Anda di halaman 1dari 39

ResearchGate

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/290379562

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan Provinsi Jabar


Working Paper ■ January 2016
DOI: 10.13140/RG.2.1.1364.4883

CITATIONS READS
0 13,649

1 author:

Mitty Mauliana Universitas Padjadjaran

5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Mitty Mauliana on 13 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TUGAS MANAGEMENT SUMBER DAYA MANUSIA

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

NAMA
MITTY MAULIANA 260120150003
NPM
FARMASI RUMAH SAKIT
KONSENTRASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

TAHUN 2015

1
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
Jl. Kiastramanggala Baleendah Kab. Bandung Tip. (022) 5940872, 5940875
Fax. 5941709 e-mail:rsudalihsan@yahoo.com

TAHUN 2015

2
PEDOMAN PELAYANAN FARMASI

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah pelayanan RSUD
Al Ihsan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan adalah wadah yang mengelola pelayanan Farmasi dan
Pengelolaan Perbekalan farmasi secara professional, bermutu serta terjangkau oleh
pasien, yang meliputi seluruh jenis-jenis pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan
perbekalan farmasi yang diperlukan dalam menunjang pelayanan kesehatan pasien yang
paripurna sesuai kemampuan RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat.

Keteraturan dalam pengorganisasian di Instalasi Farmasi RS RSUD Al Ihsan Provinsi


Jawa Barat merupakan hal yang penting dalam peningkatan mutu pelayanan instalasi
farmasi.

Untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa


Barat, maka perlu disusun suatu Pedoman Pengorganisasian Farmasi RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat yang dapat dipakai sebagai acuan dalam merencanakan peningkatan
dan pengembangan pengorganisasian di bidang Farmasi.
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Sejarah Singkat Rumah Sakit

RSUD Al Ihsan semula bernama RS Islam Al Ihsan dibangun pada tanggal 11 Maret 1993
bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1413 H oleh Yayasan RSI Al Ihsan dengan dana
Pembangunan Rp 45.324.798.032,- yang berasal dari BAZIS Asnaf Amilin, APBD
Pemprov Jabar dan Sumbangan Masyarakat, konsep banguanan Kampung matuh banjar
pamidangan (Vilage System) dengan Luas Lahan : 45.000 M 2 dan Luas Bangunan :
29.617,75 M2

3
Dewan Pendiri RS Islam Al Ihsan :

1. Drs. H. Ukman Sutaryan

2. H. Agus Muhyidin, S.IP.,M.IP

3. Drs.H. M. Soleh , MM

4. Drs. K.H. M. Sahid

5. K.H. R. Totoh A. Fatah


RS Islam Al Ihsan mulai beroperasi pada tanggal 12 November 1995 bertepatan dengan
hari Kesehatan Nasional dengan hanya membuka poliklinik (Pelayanan Rawat Jalan),
selanjutnya dibuka pelayanan Gawat Darurat 24 Jam dan Rawat Inap

RSUD Al Ihsan Mulai 10 Maret 2005 - saat ini dibawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

- Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 372 K/Pid/2003 dan Berita
Acara Pengembalian Barang Bukti Asset Rumah
Sakit Islam Al Ihsan dari Kejaksaan Negeri Bandung Kepada Pemerintah Provinsi
Jawa Barat tanggal 10 Maret 2003
- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi, rumah sakit menjadi RSUD Al Ihsan Provinsi
Jawa Barat;
- Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor : 900/Kep.921- Keu/2009
tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat telah lulus
Akreditasi sebagai berikut :

- Terakreditasi 5 Standar Pelayanan Rumah Sakit berdasarkan Surat Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor : YM.02.04.3.5.9636 tanggal 30 Oktober 1998
dengan Status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar;
- Terakreditasi 12 Standar Pelayanan Rumah Sakit berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.00.06.2.2.259 tanggal 29 Januari 2004 dengan Status
Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut serta ;
- Tahun 2011 telah keluar Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor KARS-

4
SMRT/42/VIII/2011 Pada Tanggal 15 Agustus 2011, RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat telah lulus Tingkat Lengkap 16 Pelayanan.

Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah
rumah sakit tipe B dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 300 buah.
BAB III

VISI, MISI DAN TUJUAN RSUD AL IHSAN

A. VISI DAN MISI RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan 2013-2018 adalah :

Sesuai perkembangan kedepan dengan mempertimbangkan Visi dan Misi Provinsi serta
hasil kinerja pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan dan daya saing, dimana
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan dituntut mempunyai keunggulan dari pesaingnya,
maka perlu adanya visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan kedepan
sebagai berikut :

" Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Terdepan dan Rujukan


utama di Jawa Barat tahun 2018"

Adapun kebijakan pembangunan sesuai strategi pembangunan daerah yang berkaitan


dengan rumah sakit adalah dengan Misi 1 (satu) yaitu membangun masyarakat Jawa Barat
yang berkualitas dan berdaya saing dengan kebijakan bidang kesehatan meliputi :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit menular dan tidak


menular dengan arah kebijakan peningkatan pelayanan kesehatan, pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dan tidak menular termasuk masalah gizi
masyarakat.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan di puskesmas dan
rumah sakit dengan arah kebijakan peningkatan sumber daya kesehatan di
puskesmas dan rumah sakit untuk masyarakat umum dan rakyat miskin

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan adalah :

1. Mewujudkan Center of Excellent ( pelayanan unggulan : jantung, traumatic,


degeneratif, perinatologi, stroke, diabetic, cancer, infeksi, emergency )
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang Profesional yang dilandasi
Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan YME
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan pra sarana pelayanan kesehatan yang
berkualitas
4. Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan kesehatan, pelatihan , rumah
sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil guna
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada sistem informasi yang
terpadu
FALSAFAH

5
IHSAN

"Beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat Allah, dan bilamana kamu tidak
bisa melihat Allah pasti melihat kamu"

Dengan demikian, derajat IHSAN yang menempatkan manusia pada tingkatan ibadah
yang paling tinggi hendaknya menjadi acuan bagi seluruh pegawai RSI Al Ihsan dalam
melaksanakan tugas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :

Falsafah IHSAN dapat mendorong petugas pelayanan kesehatan menjadi insan pengabdi
(abdi Allah) yang yakin bahwa penyakit itu diciptakan oleh Allah dan hanya dapat
disembuhkan karena izin Allah, serta mendorong insan kesehatan untuk menemukan obat
penangkalnya sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW / “Allah menurunkan
penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengerti dan tidak diketahui
oleh orang yang tidak mengerti” (HR. Bukhari dan Muslim).

Falsafah IHSAN dapat mencegah petugas pelayanan kesehatan dari tindakan yang
menyimpang dari kode etik dan tata cara pengobatan yang benar sebagaimana dikatakan
oleh Nabi Muhammad SAW / “Allah tidak menjadikan penyembuhan dengan apa yang
diharamkan atas kamu” (HR. Baihaqi)

Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan yang berpegang teguh pada falsafah
IHSAN hendaknya :

1. Yakin bahwa hanya karena ijin Allah seorang penderita dapat sembuh kembali

2. Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus dicari/dipelajari
3. Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan cara- cara yang
tidak diharamkan oleh Allah yakin bahwa pelayanan kesehatan yang
didasarkan karena Allah, akan menjadi bagian dari ibadah kepada Allah.

B. Tujuan dan Sasaran


Dalam rangka mencapai Visi dan misi tersebut tentu perlu ditentukan strategi-
strategi khusus dengan menghadirkan Program dan Kegiatan yang mendukung
terciptanya mutu pelayanan kesehatan yang di harapkan oleh masyarakat.

Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat pada periode tahun

6
2013 sampai dengan 2018 mempunyai program dan kegiatan serta kebijakan
mengarah kepada tercapainya sasaran dan indikator Sasaran , diantaranya :

Tabel. 2.1

Sasaran Strategis dan Indikator Pencapaian Sasaran

MISI Ke - 1 ; Mewujudkan Center of Excellent ( pelayanan unggulan : jantung,


traumatic, degeneratif, perinatologi, stroke, diabetic, cancer,
infeksi, emergency )

Tujuan Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran

Terciptanya Meningkatkan Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat


pelayanan kualitas dan Darurat
% Angka kematian pasien di IGD
kesehatan yang kinerja
bermutu, cepat, pelayanan % kejadian infeksi karena jarum infus
tepat dan akurat
yang didukung % kejadian penyulit / infeksi karena transfusi
oleh Sumber darah
Daya yang % kejadian infeksi pasca bedah
berkualitas dan
% Kejadian pasien pulang paksa
memadai
% Kematian pasien ≥ 48 jam

7
% kejadian kematian di meja operasi
Waktu tunggu operasi elektif

% Angka kematian ibu karena eklampsia

% Angka kematian ibu karena perdarahan

% Angka kematian ibu karena sepsis

Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax

Waktu tunggu hasil pelayanan Lab P. Klinik

Waktu tunggu pelayanan obat jadi

Waktu tunggu pelayanan obat racikan

% Sisa makanan yang tidak dimakan oleh


pasien
% Pemenuhan kebutuhan darah untuk
pelayanan transfuse di rumah sakit
% Tidak adanya barang milik pasien /
pengunjung yang hilang
% Kepuasan pasien rumah sakit

% Pengelolaan Kesehatan lingkungan RS dan


Masyarakat
% pasien keluarga miskin yang dilayani

MISI Ke - 2 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang Profesional


yang dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan kepada
Tuhan YME

Tujuan Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran

Memiliki SDM Meningkatkan % Pemberi pelayanan kegawat daruratan bersertifikat


yang kualitas :
profesionalisme Sumber Daya
Manusia (SDM) (ATLS / BTLS / ACLS / PPGD / GELS ) yang masih
Rumah Sakit berlaku
% Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis
Umum Daerah
Al Ihsan % Kelengkapan pengisian jabatan sesuai persyaratan

8
Provinsi Jawa jabatan dalam struktur organisasi
Barat sesuai
kebutuhan % Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20
jam / tahun

Prosentase SDM yang mengikuti pendidikan dan


pelatihan Bidang kesehatan

Prosentase SDM yang mengikuti pendidikan dan


pelatihan Bidang Administrasi dan Manajemen

MISI Ke - 3 : Meningkatkan ketersediaan sarana dan pra sarana

pelayanan kesehatan yang berkualitas

Tujuan Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran

Tersedianya Meningkatnya % Ketersediaan fasilitas dan peralatan operasi


sarana dan sarana,
prasarana dan % Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang ICU
prasarana
yang peralatan bagi
% Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan
berkualitas pengembangan
limbah rumah sakit
pelayanan
Kesehatan Ketersediaan ambulance dan mobil jenazah

Prosentase pembangunan gedung thursina

Prosentase pembangunan gedung cancer centre

Prosentase pengembangan pembangunan gedung


maskin (Gd. A’sal, Zumar )

Prosentase Peningkatan utilitas penggunaan


penunjang medis

MISI Ke - 4 : Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan


kesehatan, pelatihan , rumah sakit pendidikan dan
penelitian yang berhasil guna

9
Tujuan Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran

Meningkatkan Terciptanya Jumlah kerjasama dengan mitra kerja:


kerjasama kerjasama
Perguruan tinggi negeri dan swasta
dengan instansi saling
lain menguntungkan Rumah sakit lain yang sejenis
dalam dengan
memjukan perguruan tinggi Jumlah Institusi pendidikan kesehatan yang
pelayana dan RS memanfaatkan fasilitas rumah sakit
rumah sakit
Prosentase naiknya jumlah penelitian tentang
pelayanan dan administrasi rumah sakit

MISI Ke - 5 : Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis


pada sistem informasi yang terpadu

Tujuan Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran

Menjadi lahan Meningkatkan Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang


pendidikan yang kualitas Sumber berbasis pada sistem informasi yang terpadu
menghasilkan Daya Manusia
SDM yang (SDM) profesi
profesionalisme kedokteran,
keperawatan dan
profesi lainnya
sesuai kebutuhan

10
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

A. STRUKTUR ORGANISASI RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

Struktur Organisasi RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, Berdasarkan


Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 17 Tahun 2014 (Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa
Barat) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi
Jawa Barat terdiri atas :

a. Direktur
b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahkan :
1. Bagian Umum dan Hukum, membawahkan
a. Subbagian Kerumahtanggaan dan Perlengkapan
b. Subbagian Hukum, Humas dan Pemasaran
2. Bagian Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan , Membawahkan :
a. Subbagian Perencanaan
b. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan..
3. Bagian Keuangan dan Akuntansi, membawahkan:
a. Subbagian Keuangan
b. Subbagian Akuntansi
c. Wakil Direktur Medik, Penunjang dan Keperawatan, membawahkan :
1. Bidang Medik dan Penunjang, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Medik
b. Seksi Penunjang dan Rekam Medik
2. Bidang Keperawatan, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Keperawatan
b. Seksi Pengembangan Mutu dan Logistik Keperawatan.
d. Wakil Direktur SDM dan Pendidikan, membawahkan:

11
1. Bagian Sumber Daya Manusia
a. Subbagian Administrasi dan Pengembangan Karier
Pegawai
b. Subbagian Kesejahteraan Pegawai
2. Bagian Pendidikan dan Pelatihan
a. SubbagianPendidikan dan Pelatihan
b. Subbagian Penelitian danPengembangan

12
STRUKTUR RSUD AL IHSAN TAHUN 2014

BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2014

(PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23

13
TAHUN 2008

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RSUD PROVINSI JAWA BARAT)


BAB V

VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

A. Visi Instalasi Farmasi


Pelayanan Farmasi RSUD Al Ihsan yang profesional dan mandiri
dari aspek manajemen maupun klinik dengan orientasi kepada
kepentingan pasien sebagai individu, berwawasan lingkungan dan
keselamatan kerja berdasarkan kode etik dan bernuansa Islami.

B. Misi Instalasi Farmasi


1. Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian yang berorientasi pada
tercapainya hasil pengobatan yang maksimal bagi pasien.
2. Memberi pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, efisien
serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
3. Bertanggung jawab atas pengelolaan Farmasi RSUD Al Ihsan
yang berdaya guna dan berhasil guna.
4. Berperan serta dalam program-program pelayanan, pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
kesehatan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat
jasmani maupun rohani.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 15


C. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 16


BAB VI

URAIAN JABATAN

A. Kepala Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan


Kepala Instalasi Farmasi bertugas dalam:
1. Mempelajari program kerja RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat,
kebijaksanaan Direktur, rencana kerja di lingkungan Wadir
Umum dan Keuangan, Wadir Medik dan Keperawatan, dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku bagi Instalasi
Farmasi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.
2. Menyusun rencana kerja instalasi melalui evaluasi rencana dan
hasil kerja tahun yang lalu, proyeksi kegiatan yang akan datang,
dan arahan dari atasan agar pelaksanaan kegiatan instalasi
terlaksana dengan efektif dan efisien.
3. Mengkoordinir penyusunan tatakerja di lingkungan Instalasi
yang meliputi cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas,
penentuan target kerja, serta bimbingan dalam pencapaian
target kerja instalasi.
4. Bertanggung jawab dalam koordinasi penggunaan fasilitas kerja
di lingkungan instalasi agar terjalin kerjasama untuk
meningkatkan mutu pelayanan instalasi.
5. Mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja bawahan dan
memberi arahan cara penyelesaian masalah kepada bawahan.
6. Memotivasi bawahan dengan memberi penghargaan baik
secara formal maupun secara informal untuk meningkatkan
semangat kerja bawahan.
7. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkungan
RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat untuk menunjang
kelancaran pelayanan Farmasi dan pelayanan RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat pada umumnya.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 17


8. Mengkoordinir penyusunan usulan anggaran instalasi, usulan
kebutuhan ketenagaan instalasi dan usulan sarana yang
diperlukan instalasi.
9. Mengkoordinir pelaporan berkala dan laporan khusus untuk
disampaikan kepada Kasi Pelayanan medik dari setiap kegiatan
Instalasi Farmasi.
10. Menyampaikan usulan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan kegiatan Instalasi Farmasi kepada Kasi Penunjang
Medik sebagai masukan dalam pemecahan masalah yang
timbul.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam rangka
memperlancar pelaksanaan kegiatan di Instalasi Farmasi.

B. Kepala Unit Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Kepala Unit Pengelolaan Perbekalan Farmasi bertugas dalam :

1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi farmasi,


terutama dalam hal pengelolaan perbekalan farmasi
2. Membuat perencanaan pengadaan Perbekalan Farmasi
3. Mengatur sistem penyimpanan perbekalan farmasi
4. Mengatur system distribusi perbekalan farmasi baik untuk di unit
dan depo farmasi.
5. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi
6. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan
protap pengelolaan perbekalan farmasi sesuai dengan
perkembangan ilmu kefarmasian.
7. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan
evaluasi terhadap staf di gudang farmasi dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi.
8. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 18


perbekalan farmasi di rumah sakit .
9. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada
di instalasa farmasi dan di lingkungan rumah sakit.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Farmasi
C. Kepala Unit Pelayanan Farmasi Klinik

Kepala Unit Pelayanan Farmasi Klinik bertugas dalam:

1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi farmasi


2. Membuat perencanaan pengembangan dan perbaikan
pelayanan farmasi di depo farmasi
3. Mengatur sistem dan alur pelayanan farmasi di depo farmasi
4. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kefarmasiaan di depo farmasi
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan
protap sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan
evaluasi terhadap staf di depo farmasi dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi.
7. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan
pelayanan farmasi di depo farmasi .
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada
di lingkungan rumah sakit.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Farmasi
D. Kepala Unit Manajemen Mutu

Kepala Unit Manajemen Mutu bertugas dalam:

1. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi untuk


peningkatan mutu di instalasi farmasi sesuai target yang ditetapkan.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan
program kerja
3. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 19


4. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan
perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap
sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi.
7. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di
lingkungan rumah sakit.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Farmasi
E. Penanggung jawab Administrasi Penanggung jawab Administrasi
bertugas dalam :

1. Membuat laporan pemakaian obat generik dari resep yang


masuk ke Instalasi Farmasi
2. Membuat laporan pendapatan dari pelayanan resep
3. Membuat laporan stok perbekalan farmasi tiap bulan untuk
dilaporkan ke Direktur.
4. Membuat laporan tentang jumlah resep yang masuk ke Instalasi
Farmasi
5. Menyiapkan sarana kerja untuk para petugas farmasi lainnya.
6. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan sesama staf
farmasi dan unit kerja lain di rumah sakit.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Farmasi.
F. Koordinator rawat jalan
Koordinator rawat jalan bertugas dalam :
1. Mengerjakan resep dokter
2. Mengganti obat sesuai standarisasi RSUD Al-Ihsan
3. Mengkonfirmasikan kejelasan resep kepada dokter.
4. Menolak resep yang meragukan.
5. Membuat defekta perbekalan farmasi ke unit gudang farmasi.
6. Menerima perbekalan farmasi dari unit gudang farmasi.
7. Meneliti kesesuaian pesanan mengenai jenis, jumlah, bentuk,

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 20


tanggal kadaluarsa.
8. Mencatat perbekalan farmasi yang diterima ke dalam kartu stok.
9. Menyimpan di tempat perbekalan farmasi.
10. Menyiapkan perbekalan farmasi sesuai dengan resep
11. Memberi etiket dan label serta bila perlu membuat copy resep dan
kwitansi.

G. Koordinator rawat inap

Koordinator rawat inap bertugas dalam :

1. Mengerjakan resep dokter


2. Mengganti obat sesuai standarisasi RSUD Al-Ihsan
3. Mengkonfirmasikan kejelasan resep kepada dokter.
4. Menolak resep yang meragukan.
5. Membuat defekta perbekalan farmasi ke unit gudang farmasi.
6. Menerima perbekalan farmasi dari unit gudang farmasi.
7. Meneliti kesesuaian pesanan mengenai jenis, jumlah, bentuk,
tanggal kadaluarsa.
8. Mencatat perbekalan farmasi yang diterima ke dalam kartu stok.
9. Menyimpan di tempat perbekalan farmasi.
10. Menyiapkan perbekalan farmasi sesuai dengan resep
11. Memberi etiket dan label serta bila perlu membuat copy resep dan
kwitansi.
H. Pelaksana Farmasi
Pelaksana farmasi bertugas dalam :
I. Mengerjakan resep dokter
2. Mengkonfirmasikan kejelasan resep kepada dokter, dan kesesuaian
penggunaan obat dengan standar pengobatan perusahaan mitra.
3. Menolak resep yang meragukan.
4. Membuat defekta perbekalan farmasi ke unit gudang farmasi.
5. Menerima perbekalan farmasi dari unit gudang farmasi.
6. Menerima perbekalan farmasi dari distributor.
7. Meneliti kesesuaian pesanan mengenai jenis, jumlah, bentuk,
tanggal kadaluarsa.
8. Melayanai permintaan perbekalan farmasi ke unit-unit.
9. Mencatat perbekalan farmasi yang diterima dan keluar ke dalam
kartu stok.
10. Menyimpan di tempat perbekalan farmasi.
11. Menyiapkan perbekalan farmasi sesuai dengan resep.
12. Memberi etiket dan label serta bila perlu membuat copy resep dan
kwitansi.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 21


BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan merupakan instalasi dibawah Wadir


Medik, Penunjang dan Keperawatan. Instalasi Farmasi dipimpin oleh
Apoteker yang membawahi Apoteker sebagai pengelola perbekalan
farmasi, Apoteker sebagai kendali mutu pelayanan farmasi dan Apoteker
klinik sebagai pemberi layanan farmasi klinik, tenaga teksis Kefarmasian
yang membantu apoteker dalam melakukan pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan farmasi klinik, serta tenaga administrasi dengan
Tata Hubungan Kerja sebagai berikut :

A. Tata hubungan kerja internal


- Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab kepada Direktur
- Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan Kepala
Seksi Penunjang Medik
- Kepala Instalasi Farmasi mengawasi dan mengendalikan
mekanisme kerja Apoteker dan TTK sebagai pelaksana teknis
pelayanan kefarmasian.
- Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan unit
kerja lain di lingkungan Rumah Sakit .
- Kepala Unit bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi
- Kepala Unit mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja
penanggung jawab setiap bagian
- Koordinator Pelayanan bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Farmasi
- Koordinator Pelayanan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.
- Koordinator Pelayanan bagian melakukan koordinasi dengan
Koordinator Pelayanan lain

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 22


B. Tata Hubungan Kerja Eksternal dan sektor terkait
Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan beberapa
sektor terkait di lingkungan RS dalam melaksanakan Pelayanan
Farmasi.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 23


BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Pola Ketenagaan
Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
memberlakukan pola ketenagaan sebagai berikut :
No. Jabatan Pengaturan Jadwal

1. Kepala Instalasi Dinas Pagi

2. Kepala Unit Dinas Pagi


Koordinator Pelayanan Dines Pagi
3. Pelaksana Teknis Dinas Pagi, Siang, Malam
Kefarmasian
4. Tenaga Administrasi Dinas Pagi

B. Kualifikasi Personil
No. Jabatan Kualifikasi Personil
1. Kepala Instalasi S1, Apoteker, telah memiliki

STRA, SIPA, dan telah


pengalaman praktek di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.
2. Kepala Unit S1, Apoteker, telah memiliki

STRA, SIPA, dan telah


pengalaman praktek di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.
3. Koordinator Pelayanan S1, Apoteker, telah memiliki

STRA, SIPA, dan telah


pengalaman praktek di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.
4. Pelaksana Teknis Apoteker telah memiliki STRA dan
Kefarmasian SIPA. S1 Farmasi, D3 Farmasi,

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 24


telah memiliki STRTTK dan SIK.

SMF/SMK Farmasi telah memiliki


STRTTK dan SIK serta
berpengalaman bekerja di IFRS.
5. Tenaga Administrasi Minimal lulusan SMA atau yang
setara

Saat ini personel di instalasi farmasi RSUD Al Ihsan adalah sebagai berikut :
No Profesi jumlah keterangan
1 Apoteker 6 orang Ka. Inst pengalaman 12 tahun
Ka. Unit pengalaman 8 - 11 tahun
2 Sarjana Farmasi 4 orang 2 orang sedang skripsi
2 orang baru masuk kuliah
3 D3 Farmasi 27 orang 7 orang D3
20 orang sedang sekolah D3
4 SMK Farmasi 9 orang
5 Administrasi

Sarjana akutansi 1 orang


D3 akutansi 1 orang
SMA 4 orang

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 25


BAB XI

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan


meliputi beberapa hal sebagai berikut :

A. Organisasi
Merupakan pengenalan organisasi yang meliputi Organisasi RSUD
Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dan Instalasi Farmasi.
B. Visi, Misi Instalasi Farmasi
Merupakan pengenalan Visi dan Misi Instalasi Farmasi sebagai
bekal untuk dapat melakukan pelayanan yang efektif, efisien dan
berkualitas.
C. SDM
Memperkenalkan kualifikasi SDM yang bekerja pada Instalasi
Farmasi RSUD Al Ihsan yang meliputi latar belakang pendidikan
dan Status kepegawaian SDM.
D. Pelayanan
Memperkenalkan alur pelayanan Instalasi Farmasi sebagai
penunjang pelayanan Medis RSUD Al Ihsan.
E. Sarana dan Prasarana
Memperkenalkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam
melakukan pelayanan Kefarmasian.
F. Fisik
Memperkenalkan sarana fisik yang ada di RSUD Al Ihsan dan
menjelaskan mengenai standar fasilitas Farmasi RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 26


BAB XI

PERTEMUAN/ RAPAT

Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan mengadakan pertemuan/ rapat minimal


setiap satu kali dalam satu bulan.Hari Rabu pekan pertama pada setiap
bulannya. Rapat harus dihadiri oleh semua SDM Farmasi terkecuali yang
melakukan pelayanan atau berhalangan dengan alasan yang jelas.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum pertemuan/ rapat adalah


sebagai berikut :

1. Daftar hadir
2. Agenda Rapat
3. Notulen Rapat

Format Notulen Rapat


Hari, tanggal
Tempat
Pemimpin Rapat
Notulen Rapat
Jumlah Peserta
Rapat
Agenda Rapat

Hasil Rapat

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 27


BAB XI

PELAPORAN

Instalasi Farmasi RSUD Al Ihsan melaksanakan pelaporan Pelayanan


Farmasi yang meliputi :

A. Laporan Harian
Berisi laporan harian mengenai kegiatan Pelayanan Farmasi
1. Laporan Transaksi
2. Laporan jumlah resep .

B. Laporan Bulanan
1. Laporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
2. Laporan Kegiatan Instalasi Farmasi
a. Laporan penerimaan Instalasi Farmasi berdasarkan
lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan
item obat (R/)
c. Laporan Pendapatan Instalasi Farmasi.
d. Laporan hasil stock opname

C. Laporan Triwulan
1. Laporan Kegiatan Instalasi Farmasi
a. Laporan penerimaan Instalasi Farmasi berdasarkan lembar
resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan item
obat (R/)
c. Laporan Pendapatan Instalasi Farmasi.
d. Laporan hasil stock opname
2. Laporan Standar Pelayanan Minimal
a. Laporan waktu tunggu

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 28


b. Laporan peresepan sesuai formularium
c. Laporan petugas pemberi pelayanan kefarmasian
d. Laporan kesalahan dalam pelayanan
e. Laporan survey kepuasan pasien

D. Laporan Tahunan
1. Laporan Kegiatan Instalasi Farmasi
a. Laporan penerimaan Instalasi Farmasi berdasarkan
lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan
item obat (R/)
c. Laporan Pendapatan Instalasi Farmasi.
d. Laporan hasil stock opname
2. Laporan Standar Pelayanan Minimal
a. Laporan waktu tunggu
b. Laporan peresepan sesuai formularium
c. Laporan petugas pemberi pelayanan kefarmasian
d. Laporan kesalahan dalam pelayanan
e. Laporan survey kepuasan pasien
3. Laporan unit cost instalasi farmasi

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 29


BAB XII

Rata-rata waktu pelayanan resep jadi 15 menit


Rata-rata waktu pelayanan resep racikan 25 menit
Yang dimaksud
Analisa waktu
kebutuhan pelayanan
tenaga adalah mulai
di instalasi proses
farmasi input s/d
berdasarkan
penyerahan obat
perhitungan beban kerja
Standar pelayanan resep jadi 30 menit
Standar pelayanan resep racikan 60 menit
KO MPOSISI KUNJUNGA N
Shift I Shift II Shift III Total
73% 17% 9% 100%
62% 31% 8% 100%
Resep obat jadi Rx obat racik
Jumlah rata-rata resep jadi / hari: 1035 Rx
Jumlah rata-rata resep racikan / hari: 65 Rx

Lama kerja per orang (per shift) 390 menit


ANALISA BEBAN KERJA

Rumus
dasar:
Beban Kerja = Waktu Transaksi X Volume Transaksi

Beban kerja
Kebutuhan tenaga = ..................................... ...
Waktu standar pelayanan

Beban kerja : Rx jadi 15525 menit kerj a


menit 1625 kerja
Rx racikan 17150 menit kerj a = 285,8 Jam

Beban Kerja / Shift (menit kerja)


Shift I Shift II Shift III I
Rx Jadi 11400,01 2699,798 1425,195 15525
Rx Racikan 1000,025 500,0125 124,9625 1625

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 30


12400,03 3199,81 1550,158 | 17150
Kebutuhan |
Tenaga 31,8 6,9 3,7 orang 42,4 orang
Pembulatan 32 7 4 orang 43 orang
Perhari dibutuhkan: 43 orang

NB. Perhitungan diatas belum memperhitungkan adanya hari besar nasional dan
standai pelayanan -
minimal pada saat peak hours.

KEBUTUHAN TENAGA DI UNIT FARMASI:

TF = D x 365
255 xjam kerja/hari

Keterangan:
= Tenaga
TP Farmasi
D = Jumlah Jam Pelayanan Rx / 2 4 jam
365 = Jumlah hari kerja di Instalasi
255 = Hari kerja efektif / tahun
Farmasi
{365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti
tahunan x 3/4) = 255 hari}

D = {(A1 x X os/hr) + (A2 x X os/hr) + (3 shift/hr x adm time)}


Keterangan:
A1 = waktu pelayanan resep obat jadi A2
= waktu pelayanan resep obat racikan X
os = jumlah pasien
Adm time = waktu administratif yang dibutuhkan untuk penggantian

Adm
Time 45 menit

D= 17285 menit pelayanan


D= 288,1 jam pelayanan
TF = 58,9 orang

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 31


Tingkat
produktifitas: 90%
Kebutuhan
tenaga: 64,8 orang
Lepas libur 3 orang
Total kebutuhan tenaga: 67,8 orang
68 orang
Jadi kebutuhan tenaga pelayanan obat di unit farmasi a 68 orang
dalah

Kondisi SDM IF saat ini :

Ka. Inst. Farmasi 1 orang


Adm. Farmasi 4 orang
Gudang Farmasi 6 orang
Tenaga pelayanan obat: 41_ orang
Tenaga Unit Farmasi ^^^B52~ orang

Kesimpulan : kekurangan tenaga farmasi adalah seban yak 16


orang

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 32


BAB XIII

REKRUITMEN PEGAWAI INSTALASI FARMASI

Tahapa rekruitmen di instalasi farmasi adalah mengikuti aturan dari bagian


Sumber Daya Manusia. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan analisa beban kerja, instalasi farmasi


mengajukan kebutuhan SDM kepada Direktur, dan bila ajuan itu
disetujui, disesuaikan dengan kemampuan dari rumah sakit untuk
pemenuhan pegawai yang diperlukan.
2. SDM melakukan rekruitmen satu tahun sekali sesuai dengan mata
anggaran yang telah diajukan tahun sebelumnya, sesuai dengan
jumlah SDM yang telah disetujui untuk diadakan.
3. Pengumuman rekruitmen dilakukan secara online di website resmi
RSUD Al Ihsan. Persyaratan bagi calon pegawai instalasi farmasi
mengikuti persyaratan SDM secara umum, yaitu :
a. Batas maksimum usia (sampai dengan 25 tahun)
b. Indeks prestasi (minimal 3 dengan skala 4)
c. Ijazah yang telah dilegalisir
d. Pengalaman kerja
e. Curiculum vitae
f. STRA bagi calon pegawai apoteker
g. STRTTK bagi calon pegawai asisten apoteker
4. Bagi calon pegawai yang telah memenuhi syarat administrasi, akan
dilakukan pemanggilan, dan proses rekruitmen dilakukan, dengan
tahapan :
a. Tes tulis umum
b. Tes tulis profesi
c. Wawancara umum
d. Wawancara profesi
e. Wawancara agama

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 33


f. Tes praktek
g. Psikotest
h. Tes kesehatan
5. Setelah memenuhi semua persyaratan di atas, hasil dari rekruitmen
tersebut diurutkan sesuai penilaian, dan diambil pegawai sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan hasil urutan tersebut.
6. Dilakukan orientasi pegawai baru baik di bagian diklat maupun di
bagian unit bersangkutan.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 34


BAB XIV

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

1. Dalam pengelolaan perbekalan farmasi, masih terjadi stock out,


sehingga pelayanan terganggu. Perencanaan perbekalan farmasi sudah
dilakukan untuk satu bulan, tapi pada kenyataannya masih terjadi obat dan
alat kesehatan yang masih kurang, sehingga perlu dipesan ulang. Waktu
yang diperlukan untuk pemesanan sampai barang datang, memerlukan
waktu, sehingga pelayanan terganggu. Hal ini disikapi dengan
pemantauan tiap hari terhadap obat dan alat kesehatan yang diminta oleh
unit, sehingga kekurangan tersebut dapat segera diantisipasi.

2. Penyimpanan di gudang farmasi harus memperhatikan syarat-syarat


penyimpanan, seperti suhu dan kelembaban ruangan, mudah dalam
pengaturan FIFO atau FEFO, tidak menyentuh lantai sehingga harus
memakai palet. Untuk obat-obat tertentu yang perlu disimpan dalam suhu
lemari es, harus dipantau suhu tersebut sehingga masih di batas yang
dipersyaratkan. Untuk bahan berbahaya dan mudah terbakar, harus
disimpan dalam lemari besi. Obat-obat high alert harus dipisahkan
lemarinya, dengan diberi tanda. Obat-obat LASA (look alike sound alike)
harus dipisahkan jaraknya, sehingga meminimalkan kesalahan dalam
pengambilan.

3. Distribusi obat dari gudang ke unit, masih saja terjadi kesalahan, bisa
dari jumlah barang yang salah ataupun pengetikan yang salah, sehingga
double cross chek ketika penerimaan antara petugas gudang dan petugas
unit diharapkan lebih teliti lagi. Bila ada kebutuhan cito (segera), sedapat
mungkin pengambilan tersebut beserta entry komputer, sehingga
pengontrolan stock dapat berjalan dengan baik. Kartu stock masih belum
diisi dalam hal jumlah sisa, karena pelayanan didahulukan.

4. Pelayanan resep masih memerlukan waktu yang lama, mengakibatkan


komplain dari pasien. Hal ini diminimalisir dengan dibukanya loket baru
pelayanan, sehingga resep dapat dikerjakan dengan lebih cepat.

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 35


Konsekuensinya adalah penambahan SDM menjadi prioritas utama. Dari
perhitungan analisa beban kerja, dapat terlihat memang SDM yang
diperlukan masih cukup banyak untuk dapat ke taraf ideal. Bila mengikuti
aturan PerMenKes, dimana untuk 30 tempat tidur memerlukan 1 Apoteker
didampingi 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian di rawat inap, dan di rawat
jalan untuk 50 pasien memerlukan 1 Apoteker didampingi 2 orang Tenaga
Teknis Kefarmasian di rawat jalan. Dengan kapasitas tempat tidur 300
buah dan pelayanan resep rawat jalan 800 orang perharinya, diperlukan 26
Apoteker dan 52 Tenaga Teknis Kefarmasian. Kondisi yang ada terdapat 6
Apoteker dan 38 Tenaga Teknis Kefarmasian, artinya kekurangan
Apoteker 20 orang dan Tenaga Teknis Kefarmasian 14 orang.

5. Kesalahan pemberian obat masih terjadi, akibat dari ketidaktelitian


petugas, ataupun salah pembacaan resep. Hal ini dapat diminimalisir
dengan double cross chek, ataupun mengkonfirmasi kepada dokter penulis
resep untuk klarifikasi penulisan dalam resep.

6. Pengajuan SDM dilakukan satu tahun sekali dalam pengajuan program


kerja tahunan. Dengan rencana pengembangan rumah sakit, maka akan
berakibat pula terhadap penambahan SDM. RSUD Al hsan, walaupun milik
pemerintah provinsi Jawa Barat, tapi 95 % pegawainya bukan Pegawai
Negeri Sipil, sehingga penambahan SDM benar-benar harus
diperhitungkan matang, karena akan menjadi beban bagi rumah sakit.
Proses rekruitmen sudah berjalan dengan baik, sesuai prosedur, dan yang
masih menjadi masalah adalah kepentingan politik berbicara, sehingga
dalam pelaksanaannya, menjadi pertimbangan dalam perekrutan pegawai
tersebut.

7. Struktur organisasi saat ini mengikuti struktur yang diajukan di atas,


hanya dalam pelaksanaannya orang -orang yang menempati struktur
tersebut masih terbatas pada kepala instalasi dan kepala unit pelayanan
farmasi klinik. Diharapkan dengan tupoksi di atas, ajuan tersebut dapat

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 36


segera disetujui dengan penempatan orang-orangnya. Pelayanan farmasi
klinik diharapkan dapat berjalan dengan lancar, dengan jumlah personel
yang ada.

8. Kegitan diklat (pendidikan dan pelatihan), berjalan cukup baik, terlihat


dari adanya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal maupun
informal, sehingga diharapkan kualitas dari SDM pun meningkat, yang
akan juga meningkatkan kualitas pelayanan. Yang menjadi
permasalahan, masih kurangnya pelatihan untuk Tenaga Teknis
Kefarmasian, sehingga tiap tahunnya tidak semua tenaga Teknis
Kefarmasian mengikuti pelatihan.

9. Penanganan obat sitostatik masih perlu banyak perbaikan, baik dari


segi keterampilan SDM (SDM yang melakukan penanganan obat sitostatik
harus tersertifikat dari badan yang terakreditasi), maupun dari persyaratan
prasaran. Hal ini berhubungan dengan keselamatan petugas maupun
pasien. Perlu banyak pelatihan untuk penanganan sitostatik ini, sehingga
pasien mendapat obat sesuai dengan kebutuhannya.

View publication stats

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 37

Anda mungkin juga menyukai