Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Saya
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang teknik sampling
pleura.
Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa serta isinya. Oleh karenanya Saya
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik agar Saya dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata, Saya berharap semoga makalah ilmiah tentang teknik sampling pleura ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi pada pembaca.
Cimahi, 2018

Penyusun
Contents
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 1
BAB 1................................................................................................................................................. 3
Pendahuluan ................................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................................ 5
Pembahasan .................................................................................................................................... 5
BAB III............................................................................................................................................. 26
PENUTUPAN .............................................................................................................................. 26
Bibliography ..................................................................................................................................... 27
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Cairan pleura adalah sebuah cairan serosa yang dibuat oleh membran serosa yang
menutupi pleura normal. Kebanyakan dibuat oleh sirkulasi parietal (arteri
interkostal) melalui aliran besar dan diserap oleh sistem getah bening. Selain itu,
cairan pleura dibuat dan diserap secara berkelanjutan. Dalam tubuh manusia
berbobot 70 kg, beberapa mililiter cairan pleura selalu ada di antara rongga
interpleura.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
- Apa saja organ penghasil cairan pleura ?
- Apa saja jenis spesimen cairan pleura dan komponennya ?
- Bagaimana teknik pengambilan sampel cairan pleura ?
-Bagaimana cara mengelola spesimen cairan pleura?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah cairan pleura yaitu:
- Mengetahui proses terbentuknya cairan pleura beserta organnya
- Mengetahui komponen cairan pleura dan jenis spesimennya
- Mengetahui teknik pengambilan sampel cairan pleura
- Mengetahui cara pengelolaan sampel cairan pleura
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian dan fungsi


Rongga pleura merupakan ruang yang berada di antara dinding dada dan paru-paru.
Rongga tersebut dibatasi oleh dua membran dan pelumas di antara membran serosa
yang diberi lapisan tipis dari cairan, biasanya kurang dari 10 mL.

Cairan pleura adalah cairan serosa yang dihasilkan oleh membran serosa yang menutupi
pleurae normal. Sebagian besar cairan dihasilkan oleh sirkulasi parietal (arteri
interkostal) melalui aliran curah dan diserap oleh sistem limfatik.Pada keadaan normal,
cairan ini berjumlah 3 – 20 mL di dalam ruang pleura.Cairan pleura berfungsi sebagai
pelumas dan memungkinkan pleura mengalir dengan mudah satu sama lain selama
gerakan pernapasan.
Cairan pleura adalah cairan serosa yang dihasilkan oleh membran serosa yang menutupi
pleurae normal. Sebagian besar cairan dihasilkan oleh sirkulasi parietal (arteri
interkostal) melalui aliran curah dan diserap oleh sistem limfatik.

Beberapa mililiter cairan pleura selalu hadir di dalam ruang intrapleural. Cairan pleura
dapat diambil dengan teknik torasentesis (pungsi pleura).

Merupakan filtrat dari plasma yang terus menerus di reabsorbsi sehingga selalu ada
dalam jumlah yang tetap.

Namun pleura seringkali mengalami perubahan kondisi yang dapat menimbulkan


akumulasi cairan pleura yang disebut efusi pleura.
B. Komposisi Cairan Pleura
C. Teknik Sampling
1. Alat dan Bahan

Skin cleansing agent Kasa steril Hand scoon


JARUM UKURAN 22 & 25
CATHETER UKURAN 18-20 SYRINGE 60 ML
STOPCOCK 3 WAY TABUNG SPESIMEN SELANG DRAINASE
SKIN MARKING PEN STERILE OCLUSIVE USG MACHINE
ANTISEPTIC LIDOCAIN SEBAGAI
ANASTESI
2. Persiapan pasien

o Informed consent;
o Jelaskan prosedur dan risiko kepada pasien;
o Posisikan pasien dengan nyaman;
o Pilih situs yang tepat;
o Jika perlu, lakukan USG;
o Tandai dengan pulpen steril;
o Gunakan APD;
o Siapkan kulit dengan larutan antiseptik;
o Tutup dengan tirai steril;
o Suntikan anastesi.
3. Pengambilan sample
o Setelah dilakukan anastesi, tarik syringe perlahan, bila terlihat cairan pleura
keluar, tusukkan plastik kateter lebih dalam;
o Ketika plastik kateter telah sepenuhnya dimasukkan ke dalam, lepaskan
syringe. Pada saat akan melepaskan syringe, pasien diminta untuk menahan
nafas.
o Tekan plastik kateter dengan jari telunjuk, tekan yang rapat, jangan biarkan
udara masuk.
o Kemudian masukkan syringe, yang telah dipasang 3-way stopcock ke dalam
plastik kateter;
o Lalu ditarik plugger syringe hingga memenuhi spesimen, yaitu 60 mL;
o Putar stopcock ke arah punggung, untuk menghentikan pengambilan;
o Jika diminta oleh pasien untuk mengurangi cairan pleura, dipasang kateter yang
terhubung dengan tabung kontainer;
o Pengurangan ini tidak boleh lebih dari 500 mL. Jika lebih dari itu, akan terjadi
edema paru-paru;
o Setelah pengambilan, cabut 3-way stopcock beserta plastik kateter secara
perlahan lalu ditekan dan ditutup menggunakan kasa steril;
o Pasang plester untuk menutupi bekas luka;
o Bersihkan kembali punggung pasien bekas antiseptik;
o Masukkan ke dalam tabung, beri label.
4. Pembagian sample

o Tabung 1 : 5-7 ml tabung EDTA untuk pemeriksaan makroskopis, hitung jumlah


sel, morfologi sel dan hitung jenis sel.

o Tabung 2 : 7-10 ml tabung heparin untuk pemeriksaan kimia protein, glukosa,


Lactate Dehidrogenase (LDH)

o Tabung 3 : 7-10 ml tabung heparin untuk kultur bakteri, pewarnaan gram dan BTA

o Tabung 4 : 25 ml atau lebih wadah heparin untuk pemeriksaan sitologi


D. Komplikasi

o pneumotoraks, atau adanya udara di rongga pleura

o Pendarahan

o Edema paru
E. Penyimpanan, Pengepakan, dan Pengiriman Spesimen

1. Penyimpanan
o Disimpan pada suhu kamar.
o Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8°C.
o Dibekukan dalam suhu -20° C, -70° C, -120° C. Jangan sampai terjadi
pembekuan ulag bila sudah dicairkan.
o Ditambahkan pengawet berupa heparin untuk kultur, EDTA untuk
mikroskopik, sodium fluorescence (NAF) untuk glukosa dan laktat.
2. Pengepakan
2.1 Pengepakan Primer
o Bungkus kotak pengiriman primer dengan tisu atau kertas koran yang diremas,
untuk mencegah benturan-benturan pada spesimen waktu pengiriman.
o Pengiriman dilakukan dalam suhu 4°C dengan ice pack yang sudah dibekukan.
o Wadah spesimen pertama harus kedap air.
o Jika terdiri dari beberapa wadah, harus dibungkus secara terpisah untuk
mencegah pecah akibat himpitan.
o Gunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap,
untuk mengantisipasi apabila terjadi kebocoran atau pecah.
o Seluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.
2.2 Pengepakan Sekunder
o Pengepakan sekunder harus menuruti aturan pengepakan bahan infeksius.
o Pengepakan sekunder harus kedap air.
o Wadah bagian luar dilabel.

Pengepakan primer Pengepakan sekunder


3. Pengiriman

Persyaratan pengiriman spesimen antara lain:

a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.

b. Tidak terkena sinar matahari langsung.

c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk


pemberian label yang bertuliskan “Bahan pemeriksaan infeksius” atau “Bahan
Pemeriksaan Berbahaya”

d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.


BAB III
PENUTUPAN

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi perikardium yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

Penyusun banyak berharap pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
Bibliography

Committee, S. (2009). The Biochemistry of Body Fluids. Ireland: Association of Clinical Biochemists
in Ireland (ACBI).

Gandasoebrata, R. (2011). Penuntun Laboratorium Klinik (cetakan 15). Jakarta: Dian Rakyat.

Shidam, V. B., & Atkinson, B. F. (2007). Cytopathologic diagnosis of serous fluids (first edition).
Philadelphia: Saunders Elsevier.

Strasinger, S. K., & Di Lorenzo, M. S. (2014). Urinalysis and Body Fluid (sixth edition). Philadelphia:
F.A Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai