Agus Sucipto
ESTIMASI BETA
Pengertian Beta
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i
mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio
mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian beta
merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau
portofolio relatif terhadap risiko pasar.
Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu
sekuritas atau portofolio suatu periode waktu tertentu. Jika fluktuasi return-return
sekuritas atau portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi dari return-return
pasar, maka beta dari sekuritas atau portofolio tersebut dikatakan bernilai 1.
Karena fluktuasi juga sebagai pengukur dari risiko (ingat bahwa varian return
sebagai pengukur risiko merupakan pengukur fluktuasi dari return-return terhadap
return ekspektasinya), maka beta bernilai 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik
suatu sekuritas atau portofolio sama dengan risiko pasar. Beta sama dengan 1 juga
menunjukkan jika return pasar bergerak naik (turun), return sekuritas atau
portofolio juga bergerak naik (turun) sama besarnya mengikuti return pasar. Beta
bernilai 1 ini menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar x%, secara rata-
rata, return sekuritas atau portofolio akan berubah juga sebesar x%.
Mengestimasi Beta
Mengetahui beta suatu sekuritas atau beta suatu portofolio merupakan hal
yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut. Beta suatu
sekuritas menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena
diversifikasi. Untuk menghitung beta portofolio maka beta masing-masing
sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari beta masing-masing sekuritas. Mengetahui beta masing-masing
sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke
dalam portofolio yang akan dibentuk.
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
Beta Pasar
Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis
return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya
selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan
asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-return pasar
adalah linier, maka beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis
diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi.
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
Contoh 1:
Return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10 minggu
tampak dalam tabel berikut ini.
15
14 •
13
12 • •
•
Return Saham A (%)
11 •
10 •
•
9 •
8 ••
7 •
6
5
3 4 5 6 7 8 9
Return Pasar (%)
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
3. Beta historis untuk sekuritas A dapat dihitung berdasarkan slope dari garis
lurus yang ditarik tersebut. Besarnya beta A dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
σim
βi = … … … … … … … . . (1)
σm 2
̅ it )(R mt − R
∑nt=1[(R it − R ̅ mt )]
βi = … … … … . . (2)
∑(R mt− R ̅ mt )2
αi = R̅ it − βi R
̅ mt … … … … … … … . (3)
Minggu RA Rm (𝑅𝐴 − 𝑅̅𝐴 ) (𝑅𝑚 − 𝑅̅𝑚 ) (𝑅𝐴 − 𝑅̅𝐴 )(𝑅𝑚 − 𝑅̅𝑚 ) (𝑅𝑚 − 𝑅̅𝑚 )2
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)x(5) (7)
1 7,5% 4,0% -3,05 -1,95 5,9475 3,8025
2 8,0% 4,5% -2,55 -1,45 3,6975 2,1025
3 9,0% 4,5% -1,55 -1,45 2,2475 2,1025
4 10,0% 5,5% -0,55 -0,45 0,2475 0,2025
5 10,5% 6,0% -0,05 0,05 -0,0025 0,0025
6 11,5% 7,0% 0,95 1,05 0,9975 1,1025
7 11,0% 6,0% 0,45 0,05 0,0225 0,0025
8 12,0% 6,5% 1,45 0,55 0,7975 0,3025
9 12,0% 7,5% 1,45 1,55 2,2475 2,4025
10 14,0% 8,0% 3,45 2,05 7,0725 4,2025
Jumlah 105,5 59,5 23,275 16,225
Rata- 10,55 5,95
rata
23,275 𝛼𝐴 = 10,55 − (1,4345)(5,95) = 2,01
𝛽𝐴 = = 1,4345
16,225
R i = αi + βi . R M + ei
Dari persamaan di atas, koefisien βi merupakan beta sekuritas ke-i yang diperoleh
dari teknik regresi. Variabel acak ei, di persamaan regresi menunjukkan bahwa
persamaan linier sudah diketahui bahwa secara konstruksi E(ei)= 0. Akan tetapi
ini bukan berarti untuk tiap-tiap observasi nilai ei adalah sama dengan nol. Untuk
tiap-tiap observasi, nilai kesalahan residu, ei, menunjukkan perbedaan antara
return observasi sesungguhnya dengan return estimasi yang berada di garis linier.
Contoh 2:
Dari data contoh 1, hasil dari perhitungan dengan teknik regresi adalah sebagai
berikut:
Variabel Estimasi t-test p-value
Parameter
INTERCEPT 2,014638 2,468 0,0389
RM 1,434515 10,692 0,0001
F-value= 114,311
R-square= 0,9346
Adj R-sq= 0,9264
Beta Akuntansi
Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi dapat juga digunakan untuk
mengestimasi beta. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan beta
pasar (yang menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return
dengan data laba akuntansi. Beta akuntansi dengan demikian dapat dihitung
dengan rumus:
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
σlaba,iM
hi =
σ2 laba,M
Notasi:
hi = beta akuntansi sekuritas ke-i
σ laba,iM = kovarian antara laba perusahaan ke-i dengan indeks laba pasar
σ2laba, M = varian dari indeks laba pasar
Contoh 3:
Misalnya suatu pasar modal mempunyai tiga macam sekuritas, yaitu sekuritas A,
B dan C. Dengan demikian indeks laba pasar dapat dihitung dengan cara rata-rata
aritmatika laba perusahaan A, B, dan C. Laba akuntansi untuk perusahaan A, B, C
dan indeks laba pasarnya selama 10 periode tampak di tabel berikut ini:
t EA EB EC EM
1 4,0 1,15 2,5 2,55
2 4,5 1,5 2,7 2,9
3 5,0 1,7 2,9 3,2
4 5,5 1,8 3,0 3,43
5 5,0 2,0 3,5 3,5
6 5,1 2,1 3,7 3,63
7 4,9 2,2 3,9 3,67
8 5,0 2,0 4,0 3,67
9 4,5 2,5 3,5 3,5
10 5,5 2,7 3,8 4,0
Rata-rata 4,9 1,965 3,35 3,405
Kovarian antara laba sekuritas A dengan laba pasar (Cov(EA,EM)), kovarian antara
laba sekuritas B dengan laba pasar (Cov(EB,EM)), kovarian antara laba sekuritas C
dengan laba pasar (Cov(EC,EM)) dan varian laba pasar (Var(EM)) dapat dihitung
sebagai berikut:
t (Cov(EA,EM)) (Cov(EB,EM)) (Cov(EC,EM)) (Var(EM))
1 0,7695 0,696825 0,72675 0,731025
2 0,202 0,234825 0,32825 0,255025
3 -0,0205 0,054325 0,09225 0,042025
4 0,017 -0,00467 -0,00992 0,000803
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
Notasi:
ΔEit = perubahan laba akuntansi perusahaan ke-i untuk periode ke-t
ΔEMt = perubahan indeks laba pasar untuk periode ke-t
wit = kesalahan residual (error term)
gi = intercept
hi = parameter regresi yang merupakan estimasi untuk beta akuntansi
perusahaan ke- i
Contoh 4:
Dari contoh 3 sebelumnya, perubahan laba akuntansi untuk perusahaan A dan
perubahan indeks laba pasar adalah sebagai berikut:
T ΔEA ΔEM
1 - -
2 0,5 0,35
3 0,5 0,30
4 0,5 0,23
5 -0,5 0,07
6 0,1 0,13
7 0,2 0,04
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
8 0,1 0,0
9 -0,5 -0,17
10 1,0 0,50
Beta Fundamental
Beaver, Kettler dan Scholes (1970) menyajikan perhitungan beta
menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih
merupakan variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena
beta merupakan pengukur dari risiko. Variabel-variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Dividend Payout
Dividend payout diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan
laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Lintner (1956) memberikan
alasan yang rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan
dividen. Jika perusahaan memotong dividen, maka akan dianggap sebagai
sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh
karena itu perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk
membayar dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen
jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko tinggi,
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi. Dari hasil
pemikiran ini, maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang negatif antara
risiko dan dividend payout, yaitu risiko tinggi, dividend payout rendah. Karena
beta merupakan pengukur risiko, maka dapat juga dinyatakan bahwa beta dan
dividend payout mempunyai hubungan yang negatif.
Alasan lain yang menyatakan hubungan negatif antara beta dengan
dividend payout adalah bahwa pembayaran dividen dianggap lebih kecil
risikonya dibandingkan dengan capital gain (Elton dan Gruber, 1994). Dengan
demikian perusahaan yang membayar rasio dividen yang tinggi akan
mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan yang menahannya
dalam bentuk laba yang ditahan. Argumentasi ini sebenarnya didasarkan oleh
bird in the hand theory oleh Lintner (1962), Gordon (1963) dan Batthacharya
(1979). Teori ini menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi
karena dividen yang diterima seperti burung ditangan yang risikonya lebih
kecil dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.
2. Asset Growth
Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai
perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini
diprediksi mempunyai hubungan positif dengan beta.
3. Leverage
Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total hutang jangka panjang
dibagi dengan total aktiva. Leverage diprediksi mempunyai hubungan positif
dengan beta. Bowman (1980) menggunakan nilai pasar untuk total hutang
dalam menghitung leverage dan mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika
digunakan dengan nilai buku.
4. Liquidity
Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar
dibagi dengan hutang lancar. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
negatif dengan beta, yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid
perusahaan, semakin kecil risikonya.
5. Asset Size
Variabel ukuran aktiva (asset size) diukur sebagai logaritma dari total
aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan
risiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya
perusahaan. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih
kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasanya adalah
karena perusahaan perusahaan yang besar dianggap mempunyai akses ke pasar
modal, sehingga dianggap mempunyai beta yang lebih kecil (Elton dan Grber,
1994). Watt dan Zimmermen (1978) mencoba membuktikan hipotesis tentang
hubungan ini untuk membentuk teori yang disebut dengan teori akuntansi
positif (positive accounting theory). Perusahaan yang besar merupakan.
Zimermen selanjutnya menghipotesiskan bahwa perusahaan besar cenderung
menginvestasikan dananya ke proyek yang mempunyai varian rendah dengan
beta yang rendah untuk menghindari laba yang berlebihan. Dengan
menginvestasikan ke proyek dengan beta yang rendah akan menurunkan risiko
dari perusahaan. Dengan demikian dihipotesiskan hubungan antara ukuran
perusahaan dengan beta adalah negatif.
6. Earnings Variability
Variabilitas laba (earnings variability) diukur dengan nilai deviasi standar
dari PER (price earnings ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba
perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko perusahaan,
sehingga hubungan antara variabel ini dengan beta adalah positif.
7. Accounting Beta
Beta akuntansi (accounting beta) diperoleh dari koefisien regresi dengan
variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena beta
akuntansi dan beta pasar keduanya pengukur risiko yang sama, maka diprediksi
keduanya mempunyai hubungan positif.
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil korelasi Spearman Rank dan
product-moment antara beta pasar dengan masing-masing dari ketujuh variabel
fundamental.
Dari tabel di atas, hanya sebuah koefisien korelasi (Spearman Rank) yang tidak
mempunyai tanda yang diprediksi, yaitu untuk variabel likuiditas di periode
kedua. Dari ke tujuh variabel, empat diantaranya mempunyai korelasi dengan
tingkat signifikan 1% baik untuk portofolio 1 perusahaan atau 5 perusahaan.
Keempat variabel itu adalah dividend payout, leverage, earnings variability dan
accounting beta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara risiko perusahaan yang diukur dengan beta pasar dengan
keempat variabel fundamental. Yang juga menarik diperhatikan disini adalah
bahwa ketiga variabel lainnya yang tidak signifikan merupakan variabel-variabel
yang tidak didukung dengan teori mengenai hubungannya dengan beta pasar.
Langkah selanjutnya untuk mendapatkan beta fundamental adalah
mendapatkan efek dari variabel-variabel fundamental ini dengan beta pasar secara
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
Dari hasil koefisien-koefisien estimasi (â0, â1, â2, …….â7), maka beta akuntansi
(ĥi) dapat diprediksi dengan rumus sebagai berikut ini:
ĥi = â0 + â1 DIVi + â2 GROWTHi + â3 LEVi + â4 LIKUIi + â5 SIZEi
+â6 EVAR i + â7 ABETAi
Contoh 5:
Misalnya dari hasil regresi multivariate ini didapatkan persamaan regresi dengan
semua koefisien secara statistik signifikan sebagai berikut ini:
ĥ𝑖 = 0,05 − 1,2 𝐷𝐼𝑉𝑖 + 1,5 𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑖 + 1,05 𝐿𝐸𝑉𝑖 − 0,07 𝐿𝐼𝐾𝑈𝐼𝑖
− 0,0085 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖 + 0,15 𝐸𝑉𝐴𝑅𝑖 + 0,35 𝐴𝐵𝐸𝑇𝐴𝑖
Nilai-nilai variabel fundamental untuk suatu perusahaan pada periode ini adalah
sebagai berikut ini:
Dividend Payout = 0,075
Leverage = 0,9
Manajemen Investasi
Agus Sucipto
Liquidity = 1,8
Log(Total Asset) = 5,1
Beta Portofolio
Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang
(berdasarkan proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk
portofolio sebagai berikut:
𝑛
𝛽𝑝 = ∑ 𝑤𝑖 𝛽𝑖 … … … … … … … … . (5)
𝑡=1
Notasi:
βp = beta portofolio
βi = beta individual sekuritas ke-i
wi = proporsi sekuritas ke-i
beta tidak konstan dari waktu ke waktu, maka beta portofolio akan lebih tepat
dibandingkan dengan beta individual sekuritas.
2. Perhitungan beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan
pengukuran (measurement error) atau kesalahan acak (random error).
Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan
acak satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas
yang lainnya. Dengan demikian, beta portofolio juga diharapkan akan lebih
tepat dibandingkan dengan beta individual sekuritas.