Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan upaya dalam

mewujudkan suatu tujuan dari negara. Dalam penyelenggaraan pembangunan

nasional bukan hanya sebagai tugas pemerintah, pemerintah hanya mewakili

kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan ini dilaksanakan

langsung oleh masyarakat dari tingkat global sampai tingkat terkecil yaitu

masyarakat desa.

Sejak diberlakukannya dana desa pemerintah desa mewajibkan

membentuk badan usaha untuk mensejahterakan masyarakat desa. Masyarakat

desa dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam mengalokasikan dana desa

dengan menggali potensi desa yang akan dikembangkan sebagai badan usaha

yang dikelola oleh masyarakat sendiri. Menurut Nelson, Bryant dan White

(1982:206) menyebutkan bahwa keterlibatan kelompok atau masyarakat

sebagai suatu kesatuan, dapat disebut partisipasi kolektif, sedangkan

keterlibatan individual dalam kegiatan kelompok dapat disebut partisipasi

individual. Partisipasi dari masyarakat itu sendiri akan menjadikan masyarakat

semakin mandiri tidak selalu tergantung pada pemerintah pusat. Pemerintah

hanya berperan sebagai pengawas lapangan karena badan usaha ini

sepenuhnya dikelola oleh masyarakat dan dengan persetujuan pemerintah

desa.

1
2

Penguatan badan usaha milik desa seperti yang diamanatkan oleh

Presiden Joko Widodo yang mewajibkan desa untuk menjalankan program

prioritas pemerintah. Program tersebut adalah menentukan produk unggulan

kawasan perdesaan (Prukades), mengembangkan badan usaha milik desa

(BUMDes), membangun embung air desa, dan membangun sarana olahraga

desa. Dengan berdasarkan program tersebut, diharapkan desa dapat

berkembang dengan sumber daya yang ada.

Wilayah desa memiliki potensi yang begitu besar, sumber daya alam

yang melimpah menjadi kelebihan yang dimiliki oleh desa, daerah perdesaaan

juga sangat cocok digunakan sebagai pemukiman karena dengan sumber daya

alam yang melimpah masyarakat dapat mengelolanya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bergantung pada pemerinta. Desa juga dapat

membangun sumber daya ekonomi dan keuangannya dalam rangka

meningkatkan perekonomian desa dan dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Kesejahteraan masyarakat desa akan dapat dirasakan jika

masyarakatnya mampu bekerjasama dan pemerintah desa yang mampu

memfasilitasi masyarakat untuk menggali sumber daya alam yang dimiliki

oleh desa yang dapat dikembangkan sebagai badan usaha yang dimiliki oleh

desa.

Kondisi masyarakat desa dapat digambarkan sebagai kelompok

masyarakat yang sebagaian besar kehidupannya bertumpu pada sumber daya

alam. Akan tetapi dengan sumber daya alam yang begitu melimpah

masyarakat perdesaan tidak dapat di samakan dengan masyarakat perkotaan.


3

Masyarakat perdesaan dibandingkan dengan masyarakat yang berada

diperkotaan sangat berbanding terbalik, daerah perdesaan dengan sumber daya

alam yang melimpah namun sumber daya manusia yang dimiliki masih

tergolong rendah dan keterbatasan infrastruktur yang masih kurang memadai.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah dan terbatasnya infrastruktur

mengakibatkan masyarakat masih banyak yang menjadi pengangguran.

70000 66630

60000
47759
50000
40015 38842 38678
40000
29539
30000
20000
10000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang, diolah

Gambar 1.1.
Data Jumlah Pengangguran Kabupaten Pemalang Tahun 2010-2015

Dari data tersebut menunjukan bahwa jumlah pengangguran di

Kabupaten Pemalang setiap tahun mengalami fluktuasi dengan jumlah

angkatan kerja tertinggi berada pada tahun 2010 dengan jumlah 66.630 dan

jumlah apengangguran terendah terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah

29.539. Dengan adanya data yang seperti itu menunjukan bahwa jumlah

pengangguran yang ada di Kabupaten Pemalang masih cukup tinggi. Padahal

jika dilihat sebenarnya Kabupaten Pemalang memiliki sumber daya alam yang

melimpah hanya saja lapangan pekerjaan yang disediakan di pemalang

memang masih sedikit. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada di pemalang


4

menjadikan masyarakat memilih untuk berpindah ke kota untuk mencari

pekerjaan. Potensi daerah yang dimiliki tidak membuat masyarakat mampu

untuk mengembangkan potensi tersebut. Padahal jika potensi daerah itu

dikembangkan oleh masyarakat dapat dijadikan sebagai peluang usaha untuk

dapat meningkatkan perekonomian daerah, sehingga dapat mengurangi

pengangguran yang ada di daerah. Berkurangya jumlah pengangguran bisa

menjadikan tingkat kemiskinan yang terjadi daerah tersebut juga ikut

terangkat, karena dapat melihat potensi daerah yang dapat dikembangkan

untuk meningkatkan ekonomi daerah.

270.00
261.20
260.00
251.70
250.00 246.80
241.70
240.00 236.98 235.5

230.00 227.08

220.00
210.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang, diolah

Gambar 1.2
Data Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Pemalang Tahun 2010-2016

Dari tabel data diatas, terlihat bahwa penduduk miskin di Kabupaten

Pemalang setiap tahun mengalami penurunan yang signifikan. Walaupun

dnegan garis kemiskinan yang setiap tahun mengalami kenaikan. Kemiskinan

yang terjadi akan mengakibatkan terlambatnya pembangunan suatu daerah.

Penguatan aspek ekonomi sudah seharusnya menjadi perhatian khusus oleh

pemerintah pusat untuk terus mengurangi kemiskinan. Dengan keadaan yang


5

seperti ini menjadikan masyarakat susah untuk berkembang. Masalah

kemiskinan seperti itu yang menjadikan pemerintah pusat lebih memfokuskan

pembangunan diwilayah daerah khususnya pada daerah pedesaan. Pemerintah

mampu mengetahui titik celah dari masalah yang ada pada setiap desa serta

kemudian langsung bertindak mencari solusi untuk dapat mengurangi

kemiskinan dengan fokus dalam meningkatkan ekonomi masyarakatnya

dengan mengembangkan potensi alam yang dimiliki oleh daerah. Potensi

daerah yang begitu banyak dapat dikembangkan lagi melalui unit yang lebih

kecil yaitu desa.

Pemerintah desa dapat membentuk suatu badan usaha yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa presiden mewajibkan setiap desa menjalakan

program prioritas seperti salah satunya adalah membentuk suatu badan usaha

yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang modalnya berasal dari

kekayaan desa itu sendiri seperti pertanian, pariwisata, perkebunan,

perdagangan, industri rumah tangga, dan lain sebagainya.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga desa yang

dikelola langsung oleh pemerintahan desa dan masyarakat dalam upaya

meningkatkan perekonomian desa dan potensi desa. Menurut UU No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 213 ayat 1 disebutkan “Desa

dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan

potensi desa”. Dijelaskan juga bahwa tujuan didirikannya BUMDes untuk

meningkatkan pendapatan asli desa dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa terutama dalam bidang perekonomian. Dalam meningkatkan


6

pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui BUMDesa pemerintah

mengeluarkan suatu peraturan yaitu pada Peraturan Pemerintah No 72 Tahun

2005 Pasal 78 tentang desa dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat desa, Pemerintah Desa mendirikan Badan Usaha Milik

Desa (ayat 1) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dalam

Peratuan Desa dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan (ayat

2) Bentuk Badan Usaha Milik Desa harus berbadan hukum (ayat 3).

Pengelolaan dalam BUMDes itu sepenuhnya dilaksanakan oleh

masyarakat desa tersebut, yaitu dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Kinerja

dari BUMDes itu sendiri yaitu dengan menampung kegiatan ekonomi

masyarakat dalam suatu kelembagaan ataupun badan usaha yang dikelola

secara professional sesuai dengan potensi desa yang ada. Dengan adanya

BUMDes dapat menjadikan bebagai macam potensi desa yang menjadi ciri

khas desa yang menjadikan usaha masyarakat desa yang ada menjadi lebih

berkembang dan produktif.

BUMDes sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di desa

yang memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi yang pada umumnya. Hal

tersebut dimaksudkan agar dengan adanya BUMDes ini mampu memberikan

kontribusi yang begitu baik untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.

BUMDes juga dapat menjadi instrumen dan dapat mengoptimalkan perannya

sebagai lembaga ekonomi yang legal dalam meningkatkan pendapatan desa

dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.


7

Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMDes dengan

lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu:

1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama,

2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%)

melalui penyertaan modal (saham atau andil),

3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari

budaya lokal (local wisdom),

4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi

pasar,

5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village

policy),

6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes,

7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,

anggota).

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut diupayakan tidak akan

memberatkan masyarakat, dimana dalam BUMDes ini akan dijadikan sebagai

usaha desa dalam menggerakan perekonomian desa. BUMDes juga tidak

hanya melayani anggota masyarakatnya sendiri, akan tetapi juga melayani

kebutuhan yang ada diluar desa dengan menetapkan harga sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di pasar. Dengan adanya BUMDes dapat memicu

semangat kewirausahaan dan kemandirian desa. BUMDes Bulakan Sejahtera


8

bisa dikatakan masih jalan di tempat karena strategi dari stakeholder desa

kurang maksimal.

Desa Bulakan merupakan salah satu dari 12 desa yang ada di

Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Desa Bulakan terdiri dari 5 dusun

yaitu Dusun Bulakan Barat, Dusun Bulakan Timur, Dusun Sawangan, Dusun

Dukuh Karang, Dusun. Dengan jumlah penduduk 11.334 jiwa terdiri dari

5.660 jiwa laki-laki dan 5.674 jiwa perempuan dengan 2.715 Kepala Keluarga

(KK). Dari masing-masing dusun tersebut pasti memiliki potensi yang

beragam. Dengan keberagaman potensi dari masing-masing dukuh ini lah

menjadikan salah satu daya tarik pemerintah desa untuk mengembangkan

potensi desa yang ada. Karakteristik dari daerah ini berada pada wilayah

dataran tinggi. Sehingga sebagian besar penduduknya memiliki pekerjaan di

bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan sektor wisata.

Desa Bulakan memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang

bernama “Bulakan Sejahtera”, didirikannya BUMDes Bulakan Sejahtera

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui usaha

pengembangan usaha pada sektor ekonomi produktif industri, perikanan dan

pertanian dan perkebunan serta sektor lainnya. Pengembangan usaha tersebut

dapat digunakan sebagai tempat peluang usaha bagi masyarakat desa untuk

dapat menggali potensi-potensi yang ada di desa.

Menurut AD/ART BUMDes Bulakan Sejahtera memiliki beberapa

unit usaha yang sesuai dengan potensi yang ada di Desa Bulakan, antara lain :
9

(1) Bisnis sosial (social business) sederhana yang memberikan pelayanan

umum kepada masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan

teknologi tepat guna, meliputi : air minum desa, usaha listrik desa, lumbung

pangan, dan sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya, (2) Bisnis

penyewaan (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat desa,

meliputi : Alat transportasi, perkakas pesta; gedung pertemuan; rumah toko;

dan barang sewa lainnya, (3) Usaha perantara (brokering) yang memberikan

jasa pelayanan kepada warga, meliputi : jasa pembayaran listrik, pasar desa;

dan jasa pelayanan lainnya, (4) Bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang

(trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas, meliputi : pabrik air

minum kemasan, hasil pertanian, sarana produksi pertanian; dan kegiatan

bisnis produksi, (5) Bisnis keuangan (financial business) yang memenuhi

kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha

ekonomi desa berupa pemberian akses kredit dan peminjaman yang mudah

diakses oleh mayarakat desa, (6) Usaha bersama (holding) sebagai induk dari

unit-unit usaha yang dikembangkan oleh masyarakat desa baik dalam skala

lokal desa maupun kawasan perdesaan, meliputi : desa wisata yang

mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat, dan kegiatan

usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya.

Dari beberapa kegiatan unit usaha yang ada di BUMDes Bulakan

Sejahtera, pemerintah desa memfokuskan unit desa wisata sebagai unit usaha

yang paling utama dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat. Adapun


10

unit usaha wisata tersebut antara lain kawasan Wisata Brama Kendali,

Kalipatah, Bendungan Royom, Bukit Pengungakan dan Hutan Romantis

adalah usaha pengelolaan potensi sumber daya alam yang akan dikembangkan

menjadi wisata desa.

BUMDes Bulakan belum mampu berkembang karena baru awal

pembentukan. Hal ini sangat disayangkan karena potensi yang dimiliki oleh

Desa Bulakan sangat banyak salah satu potensi di Desa Bulakan adalah

potensi sumber daya alamnya yang begitu melimpah seperti pada bidang

pariwisata. Jika potensi tersebut dikembangkan dengan strategi yang bagus

dan tepat maka tingkat ekonomi masyarakat bulakan akan meningkat.

Tabel 1.1.
Matriks permasalahan hasil dari pra survey terkait BUMDes Bulakan
Sejahtera

Permasalah Versi Pemerintah Versi Pengelola Versi


BUMDes Desa BUMDes Masyarakat
Manajemen Pengelola Manajemen Ketidakjelasan
BUMDes belum pengelolaan koordinasi antara
diperi pelatihan BUMDes belum pemerintah desa
dengan pengelola.
yang maksimal maksimal
Ekonomi Masyarakat masih Tidak Ada
banyak yang Tidak adanya kejelasan terkaitan
belum mau modal awal pendanaan
membuka usaha
sendiri
Promosi Belum Sudah Belum maksimal
memaksimalkan menggunakan karena jika dilihat
media sosial pengelola masih
memanfaatkan
media namun bingung apa yng
sosial media belum maksimal harus
dipromosikan
Sumber : pra-survey, 3 Oktober 2017, diolah
11

Berdasarkan hasil pra-survey yang telah dilakukan permasalahan yang

dihadapi dalam pengelolaan BUMDes Bulakan Sejahtera seperti :

1. Masih kurangnya manajemen dalam pengelolaan BUMDes secara

maksimal dan kurangnya koordinasi dengan pemerintah desa.

2. Masyarakat masih belum ada keinginan untuk membuka usaha sendiri dan

tidak adanya kejelasan terkain pendanaan.

3. Masih bingung dengan apa yang akan dipromosikan sehingga promosi

yang dijalankan kurang maksimal.

Strategi pengelolaan BUMDes Sejahtera terkendala dengan berbagai

hal, salah satunya kurang sinkronnya strategi antara pemerintah dengan

pengelola BUMDes. Padahal jika pemerintah desa dan pengelola BUMDes

dapat berjalan bersama dalam pengelolaan potensi desa maka dapat

mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa.

Dari pemaparan yang sudah dijelaskan sebelumnya maka penulis

merasa perlu untuk mengangkat sebuah judul dalam penelitian yang berjudul

“Strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat desa (Studi BUMDes Bulakan Sejahtera, Desa Bulakan,

Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang)”.


12

B. Batasan Masalah Penelitian

Agar penulisan penelitian ini lebih terfokus dan tidak menyimpang dari

tujuan awal yang direncanakan, maka penulis membatasi variabel

permasalahan yang diangkat. Maka dari itu penulis membatasi diri hanya

membahas yang berkaitan dengan strategi pengembangan BUMDes melalui

alternatif kebijakan manajemen, ekonomi, dan promosi.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana kondisi perekonomian masyarakat di Desa Bulakan ?

2. Bagaimana kondisi BUMDes Bulakan Sejahtera?

3. Bagaimana strategi pengembangan BUMDes yang harus diprioritaskan

dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Bulakan ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan dari

penilitian ini adalah :

1. Untuk mengetahi kondisi ekonomi masyarakat di Desa Bulakan.

2. Untuk mengetahui kondisi BUMDes Bulakan Sejahtera

3. Untuk mengetahui strategi pengembangan BUMDes yang harus

diprioritaskan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Bulakan.


13

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait

bagaimana strategi pengembangan BUMDes yang harus diprioritaskan

dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi terhadap keilmuan

yang selanjutnya dapat dikembangkan di Prodi Ilmu Ekonomi UMY

c. Memberikan pengetahuan kepada pembaca terkait sejauh mana strategi

pengembangan BUMDes yang harus diprioritaskan dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat desa

d. Mengembangkan teori organisasi masyarakat.

2. Bagi Penulis

a. Penulis dapat melihat dan dapat menerapkan ilmu yang didapatkan

selama menjadi mahasiswa di Ilmu Ekonomi UMY ke dalam sebuah

karya ilmiah.

b. Mengetahui sejauh mana strategi pengembangan BUMDes yang harus

diprioritaskan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa.

3. Bagi Desa

a. Memberikan kontribusi bagi desa untuk dapat melihat sejauh mana

strategi pengembangan BUMDes yang harus diprioritaskan dalam

menguatkan ekonomi masyarakat desa.

b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa terhadap potensi

yang dimiliki oleh desa.

Anda mungkin juga menyukai