Untuk Melanggar
23 November 2012 · by Akang Nashir · in Jurnalistik. ·
Di kawasan wisata Puncak sendiri area parkir di pinggir jalan raya sangat
mudah ditemui, dari mulai keluar Tol Jagorawi hingga ke daerah Cipanas.
Hal tersebut sangat berarti bagi warga sekitar, karena memunculkan
‘lahan kerja’ bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti
halnya Pak Jamaludin. Keramaian lalu-lintas kawasan wisata Puncak
memang tak terbantahkan lagi, dengan panorama alam yang
menakjubkan, menjadikan Puncak sebagai tempat tujuan wisata yang
dapat menghilangkan penat rutinitas kegiatan sehari-hari. Menurut Pak
Jamal, per harinya beliau dapat penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu
rupiah, cukup tidaknya penghasilan tersebut ia terima dengan lapang
dada. “Setiap hari paling saya dapat 20 rebu kalau lagi sepi, kalau lagi
rame saya bisa mendapatkan uang sekitar 50 rebu. Penghasilan berapa
pun saya mah terima-terima aja, yang penting masih bisa makan”
ujarnya dengan logat bahasa sunda yang kental.
Profesi Pak Jamal sebagai tukang parkir jalanan justru kontradiktif dengan
kebijakan pemerintah tentang ketersedian ruang parkir dalam Undang-
undang No. 22 tahun 2009 Pasal 34 ayat 3. Undang-undang tersebut
menyatakan bahwa fasilitas parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya
dapat diselenggarakan di tempat tertentu yaitu pada jalan kabupaten,
jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan rambu lalu
lintas dan atau Marka Jalan.
Di era sekarang dengan daya persaingan yang tinggi, Pak jamal tidak
memiliki pilihan pekerjaan lain. Pendidikan terakhirnya yang tidak sampai
tamat sekolah dasar membuatnya sulit mencari pekerjaan. Walau dengan
penghasilan yang sangat pas-pasan ia tetap bertahan dalam
pekerjaannya. Tak terbayangkan olehnya jika harus kehilangan pekerjaan
yang telah bertahun-tahun ia geluti. Karena pekerjaannya ini, Pak Jamal
begitu dikenal oleh warga sekitar bahkan ia dikenal oleh para petugas
Polantas.
Selain peduli akan kondisi jalanan, Pak Jamal juga begitu peduli terhadap
keluarganya. Setiap ia pulang dari tugasnya, Pak Jamal langsung
memberikan penghasilannya kepada istrinya. Selanjutnya ia menghampiri
anaknya yang semuanya masih duduk di bangku sekolah. Pak Jamal
membagi-bagi pula penghasilannya kepada seluruh anaknya secara
merata.
Harapan Pak Jamal, jika memang ada kebijakan dari pemerintah yang
berkaitan dengan pekerjaannya sebagai tukang parkir hendaknya
disosialisasikan kepada beliau. Dan ia pun mengharapkan adanya
pelatihan atau pengarahan tentang aturan-aturan lalu lintas yang ada.
“Peraturan lalu-lintas tentu harus kami taati, namun kami harus tahu dan
mengerti tentang peraturan tersebut” ujarnya.