Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Banyak virus tanaman, khususnya virus tanaman yang persistent –propagatif, yang dapat
menginfeksi sayuran, buah-buahan dan produk pertanian lainnya. Virus tanaman propagansi
yang persisten dapat menyebabkan gejala penyakit yang serius pada tanaman pertanian. Virus
tanaman yang bersifat propagansi persisten dapat menemukan strategi pertahanan yang
berbeda ketika mereka bereplikasi pada serangga vektor dan tanaman inang.
Penyakit tungro pada padi disebabkan oleh 2 virus yakni Rice tungro bacilliform virus
(RTBV) dan Rice tungro spherical virus (RTSV). Virus pada tanaman sebagian besar
bergantung pada serangga vektor untuk transmisi. RTSV dan RTBV ini ditularkan oleh
Nephotettix sp secara semi-persisten dan vektor yang paling spesifik adalah Nephotettix
virescens.Rise stripe virus (RSV) merupakan virus persisten-propagasi yang ditularkan oleh
wereng coklat kecil (Laodelphax striatellus,Fallen) dan dapat menyebabkan penyakit berat
pada padi (Yang,et.al,2018). Ciri tanaman yang terinfeksi oleh virus ini adalah menjadi
kerdil, perubahan warna pada daun menjadi menguning, kuning-oren karena tereduksinya
warna daun (Hibino dan Cabauatan,1987).
Wereng sendiri dapat menularkan virus bersama-sama dengan RTSV/RTBV atau masing-
masing. Kapasitas transmisi pada RTBV tetap aktif selam 4-5 hari dan pada RTSV akan tetap
aktif selam 2-4 hari. Serangga vektor memperoleh RTSV dari tanaman yang terinfeksi oleh
RTSV sendiri, namun tidak dapat memperoleh RTBV dari tanaman yang terinfeksi oleh
RTBV sendiri. RTSV kadang-kadang disebut sebagai tanaman “piconavirus”, karena terdapat
beberapa fitur umum antara RSTV dengan hewan picor-navirus. Kemudian RNA
Polyadenylated berantai tunggal dari RSTV ini terdiri dari 12.180 nukelotida yang mengkode
pyloprotein 393 kDa (Hibino,1996).
Dalam mengembangkan tanaman padi transgenik virus-resistent diterapkan penerapan
interferensi RNA (RNAi) yang telah memberikan hasil yang menjanjikan. Shimizu,et.al
(2009) telah berhasil mengembangkan tanaman padi transgenik yang tahan terhadap virus ini,
dengan menggunakan pengulangan terbalik gen yang menyandikan Pns9 dan Pns 12 dalam
virus kerdil empedu beras (RGDV) dan virus kerdil padi (RDV). Small infering RNAs yang
terlibat dalam proses antiviral RNAi juga berpotensi mengubah transkriptom tuan
rumah.Gangguan gen virus tunggal oleh RNAi dapat menyebabkan fenotipe tahan virus.
Kemudian Tyagi,dkk (2008), melaporkan pembuatan konstruk yang membawa pengulangan
terbalik gen yang mengkode protein ORF-IV dari RTBV.
Tanaman padi yang bertransformasi dengan konstruksi ini menunjukkan titer virus yang
lebih rendah, dan salah satu dari 2 baris menunjukkan gelaja yang sangat ringan
(Tyagi,et.al,2008). Kemudian baru-baru ini Verma,et.al (2012) menemukan tertundanya
akumulasi virus dan penularan virus yang rendah dari beras transgenik yang
mengekspersikan RTSV RNA secara berlebihan. Kemudian Huet,et al (1999) menargetkan
over ekspresi dari bentuk replikasi RTSV dalam beras dan menemukan beras trasngenik yang
akan diimunisasi dari infeksi RSTV. Kelompok yang sama juga menemukan over ekspresi
protein mantel RTSV dalam beras, dapat memberikan perlindungan moderat terhadap infeksi
RTSV (Sivamani,et al,1999). Dalam hal ini, peneliti menciptakan tanaman padi transgenik
yang mampu menghasilkan small infering RNA terhadap gen pengkode protein mantel 1
(CP1), protein mantel 2 (CP2), protein mantel 3 (CP 3) atau Nucleotida triphosphate-
binging protein (NTP) dari RSTV yang bertujuan untuk mengembangkan tanaman padi yang
tidak hanya resistent pada RTSV juga pada penyakit tungro.

Anda mungkin juga menyukai