Anda di halaman 1dari 27

BAB I

A. Latar Belakang
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan
pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi
berulang setiap bulan secara periodic, kecuali pada saat hamil. Sedangkan
siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid
periode berikutnya. Siklus haid setiap perempuanm berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi pada juga
pada perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar
siklus haidnya tidak terlalu sama. Sebelum datangnya haid, setiap perempuan
mengalami sindrom bulanan atau yang lebih dikenal dengan sindrom pre-haid.
Sindrom ini sangat mengganggu aktivitas perempuan, terutama mereka ynag
aktif bekerja di luar rumah. Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi
dismenorea, hipermenorea, hipomenorea, amenorea dan masih banyak
gangguan haid lainnya yang sering dialami oleh para perempuan karena
kurangnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh sebagian besar
perempuan tentang siklus haid, sindrom pre-haid, serta gangguan haid dalam
masa reproduksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan pra haid?
2. Apa saja macam-macam gangguan pra haid?
3. Apa yang dimaksud dengan gangguan haid?
4. Apa saja macam-macam gangguan haid?
5. Bagaimana contoh askep pada pasien gangguan haid?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan pra haid.
2. Untuk mengetahui macam-macam gangguan pra haid.
3. Untuk mengetahui pengertian gangguan haid.
4. Untuk mengetahui macam-macam gangguan haid.
5. Untuk mengetahui contoh askep pada pasien gangguan haid.
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP GANGGUAN PRA HAID DAN SAAT HAID


A. Gangguan Pre Haid
Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik
yang terjadi antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid
dimulai dan diikuti dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat
(Anthony Tan, 2002:23).
Sekitar lima persen dari perempuan yang mengalami PMS disarankan
untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka sangat
terganggu. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang
diteliti. PMS mungkin berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap
bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap
dalam bichemicals di dalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari
faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering
dikeluhkan oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu:
a. Gejala fisik
 Kenaikan berat badan.
 Perasaan bengkak dan pembengkakan (perut, jari, tungkai,
pergelangan kaki, dan lain-lain).
 Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa
berat, terasa kaku).
 Sakit kepala dan serangan migren.
 Pegal dan nyeri pada otot.
 Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian
bawah.
 Berkurangnya air kencing.
 Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan
pembengkakan-pembengkakan lain.
 Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan
makan makanan yang berlemak).
 Perubahan tidur (kurang tidur atau tidur berlebihan).
 Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah.
 Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul rekasi alergi.
 Mual, pingsan, asma, epilepsy.
 Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan
akan mengkerut untuk membantu mengeluarkan lapisan.
b. Gejala mental (psikis)
 Ketegangan dan cepat marah (emosional).
 Depresi, termasuk kurang pecaya diri dan perasaan tidak berharga.
 Stress.
 Kelesuan.
 Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat.
 Kecenderungan ke arah keagresifan dan/atau kekerasan fisik.
 Kontrol emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis.
 Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental.
 Kurang atau tidak ada dorongan seks.
 Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan
dengan nafsu makan.
 Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.
Berbagai factor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih
buruk termasuk stress, jumlah kegiatan fisik luar yang tidak memadai,
dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam,
lemak, alkohol dan kafein yang tinggi. Empat kelompok gejala utama
sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap perempuan dapat
mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok, antara
lain:
1) Ketegangan pra-haid berciri khas ketegangan saraf, perubahan
suasana hati, rasa terganggu, dan kecemasan.
2) Hiperhidrasi, atau sindroma hiperhidrasi, ditandai oleh
penambahan berat badan, pembengkakan di tangan dan kaki,
kelunakan buah dada, dan kembungnya perut.
3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat
makanan-makanan manis atau asin, gejala-gejala pun mencakup
sakit kepala, kelelahan, pusing, dan jantung yang berdebar.
4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis,
kebingungan, dan sukar tidur.
Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat
memperbaiki gejala-gejala mereka dengan melakukan perubahan-
perubahan diet sebagai berikut:
- Mengurangi jumlah gula yang dimakan.
- Menambah serat.
- Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan
lebih banyak air yang keluar tubuh, sehingga mengurangi rasa
penuh di perut bagian bawah.
- Mengurangi jumlah lemak yang dimakan.
- Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan
merupakan masalah, karena garam menyebabkan tubuh berusaha
menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan rasa penuh di
perut bagian bawah.
- Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan berkarbonasi.
- Mencakup kegiatan fisik dalam kegiatan sehari-hari, dan,
- Mempraktekkan teknik-teknik pengurangan stress secara teratur.
B. Gangguan Haid
Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi, dapat
digolongkan ke dalam:
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:
1) Hipermenorea atau menoragia
2) Hipomenorea
b. Kelainan siklus:
1) Polimenorea
2) Oligomenorea
3) Amenorea
c. Perdarahan di luar haid:
1) Metroragia.
d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
1) Premenstrual tension (ketegangan pra haid).
2) Mastalgia.
3) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi).
4) Dismenorea.
A. Hipermenorea (Menoragia)
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi
dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium
lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip
endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid dan
sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga
gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan
pelepasannya pada waktu haid.
Terapi pada hipermenoria pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan
mioma uteri, sedangkan diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan
pelepasan endomterium terdiri atas kerokan.
B. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang
dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus
(misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali
jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita.
Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.
C. Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).
Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang
terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah
kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis dan sebagainya.
D. Oligomenorea
Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus
lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Perdarahan pada
oligomenorea biasanya berkurang.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama,
perbedaanya terletak tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan
wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga
ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
E. Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan
berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea
sekunder. Amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas
tidak pernah dapat haid, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah
mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya
mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti
kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorea
sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam
kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor-tumor,
penyakit infeksi, dan lain-lain.
Tidak datangnya menstruasi tepat waktu siklusnya yang normal merisaukan
wanita antara pubertas sampai dengan menopause.
Untuk menegakkan diagnose amenorea harus diketahui siklus menstruasi.
Amenorea terjadi oleh karena :
a. Gangguan embriologi pertumbuhan genitalia interna dan eksterna.
b. Kelainan ginetik
c. Gangguan endokronologi
d. Dan lainnya.

Rencana menegakkan diagnosa amenorea, dilakukan :


a. Anamnesa yang cermat
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan laboraturium
d. Mempergunakan alat canggih
e. Melakukan beberapa tes khusus

Pembagian amenorea

Keberadaan amenorea dapat dibagi menjadi :


a. Amenorea fisiologis :
- Terjadi premenarch
- Saat hamil dan laktasi
- Setelah mengalami menopause
b. Amenoera patologis
- Amenorea primer
 Bila tidak dapat menarch setelah mencapai umur 16 tahun.
- Amenorea sekunder
 Sudah pernah mengalami menstruasi beberapa kali
 Diikuti amenorea selama 3 bulan berturut-turut
Menegakkan diagnose amenorea diperlukan kecermatan evaluasi organ berkaitan
menstruasi.
a. Hipotalamus
b. Hipophise
c. Ovarium
d. Uterus dan vagina

Diagnose amenorea kompleks, sehingga rencana terapinya mengalami ketidak


tepatan dan bervariasi luas.

Fisiologi menstruasi normal


Dalam keadaan normal, bayi wanita dengan alat genitalianya baik, dapat terjadi
perdarahan. Perdarahan lucut endometrium uterus karena mendapatkan
rangsangan estrogen plasenta. Perdarahan sedikit dan tidak memerlukan
pengobatan karena akan berhenti dengan sendirinya.
Fisiologi menstrasi sangat kompleks berkaitan peranan panca indra,
hypothalamus, hipophise, ovarium dan endorgan uterus dengan endometriumnya.
Penjabaran secara singkat sebagai berikut :
a. Jarang dijumpai gonadotropin releasing hormonal (GnRH) dikeluarkan
secara dini sehingga mengaktifkan system hipothalamo-hipophise, ovarial,
dan uterus aksis, sehingga terjadi pubertas prekok.
b. Rangsangan pulsatif GnRH, dihambat nuklus amigdalea melalui arkus dan
nucleus arcuatus hypothalamus, sampai usia sekitar 8 tahun.
c. Pengeluaran GnRH menyebabkan proses follikulogenesis, anovulatoir,
terjadilah peningkatan konsentrasi estrogen menyebabkan :
- Pembesaran uterus dengan proliferasi endometriumnya.
- Menimbulkan pembentukkan putting susu.
- Bertambahnya pertumbuhan jasmani
- Terjadi leukorea fisiologis
d. Rangsangan GnRH meningkatkan aktivitas ovarium, mulai mengeluarkan
endrogen atau berasal dari kelenjar adrenal.
- Membentuk tanda seksual skunder
- Pertumbuhan rambut aksila dan rambut pubis.
e. Rangsangan feed back estrogen pada hypothalamus, hipophise dengan
berlangsungnya ovulasi, menunjukkan system : hipothalamo-pituitary dan
ovarial aksis telah matang.
f. Permulaan kematangannya hanya sedikit dikeluarkan progestron,
menyebabkan :
- Menstruasi anovulatoir
- Estrogen dominan, sehingga tumbuh kembang genitalia dan tanda seks
skunder makin menonjol
- Terjadi penyimpangan menstruasi bersifat irriguler, sampai umur
pubertas sekitar 16-17 tahun.
g. Dijumpai makin muda umur menarch :
- Rangsangan panca indra makin cepat mature, akibat arus informasi
makin mengglobal.
- Tahanan nucleus arkuatus pada hypothalamus menurun, makin banyak
dan beragam informasi menuju hypothalamus dan mempercepat
keluarnya GnRH.
- Penjabaran pembentukkan putting susu dan distribusi pertumbuhan
rambut adalah :
 Putting susu (tanner B2) 10-11 th.
 Rambut pubis (tanner PH2) 10½ - 11½ th.
 Rambut pubis (tanner PH3) 11-12 th.
 Menarch 12-13 th.

Pertumbuhan genitalia normal


Untuk dapat melakukan evaluasi yang menimbulkan amenorea perlu diketahui
pertumbuhan genitalia normal sebagai berikut :
a. Pertumbuhan diferensiasi testikuler, diperlukan : “testicular determinat
gene” pada sentrosom lengan pendek kromosum Y
b. Pertumbuhan ovarium masa embrio berlangsung terdapat dua X
kromosum yang intak.
c. Ductus Muller dan Wolf mempunyai potensi tumbuh sama pada embrio.
d. Diferensiasi menuju salah satu bentuk pertumbuhan genitalia diperlukan
dua faktor penting yang dikeluarkan oleh tetes janin :
- Testosterone menyebabkan duktud Wolf menjadi :
 Epididymis.
 Vesika seminalis.
 Vasdeferen.
- Mullerin inhibiting faktor (MIF) menyebabkan tumbuh kembang
ductus Muller mengalami kemunduran.
e. Testosterone tidak terbentuk, perkembangan ductus Muller akan menjadi
dominan menuju “female internal genitalia”.
f. Testosterone kurang diproduksi (biosentesnya kurang) atau tidak cukup
reseptor dalam organ mempengaruhi aktifitas MIF, sehinga tidak mampu
menimbulkan perubahan deferensiasi. Pada keadaan tertentu kedua ductus
Muller dan ductus Wolf tumbuh kembang bersama-sama.
g. Tidak terbentuk testosterone dan MIF makan ductus Muller membentuk
uterus, tuba fallofii dan vagina bagian atas. Genitalia eksternal
berkembang secara normal.
h. Pada janin laki human chorionic gonadotropin (HCG) merangsang
pembentukkan testosterone. Didaerah periphere testosterone diubah 5 alfa
reductase menjadi “androgen dehydrotestosteron (DHT).
i. Androgen dehydrotestosteron (DHT) bertanggung jawab atas
pertumbuhan genitalia laki-laki eksternalnya.

Evaluasi amenorea
Untuk membedakan kedua bentuk amenorea primer atau skunder, diperhatikan
kelainan anatomis. Pada beberapa keadaan amenorea primer atau skunder,
mempunyai sebab yang sama, sehingga diperlukan dasar yang pasti.

Dikemukakan gambaran sebab amenorea primer dan skunder sebagai berikut :

Primer amenorea Sekunder amenorea


Hypothalamus atau Pituitary gland
- Gangguan pengeluaran GnRH. - Kehamilan, laktasi dan pos
- Gangguan siklus HPO menopause.
 Hiperestrogen, hiper- - Hypothalamus dan pituitary
androgen anovulasi gland
menahun.  Defisiensi sekresi GnRH.
 Poli kistik sindroma.  Stress berat psikologis,
- Ovarium fisik dan nutrisi.
 Hipergonadotropin ame-  Penyakit sistemik
norea karena gonad - Gangguan siklus HPO
disgenesis.  Hiperestrogenik,
Uterus dan vagina hiperandrogenik
- Tidak terbentuk sama sekali. anovulasi menahun.
- Mayer-Rokitansky-Kusner Hauser  Poli kistik ovarii
sindroma. sindroma.
- Androgen insensitive. - Pituitary gland
- Obstruksi  Hiperprolaktenemia.
 Imperforasi himen. - Ovariumnya
 Hipergonadotropin
amenorea karena ovarium
premature.
- uterus
 tekanan obat terhadap
endometrium seperti oral
kontrasepsi atau
suntikannya.

Pengambilan riwayat
Riwayat amenorea primer dan sekunder sangat penting untuk mencari
penyebabnya. Riwayat yang berkaitan dengan :
a. Kemampuan melakukan hubungan seksual.
b. Penggunaan kontra sepsi.
c. Pernah mengalami tanda kehamilan atau hamil.

Berhadapan dengan sekunder amenorea


Pengambilan riwayat primer amenorea jauh lebih sulit menyangkut masalah :
a. Riwayat menarch dan pubertasnya.
b. Keadaan yang dialaminya sekitar pubertas.
c. Pertanyaan tentang :
- Penyakit berat yang pernah dialaminya.
- Stress yang menyebabkan gangguan psikologisnya, gangguan fisik
dan gangguan nutrisinya.

Dalam evaluasi hubungan hypothalamus, pituitary dan ovarium, diperlukan waktu


panjang. Kemungkinan gangguan hubungan yang menyebabkan amenorea
sebagai berikut :

Letak Gangguan Keterangan


Hypothalamus  Gangguan tidur, dahaga atau kehausan.
 Gangguan nafsu makan, pengaturan temperature
badan dan gangguan penciuman.
 Pada kasus yang berat disertai :
- Pusing, sakit kepala.
- Mual dan muntah.
Batang Pituitari  Riwayat kecanduan obat-obat saat kecil.
- Bekas trauma kepala.
- Gangguan pertumbuhan akibat
hipopituitari dan disertai galaktorea.
- Gangguan penglihatan, sakit kepala, mual
dan muntah.
- Gangguan pendengaran menunjukkan
kemungkinan craniopharyngioma.
Pituitari Prolaktinoma  Tumor pada retro orbital.
- Sakit kepala dibelakang mata.
- Hilangnya pandangan bitemporal.
Gangguan Ovarium  Disebabkan radiasi, khemoterapi dan operasi
oophorektomi.
- Berhentinya menstruasi.
- Hot flushes.
- Vagina terasa kering.
- Menopause.
 Gonadotropin meningkat (FSH dan LH)
Androgen  Progresif hisutisme dan virilisasi pada pubertas.
insensitive/Hiperplasia  Bila pertumbuhan hisutisme dan virilisasinya lambat
adrenal kongenital kemungkinan polikistik ovarii sindroma (PCOS)
 Terjadi gangguan produksi androgen ovariumnya.
Gangguan HPO aksis  Berhentinya menstruasi, disertai dengan
pertumbuhan tanda seks skunder.
 Dapat terjadi perdarahan yang abnormal.
Kriptomenorea  Rasa sakit teratur diabdomen bagian bawah, tidak
terdapat perdarahan.
 Menimbulkan infeksi vesika urinaria berulang.
Agenesis Genital  Amenorea tanpa gejala sekitar pelvis, uterus tidak
terbentuk.
Penggunaan Obat  Hormonal menekan endometrium, sehingga tidak
mempunyai kesanggupan untuk bereaksi terhadap
hormonal.
- Oral kontrasepsi
- Suntikan KB progestin
- Devoprovera
- LHRH agonis-danazol
Kelainan anatomis  Asherman sindroma
 Obstruksi kanalis servikalis.

Anamnesa mengarahkan diagnose, apakah primer atau skunder amenorea.

PEMERIKSAAN FISIK AMENOREA


Pemeriksaan fisik kepala sampai jari kaki memberikan informasi sebagai
bahan pertimbangan untuk menegakkan diagnosanya, amenorea
Pada tingkat pertama ditentukan :
a. Berat badan, tinggi badan
b. Habitus
c. Telapak tangannya.

Berkaitan dengan berat badan dapat ditentukan :


a. Berat badan rendah pada hypothalamus amenorea.
b. Berat badan segmen atas lebih tinggi (lebih dari 0,85) kemungkinan resisten
insulin atau hiperandogenisme.
c. Defisiensi pertumbuhan linier kemungkinan terjadi pada :
- Pituitary growth hormonal defisiensi.
- Kelainan ginetik tidak terbentuknya gonad.

SEKUNDER AMENOREA
Sekunder amenorea, adalah amenorea yang terjadi setelah berlangsung
beberapakali menstruasi normal, kemudian diikuti dengan amenorea lebih dari 3
bulan (kali) berturut-turut.
Sebagai gambaran disertakan :
a. Diagram hubungan menarch dengan pertumbuhan tanda seks skunder yang
normal :
- Pertumbuhan mama mulai dengan usia muda sekitar 9 tahun.
- Menarch mulai pada usia 12,8 tahun
- Menarch diikuti dengan anovulatoir menstruasi, untuk
memberikan kesempatan pertumbuhan tanda seks skunder.
- Menstruasi ovulatoir sekitar umur 17-18 tahun.
- Pada menstruasi anovalatoir dijumpai keadaan patologis :
 Perdarahan uterus disfugsional.

SEBAB-SEBAB AMENOREA SEKUNDER


Dalam diagram sebab amenorea sekunder dikelompokkan :
a. Hypothalamus
- Stress psikologis, fisik dan olahraga menimbulkan amenorea
 Anorexia nervosa
 Bulimia nervosa
 Amenorea kegemukkan
 Pseudosiesis
- Pengaruh obat-obatan
b. Hipophise-pituitari.
- Gangguan reaksi terhadap GnRH atau prolactin inhibitor
hormonal.
- Hipohise tidak mengeluarkan FSH dan LH menimbulkan
amenorea sekunder.
c. Ovarium :
- Reaksi ovarium terhadap gonadotropin gagal, sehingga gagak
ovulasi.
- Terjadi premature menopause
- Terdapat polikistik ovari.

d. Uterus sendiri :
- Gagal menerima rangsangan estrogen-progestron Asherman
sindorma.
- Secara phisiologis terjadi kehamilan.
e. Diluar hypothalamus, pituitary, ovarial, dan uterus aksis, terdapat penyebab
sekunder amenorea adalah :
- Faktor kelenjar tiroid
- Faktor kelenjar adrenal

Keduanya bekerja melalui kelenjar hipotalamus dan hipophise.


F. Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering
menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan
pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya
sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini
sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat
dipecahkan.
Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di bawah perut
sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea
hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk
beberapa jam atau beberapa hari.
Penanganan dismenorea ini dapat dilakukan dengan cara penerangan dan
nasehat, pemberian obat analgesik, terapi hormonal, terapi dengan obat
nonsteroid antiprostaglandin, dilatasi kanalis servikalis, dan lain sebagainya.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN


MENSTRUASI
A. Contoh Kasus

Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik
abdomen pada hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa
lelah, tekanan darah 90/60 mmHg, merasa gelisah, pada saat melakukan
aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat pucat dan lemas.

B. Pengkajian
1. Keluhan utama: nyeri abdomen
2. Riwayat penyakit saat ini:

Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama


sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas
sehari – hari.

3. Riwayat menstruasi:
Menarche usia: 12 th Siklus: 28 hari
Banyaknya: normal Lamanya: 7 hari
HPHT: 2 hari yg lalu Keluhan: disminore
4. Pemeriksaan fisik
Observasi pemeriksaan fisik (ROS: Review of System): Keadaan umum,
kesadaran, TTV: TD, nadi, suhu badan, RR.

 Breath

Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat
sesak nafas.

 Blood

Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), Akral basah dan dingin

 Brain

Penurunan konsentrasi, Pusing, Sklera/ konjungtiva anemia

 Bladder

Warna kuning dan volume 1,5 L/hari

 Bowel

Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari),


Kebersihan mulut: bersih, Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal,
Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari), Konsistensi: padat, Bau: Khas,
Kuning kecoklatan.

 Bone

Badan mudah capek, Nyeri pada punggung.

C. Analisis Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS: Menstruasi Nyeri akut

 Penyebab timbulnya ↓
nyeri: disminore.
Regresi korpus
 Nyeri dirasakan
meningkat saat
Luteum
aktivitas
 Lokasi nyeri abdomen ↓
 Skala nyeri
progesteron↓
menunjukkan lebih
dari

 Nyeri sering dan terus
– menerus Miometrium terangsang

DO: ↓

 Wajah tampak Kontraksi & disritmia


menahan nyeri
uterus↑

Aliran darah

ke uterus↓

Iskemia

Nyeri haid

2 DS: Menstruasi Intoleran aktivitas

 Pasien menyatakan ↓
mudah lelah
Pendarahan
DO:

 Nadi lemah (TD 90/60
Anemia
mmHg)
 Px. terlihat pucat

 Sclera/ konjungtiva
anemi Kelemahan

Intoleran aktivitas

3 Menstruasi Ansietas

DS: ↓

 Px. menyatakan Nyeri haid


merasa gelisah

Kurang pengetahuan


DO:
Ansietas
 Pucat
 Memperlihatkan

kurang inisiatif

D. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
E. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

Tujuan:

 Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien

Kriteria hasil:

 Skala nyeri 0-1


 Pasien tampak rileks

INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan 1. Meningkatkan istirahat dan
kurangi rangsangan penuh meningkatkan kemampuan
stress koping
2. Ajarkan strategi relaksasi nafas 2. Memudahkan relaksasi,
dalam terapi non farmakologi
3. Beri kompres hangat tambahan
4. Evaluasi dan dukung 3. Mengurangi rasa nyeri dan
mekanisme koping px memperlancar aliran darah
5. Kolaborasi dengan dokter 4. Penggunaan persepsi sendiri
dalam pemberian analgesic atau perilaku untuk
menghilangkan nyeri dapat
membantu mengatasinya
lebih efektif
5. Analgesik dapat
menurunkan nyeri

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen

Tujuan:

 Pasien dapat beraktivitas seperti semula

Kriteria hasil:

 Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan


memperingan intoleran aktivitas
 Pasien mampu beraktivitas

INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan 1. Menghemat energi untuk
perode istirahat tanpa aktivitas dan regenerasi
gangguan, dorong istirahat seluler/ penyembuhan
sebelum makan jaringan
2. Tingkatkan aktivitas secara 2. Tirah baring lama dapat
bertahap menurunkan kemampuan
3. Menurunkan penggunaan
energi dan membantu
keseimbangan supply dan
3. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan oksigen
kebutuhan

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

Tujuan:

 Pasien bisa kembali

Kriteria hasil:

 Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas


 Pasien menunjukkan relaksasi
 Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres

INTERVENSI RASIONAL
1. Libatkan pasien/ orang terdekat 1. Keterlibatan akan membantu
dalam rencana perawatan pasien merasa stres
berkurang,memungkinkan
energi untuk ditujukan pada
penyembuhan

2. Memindahkan pasien dari


2. Berikan lingkungan tenang dan
stress luar meningkatkan
istirahat
relaksasi; membantu
menurunkan ansietas

3. Bantu pasien untuk 3. Perilaku yang berhasil dapat


mengidentifikasi/ memerlukan dikuatkan pada penerimaan
perilaku koping yang masalah stress saat ini,
digunakan pada masa lalu meningkatkan rasa control
diri pasien
4. Belajar cara baru untuk
mengatasi masalah dapat
4. Bantu pasien belajar
membantu dalam menurunkan
mekanisme koping baru,
stress dan ansietas
misalnya teknik mengatasi stres

F. Implementasi
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
Hari/Tanggal Implementasi Respon Hasil Paraf
Rabu, 16 1. Memberi 1. Pasien menjadi
Agustus 2017 lingkungan lebih tenang
ketenangan dan
mengurangi
rangsangan penuh
stress
2. Mengajarkan 2. Pasien menjadi
strategi relaksasi lebih relaks dan
nafas dalam berkurang rasa
nyerinya

3. Memberikan
3. Nyeri pasien
kompres hangat
4. Mengevaluasi dan berkurang
dukung mekanisme 4. Pasien menjadi
koping px lebih optimis untuk
5. Berkolaborasi bisa sembuh
dengan dokter
dalam pemberian 5. Nyeri pasien
analgesik berkurang

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen


Hari/Tanggal Implementasi Respon Hasil Paraf
Rabu, 16 1. Memberi 1. Pasien menjadi lebih
Agustus 2017 lingkungan tenang tenang dan mudah
dan periode beristirahat
istirahat tanpa
gangguan,
mendorong
istirahat sebelum
makan 2. Pola tidur pasien
2. Meningkatkan membaik
aktivitas secara
bertahap 3. Kebutuhan pasien
3. Memberikan terpenuhi
bantuan sesuai
kebutuhan

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

Hari/Tanggal Implementasi Respon Hasil Paraf


Rabu, 16 1. Melibatkan pasien/ 1. Membantu pasien dan
Agustus 2017 orang terdekat keluarga pasien dalam
dalam rencana menunjang kesehatan
perawatan pasien
2. Memberikan 2. Pasien menjadi lebih
lingkungan tenang tenang dalam
dan istirahat beristirahat
3. Membantu pasien 3. Menunjang kesehatan
untuk pasien secara holistik
mengidentifikasi/
memerlukan
perilaku koping
yang digunakan
pada masa lalu

G. Evaluasi
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Sabtu, 19 S: Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan
Agustus 2017 berada pada angka 0
O: Pasien tampak rileks
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen


Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Sabtu, 19 S: Pasien mengatakan ia dapat mengidentifikasi
Agustus 2017 faktor – faktor yang memperberat dan
memperingan intoleran aktivitas
O: Pasien mampu beraktivitas

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen


Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Sabtu, 19 S: Pasien mengatakan ia sadar akan perasaan
Agustus 2017 ansietas yang dialaminya

O: - Pasien menunjukkan relaksasi

- Pasien menunjukkan perilaku untuk


menangani stress

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai