Anda di halaman 1dari 11

Nama : Afif Sena Hidayat

NPM : 3335170058 2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP =


Jurusan : Teknik Kimia HUKUM PROUST

Petrokimia adalah bahan-bahan atau Salah satu sifat sifat yang membedakan senyawa
produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. dengan campuran yaitu senyawa memiliki susunan
Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat yang tetap. Hal ini diungkapkan oleh Joseph Louis
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetis, karet Proust seorang ahli kimia Perancis yang kini
sintetis, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dikenal sebagai hukum perbandingan tetap atau
berbagai jenis obat maupun vitamin. Hukum Proust, berbunyi: “perbandingan massa
Industri petrokimia adalah industri yang unsur-unsur dalam senyawa adalah selalu tetap
menghasilkan produk-produk industri kimia walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan
organik yang merupakan bahan baku industri dibentuk dengan cara yang berbeda”.
polymer, dengan bahan baku dasar bersumber dari
hasil pengolahan minyak dan gas bumi (gas alam), 3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA =
produk pencairan batubara, bahkan sekarang HUKUM DALTON
sedang dikembangkan oleokimia berbasis
biomassa. Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus
Basis bahan baku dari industri petrokimia kimianya. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur
adalah kandungan senyawa hidrokarbon yang bergabung masing-masing menyumbangkan
didapat dari hasil pengolahan minyak dan gas sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu
bumi, maupun pencairan batu bara, dengan senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa
kandungan utama unsur kimia atom C dan H senyawa dengan perbandingan berbeda-beda.
beserta turunannya, termasuk senyawa hidro- MIsalnya, belerang dengan oksigen dapat
karbon dengan ikatan gugus fungsional senyawa membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur
tersebut. hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa H2O
Terdapat tiga bahan dasar yang digunakan dan H2O2. Dalton menyelidiki perbandingan
dalam industri petro-kimia, yaitu olefin, unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan
aromatika, dan gas sintetis (syn-gas). didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut
dinyatakan sebagai hukum Perbandingan Berganda
1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM yang bunyinya:
LAVOISIER “Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau
“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi lebih senyawa untuk massa salah satu unsur
adalah tetap”. yang sama banyaknya maka perbandingan massa
unsur kedua akan berbanding sebagai
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum
yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup 4. hukum gay lussac
akan konstan meskipun terjadi berbagai macam
proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem Dari berbagai eksperimen yang dilakukan, Gay
tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi Lussac menyimpulkan “pada temperatur dan
adalah sama (tetap/konstan) ). Pernyataan yang tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas
umum digunakan untuk menyatakan hukum yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
kekekalan massa adalah massa dapat berubah merupakan perbandingan bilangan bulat dan
bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau sederhana”. Kesimpulan ini yang kemudian
dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dikenal
dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan
harus sama dengan massa produk.
sebagai hukum perbandingan volum atau Hukum
Hukum Gay Lussac.

3. Gugus bervalensi satu yang diturunkan dari


benzena disebut fenil dan gugus yang diturunkan
dari toluena disebut benzil.

4. Untuk tiga substituen atau lebih, awalan orto,


Tata nama senyawa benzene meta, dan para tidak diterapkan lagi, tetapi posisi
substituen yang dinyatakan dengan angka, urutan
1. Benzena pada umumnya dipakai sebagai induk prioritas penomoran adalah sebagai berikut.
dan gugus yang terikat disebutkan lebih dulu
kemudian diikuti dengan benzena. – COOH, – SO3H, – CHO, – CN, – OH, – NH2, –
R, – NO2, – X
Contoh :
Contoh :

Beberapa senyawa turunan benzena mempunyai


nama khusus yang lebih lazim digunakan.

5. Bila cincin benzena terikat pada rantai alkana


bergugus fungsi atau rantai alkana dengan 7 atom
karbon atau lebih maka rantai alkana tersebut
sebagai induk, sedangkan cincin benzena sebagai
substituen.

2. Untuk dua subtituen posisinya dapat diberi


- Olefin(alkena-alkena)
awalan : orto (o) untuk posisi 1 dan 2, meta (m)
untuk posisi 1 dan 3 dan para (p) untuk posisi 1 dan Olefin yang paling banyak diproduksi adalah
4. Perhatikan contoh-contoh berikut: etilena (etena), propilena (propena), dan butadiena.
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
etilena adalah:
1. Polietilena (plastik)
2. PVC atau polivinilklorida (pipa pralon dan 3. Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis
pelapis lantai) melalui pemanasan pada suhu dan tekanan
3. Etanol/alkohol (bahan bakar atau sebagai tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian
bahan antara pembuatan asam asetat) methanol digunakan dalam pembuatan
4. Etilena glikol atau glikol (sebagai bahan formaldehida, dan sebagian lagi digunakan
antibeku dalam radiator mobil di daerah untuk membuat serat dan campuran bahan
beriklim dingin) bakar.
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar 4. Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol
propilena adalah: melalui oksidasi dengan bantuan katalis.
1. Polipropilena, (karung plastik dan tali plastik). Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal
2. Gliserol, (kosmetika (pelembab), industri dengan nama formalin, yang berfungsi sebagai
makanan, dan bahan untuk membuat peledak pengawet specimen biologi.
(nitrogliserin)) Proses Pengolahan Minyak Bumi dengan Distilasi
3. Isopropil alkohol (membuat aseton) Bertingkat
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar Destilasi bertingkat adalah proses distilasi
butadiena adalah: (penyulingan) dengan menggunakan tahap-
1. Karet sintetis tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih
2. Nilon campuran yang diinginkan, sehingga proses
pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa
- Aromatika fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.
Bahan aromatika yang terpenting adalah benzena, Proses Primer
toluena, dan xilena. Minyak bumi atau minyak mentah dipanaskan
Beberapa produk petrokimia yang meng-gunakan terlebih dahulu dalam aliran pipa dalam furnace
bahan dasar benzena adalah: sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang
1. Stirena, digunakan untuk membuat karet sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam
sintetis. kolom fraksinasi pada bagian flash chamber. Untuk
2. Kumena, digunakan untuk membuat fenol. menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
3. Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon. pemanasan dengan steam (uap air panas dan
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bertekanan tinggi).
bahan dasar toluena dan xilena adalah: Karena perbedaan titik didih setiap komponen
1. Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT) hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut
2. Asam tereftalat, merupakan bahan dasar akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon
pembuatan serat. ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan
fraksi yang lebih berat dibawahnya.
- Syn-Gas (Gas Sintetis) Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu
Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. Pada
monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Beberapa produk setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian
petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak
sintetis adalah: pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya
1. Amonia (NH3), yang dibuat dari gas nitrogen masing-masing. Produk ini belum bisa langsung
dan gas hidrogen. Pada industri petrokimia, gas dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat
nitrogen diperoleh dari udara sedangkan gas penambah).
hidrogen diperoleh dari gas sintetis. Proses Sekunder
Teknologi yang digunakan adalah dengan cara
2. Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas melakukan cracking (perengkahan atau pemutusan)
karbon dioksida. Selain sebagai pupuk, urea terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi
juga digunakan pada industri perekat, plastik, hidrokarbon rantai pendek. Caranya ada dua, yaitu
dan resin. dengan cara menggunakan katalis (cata-lytic
cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau
dengan cara pemanasan tinggi menggunakan suhu pengolahan batubara sudah dikenal sejak seabad
diatas 350°C (thermal cracking). yang lalu, di antaranya:
Proses Polimerisasi -Gasifikasi (coal gasification)
Polimerisasi adalah proses penggabingan Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi
molekul- molekul kecil menjadi molekul-molekul materi organik (batubara, biomass atau natural gas)
besar, dengam mempertahankan bentuk dan susnan biasanya padat menjadi CO dan H2 (synthesis gases)
atom dalam molekul dasarnya. dengan bantuan uap air dan oksigen pada tekanan
atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya:
Proses Pemurnian Coal + H2O + O2 à H2 + CO
Treating yaitu pemurnian produk hasil pengolahan -Fisher Tropsch proses
untuk meng-hilangkan senyawa-senyawa yang tidak Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk
diinginkan seperti, sulfur, mercaptan,nitrogen,dll. hidrokarbon atau disebut senyawa hidrokarbon
1. Caustic treating, untuk memperbaiki kualitas sintetik/sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan
dari fraksi nafta, heavy reformate, dan tops sebagai bahan bakar mesin industri/transportasi atau
reformate agar produk memenuhu spesifikasi kebutuhan produk pelumas (lubricating oil).
yangdiinginkan. (2n+1)H2 + nCO → CnH(2n+2) + nH2O
2. Doctor treating, untuk merubah senyawa -Hidrogenasi (hydrogenation)
mercaptan sulfur menjadi disulfida dengan Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas
menggunakan sulfur dan larutan doctro hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini diatur
(Na2Pbo3) sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan
kriteria bahan baku) agar dihasilkan senyawa hidro-
Proses Pencampuran karbon sesuai yang diinginkan, dengan spesifikasi
Blending adalah proses pencampuran mendekati minyak mentah.
beberapa produk untuk medapatkan produk yang -Pencairan Batubara (Coal Liquefaction)
diinginkan, sebagai contoh : Coal liquefaction adalah terminologi yang dipakai
1. Penambahan TEL pada mogas untuk secara umum mencakup pemrosesan batubara
menaikkan angka oktan. menjadi BBM sintetik (synthetic fuel). Pendekatan
2. Kerosene yang smoke pointnya 12 (di bawah yang mungkin dilakukan untuk proses ini adalah:
spesifikasi) di-blend dengan kerosene yang pirolisis, pencairan batubara secara langsung (Direct
smoke pointnya 23 (di atas sepsifikasi) untuk Coal Liquefaction-DCL) ataupun melalui gasifikasi
mendapatkan kerosene yang smoke pointnya terlebih dahulu (Indirect Coal Liquefaction-ICL).
17 (mememnuhi spesifikasi).
DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan
Natural Gas Processing katalisator. Prinsip dasar dari DCL adalah meng-
Natural Gas Processing adalah proses industri introduksi-an gas hydrogen ke dalam struktur
yang kompleks dirancang untuk membersihkan gas batubara agar rasio perbandingan antara C/H menjadi
alam mentah dengan memisahkan kotoran dan kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa
berbagai non-metana hidrokarbon dan cairan untuk hidrokarbon rantai pendek berbentuk cair. proses ini
menghasilkan apa yang dikenal sebagai dry natural gas. dikenal dengan nama Bergius proses, disebut juga
proses pencairan batubara (coal lique-faction).
Proses Pengolahan Gas Alam
Hasil pengolahan gas alam mentah dapat berupa : Proses Kilang/Refinery Minyak Bumi
1. Gas alam kondensat
2. Sulfur Pengolahan Secara Fisik
3. Etana Proses dewaxing (proses deparafinisasi): Yang
4. Gas alam cair (NGL): propana, butana dan C5 + ditentukan oleh perbedaan sifat fisika Titik kristalisasi.
(istilah yang umum digunakan untuk pentana Proses Deasphalting : proses ekstraksi aspal yang
ditambah dengan molekul hidrokarbon yang ditentukan oleh sifat fisik daya larut dan proses
lebih tinggi) dewaxing.
menjadi produk bensin polimer dengan
bantuan katalis asam (H3PO4).
Pengolahan Secara Kimia
Yaitu proses konversi atau transforming. • Proses Pemurnian/Hydrotreating: Proses
1. Proses perengkahan (cracking) pemurnian produk hasil olahan minyak bumi
Yaitu memotong rantai lurus dan panjang untuk menghilangkan/ mengurangi impuritis
menjadi rantai pendek dengan bantuan: misal sulfur, nitrogen, mercaptan, dll.
a. Thermal cracking: merengkahkan molekul • Desulfurized: Proses penghilangan kadar
hydrogen dan berbagai fraksi minyak bumi sulfur pada minyak bumi
(Nafta dan residu) menjadi produk olefin • Blending: Proses Pencampuran beberapa
rendah (etylena, propilena dan butilena) produk untuk mendapatkan produk yang
minyak bakar dan kokas. Prosesnya berlangsung memenuhi spesifikasi.
di unit Visbreaker dan Coker. • Hydroskimming: proses distilasi dan treating
b. Catalytic Cracking: proses perengkahan dari limbah yang dihasilkan crude oil dan
berbagai jenis fraksi berat minyak bumi(distilat proses treating untuk produk naphta.
vakum, deasphalted oil dan residu) menjadi
komponen utama pembentuk gas oil dengan Perbedaan Prinsip Bahan Baku petrokimia :
pemakai-an katalis yaitu campuran silica (SiO2)  Prinsip Gas alam: pemisahan fraksi-fraksi
dan Alumina (Al2O3). hidrokarbon pada temperatur yang sangat
c. HydroCracking: Merupakan proses gabungan rendah (Cryogenic).
antara perengkahan dengan hydrogenasi, yaitu  Prinsip gas bumi: pemisahan frkasi fraksi nya
merengkah berbagai jenis bahan bakar minyak didasarkan pada perbedaan titik didih dengan
(distilat vakum, deasphalted oil dan residu) proses yang disebut distilasi bertingkat.
menjadi berbagai jenis komponen bahan bakar  Prinsip Minyak bumi: pemisahan fraksi-fraksi
minyak (bensin, kerosinn, dan solar). hidrokarbon berdasarkan perbedaan titik didih
atau sesuai volatilitasnya.
2. Proses pembentukan kembali (Reforming) dan  Prinsip Batu bara: pemisahan fraksi-fraksi
Isomerisasi hidrokarbon melalui proses pemanasan tanpa
Yaitu merubah rantai lurus menjadi rantai atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia
cincin atau cabang. lainnya (Pyrolisis).
a. Thermal Reforming
b. Catalitic Reforming: mengkonversi umpan Jalur-Jalur Produk Industri Petrokimia
Nafta berat (Heavy Naphtha) menjadi 1. Jalur Gas Sintetik
komponen Gasoline (reformat) dan hidrokarbon Gas sintetik (gas CO dan H2) termasuk produk
aromatik rendah (benzena, toluena dan xilena) dasar petrokimia yang dibuat dari gas alam (CH4), yang
dengan bantuan katalis. penggunaan utamanya untuk menghasilkan amonia,
c. Proses hidroisomerisasi: mengkonversi normal methanol, dan carbon black.
parafin menjadi iso-parafin yang berangka Dilihat dari segi proses produksinya maka gas sintetik
oktana tinggi dengan bantuan katalis. dapat di-produksi melalu 3 (tiga) cara yaitu:
a. Reaksi “steam reforming” untuk pembentukan
3. Proses polimerisasi dan Alkilasi ammonia dengan bantuan katalis Ni pada suhu
Yaitu penggabungan beberapa molekul kecil 1400-1600 oF dan tekan-an 400-500 Psi. Reaksi-
menjadi molekul yang lebih besar. reaksinya sebagai berikut:
a. Proses Alkilasi: bertujuan mengkonversikan 3H2 + N2 2 NH3
umpan lso-Butana dan Olefin jenis Propilena, Reaksi Keseluruhan:
Butilena, dan Amilena menjadi Alkilat dengan 2CH1 + O2 + 2H2O + N2 2CO2 + 4NH3
bantuan katalis asam (H2SO4) b. Reaksi “steam reforming” untuk
b. Proses polimerisasi: mengkonversi umpan pembentukan methanol berlangsung dengan
olefin jenis propilena, Butilene, dan amilena 2 macam proses yaitu:
1) Dengan Proses Tekanan Tinggi/Proses Tahap 1 : Berupa pembentukan amonia
Lurgi: karbamat (ammonium carbamate atau –
CO2 di dalam bahan baku gas alam
NH4COONH2) yang masih berbentuk bubur
sangat kecil atau nihil, tekanan 230-330
cair.
atm dan pada suhu 370- 400 oC,
2 NH3 + CO2 NH4 COONH2
Menggunakan katalisator ZnO (90 %) dan
Tahap 2 : Pengkristalan ammonium
Cr2O3(10 %), Hasil konversinya 60-70 %.
carbamate di dalam “prilling tower” menjadi
Reaksi yang terjadi :
urea dengan cara pemanasan.
CH4 + H2O(uap/steam) CO + 2H2 + H2 NH2
CO + 2H2 CH3OH NH4 COONH2 C O + H2O
CH4 + H2O (steam) CH3OH + H2 NH2
Produk samping gas H2 dapat (Kristal padat urea)
dipisahkan dan digunakan untuk 2) Reaksi pembentukan formaldehida (CH2O):
pembuatan gas amoniak selanjutnya Melalui reaksi oksidasi pada suhu +250 oC dan
digunakan sebagai bahan baku dengan bantuan katalis dasar tembaga (Cu), maka
pembuatan pupuk urea. metanol akan teroksidasi menjadi formaldehida.
2CH3OH + O2 2 CH2O + 2 H2O
2) Dengan Proses Tekanan Rendah/proses t = 250oC
ICI:
Proses ini dilakukan jika kandungan 3) Reaksi pembentukan Urea Formaldehide
CO2 di dalam bahan baku gas alam Kegunaan UF adalah sebagai perekat
pada industri kayu, yang dapat diproduksi
sebesar 6-10 % atau lebih, Prosesnya
melalui reaksi antara urea dengan formal-
berlangsung pada tekanan 50-100 atm dehyde membentuk dimethylol urea lalu
dan Suhu 200-280 oC Menggunakan dipolimerisasi untuk memisahkan air sehingga
katalisator- dasar tembaga (Cu), Hasil terbentuk urea formaldehyde resin.
konversinya 70-80 %.
Reaksi yang terjadi : 4) Reaksi pembentukan DMT (Esterifikasi)

3 CH4 + CO2 + H2O (steam) 4 CO +8 H2


Penggunaannya untuk : Polyester fiber/serat
4 CO + 8 H2 4 CH3OH
sintetik, polyesterresin/film.
3 CH4 + CO2 + 2H2O (steam) 4 CH3OH

c. Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas


sintetik yang dilanjutkan dengan reaksi pirolisis 5) Reaksi Pembentukan Methylamines
(pada pembentukan carbon black) yang
berlangsung pada suhu operasi 1300-1500oC dan kat
CH3OH + NH3 CH3NH2 + H2O
tekanan 100-150 atm.
t = 250oC
Reaksi oksida untuk pembentukan gas sintetik
dan gas asetilena: CH3OH + CH3NH2 (CH3) 2NH + H2O
2 CH4 + O2 2 CO +4 H2 CH3OH + (CH3) 2NH (CH3) 3N + H2O
4 CH4 + O2 2 C2H2 + 6 H2O Penggunaannya untuk: Surfactans/pembasmi
hama, Solvent/Pelarut.
Reaksi Pirolisis untuk pembentukan carbon black (C):
2 C2H2 4 C + 2 H2 2. Jalur Olefin
2 CO + 4 H2 2 C + 2 H2O + 2 H2 a. Olefin dengan Bahan Baku Nafta
Reaksi Keseluruhan :
6 CH4 + 4 O2 6 C + 8 H2O + 4 H2

Produk Hilir Jalur Gas Sintesis


b. Olefin dengan bahan baku etana
1) Reaksi Pembentukan Pupuk Urea
Tahap 3 : Reaksi polimerisasi styrene menjadi
polistyrena
Produk Hilir Jalur Olefin 6)
1) Polietilena (PE)
Melalui reaksi polimerisasi, etilena sebagai
monomer pada suhu dan tekanan tertentu dan
dengan bantuan katalis tertentu untuk
membentuk polimer sederhana dan menjadi resin 3. Jalur Aromatik
plastic Polietilena (PE). Yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatic
2) Polipropilena (PP) (benzene, tolu-ene, dan xilena).
Melalui proses polimerisasi, monomer a. Reaksi pembentukan benzene (B)
propilena membentuk polimer sederhana dengan Reaksi ini berupa reaksi dehidrogenasi
hidrokarbon sikloparafin.
bantuan katalis stereospesifik alu-minium alkyl
(katalis ziegler-natta), gas propilena dimanfaat-
kan untuk merrghasilkan polimer/ polipropilen, b. Reaksi pembentukan toluene (T)
dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan Reaksi ini berupa isomerisasi
“propilen tetramer”. hidrokarbon dimetil siklopentana
3) Karet Polibutadiena (polybutadiene.rubber disusul dengan dehidrogenasi.
atau PBR)
4) Polivinil Klorida (PVC)
Tahap 1 : Reaksi Klorinasi langsung terhadap gas
c. Reaksi pembentukan orto, meta dan para (o, m,
etilena untuk membentuk etilen diklorida (EDC) p) xilena. Reaksi ini merupakan isomerisasi
yanG tidak stabil. hidrokarbon trimetil siklopentana disusul dengan
dehidrogenasi.
Tahap 2 : Reaksi pyrolysis atau thermal cracking
EDC mem-bentuk VCM
Tahap 3 : Reaksi polimerisasi terhadap monomer
VCM sehingga terbentuk polimer PVC sebagai
hasil akhir.
5) Polistirena (PS)
Tahap 1 : Reaksi alkilasi antara etilena Penjelasan pt chandra asri
dengan benzene mem-bentuk etil-benzena
(C6H5-C2H5) Menggunakan katalis AlCl3 di PT Chandra Asri Petrochemical, CAP
atau H3PO4. merupakan pabrik petrokimia utama yang
memanfaatkan teknologi dan fasilitas pendukung
canggih kelas dunia. Jantung operasi CAP adalah
Lummus Naphtha Cracker yang menghasilkan
Tahap 2 : Reaksi cracking etil-benzena
Ethylene, Propylene, Mixed C4, dan Pyrolysis
menjadi monomer styrena
Gasoline (Py-Gas) berkualitas tinggi untuk
Indonesia serta pasar ekspor regional.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sepenuhnya


memiliki 2 entitas anak: PT Styrindo Mono
Indonesia (SMI) dan PT Petrokimia Butadiene
Indonesia (PBI).
Styrindo Mono Indonesia (SMI) merupakan satu- Menggunakan minyak berat berbasis aromatic
dan minyak ringan sebagai umpan. Carbon black
satunya produsen Styrene Monomer di Indonesia diproduksi di sepanjang reactor tertutup melalui
yang melayani baik industri hilir domestik dan konveyor, didinginkan, dan dikumpulkan pada bagian
filter secara kontinyu.
pasar ekspor regional. Pabriknya terletak di
SBR ( Styrene Butadiene Rubber )
Puloampel, Serang, dan berada sekitar 40KM dari
Merupakan emulsi kopolimer yang dibuat dari
pabrik Naphtha Cracker. Pabrik SMI memproduksi
monomer styrene dan butadiene. Proses produksinya
Styrene Monomer dengan kapasitas 340,000MT dibagi 4 :

per tahun. Dua unit pabrik Ethyl Benzene 1. Persiapan formula


2. Reaksi
dirancang dengan lisensi dari Mobil/Badger dan
3. Monomer Recovery
teknologi-teknologi Lummus. Kedua unit Ethyl 4. Pengentalan dan pengeringan polimer

Benzene tersebut terintegrasi dengan dua unit Asam Oksalat

pabrik Styrene Monomer yang direkayasa Reaksi oksidasi dengan HNO3 dari ethylene
glikol menjadi asam oksalat adalah sebagai berikut :
menggunakan teknologi Lummus/UOP.
1. Proses pencampuran
Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) merupakan 2. Proses pemanasan
3. Proses reaksi oksidasi
pabrik Butadiene pertama di Indonesia yang 4. Proses penguapan ( Evaporator )
5. Proses kristalisasi
menghasilkan Butadiene untuk memenuhi
6. Proses filtrasi
kebutuhan pasar regional. Pabrik tersebut 7. Proses pengeringan

memproduksi Butadiene dengan kapasitas


100,000MT per tahun. Bahan baku untuk pabrik Etil Asetat

Butadiene adalah Mixed C4 yang merupakan Proses kontinu Esterifikasi dengan katalis
produk turunan dari pabrik Naphtha Cracker. asam sulfat.

Butadiene merupakan bahan baku yang digunakan Ammonium Nitrat

di dalam produksi karet sintetis yang merupakan Dengan proses Uhde, dimana dilakukan
dengan mereaksikan gas Amoniak dan Asam Nitrat di
bahan baku utama dalam produksi ban.
dalam reactor bubling dengan reaksi netralisasi pada
suhu mendekati 200oC dan tekanan 1-5 bar.
Polivinil Chloride (PVC)
Asam Asetat
a. Teknologi CHisso Corp : Diproduksi secara batch
b. Teknologi Vinnolit : Menggunakan reactor performa a. Proses BASF : campuran gas yang terdiri dari
tinggi baru yang tersedia dalam ukuran sampai 150m3 90%-95% CO, 0-5% H2 dan 5% methanol dengan
menggunakan katalis cobalt Iodine
Etilen Glikol
b. Proses Monsato : Prosesnya sama, tetapi
dengan penggunaan katalis lain, yaitu Rhodium Iodine,
a. Proses kawabe : Bahan baku etilen oksida, CO2
yang menyebabkan perbedaan suhu operasi.
dan H2O. diabsorbsikan. Suhu 200oC dan tekanan
dibawah 10 atm Plastik Polietilen (PE)
b. Proses Bhise : dengan cara mengekstraksikan
etilen oksida dari larutan yang mengandung air Melalui proses polimerisasi etilena Jenis PE :
dengan karbon dioksida. Suhu 200oC dan tekanan
100 atm. 1. LDPE
c. Proses Scientific Design : Pada suhu 145oC dan 2. HDPE
tekanan 14-16 atm. Bahan baku etilen oksida dan 3. LLDPE
air.
Ethyl Acetat (CH3COOC2H5) dan Ethyl Alcohol
Carbon Black
Sebagai solvent, flavor, dan pemberi rasa. 3. Kode 3 : V, jenis plastic yang sulit didaur ulang.
Merupakan senyawa ester produk turunan dari asam Dihindari pada makanan dan minuman, contohnya
asetat adalah bahan bangunan, mainan anak anak, dll
4. Kode 4 : LDPE, sulit dihancurkan tetapi bisa didaur
a. Proses Batch Esterifikasi dengan katalis asam sulfat ulang. Tetap baik untuk mengemas bahan makanan
b. Proses Kontinu Esterifikasi dengan katalis asam 5. Kode 5 : PP. jenis plastic terbaik. Digunakan untuk
sulfat botol minuman bayi.
c. Proses Esterifikasi dengan Reactive Destillation 6. Kode 6 : PS, pada Styrofoam, tempat minum sekali
pakai, dll. Sekali pakai dan sulit didaur ulang.
Methanol 7. Kode 7 : OTHER
SAN dan ABS baik untuk kemasan makanan dan
Kegunaan Produk :
minuman
a. Sebagai Bahan Bakar PC dan Nylon tidak baik untuk kesehatan.
b. Sebagai bahan dasar formalin
c. Sebagai bahan utama zat antiseptic
d. Sebagai zat anti bekau
e. Bahan utama plastic
f. Bahan Peledak

Pemilihan proses :

a. Proses tekanan tinggi ( 250 – 300 atm )


b. Proses tekanan sedang ( 100 – 250 atm )
c. Proses tekanan rendah ( 50 – 100 atm )

Jenis – jenis Proses

a. Proses tekanan rendah ICI Low Pressure Methanol


(LPM) Process : Paling umum digunakan
b. Proses tekanan rendah ICI Leading Conpect
Methanol (LCM) Process : perbaikan ICI LPM, dalam
hal unit reformer
c. Proses Tekanan Rendah Lurgi

Yang paling baik adalah teknologi ICI LCM, karena :

a. Kebutuhan bahan baku yang relative sedikit


b. Alat proses lebih kompak dan ukurannya lebih kecil
sehingga memperkecil biaya investasi
c. Pressure drop di reformer lebih rendah
d. Recovery cukup tinggi
e. Emisivitas gas NOx dan Sox cukup rendah

Deskripsi Proses :

a. Persiapan bahan baku gas metana


b. Pembuatan gas sintesa
c. Sintesa methanol
d. Proses distilasi

Jenis – jenis plastic :

a. Termoplastik : dapat didaur ulang


b. Thermosetting : tidak dapat didaur ulang

Jenis Kode botol plastic

1. Kode 1 : PET Botol air transparan ( minuman air


mineral ). Menunjukkan sekali pakai
2. Kode 2 : HDPE Seperti Galon, kursi lipat dll. Tetap
sekali pakai, tetapi sangat keras dan aman jika dalam
bentuk kemasan.
Hulu Antara Hilir End Use

EDC
polimerisasi PET
Polyethylene
hidrasi LDPE, LDPE, DPE
Ethylene oxide Ethylene glycol
oksidasi
Ethylene oksidasi
Acetaldehyde Asam asetat
alkilasi dehidrogenasi polimerisasi
Ethylbenzene Styrene EPS, PS
klorinasi Vinyl Chloride polimerisasi
Dichloroethylene PVC
Monomer Plastik
polimerisasi SAN (Styrene-
PP Acrylonitrile)
oksidasi Propylene oxide ABS (Acrylonitrile
Propylene ammoksidasi Butadiene
Acrylonitrile
Olefin

Styrene)
hidrasi dehidrogenasi polimerisasi
Isopropyl alcohol Acetone PAN
Gas Cracking Acrylic acid
Kilang
Acrylic ester

MTBE

Butadiene Butanol
Py-gas

polimerisasi
SBR Karet Sintetik
Bensin
mentah hidrogenasi dehidrogenasi
Cyclohexane Caprolactam Nylon-6 Serat Sintetik

Benzene Phenol
disproporsionasi

Maleic Anhydride
dealkilasi

Steam
Aromatics

reforming Pelarut
Toluene
Nafta
diisocyanate
Toluene
Minyak TNT
Kilang

disproporsionasi
Mentah p-PTA Bahan Pelembut/
c-PTA
oksidasi Plasticizer
DMT
Xylene 2-etil-heksanol
Phtalic anhydride

Middle pemisahan Normal


Alkyl Benzene
distillate parafin

Bahan pembersih
H2 + CO
Methanol Oxo-alcohol
Oksidasi
Residue
Syn-gas

parsial CO
Formic Acid Acetic acid Ethyl acetate
Steam
reforming N2
Ammonia Pupuk
Gas Bumi
pirolisis Butandiol
Acetylene
Acrylic acid

Anda mungkin juga menyukai