KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.
1. Pengelolaan
1
2
2. Administrasi
Prayudi Admosudirjo dalam Dachnel Kamars (2004:2), mengemukakan
Administrasi adalah sesuatu yang terdapat di dalam suatu organisasi modern dan
yang member hayat kepada organisasi tersebut, sehingga organisasi itu dapat
berkembang, tumbuh dan bergerak. Selanjutnya Sondang Siagian dalam Dachnil
kamars (2004 :2) berpendapat, administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan ( 1977:217), bahwa dan Administrasi adalah merupakan kerja
manusia dan manusia, lembaga yang dan manusia, atau lembaga da lembaga
dengan memamfaatkan segala fasilitas yang tersdia, baik materil, personil dan
financial untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efesien.
Berdasarkan uraian pengertian tentang administrasi di atas, dapat diambil
unsur-unsur sebagai berikut ; (a) Proses, Maksudnya itu ukan hasil suatu
pekerjaan yang menjadi ukuran kerjasama dan bukan oleh seseorang saja, (b)
menyelesaikan, maksudnya kelompok itu hendaklah dapat menyelesaikan sesuatu
yang menjadi tujuan bersama, artinya jika kelompok tidak dapat menyelesaikan
sesuatu maka kerjasama tidak berhasil dan tujuan yangakan dicapai. (c) Sesuatu,
maksudnya bias pekerjaan fisik, seperti mengarang buku, membuat makalah
kelompok, dan menyusun rencana pelajaran. (d) tujuan bersama, maksudnya apa
yang dikerjakan sesuatu berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan bersama,
dan tidak menyimpang dari itu. Kalau kelompok ini mengerjakan hal yang
lainyang bukan merupakan tujuan bersama, maka kerjasama antara orang-
orang.itu akan mudah pecah atau menyimpang dari kesepakatan semula.(e), secara
efektif, maksudnya agar tujuan yang akan diselesaikan mendekati atau sesuai
dengan sasaran yang direncanakan dan tidak berkelebihan. (f), Secra efesien,
maksudnya tujuan yang diselesaiakan dapat dicapai dengan waktu, tenaga, dana
yang wajardan tidak berkelebihan.
4
3. Sekolah
Menurut Nawawi dalam Syaiful (2004 : 53) Sekolah tidak boleh
diartikan hanya sekedar sebuah ruangan atau gedung atau tempat anak
berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan. Akan tetapi,
sekolah sebagai lembaga yang mendukungnya sebagai suatu sistem nilai.
Di sisi lain, Postman dan Weingertner dalam Syaiful (2004:53)
mengemukakan “ School as institution is the specific set of essential
function is serves in our society“ Sekolah didefinisikan sebagai insitusi yang
spesifik dari seperangkat fungsi-fungsi yang mendasar dalam melayani
masyarakat. Reimer dalam Syaiful (2004 : 53), mengemukakan bahwa
sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok
umur tertentu dalam ruang kelas yang dipimpin guru untuk mempelajari
kurikulum yang bertingkat.
Gorton dalam syaiful (2004:53) mendefinisikan bahwa, sekolah
adalah suatu sistem organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah orang
yang bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan sekolah sebagai
tujuan instruksional.
Sedangkan Illich dalam Soebagio (2000: 37) mendefinisikan
sekolah sebagai sebagai proses kematangan usia dalam hubungan dengan
guru dalam rangka memenuhi panggilan waktu kehadiran pada satu
susunan kurikulum yang ditentukan. Menurut Illich sekolah dapat
dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut:
a. Usia
Sekelompok anak anak sekolah sesuai dengan usianya,
pengelompokan ini tidak mampu menjawab permasalahan pokok,
yaitu anak anak sekolah, anak anak belajar disekolah atau anak anak
hanya dapat diajar disekolah
5
c. Kehadiran penuh
Dalam hubungan ini diartikan fungsi guru sebagai pelindung
murid murid, bertindak sebagai pemabawa acara yang dapat membimbing
anak anak melalui suatu labirini ritual. Selanjudnya Wayne dalam Subagio
(2000:37) menyatakan bahwa sekolah adalah sistem interaksi sosial, suatu
organisasi keseluruhan terdiri dari atas interaksi pribadi terikat bersama
dalam suatu hubungan organik.
Selanjudnya, Abdul Rajak Husain (1995 : 19-20), menguraikan
bahwa ; (1) Satuan pendidikan yang disebut sekolah, merupakan bagian
dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Satuan
Sedangkan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar,
kursus, dan satuan pendidikan yang sejenis. Satuan Pendidikan dapat
berwujud sebagai sekolah,kursus, kelompok belajar, atau pun bentuk lain,
baik yang menempati bangunan tertentu maupun yang tidak, seperti
satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh.(2).
Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan
disekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah
pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan
belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian sekolah yang
diuraikan di atas dapat disimpulkan, yaitu sebagai berikut: (1).Sekolah
merupakan jenjang dari suatu pendidikan yang kegiatannya berkesinambu
ngan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. (2). Sekolah adalah
sebagai suatu lembaga atau organisasi yang diberi wewenang untuk
6
D. Pembinaan
Pembinaan adalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari fungsi pokok manajemen. Miftah Thoha (1990:7) menekankan bahwa
pembinaan adalah mengandung pengertian pada hasil yang lebih baik.
Pembinaan dipandang sebagai suatu proses perubahan menjadi lebih baik.
Pandangan ini tidak melihat kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan
namun penekanannya lebih pada bagaimana hasil yang dapat dari proses
pembinaan tersebut. Proses tersebut dapat berupa pertumbuhan, peningkatan
ataupun kemajuan.
Menurut Wahjosumidjo (1995:241) pembinaan adalah usaha atau
kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan
7
pola pikir, sikap mental, perilaku serta minat dan bakat untuk mendukung
tercapainya tujuan lembaga. Oleh karena itu semestinya, pembinaan harus
dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
lebih dari yang dipunyai orang yang akan dibinanya.
B. Kerangka Berpikir
Mempedomani Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor, 0296/U/1996, menyatakan bahwa; tugas dan fungsi dari kepala sekolah
terdiri dari ; (1), Edukator, (2), Manajer, (3), Administrator, (4), Supervisor,
(5), Leader, (6), Inovator, dan ( 7), Motivator.
Atas tugas dan fungsi tersebut, kepala sekolah akan dapat memainkan
perannya untuk melaksanakan berbagai kegitan yang pada khususnya dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah. Berdasarkan dengan hal itu, maju mundur,
berhasil atau tidaknya sekolah dalam mewujudkan kualitas pendidikan sangat
ditentukan peranan dari kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola
sekolah.
Bertolak dari urain di atas, “ Melalui Pembinaan berkelanjutan Kepala
sekolah akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
administrasi di sekolah. Hal tersebut adalah merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan tugas dan fungsi kepala sekolah secara manajerial.
D. Hipotesis Tindakan.
Bertolak dari uraian permasalahan, kajian tiori, serta kerangka berpikir,
dan penelitian yang relevan di atas, maka rumusan hipotesis tindakan yang
akan di uji dalam penelitian. Adalah sebagai berikut;
“ Pembinaan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kemampuan Kepala
sekolah dalam pengelolaan administrasi di sekolah “.