Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
yang dilaksanakan pada tingkat sekolah, dan pelaksanaannya berupaya untuk
meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi
sekolah melalui pembinaan yang berkelanjutan.
Penelitian tindakan sekolah ( School action research ) ini dimaksud
untuk pemecahan masalah dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas
berkaitan dengan hal-hal yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam pengelolaan
sekolah. Ciri-ciri dari penelitian School action research sebagaimana
dikemukan Maryunis (2003 :113) adalah : diawali dengan adanya yang tidak
beres dalam praktek pendidikan, dan dapat juga diawali dengan adanya idea tau
gagasan untuk melakukan perbaikanatau perubahan. Maka, berkaitan dengan
penelitian ini perubahan diarahkan untuk peningkatan kemampuan kepala
sekolah dalam pengelolaan adminstrasi di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang
menyangkut perilaku seseorang atau kelompok disatu lokasi tertentu disertai
dengan permasalahan tertentu yang diteliti terhadap suatu perlakuan dan
mengkaji samapi sejauh mana dampak perlakuan itu terhadap perilaku yang
sedang di teliti. Pengkajian yang dilakukan dalam bentuk mengubah,
memperbaiki , dan meningkatkan mutu perilaku itu dan menghilangkan aspek-
aspek negative dari perilaku yang sedang di teliti. Sudarsono (2001:3)
menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas/ sekolah merupakan Suatu
proses dimana peneliti ( pengawas sekolah ) dengan yang diteliti( kepala
sekolah ) menginginkan terjadinya perbaikan, meningkatkan, dan perubahan
dalam pengelolaan administrasi sekolah yang lebih baik agar tujuan
peningkatan mutu pendidikan tercapai secara optimal.

17
18

Sehubungan itu,type dan krakteristik penelitian tindakan ini,


mempedomani Skrritt (1996:4) yang membedakan antara tekinik ( technical ),
praktik ( practical ), dan kebebasan ( emansipatory ). Hal ini digambarkan
seperti tabel berikut ini;

Tabel 1 : Tipe Penelitian Tindakan dan Kraktristik Utamanya


Hubungan antara
Tipe Penelitian Tujuan Peran Fasilitator fasilitator dan
Tindakan peserta

Efektifitas / efesiensi Ahli dari luar Pilihan kerjasama


TEKNIK dari paraktik Pendidi ( dari praktisi yang
kan pengembangan tergantung pada
profesional fasilitator)
Sebagai (1) transfor Peran socratik, me Kerjasama ( proses
PRAKTIK masi pemahaman ningkatkan partisi Konsultan )
praktisi dari pemaha pasi & reflektif
man mereka sendiri
Sebagai (2) Emansi Proses moderator Kaolaborasi
EMANSIPATORY pasi peserta dari tra ( tanggung jawab
( Kebebasan & disi perintah, penipu dibagi rata dengan
Kemerdekaan ) an, pribadi, paksaan. peserta )
Kritik mereka terha
dap transformasi
sistematisasi birok
rasi dari organisasi
dan system pendidi
kan

Gambaran dari tabel di atas, bahwa penelitian tindakan teknik


bertujuan untuk meningkatkan efektifitas praktik pendidikan atau manjerial.
Penelitian tindakan praktik merupakan tambahan efektifitas yang bertujuan
pada pemahaman praktisi dan pengembangan profesi. Peran peneliti adalah
socartik dalam meningkatkan kebebasan paraktik dan refleksi pribadi.
Sedangkan penelitian tindakan emansipatory ( kebebasan ) adalah bertujuan
tidak hanya peningkatan teknik dan praktik, akan tetapi pemahaman ditekankan
pada peserta, seiring dengan tarnsformasi dan perubahan dalam ikatan kondisi
yang ada.
19

Berkaitan dengan praktik penelitian tindakan. Natawijya (1988:12)


menguraikan tentang alur kerja kegiatan penelitian tindakan seperti bagan yang
terdapat dibawah ini ;

Bagan 3. : Alur Kerja Penelitian Tindakan.

Perubahan
AWAL RENCANA AKHIR PERENCANAAN
TINDAKAN Perbaikan
Peningkatan

Observasi Observasi Observasi

Keadaan Upaya Perubahan Keadaan sesudah dilakukan


Sebelum Tindakan dengan dilaksanakan Tindakan
Tindakan

Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan melalui empat tahap yaitu ;


Planning, Action, Observation, dan Reflection ( Mc. Niff dalam Maryunis.
1988 ), dengan uraian sebagai berikut;
1. Planning ( Perencanaan ), merupakan tahapan awal yang harus dilakukan.
Diharapkan Perencanaan tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel
untuk menerima akibat-akibat yang tak terduga dan dengan rencana
tersebut sevara dini dapat mengatasi hambatan.
2. Action ( tindakan ) merupakan penerapan dari rencana yangb telah dibuat
berupa suatu penerapan strategi dalam pembinaan tertentu yang bertujuan
untuk memperbaiki dan mempergunakan strategi yang sedang berjalan.
3. Observation ( Pengamatan ), bertujuan untuk melihat dan
mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan,
akibat-akibat dari tindakan, lingkungan, dan hambatan-hambatan yang
muncul.
20

4. Reflection ( refleksi ) meliputi kegiatan analisis, sintesis, penafsiaran,


menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi untuk memperbaki
pada pertemuan selanjutnya.
Selanjutnya, sebagai patokan untuk menjalankan penelitian ini, adalah
berpedoman kepada model Kemmis dan Mc. Taggar ( 1988:10), dengan
langkah-langkah sebgai berikut;
1. Mengembangkan rencana tindakan yang akan yangv akan dilakukan
untuk memperbaiki stuasi yang terjadi.
2. Melakukan tindakan untuk menjelaskan rencana
3. Mengamati dampak dari stuasi yang disampaikan dalam konteks kejadian
4. Merefleksikan dampak tersebut sebagai dasar perencanaan dan seterusnya
hingga terbentuk sebuah siklus
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilaksanakan
dengan terlebih dahulu di awali dengan orientasi kondisi, petencanaan,
tindakan , observasi, dan refleksi yang disebut sebagai siklus I. Selanjutnya
siklus II ditentukan oleh hasil dari refleksi siklusI dengan memperbaiki
perencanaan awal dan pemecahan berdasarkan masalah yang ada pada siklus
I, demikian untuk seterusnya sampai pada terjadi peningkatan hasil sesuai
dengan yang telah direncanakan.

B. Subjek dan Objek Penelitian


Sebagai subjek dari penelitian ini Kepala SMP Satu Atap Sikilang
Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memecahkan berbagai permasalahan-permasalahan yang
ada dalam pengelolaan administrasi sekolah disekolah tersebut. Sedangkan
yang menjadi objek atau pelaksana dari penelitian ini, adalah peneliti sendiri
yang juga adalah sebagai salah seorang dari pengawas sekolah pada SMP,
SMA, SMK Negeri/swasta di kabupaten Pasaman Barat.
Adapun sebagai penyebab atau alasan dipilihnya lokasi penelitian ini,
adalah dikarenakan adanya rasa kepedulian, dan tanggung jawab atas proses
21

manajemen atau pengelolaan yang terjadi pada sekolah tersebut, dan ingin
mencari jawaban terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi. Disisi lain
sekolah ini, adalah sekolah berlokasi didaerah terpencil, terisolir, dan
terisolasi. Sekolah ini didirikan untuk mensukseskan program wajib belajar
Sembilan tahun. Dengan melalui penelitian ini diharapkan tingkat
keberhasilannya akan dapat memberikan solusi dari permasalahan yang
terjadi. Akhirnya melalui penelitian ini peningkatan kemampuan kepala
sekolah akan dapat lebih baik untuk mengelola admintrasi sekolah yang lebih
baik.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian.


Sebagaimana di uraikan di atas, bahwa penelitian ini, dilakukan atau
yang menjadi lokasi dari penelitian, adalah SMAN 1 Luhak Nan Duo
Kabupaten Pasaman Barat. Sekolah ini berlokasi di kecamatan Luhak Nan
Duo dan berjarak lebih kurang 25 Km dari ibu kota kabupaten.
Penelitian ini dilakasanakan pada Akhir bulan Januari 2015, sampai
dengan pertengahan bulan Mei 2015, yang waktu efektifnya selama empat
bulan.

D. Prosodur Penelitian.
Penelitian Tindakan Sekolah ini, adalah menggunakan pemantauan ,
dan studi dokumen dengan cara mengumpulkan semua data yang diperlukan
melalui wawancara, dan instrumen untuk pemeriksaan dokemen adaministrasi
sekolah, sebagai sumber untuk pengambilan data jumlah kelas, siswa, guru dan
pegewai tata usaha. Instrumen adalah merupakan alat untuk menjaring data
tentang administrasi sekolah, ang juga merupakan indikator keberhasilan dari
kegiatan penelitian ini.
Komponen komponen kepala sekolah sebagai administrator meliputi
(1) aspek administtrasi Pemebelajaran, (2) Aspek Administrasi Kesiswaan,
(3) Administarsi Keuangan , (4) Administrasi Ketenagaan, (4) Administrasi
Sarana dan Prasarana, (5) Administrasi Umum ( persuratan ).
22

Proses pelaksanaan penelitian ini secara garis besar prosodurnya


melalui 4 ( empat ) tahap kegiatan pokok, yang diawali dengan terlebih dahulu
melalui kegiatan orientasi. Tahapan kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut ;
1. Orientasi
Orientasi dilakukan pada pertemuan awal untuk melihat
kemungkinan penyebab terjadinya permasalahan yang selama ini terjadi.
Orientasi dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang
bertujuan untuk menghimpun informasi-informasi factual yang dipandang
sebagai permasalahan pada pengelolaan administrasi di sekolah . Maka
hasil orientasi ini dijadikan bahan dasar dalam membuat perencanaan
untuk memulai suatu tindakan.
2. Perencanaan.
Pada tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan adalah
menyusun rencana penelitian tindakan yang diselenggarakan dalam proses
pengelolaan adminstrasi sekolah.Perencanaan disusun berdasarkan hasil
orientasi yang telah dilasanakan dan dipilih atas dasar pertimbangan
kemungkinan untuk dilaksanakan secara efektif dan situasional.
Sedangkan sifatnya adalah fleksibel sesuai dengan perkembangan yang
terjadi.
3. Tindakan
Berdasarkan rencana yang telah disusun, maka tahap selanjutnya
dalam penelitian adalah melakukan rencana yang telah disusun kedalam
bentuk tindakan. Proses tindakan disesuaikan dengan tuntutan materi yang
telah dipilih dan disesuaikan dengan jawal kegiatan setiap pertemuan dan
siklus
4. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan sepanjang proses kegiatan berlangsung
dengan menekankan pada aspek ketrampilan produk yang dihasilkan.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti sebagai observer, dan dibantu oleh
orang yang berasal dari fasilitor akademik sekolah, dan seorang pengawas
23

SD, hal ini karena faktor kondisi yang tidak memungkin adanya obsever
yang berasal dari pengawas sekolah jenjang pendidikan SMP.
5. Refleksi
Pada tahap ini dikumpulkan semua data yang dapat memberikan
informasi mengenai perkembangan proses tindakan, kemudian di analisis
permasalahan dan perkembangan yang terjadi. Kemudian disusun
rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus I untuk
dilaksanakan perbaikan pada kegiatan siklus ke 2, dan semikian pula
untuk seterusnya pada setiap siklus kegiatan. Hingga tindakan dirasakan
telah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan ketuntasan yang telah
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai