created by : dr. Yosua Gunawan S.J Ermawati, A.Md.Keb Nisfi Anifah, A.Md.Kep
UPT PUSKESMAS MEKARMUKTI GARUT
Pengertian Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah program skrining yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk mendeteksi kekurangan hormon tiroid yang disebabkan oleh gangguan sintesis, sekresi, atau daya kerja hormon di jaringan. Program ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat. Sifat hipotyroid kongenital Hipotyroid kongenital transient : apabila setelah beberapa bulan atau tahun sejak kelahiran kelenjar tyroid mampu memproduksi hormon tyroid
Hipotyroid kongenital permanen : membutuhkan
pengobatan seumur hidup. Siapa saja yang dapat terkena : Endemik pada daerah tertentu Sporadik ( terbanyak ) siapa saja 1 : 2000-4000 kelahiran Hidup Laki-laki : Perempuan = 1: 2 Hipotiroid tidak diturunkan Peran Hormon Tyroid
Membantu pengaturan suhu tubuh
Memelihara sistem pencernaan dan pergerakan usus Memelihara sistem jantung dan pembuluh darah Menjamin terpeliharanya nafsu makan Merangsang pertumbuhan tulang, gigi dan otot Menjamin perkembangan otak dan jaringan sistem saraf Mengapa harus di skrining Saat lahir bayi tampak normal, kalaupun ada gejala tidak khas (ikterus, feeding problem, hernia umbilikalis) karena dalam kandungan bayi terlindungi oleh hormon tyroid ibu Bila ditunggu sampai tampak gejala, sudah terjadi hambatan perkembangan otak -> Mental terbelakang dan retardasi pertumbuhan Masa bayi merupakan periode kritis perembangan otak ( defec perkembangan otak irreversible ) Terlambat terapy 1 bulan = 1 IQ hilang Tujuan Mengetahui kelainan sedini mungkin, sebelum gejala klinis muncul Secepatnya memberikan intervensi ( obat diputus dll ) untuk mencegah kecacatan atau kematian bayi Mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak sesuai potensi genetiknya Komponen yang penting dalam sistem SHK
KIE ( KOMUNIKASI INFORMASI dan Edukasi )
Proses skrining (persiapan, pengambilan dan pemeriksaan specimen ) Tindak lanjut hasil skrining Diagnosis Tatalaksana Monitoring, evaluasi dan program PROSES SKRINING Persiapan 1. Persetujuan ( inform consent ) 2. Penolakan ( dissent consent ) 3. Pengambilan specimen, Hal yang penting diperhatikan pada pengambilan specimen adalah : 4. waktu pengambilan 5. Data atau identitas bayi 6. Metode pengambilan 7. Pengiriman transfortasi 8. Kesalahan pada pengambilan specimen Persiapan alat Sarung tangan steril Lanset Alkohol swab Kertas saring Kassa steril Rak pengering Septy box atau limbah tajam Prosedur pengambilan specimen darah Cuci tangan dan pakai sarung tangan Hangatkan tumit bayi yang akan di tusuk supaya aliran darah lebih lancar Posisikan kaki bayi lebih rendah dari kepala Agar bayi lebih tenang, pengambilan specimen dilakukan sambil disusui ibunya atau dengan skin to skin kontak Tentukan lokasi penusukan yaitu bagian lateral tumit kiri atau kanan Bersihkan daerah yang akan disuntik dengan anti septik ( alkohol swab ) dan biarkan kering Tusuk tumit dengan lanset steril sekali pakai dalam ukuran kedalaman 2 mm. lanjutan Gunakan lanset dengan ujung berbentuk pisau ( blade tip lanset ) Setelah tumit ditusuk, usap darah pertama dengan kassa steril Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang besar, hindarkan gerakan memeras karena akan mengakibatkan hemolisis atau darah tercampurcairan jaringan Teteskan darah ketengah bulatan kertas saring sampai bulatan terisi penuh dan tembus ke 2 sisi Ulangi meneteskan darah kebulatan lain.Bila darah tidak cukup, lakukan tususkan di tempat terpisah dengan menggunakan lanset baru Sesudah bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tususkan dengan kasa atau kapas seteril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada di atas kepala bayi Tindak lanjut sekrining
Hasil tes laboratorium
1. Kadar TSH < 20 μu/mL= hasi dianggap normal dan akan disampaikan kepada pengirim spesimen dalam waktu 7 hari 2. Kadar TSH antara > 20 μU/mL = menunjukan hasil yang tinggi, sehingga perlu pengambilan spesimen ulang (resample). 3. Bila pada hasil pengambilan ulang didapatkan. Kadar TSH <20 μU/mL, maka hasil tersebut dianggap normal Kadar TSH >20 μU/mL, maka harus dilakukan pemeriksaan TSH dan FT4 serum, melalui tes konfirmasi. TERIMAKASIH