Anda di halaman 1dari 12

PAPER ANESTESI

NYERI
Oleh :

MORGAN APRILLIO TARIGAN


210210243

Pembimbing

dr. HENRI JONES DAMANIK, SpAn

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ANESTESI
RUMAH SAKIT UMUM dr. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANG SIANTAR
2015
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
anestesi ini yang berjudul “NYERI” yang disusun untuk melengkapi Tugas
Kepanitraan Klinik Senior (KKS) Ilmu Anestesi pada Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Djasamen Saragih Pematang Siantar.

Pada kesempatan ini penulis ingin meyampaikan terima kasih kepada dr.Henri
Jones Damanik, Sp.An atas bimbingan dan arahannya sehingga paper ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Penulis menerima segala kritikan dan saran yang bersifat membangun yang
akhirnya dapat meningkatkan manfaat yang diperoleh dari paper ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk


menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai obat-obatan anestesi intravena

Pematang Siantar, Agustus


2015

Penulis

Morgan Aprillio Tarigan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................................ 1
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


2.1 Definisi ...................................................................................................... 2
2.2 Patofisiologi............................................................................................... 2
2.3 Manifestasi Klinik ..................................................................................... 3
2.4 Diagnosis ................................................................................................... 4
2.5 Penanganan ................................................................................................ 6

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 8


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri merupakan alasan yang paling umum bagi pasien-pasien untuk memasuki
tempat perawatan kesehatan dan merupakan alasan yang paling umum diberikan untuk
pengobatan diri sendiri (Eccleston, 2010). Menurut The Association for the Study of
Pain (IASP) nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan
menyebabkan kerusakan jaringan (Sudoyo dkk, 2009).
Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi respon nyeri pada tubuh, seperti
usia, jenis kelamin, kultur, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping adaptif, dan
support keluarga dan sosial. Dengan cara pemberian pemahaman tentang apa yang akan
dialami dan kesembuhan yang akan diperoleh setelah menjalani terapi dapat lebih
efektif dalam proses mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien (Gill, 1990). Oleh sebab
itu, diperlukan pemahaman mengenai penyebab, manifestasi klinik, diagnosis, dan
penatalaksanaan terhadap nyeri.

B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk membahas mengenai definisi, patofisiologi,
manifestasi klinik, diagnosis, penanganan (dari segi non-farmakologi dan farmakologi)
dari nyeri dan melengkapi tugas mata kuliah farmakoterapi.

C. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan gambaran dan
penjelasan yang jelas mengenai nyeri.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Menurut
(Potter, 2005) nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri
tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri.

B. Patofisiologi
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan
jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang
diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer
melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah
terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi
protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak(Tabolt, 2006).
Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan
kerusakan jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius atau
noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan nyeri. Nyeri
inflamasi akan menurunkan derajat kerusakan dan menghilangkan respon
inflamasi(Katz et al., 2007).
B. 1. Sensitisasi Perifer
Cidera atau inflamasi jaringan akan menyebabkan munculnya perubahan
lingkungan kimiawi pada akhir nesiseptor. Sel yang rusak akan merusak komponen
intraselulernya seperti adenosine trifosfat, ion K, pH menurun, sel inflamasi akan
menghasilkan sitokin. Chemokin, ddan growth factor. Beberapa komponen di atas akan
langsung merusak nesiseptor dan komponen lainnya akan menyebabkan nesiseptor
menjadi lebih hipersensitif terhadap rangsangan berikutkan(Tabolt, 2006).
Komponen sensitisasi, misalnya prostaglandin E2 akan mereduksi ambang
aktivasi reseptor dan meningkatkan kepekaan ujung saraf dengan cara berikatan pada
reseptor spesifik di nosiseptor. Berbagai komponen yang menyebabkan sensitisasi akan

2
muncul secara bersamaan, penghambatan hanya pada salah satu substansi kimia tersebut
tidak akan menghilangkan sensitisasi perifer. Sensitisasi perifer akan menurunkan
ambang rangsang dan berperan dalam meningkatkan sensitifitas nyeri di tempat cidera
atau inflamasi(Tabolt, 2006).
B. 2. Sensitisasi Sentral
Sama halnya dengan sistem nosiseptor perifer, maka transisi nosiseptor di sentrl
juga dapat mengalami sensitisasi. Sensitisasi sentral dan perifer bertanggung jawab
terhadap munculnya hipersentivitas nyeri setelah cidera. Sensitisasi sentral
memfasilitasi dan memperkuat transfer sipnatik dari nosiseptor ke neuron kornu
dorsalis. Pada awalnya proses ini dipacu oleh input nosiseptor ke medulla spinalis,
kemudian terjadi perubahan molekuler neuron.
Sensitisasi sentral dan perifer merupakan contoh plastisitas sistem saraf, dimana
terjadi perubahan fungsi sebagai respon perubahan input (kerusakan jaringan). Dalam
beberapa detik setelah kerusakan jaringan yang hebat akan terjadi aliran sensoris yang
massif ke dalam medulla spinalis, ini akan menyebabkan jaringan saraf di dalam
medulla spinalis menjadi hiperresponsif. Reaksi ini akan menyebabkan munculnya
rangsangan nyeri akibat stimulus non noksius dan pada daerah yang jauh dari jaringan
cidera juga akan menjadi lebih sensitif terhadapa rangsangan nyeri(Bond, 2006).

C. Manifestasi Klinik
Nyeri bisa berupa nyeri tajam, nyeri tumpul, rasa terbakar, geli (tingling),
menyentak (shooting) yang bervariasi dalamintensitas dan lokasinya. Suatu stimulus
yang sama dapat menyebabkan gejala nyeriyang berubah sama sekali (misalnya tajam
menjadi tumpul). Gejala nyeri terkadang bersifat nonspesifik. Nyeri akut dapat
mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis, tetapi tidak bersifat diagnostik. Untuk
nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata. Tetapi perlu diingat bahwa nyeri
bersifat subyektif (Ikawati, 2010).
a. Nyeri Nosiseptif
1. Nyeri Nosiseptif Somatik
Nyeri nosiseptif somatik berasal dari kulit, soft tissue (jaringan halus),
otot, dan tulang. Rasa Nyeri terlokalisir dengan jelas, tajam, berdenyut, sakit,
seperti ditikam, seperti ditekan, konstan/intermiten dengan intensitas bervariasi.

3
2. Nyeri Nosiseptif Viseral
Nyeri nosiseptif viseral berasal dari organ internal dan hollow viseral.
Nyeri kurang terlokalisir dengan jelas,nyeri tumpul, penyebaran nyeri ke kulit
didekat organ yang terganggu, nyeri tajam (peregangan kapsul organ), perih atau
kolik.
b. Nyeri Neuropatik
Nyeri neuropatik terjadi akibat stimulasi pada saraf yang rusak atau
cedera.
1. Nyeri Neuropatik Sentral
Lokasi kelainan di susunan saraf sentral, yaitu medulla spinalis, batang
otak, thalamus sampai korteks serebri.
2. Nyeri Neuropatik Perifer (Deaferentasi)
Lokasi kelainan di saraf perifer, yaitu saraf sensorik perifer, radiks dan
ganglion dorsalis. Manifestasi klinisnya yaitu rasa terbakar, menggelenyar,
geli/gatal, kesemutan, seperti ditikam/ditusuk, seperti ditembak, sengatan listrik,
menyebar dan menjalar.
c. Nyeri Psikogenik
Nyeri psikogenik adalah nyeri dimana factor psikogen dominan dan
tanpa adanya kerusakan jaringan atau kelainan patofisiologik sebagai penyebab
(Maksoep, 2010).

D. Diagnosis
Bermacam-macam teknik tersedia untuk menentukan penyebab nyeri, termasuk
alat pengukur nyeri dan alat X-ray. Dokter akan berbicara kepada mengenai symptom
yang dirasakan dan menanyakan riwayat penyakit, luka, atau operasi. Pasien mungkin
diminta mengisi kuisioner untuk menentukan intensitas dan lokasi dari nyeri.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin meminta tes darah
atau X-ray. Pemeriksaan-pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosa penyebab
nyeri antara lain :
a. CT atau CAT Scans
Computed Tomography (CT) atau computed axial tomography (CAT) scans
menggunakan X-ray dan komputer untuk menghasilkan gambar cross-section dari

4
tubuh. Selama tes, anda akan diminta untuk berbaring dan tidak bergerak di atas
meja. Mejanya akan bergerak masuk ke dalam alat scanning yang berbentuk seperti
donat. Terkadang, kontras material yang disuntikkan secara intravena dibutuhkan
untuk CAT scan. Dalam kasus seperti ini, anda harus melakukan tes darah sebelum
CAT scan. Biasanya CAT scan memerlukan waktu 15-60 menit.
b. MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging) menghasilkan gambar tubuh yang sangat
jelas tanpa menggunakan X-ray. Tes ini menggunakan magnet besar, gelombang
radio, dan sebuah computer untuk menghasilkan gambar. Dalam kebanyakan kasus,
MRI tes membutuhkan waktu 40-80 menit, sementara itu beberapa lusin gambar
dapat diamati. Tes MRI memerlukan injeksi kontras materil yang dinamakan
gadolinium, yang membantu identifikasi struktur anatomis pada gambar scan.
Karena adanya magnet yang digunakan, beberapa orang (seperti mereka yang
menggunakan pacemaker) tidak boleh melakukan MRI.
c. Discography
Selama diskografi, zat warna yang kontras diinjeksikan ke sumsum tulang
belakang yang diduga menyebabkan nyeri punggung. Zat warna ini akan mewarnai
area yang sakit pada injeksi X-ray/ prosedur ini sering disarankan untuk orang yang
dipertimbangkan akan melakukan operadi atau IDET (intradiscal electrothermal
treatment).
d. Myelograms
Seperti pada discography, selama pelaksanaan myelogram, zat warna kontras
akan diinjeksikan ke sumsum tulang belakang untuk meningkatkan kemampuan
diagnostic dari X-ray. Dokter akan dapat melihat gambar X-ray dari sumsum tulang
belakang dan dapat mengindentifikasi tekanan syaraf yang disebabkan oleh patah
tulang.
e. EMG
Pemeriksaan ini memperkenankan dokter untuk mengevaluasi aktivitas otot.
Selama pemeriksaan, jarum sangat tipis diinsersikan ke dalam otot untuk mengukur
respon otot terhadap sinyal dari otak atau sumsum tulang belakang.

5
f. Bone Scans
Bone scans digunakan untuk mendiagnosis dan meminotir infeksi, patah tulang,
atau kelainan lainnya pada tulang. Selama bone scan, sejumlah kecil zat radioaktif
disuntikkan ke dalam aliran darah. Zat ini kan terkumpul pada tulang, terutama di
area yang abnormal. Gambar yang dihasilkan oleh scanner dikirim ke computer
untuk identifikasi area spesifik dari metabolisme tulang abnormal atau aliran darah
abnormal.
g. Ultrasound Imaging
Disebut juga ultrasound scanning atau sonography, tes ini menggunakan
gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mendapatkan gambar didalam tubuh.
Gema gelombang suara direkam dan ditampilakn dalam gambar yang dapat
divisualisasikan (Brenman, 2007).

E. Penanganan
Berbagai tindakan dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi nyeri.
Penatalaksanaan terserbut dibagi 2 yaitu farmakologis dan non
farmakologis(Tamsuri, 2007).
a. Penatalaksanaan farmakologis
Terapi obat yang efektif untuk nyeri seharusnya memiliki resikorelatif rendah,
tidak mahal, dan onsetnya cepat. WHO menganjurkan tigalangkah bertahap dalam
penggunaan alagesik. Langkah 1 digunakan untuknyeri ringan dan sedang adalah
obat golongan non opioid seperti aspirin,asetaminofen, atau AINS, ini diberikan
tanpa obat tambahan lain. Jikanyeri masih menetap atau meningkat, langkah 2
ditambah dengan opioid,untuk non opioid diberikan dengan atau tanpa obat
tambahan lain. Jikanyeri terus-menerus atau intensif, langkah 3 meningkatkan dosis
potensiopioid atau dosisnya sementara dilanjutkan non opioid dan obat
tambahanlain (Sudoyo, 2006).
b. Penatalaksanaan non farmakologis
Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari berbagai tindakan penanganan
nyeri berdasarkan stimulasi fisik maupun perilaku kognitif (Tamsuri, 2007).

6
1. Masase kulit
Masase kulit dapat memberikan efek penurunan kecemasan dan
ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang
serabut berdiameter besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan implus
nyeri.
2. Kompres
Kompers panas dingin, selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat
meningkatkan proses penyernbuhan jaringan yang mengalami kerusakan.
3. Imobilisasi
Imobilisasi terhadap organ tubuh yang mengalami nyeri hebat mungkin
dapat meredakan nyeri. Kasus seperti rheumatoid arthritis mungkin memerlukan
teknik untuk mengatasi nyeri.
4. Distraksi
Distraksi merupakan pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri.
Teknik distraksi terdapat beberapa macam yaitu: distraksi visual, distraksi
pendengaran, distraksi pernafasan, distraksi intelektual, teknik pernafasan,
imajinasi terbimbing.
5. Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi
mungkin perlu diajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang normal.
6. Plasebo
Plasebo merupakan suatu bentuk tidakan, misalnya pengobatan atau
tindakan keperawatan yang mempunyai efek pada pasien akibat sugesti daripada
kandungan fisik atau kimianya. Suatu obat yang tidak berisi analgetika tetapi
berisi gula, air atau saliner dinamakan plasebo (Priharjo, 1996).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Prinsip terjadinya nyeri adalah gangguan
keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi akibat kerusakan jaringan (inflamasi) atau
sistem saraf (neuropatik). Diagnosis nyeri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
CAT Scan, MRI, Discography, Myelograms, EMG, Bone Scans, dan Ultrasound
imaging. Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis maupun non-
farmakologis.

B. Saran
Diharapkan makalah selanjutnya dapat membahas lebih mendetail mengenai
nyeri dan terapi yang sesuai dengan penyebab timbulnya nyeri tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Charlton ED. Posooperative Pain Management. World Federation of Societies of


Anaesthesiologistshttp://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u07/u07_009.htm
2. Gwirtz K. Single-dose intrathecal opioids in the management of acute postoperative
pain. In: Sinatra RS, Hord AH, Ginsberg B, Preble LM, eds. Acute Pain:
Mechanisms & Management. St Louis, Mo: Mosby-Year Book; 1992:253-68
3. Chelly JE, Gebhard R, Coupe K, et al. Local anesthetic delivered via a femoral
catheter by patient-controlled analgesia pump for pain relief after an anterior
cruciate ligament outpatient procedure. Am J Anesthesiol. 2001;28:192-4.
4. Mahajan R, Nathanson M. Anaesthesia. London ; Elsevier Churchill Livingstone.
2006

Anda mungkin juga menyukai