Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori.
1. Pengelolaan

Menurut Robert (2002:27), mengemukakan bahwa pengelolaan adalah


suatu bagian dari kegiatan manajemen. Oleh karena itu wajar jika terlebih dahulu
perlu dikenali substansi yang akan di kelola baik bentuk, sifat maupun filosofi
yang terkandung di dalamnya. Kemudian Poerwadarminta (1976:469),
pengelolaan merupakan penyelenggaraan dari suatu kegiatan.
Ahmad Rohani ( 1991:2), pengelolaan mengacu pada suatu upaya untuk
mengatur ( memenej, mengendalikan) aktivitas pendidikan berdasarkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip pendidikan untuk mensukseskan tujuan
pendidikan agar tercapai secara lebih efektif, efisien dan produktif yang
diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, dan diakhiri dengan
penilaian, dan dari penilaian akan dapat dimanfaatkan sebagai feedback
(umpan balik) bagi perbaikan pendidikan lebih lanjut.
Pengelolan pendidikan bukan konsep atau praktek yang sederhana, tetapi
besifat kompleks, menjadi dan tanggungjawab semua komponen. Pengelolaan
pendidikan berkaitan erat pengembangan potensi manusia (peserta didik),
perubahan dan pembinaan dimensi-dimensi kepribadian peserta didik.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan para pakar dapat disimpulkan
bahwa; pengelolaan mengandung pengertian pengaturan yang dilakukan melalui
proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Beragam pendapat dari para pakar mengenai pengertian dan difinisi
strategi. Menurut Brown dalam Salusu ( 1996:52), strategi berarti keseluruahn
tindakan yang ditetapkan sebagai aturan dan yang direncanakan oleh suatu

1
2

organisasi. Dalam Poerwadarminta (1976:965), strategi merupakan suatu siasat


atau akal untuk mencapai suatu tujuan. Salusu ( 1996:52), mendefinisikan strategi
sebagai seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasaran
dengan melakukan hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan. Selanjutnya menurut Homby (1974:72), strategi adalah
merupakan skill atau ketrampilan dalam mengatur urusan apapun.
Puadi Alfajri (2006:11), memberikan kesimpulan strategi merupakan
upaya sistematis yang dilakukan dengan memperhatikan semua aspek yang
mendukung atau menghambat untuk kemudian mengarahkan perilaku atau
kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara tepat atau efektif dan efisien.
Berbagai pendapat di atas jelas strategi adalah merupakan upaya atau
usaha yang terencana secara sistematis yang dilakukan dengan memperhatikan
semua aspek yang mendukung atau yang menghambat untuk kemudian diarahkan
untuk mencapai suatu sasaran yang efektif dan efisien.
Pengelolaan merupakan salah satu fungsi pokok dari manajemen,
Menurut Mulyasa (2004:20), fungsi pokok manajemen yaitu: perencanaan,
pelaksannaan, pengawasan, dan pembinaan. Tetapi Terry dalam Kamars
(2004:62), masukkannya kedalam salah satu fungsi manajemen.Yang menurutnya
“ actuating is getting all the members of the group to want to acting and to
strive to achieve mutual objectives they want to achieve them“
Maksudnya, pelaksanaan adalah perolehan semua anggota kelompok yang mau
berusaha keras untuk mencapai tujuan tujuan bersama (antar orang-orang dan
organisasi) karena mereka mau mencapai tujuan tujuan itu.
Dachnel ( 2004:62), mengartikan pengelolaan dengan istilah executing
sebagai fungsi dari manajemen mempunyai pengertian sebagai usaha
tindakan yang menekankan kerja dengan orang-orang lain yang memiliki
keinginan, semangat dan tenaga untuk mencapai tujuan organisasi dan sekaligus
tujuan orang-orang yang bekerja pada organisasi itu.
Bedasarkan pendapat dari pakar dalam uraian di atas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa pengelolaan adalah merupakan usaha setelah adanya
perencanaan yang didukung oleh anggaran dan jumlah serta kualitas tenaga,
3

disusun dengan pengorganisasian yang baik.

2. Administrasi
Prayudi Admosudirjo dalam Dachnel Kamars (2004:2), mengemukakan
Administrasi adalah sesuatu yang terdapat di dalam suatu organisasi modern dan
yang member hayat kepada organisasi tersebut, sehingga organisasi itu dapat
berkembang, tumbuh dan bergerak. Selanjutnya Sondang Siagian dalam Dachnil
kamars (2004 :2) berpendapat, administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan ( 1977:217), bahwa dan Administrasi adalah merupakan kerja
manusia dan manusia, lembaga yang dan manusia, atau lembaga da lembaga
dengan memamfaatkan segala fasilitas yang tersdia, baik materil, personil dan
financial untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efesien.
Berdasarkan uraian pengertian tentang administrasi di atas, dapat diambil
unsur-unsur sebagai berikut ; (a) Proses, Maksudnya itu ukan hasil suatu
pekerjaan yang menjadi ukuran kerjasama dan bukan oleh seseorang saja, (b)
menyelesaikan, maksudnya kelompok itu hendaklah dapat menyelesaikan sesuatu
yang menjadi tujuan bersama, artinya jika kelompok tidak dapat menyelesaikan
sesuatu maka kerjasama tidak berhasil dan tujuan yangakan dicapai. (c) Sesuatu,
maksudnya bias pekerjaan fisik, seperti mengarang buku, membuat makalah
kelompok, dan menyusun rencana pelajaran. (d) tujuan bersama, maksudnya apa
yang dikerjakan sesuatu berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan bersama,
dan tidak menyimpang dari itu. Kalau kelompok ini mengerjakan hal yang
lainyang bukan merupakan tujuan bersama, maka kerjasama antara orang-
orang.itu akan mudah pecah atau menyimpang dari kesepakatan semula.(e), secara
efektif, maksudnya agar tujuan yang akan diselesaikan mendekati atau sesuai
dengan sasaran yang direncanakan dan tidak berkelebihan. (f), Secra efesien,
maksudnya tujuan yang diselesaiakan dapat dicapai dengan waktu, tenaga, dana
yang wajardan tidak berkelebihan.
4

3. Sekolah
Menurut Nawawi dalam Syaiful (2004 : 53) Sekolah tidak boleh
diartikan hanya sekedar sebuah ruangan atau gedung atau tempat anak
berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan. Akan tetapi,
sekolah sebagai lembaga yang mendukungnya sebagai suatu sistem nilai.
Di sisi lain, Postman dan Weingertner dalam Syaiful (2004:53)
mengemukakan “ School as institution is the specific set of essential
function is serves in our society“ Sekolah didefinisikan sebagai insitusi yang
spesifik dari seperangkat fungsi-fungsi yang mendasar dalam melayani
masyarakat. Reimer dalam Syaiful (2004 : 53), mengemukakan bahwa
sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok
umur tertentu dalam ruang kelas yang dipimpin guru untuk mempelajari
kurikulum yang bertingkat.
Gorton dalam syaiful (2004:53) mendefinisikan bahwa, sekolah
adalah suatu sistem organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah orang
yang bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan sekolah sebagai
tujuan instruksional.
Sedangkan Illich dalam Soebagio (2000: 37) mendefinisikan
sekolah sebagai sebagai proses kematangan usia dalam hubungan dengan
guru dalam rangka memenuhi panggilan waktu kehadiran pada satu
susunan kurikulum yang ditentukan. Menurut Illich sekolah dapat
dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut:

a. Usia
Sekelompok anak anak sekolah sesuai dengan usianya,
pengelompokan ini tidak mampu menjawab permasalahan pokok,
yaitu anak anak sekolah, anak anak belajar disekolah atau anak anak
hanya dapat diajar disekolah
5

b. Hubungan guru dengan murid


Secara difinitif yang dimaksud dengan anak anak disini, adalah
siswa, Lingkungan ( Millieu ) bagi anak anak menciptakan pesan
yang tak terbatas untuk menilai guru. Sekolah merupakan insitusi
yang dibangun diatas aksioma, bahwa belajar adalah hasil belajar

c. Kehadiran penuh
Dalam hubungan ini diartikan fungsi guru sebagai pelindung
murid murid, bertindak sebagai pemabawa acara yang dapat membimbing
anak anak melalui suatu labirini ritual. Selanjudnya Wayne dalam Subagio
(2000:37) menyatakan bahwa sekolah adalah sistem interaksi sosial, suatu
organisasi keseluruhan terdiri dari atas interaksi pribadi terikat bersama
dalam suatu hubungan organik.
Selanjudnya, Abdul Rajak Husain (1995 : 19-20), menguraikan
bahwa ; (1) Satuan pendidikan yang disebut sekolah, merupakan bagian
dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Satuan
Sedangkan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar,
kursus, dan satuan pendidikan yang sejenis. Satuan Pendidikan dapat
berwujud sebagai sekolah,kursus, kelompok belajar, atau pun bentuk lain,
baik yang menempati bangunan tertentu maupun yang tidak, seperti
satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh.(2).
Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan
disekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah
pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan
belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian sekolah yang
diuraikan di atas dapat disimpulkan, yaitu sebagai berikut: (1).Sekolah
merupakan jenjang dari suatu pendidikan yang kegiatannya berkesinambu
ngan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. (2). Sekolah adalah
sebagai suatu lembaga atau organisasi yang diberi wewenang untuk
6

menyelenggarakan kegiatan proses pembelajaran, (3) Sekolah adalah


sebagai suatu organisasi memiliki persyaratan tertentu seperti, sejumlah
orang, tujuan, prosudur, aturan aturan yang harus dipenuhi, (4). Sekolah
adalah merupakan bagian terkecil dari masyarakat, bangsa dan negara,
keberadaannya sangat tergantung kepada keberadaan masyarakat
disekitarnya, (5). Sekolah adalah merupakan wadah pertemuan antara
guru dan murid, siswa untuk transformasi nilai nilai budaya, pengemba-
ngan pengetahuan, dan keterampilan
Uraian di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa sekolah sebagai
Satuan dan jalur dari pendidikan sebagai jenjang dari pendidikan formal.
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan sesuai dengan
undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, yang sebagaimana terdapat pada Bab II pasal 3,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

D. Pembinaan
Pembinaan adalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari fungsi pokok manajemen. Miftah Thoha (1990:7) menekankan bahwa
pembinaan adalah mengandung pengertian pada hasil yang lebih baik.
Pembinaan dipandang sebagai suatu proses perubahan menjadi lebih baik.
Pandangan ini tidak melihat kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan
namun penekanannya lebih pada bagaimana hasil yang dapat dari proses
pembinaan tersebut. Proses tersebut dapat berupa pertumbuhan, peningkatan
ataupun kemajuan.
Menurut Wahjosumidjo (1995:241) pembinaan adalah usaha atau
kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan
7

pola pikir, sikap mental, perilaku serta minat dan bakat untuk mendukung
tercapainya tujuan lembaga. Oleh karena itu semestinya, pembinaan harus
dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
lebih dari yang dipunyai orang yang akan dibinanya.

E. Pembinaan / bimbingan Berkelajutan

Frank Parson. 1951 (dalam RM Fatihah ) menyatakan, “pembinaan


melalui bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan
mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Chiskon 1959 (dalam
RM Fatihah ) menyatakan, “bimbingan membantu individu untuk lebih
mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”
Selanjutnya Bernard dan Fullmer 1969 ( dalam RM Fatihah )
menyatakan, ” bahwa pembinaan melalui bimbingan dilakukan untuk
meningkatkan perwujudan diri individu.” Dapat dipahami bahwa bimbingan
membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia “ bimbingan adalah
petunjuk penjelasan cara mengerjakan sesuatu,tuntutan.”
Dari beberapa pengertian pembinaan atau bimbingan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembinaan atau bimbingan adalah pemberian
bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan
oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untukitu,dimaksudkan
agar individu dapat memahami dirinya, lingkungann, serta dapat
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya
dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua,
”berkelanjutan adalah berlangsung terus menerus, berkesinambungan.”
Berdasar- kan pengertian bimbingan dan berkelanjutan dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa bimbingan berkelanjutan adalah pemberian bantuan yang
diberikan seorang ahli kepada seseorang atau individu secaraberkelanjutan
8

Berlangsung secara terus menerus untuk dapat mengembangkan yang


diberikan seorang ahli kepada seseorang atau individu secara berkelanjutan
berlangsung secara terus menerus untuk dapat mengembangkan potensi
dirinya secara optimal dan mendapat kemajuan dalam bekerja.

B. Kerangka Berpikir
Mempedomani Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor, 0296/U/1996, menyatakan bahwa; tugas dan fungsi dari kepala sekolah
terdiri dari ; (1), Edukator, (2), Manajer, (3), Administrator, (4), Supervisor,
(5), Leader, (6), Inovator, dan ( 7), Motivator.
Atas tugas dan fungsi tersebut, kepala sekolah akan dapat memainkan
perannya untuk melaksanakan berbagai kegitan yang pada khususnya dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah. Berdasarkan dengan hal itu, maju mundur,
berhasil atau tidaknya sekolah dalam mewujudkan kualitas pendidikan sangat
ditentukan peranan dari kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola
sekolah.
Bertolak dari urain di atas, “ Melalui Pembinaan berkelanjutan Kepala
sekolah akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
administrasi di sekolah. Hal tersebut adalah merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan tugas dan fungsi kepala sekolah secara manajerial.

C. Temuan Penelitian Yang relevan.


Abadul Hakim ( 2006 ), yang berjudul “ Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam penerapan manajemen berbasis sekolah pada SMA Negeri I
Sawahlunto “ ( Thesis ; UNP Padang ), menyatakan bahwa ; Peranan
Kepala sekolah dalam penerapan manajemen berbasis sekolah yang
meliputi: Kepala sekolah sebagai; (1) pemimpin, (2) manajer, (3) Pendidik,
(4) Motivator, (5) Asministrator, (6) Supervisor, (7) Inovator. Sangat
dipoerlukan untuk menuju sekolah yang berkualitas.
9

D. Hipotesis Tindakan.
Bertolak dari uraian permasalahan, kajian tiori, serta kerangka berpikir,
dan penelitian yang relevan di atas, maka rumusan hipotesis tindakan yang
akan di uji dalam penelitian. Adalah sebagai berikut;
“ Pembinaan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kemampuan Kepala
sekolah dalam pengelolaan administrasi di sekolah “.

Anda mungkin juga menyukai