Perusahaan Tahun 2017-2021


Visi 2021:
“Menjadi Perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegrasi dengan
standar kelas dunia”.
Dalam rangka mencapai visi PJB 2021, arah pengembangan Perusahaan pada
RJPP 2017-2021 berfokus pada lima tema strategi, yaitu:
• Maximizing shareholders value
Ditujukan untuk memberikan nilai tambah bagi PLN sebagai pemegang saham.
• Growth & Sustainability

9 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Memaksimalkan kontribusi PJB untuk mendorong pertumbuhan Perusahaan.
• Synergy PJB Raya
Ditujukan untuk meningkatkan sinergi antar PJB Raya.
• Operational Excellence
Ditujukan untuk tetap menjaga fokus dan meningkatkan performa operasi, baik
sebagai asset owner, operator dan di bidang operasional lainnya.
• Productivity Optimization
Menggambarkan pengembangan kapasitas dan kapabilitas SDM PJB untuk
menopang pertumbuhan Perusahaan.

Gambar 2. Ilustrrasi 5 Strategi PT Pembangkitan Jawa Bali


Berdasarkan lima tema strategi di atas, PJB menetapkan sasaran strategis yang
tertuang dalam Strategy Map dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard
dan dilengkapi dengan ukuran pencapaian masing-masing sasaran strategis
(Excellence Performance Indicators).

1.4. Bisnis Perusahaan


Sebagai perusahaan produsen listrik Anak Perusahaan PT PLN (Persero), PJB
memiliki empat lini bisnis utama. Bidang usaha ini diatur dalam Anggaran

10 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Dasar Perusahaan, tepatnya pada pasal 3. Keempat lini bisnis tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Usaha penyediaan tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik
yang ekonomis, bermutu tinggi dengan keandalan yang baik;
2. Pembangunan dan/atau pemasangan peralatan ketenagalistrikan;
3. Pemeliharaan dan/atau pengoperasian peralatan ketenagalistrikan; dan
4. Melakukan usaha yang berkaitan dengan kegiatan Perusahaan dalam
rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki Perusahaan.
Adapun untuk kegiatan usaha PJB yang dijalankan saat ini adalah
penyediaan tenaga listrik dengan keandalan yang baik serta usaha penyediaan
jasa Operation & Maintenance (O&M) pembangkit.
Sedangkan kegiatan usaha lainnya untuk menuju integrated power company,
mencakup bisnis:
1. Pembangkit tenaga listrik melalui kepemilikan dalam Independent Power
Procedure (IPP);
2. Jasa O&M pembangkit dengan mendirikan Anak Perusahaan dan perusahaan
patungan;
3. Jasa Enterprise Asset Management (EAM);
4. Jasa pembangunan pembangkit baru (Engineering, Procurement and
Construction/EPC);
5. Penyedia material cadang pembangkit (stockist).
Usaha Pembangkitan Tenaga Listrik
Produk utama dari usaha pembangkitan tenaga listrik adalah Kesiapan Operasi
dan Energi Listrik unit pembangkit dengan mekanisme penyampaian dikirim
langsung kepada pelanggan melalui saluran transmisi berdasarkan kontrak
jual beli yang dinyatakan dengan EAF declare. PJB memiliki segmen usaha
utama sebagai penyedia tenaga listrik melalui 9 (sembilan) Unit Pembangkitan
(UP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 7.055 MW yang tersebardi
Indonesia. Unit pembangkit yang asetnya dimiliki dan dioperasikan oleh PJB
adalah:

11 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Gambar 3. Usaha Pembangkitan Tenaga Listrik PT Pembangkitan Jawa Bali
Usaha Jasa Operasi & Pemeliharaan
Pembangkit Jasa Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance/O&M)
pembangkit dilakukan dengan mekanisme penyampaian langsung kepada pelanggan
melalui layanan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit berdasarkan kontrak
O&M. Bisnis di bidang jasa O&M dilakukan oleh PJB dan anak perusahaan (PT PJB
Services) serta mendirikan joint venture company. Total pembangkit yang dikelola PJB
melalui jasa O&M sebesar 7.001 MW yang tersebar di 25 (dua puluh lima) lokasi. PJB
mengelola 7 (tujuh) Unit Bisnis Jasa Operasi dan Pemeliharaan (UBJOM) di Jawa,
sedangkan PJBS mengelola 17 (tujuh belas) Unit Bisnis Jasa Operasi dan Pemeliharaan
(UBJOM) di luar Jawa. Sementara perusahaan Joint Venture PJB mengelola 1 (satu)
unit pembangkit di Jawa. Jasa O&M yang dikelola oleh PJB melalui UBJOM Jawa
sebesar 4.605 MW tersebar di 7 (tujuh) lokasi sebagai

berikut:

Gambar 4.

12 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Gambar 4. Jasa O&M yang dikelola PJB

Jasa O&M yang dikelola oleh PT PJB Services di luar Jawa sebesar 1.076 MW tersebar
di 17 (tujuh belas) lokasi sebagai berikut:

Gambar 5. Jasa O&M yang dikelola PJBS Di Luar Jawa

Jasa O&M yang dikelola oleh perusahaan joint venture adalah PLTU Tanjung Jati B
Unit #3 dan #4 dengan kapasitas 2 x 660 MW yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah.

Pengelolaan jasa O&M tersebut dilakukan oleh PJB berpartner dengan perusahaan asal
Korea yakni Korea Midland Power dengan mendirikan perusahaan joint venture
bernama PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali (KPJB).

Usaha Kepemilikan Independent

Power Procedure (IPP) Pembangkit yang dikembangkan PJB sebagai IPP melalui
perusahaan joint venture sebesar 4.660 MW:

13 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Gambar 6. Pembangkit yang Dikembangkan PJB

Usaha Jasa Enterprise Asset Management (EAM)

EAM adalah sebuah konsep tentang bagaimana cara mengelola sebuah aset perusahaan
secara optimal agar mendapatkan hasil yang maksimal. Ruang lingkup pekerjaan ini
yaitu:

a. Mengimplementasikan EAM IBM Maximo minimal versi 7.5 sebagai Sistem EAM
Pembangkitan PLN untuk pemeliharaan aset pembangkit pada PT PLN (Persero)
dengan modul-modul sebagai berikut tapi tidak terbatas pada:

i. Modul Asset Management

ii. Modul Work Management

iii. Modul Inventory and Logistic Management

iv. Modul Purchasing Management

b. Menyusun Blue Print Standar Proses Bisnis Pemeliharaan Aset Pembangkit di PT


PLN (Persero) yang terintegrasi dengan sistem EAM terpusat dan peran karyawan
sesuai dengan job description dan mengacu pada tata kelola pembangkitan PT PLN
(Persero) tahun 2009.

c. Mengintegrasikan Sistem EAM Pembangkitan PLN dengan sistem ERP PLN secara
near real-time, termasuk melakukan konfigurasi, modifikasi dan pengujian sampai

14 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


dengan transfer program dari setiap environment (Development, Testing dan Training)
di sistem EAM Maximo dan ERP SAP untuk unit implementasi.

Jasa Pembangunan Pembangkit Baru

Jasa Pembangunan Pembangkit Baru (Engineering, Procurement and


Construction/EPC) dilakukan PJB melalui Anak Perusahaan PT Rekadaya Elektrika.
Proyek pembangunan pembangkit baru sampai dengan tahun 2016 sebesar 189 MW
tersebar di 9 (sembilan) lokasi sebagai berikut:

Gambar7. Lokasi Proyek Pembangunan Pembangkit PJB

Usaha Penyedia Material Cadang Pembangkit (Stockist)

Bisnis jasa stockist PJB dilakukan dengan melayani pengadaan critical part untuk
pembangkit-pembangkit. PJB dipercaya oleh PT PLN (Persero) untuk menjadi
penyedia material cadang pembangkit seluruh pembangkit program 10.000 MW tahap
1 (Fast Track Program-1) di Jawa sebesar 7.520 MW yang tersebar di 22 lokasi sebagai
berikut

15 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Gambar 8. Lokasi Proyek Pembangunan Pembangkit PJB

16 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


2.1. Keorganisasian
2.1.1. Struktur Organisasi

Pemegang Saham
Dewan Komisaris
PT PLN & YKP

Direktur Utama

Satuan
Bidang Pengawasan
Administrasi Internal

Direktur Direktur Direktur Direktur SDM


Direktur Operasi 1 Pengembangan
Operasi 2 Keuangan dan Administrasi
dan Tenaga

DIV DIV DIV


PERENCANAAN PERENCANAAN DIV DIV Sistem Human Capital
& Evaluasi & Evaluasi Manajemen Energi Anggaran
Pemeliharaan 1 Pemeliharaan 2 dan Komersial

DIV DIV DIV DIV DIV


PERENCANAAN PERENCANAAN Perencanaan dan Pemnbendaharaan Pengembangan
& Pengendalian EP 1 & Pengendalian EP 2 Pengembangan & Pajak Talenta
Korporat

DIV DIV
DIV DIV Pembinaan Afiliasi DIV Performance
Lingkungan dan k3 Lingkungan dan k3 Akuntansi Management & Sistem
Informasi Human Cap.

DIV
DIV Bussines Solution
Asset Management
Contact

Unit Unit Unit pelayanan Unit Bisnis Unit Proyek BP Waduk c Anak Unit Unit PJB
Pembangkitan pemeliharaan Jasa O&M CNG & LNG Perusahaan & Pengembangan Academy
PLant Cirata Usaha Usha
Patungan

17 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Unit Unit Pembangkitan : Unit Pelayanan dan Pemeliharaan :

Unit Jasa O&M Anak Perushaan : Unit Pengembangan Usaha :

Proyek LNG dan CNG : Unit PJB Academy: Pengelola Waduk Cirata :

18 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Struktur Organisasi Unit Pelayanan dan Pemeliharaan

General Manager UPHT

Manajer Teknik

SPV Senior Mesin


SPV Senior Listrik
SPV Senior Kontrol Instrumen
Manajer Perencanaan & Pembinaan Teknik
SPV Senior Resource Planning
SPV Senior Engineer Performance
SPV Senior Quality Assurance
SPV Senior K3
Manajer Keuangan & Administrasi
SPV Senior Umum
SPV Senior SDM
SPV Senior Pengadaan
SPV Senior Keuangan

Sekilas Tentang Tugas dan Tanggung Jawab


General Manager UPHT :
 Memimpin perusahaan sekaligus sebagai motivator bagi seluruh karyawan
UPHT
 Mengelola operasional harian UPHT
 Merencanakan melaksanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan menganalisis
semua aktivitas UPHT
 Mengelola perusahaan sesuai dengan visi misi PJB
 Merencanakan, mengelola dan mengawasi proses penganggaran UPHT
 Memastikan setiap manager melakukan kinerja dengan efektif dan Optimal
 Memutuskan dan membuat kebijakan untuk kemajuan UPHT
Manajer Teknik

19 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


 Memberikan coaching, konseling, dan mendisiplinkan bawahan,
mengembangkan, mengkoordinasi sistem, kebijakan, prosedur, dan standart
produktifitas
 Bertanggung jawab terhadap general manager UPHT atas segala kinerja,
pengambilan keputusan yang dilakukan
 Melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja supervisor, baik dalam bagian
mesin, listrik maupun instrumentasi
Dlll.
SPV Senior Listrik
 Bertanggung jawab kepada manager teknik UPHT atas segala kinerja yang
dilakukan
 Menyusun dan menanda tangani penyusunan SOP/IK yang berkaitan dengan
pemeliharaan pembangkit (Listrik 1 PLTGU), (Listrik 2 PLTU)
 Membentuk dan merencanakan team engineering dalam proses pemeliharaan
sekala besar (Overhaul) di bidang kelistrikan
 Mengirim dan menugaskan Engineer untuk melakukan pekerjaan baik dalam
lingkungan intern (UPHT Gresik) maupun ekstern
 Melakukan pengawasan atas segala kinerja Teknisi
 Memberikan arahan, konseling, dan mendisiplinkan teknisi guna tercapainya
kinerja yang handal
Dlll.

20 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


2.1.2. Aset Operasional Perusahaan

21 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Awalnya PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi listrik dengan 6
(enam) Unit Pembangkitan yang dimiliki. Kini PJB terus melakukan pengembangan
usaha secara berkelanjutan dengan menggeluti bisnis yang berkaitan dengan
pembangkit tenaga listrik. Kegiatan pengembangan usaha tersebut meliputi:
pembangunan pembangkit baru dan perluasan pasar jasa O&M.

22 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Profitabilitas Per Segmen Usaha
Pendapatan Usaha Per Segmen Pendapatan usaha PJB tahun 2016 sebesar Rp32.667,16
miliar meningkat 17.25% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp27.861,78 miliar.
Peningkatan tersebut dipengaruhi terjadi karena penyesuaian tarif Jual-Beli tenaga
listrik pascarevaluasi aset dan penungkatan KWh Jual dibanding tahun 2015.

Laba Usaha Per Segmen


Laba usaha PJB tahun 2016 sebesar Rp4.600,23 miliar meningkat 107.10%
dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp2.250,18 miliar. Peningkatan tersebut terutama
dipengaruhi oleh peningkatan laba segmen fungsi pembangkitan hasil penjualan tenaga
listrik yang disebabkan penyesuaian tarif Jual-Beli tenaga listrik pasca revaluasi asset
dan penungkatan KWh Jual dibanding tahun 2015.

23 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Aset
Total Aset PJB pada tahun 2016 menurun sebesar 1,95% menjadi Rp191.738,39
miliar bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp195.545,84 miliar.

Aset Lancar
Aset Lancar terdiri dari: Kas dan Setara Kas; Deposito Berjangka; Piutang Usaha;
Piutang Lain-Lain; Persediaan; Pajak Dibayar Dimuka; Piutang Pihak Berelasi; Biaya
Dibayar Dimuka dan Uang Muka. Aset Lancar PJB pada tahun 2016 menurun sebesar
4,31% menjadi Rp21.600,00 miliar dari nilai tahun 2015 sebesar

24 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Rp22.573,68 miliar. Penurunan tersebut terutama berasal dari penurunan Piutang
Usaha yang di antaranya dilakukan melalui offset deviden, pajak revaluasi,
penggantian program investasi serta pembayaran tunai lainnya. Selain itu PJB dapat
mengoptimalkan saldo persediaan melalui inventory turnover yang lebih baik.

Aset Tidak Lancar


Aset Tidak Lancar PJB terdiri dari Aset Tetap, Properti Investasi, Investasi pada Entitas
Asosiasi, Aset Pajak Tangguhan, Piutang Pihak Berelasi, dan Aset Tidak Lancar
Lainnya. Aset Tidak Lancar PJB pada tahun 2016 menurun 1,64% menjadi
Rp170.138,39 miliar dari tahun 2015 sebesar Rp172.972,16 miliar. Penurunan tersebut
terutama berasal dari turunnya Aset Tetap, Piutang Lain-lain dan Aset Pajak
Tangguhan.

Aset Tetap
Aset Tetap terdiri dari tanah; Bangunan Umum, Waduk, dan Prasarana; Instalasi dan
Mesin Pembangkit; Peralatan Transmisi dan Penyaluran; Perlengkapan Pengolahan
Data dan Telekomunikasi; Peralatan Umum; Kendaraan Bermotor.Aset Tetap dihitung

25 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


berdasarkan harga perolehannya yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. PJB
mencatatkan Aset Tetap per 31 Desember 2016 sebesar Rp171.143,92 miliar, naik
1,74% bila dibandingkan dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp169.587,73 miliar.
Namun demikian biaya penyusutan tahun 2016 meningkat signifikan pascarevaluasi
aset menyebabkan nilai aset tetap bersih per 31 Desember 2016 sebesar Rp165.771.52
miliar turun 1,46% bila dibanding dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp165.221,88
miliar.

Sehingga total ada sekitar kurang lebih 50 unit pembangkitan yang menjadi bagian
dari bidang usaha PT Pembangkitan Jawa-Bali yang tersebar diseluruh Indonesia.

26 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Untuk unit pelayanan dan pemeliharaan tidak memiliki asset dalam skala yang besar,
asset yang dimiliki UPHT hanya berupa peralatan penunjang untuk proses
pemeliharaaan, sedikit diantaranya:
1. DC Test Contact Resistance

2. Alat Ukur (Insulation Tester, Avometer, dll)

3. Circuit Breaker Analyzer

dll.

27 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


3.1. Proses Pembangkitan Tenaga Listrik di PJB Unit Gresik (PLTGU)
Proses Kelistrikan di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di PT.
Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik

Diagram Alur Proses PLTGU

Bahan bakar yang digunakan dapat berupa gas bumi atau minyak HSD (High
Speed Diesel) dialirkan ke dalam rumah pompa bahan bakar. Bahan bakar berupa
HSD kemudian di pompa lagi dengan pompa bahan bakar (main fuel oil pump) yang
akan dialirkan ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Jika menggunakan
bahan bakar gas, gas langsung dialirkan ke ruang bakar (combustion chamber) tanpa
melalui pompa bahan bakar. Pada saat bahan bakar dan udara atomizing yang berasal
dari kompresor bercampur di dalam combustion chamber, secara bersamaan busi
(igniter) memercikkan api untuk menyulut pembakaran. Gas panas yang dihasilkan
dari proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai penggerak turbin gas,
sehingga listrik dapat dihasilkan oleh generator. Karena tegangan yang dihasilkan
dari generator tidak sama dengan jaringan, maka pada tahap selanjutnya tegangan ini
akan disalurkan ke transformator utama untuk dinaikkan menjadi 150 kV atau 500
kV.

28 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Pada siklus terbuka (open cycle), gas buang dari turbin gas yang
temperaturnya berkisar 500-550oC langsung dialirkan ke cerobong (bypass stack).
Pada siklus tertutup (combined cycle), gas buang yang ke luar dari turbin gas
dimanfaatkan lagi setelah terlebih dulu diatur oleh katup pengatur (damper) untuk
dialirkan ke dalam HRSG untuk menguapkan air yang berasal dari drum penampung
air. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap yang terkopel atau
seporos dengan generator sehingga dapat menghasilkan tenaga listrik. Uap bekas dari
turbin uap diembunkan lagi di condenser, kemudian air hasil kondensasi di pompa
oleh pompa kondensat (Condensate Extraction Pump), selanjutnya dimasukkan lagi
ke dalam deaerator dan oleh boiler feed pump (BFP) dipompa lagi ke dalam drum
untuk kembali diuapkan. Inilah yang disebut dengan siklus tertutup atau combined
cycle. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa siklus tertutup merupakan rangkaian
siklus terbuka ditambah dengan proses pemanfaatan kembali gas buang dari proses
siklus terbuka untuk menghasilkan uap sebagai penggerak turbin uap.

Pada area pembangkit listrik tidak hanya terdapat transformator utama namun

juga ada transformator auxiliary yang berfungsi sebagai pemakain listrik pada area

pembangkit itu sendiri, transformator eksitasi yang berfungsi sebagai supply arus

eksitasi yang belum disearahkan, dan transformator station service yang berfungsi

sebagai pemback-up ketika generator atau pembangkit masih dalam keaadaan off. Pada

unit generator Gas Turbine (GT), generator menghasilkan tegangan sebesar 10.5 kV

kemudian di transformasikan melewati Main Transformer untuk menjadi jaringan

transmisi sebesar 150kV. Sedangkan pada unit generator Steam Turbine menghasilkan

tegangan 15,75kV kemudian ditransformasikan melewati Main Transformer (Step-Up)

menjadi tegangan jaringan transmisi 150kV. Masing-masing unit generator Gas

Turbine (GT) memiliki kapasitas daya sebesar 150 MW. Sedangkan masing-masing

unit generator Steam Turbine (ST) memiliki kapasitas daya sebesar 250MW.

29 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Komponen utama yang digunakan untuk membangkitkan listrik dalam PLTGU dibagi

mejadi bagian GT (Gas Turbin) dan, dan ST (Steam Turbine). Komponen utama yang

terdapat dibagian GT adalah kompresor, ruang bakar, turbin gas, dan generator.

Komponen utama yang terdapat di bagian ST yaitu HRSG, turbin uap, generator,

kondenser, feed water tank, dan feed water pump.

Komponen pendukung yang digunakan untuk membangkitkan listrik dalam

PLTGU juga dibagi mejadi bagian GT (Gas Turbin) dan ST (Steam Turbine).

Komponen pendukung yang terdapat dibagian GT yaitu ACWC (Air Cooling Water

Cooling) yang digunakan sebagai pendingin. Komponen pendukung yang terdapat

dibagian ST yaitu auxiliary plant yang terdiri dari CWP (Cooling Water Pump), H2

plant dan Desalination Plant.

CWP digunakan untuk memompa air laut menuju tube-tube condensor yang
digunakan untuk mengkondensasikan uap keluaran LP Turbin sedangkan H2 plant
merupakan tempat dimana H2 (Hydrogen) diproduksi. Di dalam sistem ST juga
membutuhkan air tawar, sedangkan sumber air yang tersedia adalah air laut, maka
dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengubah air laut menjadi air tawar yang disebut
Desalination Plant.
Pada PLTGU dibagi 2 jenis mesin pembangkit yaitu GT (Gas Turbin)

dengan 9 Unit Pembangkit dan ST (Steam Turbin) dengan 3 Unit Pembangkit.

Pada PLTGU tiap unit memiliki daya sebagai berikut :

 Pada GT terdapat 9 Unit yang masing – masing menghasilkan kapasitas

150 MW.

 Pada ST terdapat 3 Unit yang masing – masing menghasilkan kapasitas

250 MW.

30 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Jadi jumlah total kapasitas pembangkitan pada PLTGU sebesar 2100 MW.

Proses Kelistrikan di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di PT.


Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik

SLD Pembangkitan Pada Blok 1 PLTGU

Selain memproduksi listrik PT. PJB UP Gresik juga mengonsumsi listrik. Hal
tersebut digunakan untuk mensupply beban-beban yang membantu proses
pembangkitan seperti penerangan dan motor, yang didistribusikan dengan bantuan
switchgear.
Secara umum switchgear dapat digolongkan berdasarkan jenis pemadaman
yang digunakan dan level tegangan pengoprasian switchgear itu sendiri. Berdasarkan
level tegangan pengoprasiannya, Switchgear yang ada di PT PJB Unit gresik ini
terdapat 2 jenis, yaitu:
a. Switchgear Tegangan Menengah (6 kV)
b. Switchgear Tegangan Rendah (380 V)
1. Power Distribution Center (PDC)
2. Motor Control Center (MCC)

31 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik


Secara prinsip kerja ketiga switchgear tersebut memiliki fungsi yang sama,
akan tetapi perbedaanya terletak pada tegangan pengoprasian yang digunakan beserta
beban yang disuplai.
Untuk switchgear dengan level tegangan 6kV di PT PJB Unit gresik,
diperoleh dari konversi tegangan trafo auxiliary atau trafo untuk pemakaian sendiri
(BBT) pada unit Steam Turbin (ST) 15,75 kV/6,3kV maupun dari trafo Substation
(BCT) 150kV/6,3kV yang berfungsi sebagai back up.
Sedangkan untuk PDC menggunakan tegangan pengoprasian sebesar 380V,
yang diperoleh dari konfersi tegangan trafo auxiliary (BBT) dari tegangan output
generator pada unit Gas Turbine (GT) sebesar 10,5kV ditranformasikan
menggunakan trafo step down menjadi 400V, selain itu PDC juga diperoleh dari
konfersi tegangan trafo auxiliary (BBT) pada unit Steam Turbine (ST) 6kV/400V.
Dimana trafo auxiliary (BBT) 6kV/400V terhubung dengan sisi Low Voltage (LV)
trafo auxiliary (BBT) 15,7kV/6,3kVmelewati busbar dan breaker. Untuk Motor
Control Center (MCC) terhubung dengan PDC dan memiliki level tegangan
pengoprasian yang sama dengan Power Distribution Center (PDC) yaitu sebesar
380V akan tetapi dalam bus dan beban yang berbeda.
Untuk konstruksi dari masing masing switchgear ini terdapat beberapa
komponen yang dapat perfungsi sebagai pemutus (Circuit Breaker), Proteksi
gangguan (Over Voltage, Over Current, Short Circuit, dll), Pendistribusian (Busbar,
Penghantar), serta rangkaian kontrol.

32 | PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Gresik

Anda mungkin juga menyukai