Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Investasi

Agus Sucipto

ESTIMASI BETA

Pengertian Beta
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i
mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio
mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian beta
merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau
portofolio relatif terhadap risiko pasar.
Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu
sekuritas atau portofolio suatu periode waktu tertentu. Jika fluktuasi return-return
sekuritas atau portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi dari return-return
pasar, maka beta dari sekuritas atau portofolio tersebut dikatakan bernilai 1.
Karena fluktuasi juga sebagai pengukur dari risiko (ingat bahwa varian return
sebagai pengukur risiko merupakan pengukur fluktuasi dari return-return terhadap
return ekspektasinya), maka beta bernilai 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik
suatu sekuritas atau portofolio sama dengan risiko pasar. Beta sama dengan 1 juga
menunjukkan jika return pasar bergerak naik (turun), return sekuritas atau
portofolio juga bergerak naik (turun) sama besarnya mengikuti return pasar. Beta
bernilai 1 ini menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar x%, secara rata-
rata, return sekuritas atau portofolio akan berubah juga sebesar x%.

Mengestimasi Beta
Mengetahui beta suatu sekuritas atau beta suatu portofolio merupakan hal
yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut. Beta suatu
sekuritas menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena
diversifikasi. Untuk menghitung beta portofolio maka beta masing-masing
sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari beta masing-masing sekuritas. Mengetahui beta masing-masing
sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke
dalam portofolio yang akan dibentuk.
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang


menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini
selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa mendatang. Bukti-
bukti empiris menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi
tentang beta masa depan (Elton dan Gruber, 1994). Analisis sekuritas dapat
menggunakan data historis dan kemudian menggunakan faktor-faktor lain yang
diperkirakan dapat mempengaruhi beta masa depan.
Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data
pasar (return-return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba-laba
perusahaan dan laba indeks pasar) atau fundamental (menggunakan variabel-
variabel fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut beta pasar.
Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan beta akuntansi dan beta
yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan beta fundamental.

Beta Pasar
Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis
return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya
selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan
asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-return pasar
adalah linier, maka beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis
diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi.
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

Contoh 1:
Return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10 minggu
tampak dalam tabel berikut ini.

Return Saham A Return Pasar


7,5% 4,0%
8,0% 4,5%
9,0% 4,5%
10,0% 5,5%
10,5% 6,0%
11,5% 7,0%
11,0% 6,0%
12,0% 6,5%
12,0% 7,5%
14,0% 8,0%

Secara manual, beta sekuritas A dapat dihitung dengan cara sebagai


berikut:
1. Buat diagram tersebar (scatter diagram) yang menunjukkan titik-titik
hubungan antara return sekuritas A dengan return pasar untuk tiap-tiap periode
yang sama (untuk contoh ini periode yang digunakan adalah mingguan).
2. Tarik garis lurus yang paling mendekati dengan semua titik-titik hubungan di
atas (prosedur ini membuat kesalahan kuadrat bernilai terkecil).

15
14 •
13
12 • •

Return Saham A (%)

11 •
10 •

9 •
8 ••
7 •
6
5
3 4 5 6 7 8 9
Return Pasar (%)
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

3. Beta historis untuk sekuritas A dapat dihitung berdasarkan slope dari garis
lurus yang ditarik tersebut. Besarnya beta A dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
σim
βi = … … … … … … … . . (1)
σm 2
̅ it )(R mt − R
∑nt=1[(R it − R ̅ mt )]
βi = … … … … . . (2)
∑(R mt− R ̅ mt )2
αi = R̅ it − βi R
̅ mt … … … … … … … . (3)

Minggu RA Rm (𝑅𝐴 − 𝑅̅𝐴 ) (𝑅𝑚 − 𝑅̅𝑚 ) (𝑅𝐴 − 𝑅̅𝐴 )(𝑅𝑚 − 𝑅̅𝑚 ) (𝑅𝑚 − 𝑅̅𝑚 )2
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)x(5) (7)
1 7,5% 4,0% -3,05 -1,95 5,9475 3,8025
2 8,0% 4,5% -2,55 -1,45 3,6975 2,1025
3 9,0% 4,5% -1,55 -1,45 2,2475 2,1025
4 10,0% 5,5% -0,55 -0,45 0,2475 0,2025
5 10,5% 6,0% -0,05 0,05 -0,0025 0,0025
6 11,5% 7,0% 0,95 1,05 0,9975 1,1025
7 11,0% 6,0% 0,45 0,05 0,0225 0,0025
8 12,0% 6,5% 1,45 0,55 0,7975 0,3025
9 12,0% 7,5% 1,45 1,55 2,2475 2,4025
10 14,0% 8,0% 3,45 2,05 7,0725 4,2025
Jumlah 105,5 59,5 23,275 16,225
Rata- 10,55 5,95
rata
23,275 𝛼𝐴 = 10,55 − (1,4345)(5,95) = 2,01
𝛽𝐴 = = 1,4345
16,225

Beta dapat juga dihitung dengan menggunakan teknik regresi. Teknik


regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan
menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel dependen dan return-return
pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data
time series ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari
waktu- ke waktu selama masa periode observasi. Jika beta sifatnya adalah stabil,
semakin lama periode observasi yang digunakan dalam persamaan regresi,
semakin baik (karena kesalahan pengukurannya semakin lebih kecil) hasil dari
beta. Akan tetapi bila periode observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan
stabil kurang tepat, karena sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu.
Persamaan regresi bisa menggunakan model indeks tunggal atau model
pasar, beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

R i = αi + βi . R M + ei
Dari persamaan di atas, koefisien βi merupakan beta sekuritas ke-i yang diperoleh
dari teknik regresi. Variabel acak ei, di persamaan regresi menunjukkan bahwa
persamaan linier sudah diketahui bahwa secara konstruksi E(ei)= 0. Akan tetapi
ini bukan berarti untuk tiap-tiap observasi nilai ei adalah sama dengan nol. Untuk
tiap-tiap observasi, nilai kesalahan residu, ei, menunjukkan perbedaan antara
return observasi sesungguhnya dengan return estimasi yang berada di garis linier.

Contoh 2:
Dari data contoh 1, hasil dari perhitungan dengan teknik regresi adalah sebagai
berikut:
Variabel Estimasi t-test p-value
Parameter
INTERCEPT 2,014638 2,468 0,0389
RM 1,434515 10,692 0,0001
F-value= 114,311
R-square= 0,9346
Adj R-sq= 0,9264

Dari hasil regresi di atas, persamaan regresi yang didapat adalah:


RA= 2,014638 + 1,434515 RM
Beta merupakan koefisien parameter dari variabel RM, yaitu sebesar 1,434515.
Koefisien ini adalah signifikan dengan p-value sebesar 0,0001 (signifikan lebih
kecil dari 1%). Beta diperoleh dari teknik regresi tidak menyimpang jauh dari beta
yang dihitung dengan teknik plotting (yaitu sebesar 1,4345).

Beta Akuntansi
Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi dapat juga digunakan untuk
mengestimasi beta. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan beta
pasar (yang menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return
dengan data laba akuntansi. Beta akuntansi dengan demikian dapat dihitung
dengan rumus:
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

σlaba,iM
hi =
σ2 laba,M
Notasi:
hi = beta akuntansi sekuritas ke-i
σ laba,iM = kovarian antara laba perusahaan ke-i dengan indeks laba pasar
σ2laba, M = varian dari indeks laba pasar

Indeks laba pasar dapat dihitung berdasarkan rata-rata laba akuntansi


untuk portofolio pasar.

Contoh 3:
Misalnya suatu pasar modal mempunyai tiga macam sekuritas, yaitu sekuritas A,
B dan C. Dengan demikian indeks laba pasar dapat dihitung dengan cara rata-rata
aritmatika laba perusahaan A, B, dan C. Laba akuntansi untuk perusahaan A, B, C
dan indeks laba pasarnya selama 10 periode tampak di tabel berikut ini:
t EA EB EC EM
1 4,0 1,15 2,5 2,55
2 4,5 1,5 2,7 2,9
3 5,0 1,7 2,9 3,2
4 5,5 1,8 3,0 3,43
5 5,0 2,0 3,5 3,5
6 5,1 2,1 3,7 3,63
7 4,9 2,2 3,9 3,67
8 5,0 2,0 4,0 3,67
9 4,5 2,5 3,5 3,5
10 5,5 2,7 3,8 4,0
Rata-rata 4,9 1,965 3,35 3,405

Kovarian antara laba sekuritas A dengan laba pasar (Cov(EA,EM)), kovarian antara
laba sekuritas B dengan laba pasar (Cov(EB,EM)), kovarian antara laba sekuritas C
dengan laba pasar (Cov(EC,EM)) dan varian laba pasar (Var(EM)) dapat dihitung
sebagai berikut:
t (Cov(EA,EM)) (Cov(EB,EM)) (Cov(EC,EM)) (Var(EM))
1 0,7695 0,696825 0,72675 0,731025
2 0,202 0,234825 0,32825 0,255025
3 -0,0205 0,054325 0,09225 0,042025
4 0,017 -0,00467 -0,00992 0,000803
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

5 0,0095 0,003325 0,01425 0,009025


6 0,045667 0,030825 0,079917 0,052136
7 0 0,061492 0,143917 0,068469
8 0,026167 0,009158 0,170083 0,068469
9 -0,038 0,050825 0,01425 0,009025
10 0,357 0,437325 0,26775 0,354025
Jumlah 1,368333 1,57425 1,8275 1,590028

Beta akuntansi untuk sekuritas A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut:


Cov(EA EM ) 1,368333
hA = = = 0,860572
Var(EM ) 1,590028
Cov(EB EM ) 1,57425
hB = = = 0,990077
Var(EM ) 1,590028
Cov(EC EM ) 1,8275
hC = = = 1,149351
Var(EM ) 1,590028

Persamaan regresi untuk mengestimasi beta akuntansi adalah sebagai berikut:


∆Eit = g i + hi ∆EMi + wit … … … … … . (4)

Notasi:
ΔEit = perubahan laba akuntansi perusahaan ke-i untuk periode ke-t
ΔEMt = perubahan indeks laba pasar untuk periode ke-t
wit = kesalahan residual (error term)
gi = intercept
hi = parameter regresi yang merupakan estimasi untuk beta akuntansi
perusahaan ke- i

Contoh 4:
Dari contoh 3 sebelumnya, perubahan laba akuntansi untuk perusahaan A dan
perubahan indeks laba pasar adalah sebagai berikut:
T ΔEA ΔEM
1 - -
2 0,5 0,35
3 0,5 0,30
4 0,5 0,23
5 -0,5 0,07
6 0,1 0,13
7 0,2 0,04
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

8 0,1 0,0
9 -0,5 -0,17
10 1,0 0,50

Beta akuntansi dengan menggunakan data perubahan laba akuntansi dapat


diestimasi dengan menggunakan teknik regresi dengan hasil:

Variabel Estimasi t-test p-value


Parameter
INTERCEPT -0,197841 -2,042 0,0804
ΔRM 0,754153 5,868 0,0006
F-value= 34,428
R-square= 0,8310
Adj R-sq= 0,8069

Dengan demikian, laba akuntansi yang dihitung menggunakan teknik regresi di


atas adalah sebesar 0,754153 yang secara statistik signifikan berbeda dengan nol.

Beta Fundamental
Beaver, Kettler dan Scholes (1970) menyajikan perhitungan beta
menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih
merupakan variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena
beta merupakan pengukur dari risiko. Variabel-variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Dividend Payout
Dividend payout diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan
laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Lintner (1956) memberikan
alasan yang rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan
dividen. Jika perusahaan memotong dividen, maka akan dianggap sebagai
sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh
karena itu perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk
membayar dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen
jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko tinggi,
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi. Dari hasil
pemikiran ini, maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang negatif antara
risiko dan dividend payout, yaitu risiko tinggi, dividend payout rendah. Karena
beta merupakan pengukur risiko, maka dapat juga dinyatakan bahwa beta dan
dividend payout mempunyai hubungan yang negatif.
Alasan lain yang menyatakan hubungan negatif antara beta dengan
dividend payout adalah bahwa pembayaran dividen dianggap lebih kecil
risikonya dibandingkan dengan capital gain (Elton dan Gruber, 1994). Dengan
demikian perusahaan yang membayar rasio dividen yang tinggi akan
mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan yang menahannya
dalam bentuk laba yang ditahan. Argumentasi ini sebenarnya didasarkan oleh
bird in the hand theory oleh Lintner (1962), Gordon (1963) dan Batthacharya
(1979). Teori ini menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi
karena dividen yang diterima seperti burung ditangan yang risikonya lebih
kecil dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.

2. Asset Growth
Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai
perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini
diprediksi mempunyai hubungan positif dengan beta.

3. Leverage
Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total hutang jangka panjang
dibagi dengan total aktiva. Leverage diprediksi mempunyai hubungan positif
dengan beta. Bowman (1980) menggunakan nilai pasar untuk total hutang
dalam menghitung leverage dan mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika
digunakan dengan nilai buku.

4. Liquidity
Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar
dibagi dengan hutang lancar. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

negatif dengan beta, yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid
perusahaan, semakin kecil risikonya.

5. Asset Size
Variabel ukuran aktiva (asset size) diukur sebagai logaritma dari total
aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan
risiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya
perusahaan. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih
kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasanya adalah
karena perusahaan perusahaan yang besar dianggap mempunyai akses ke pasar
modal, sehingga dianggap mempunyai beta yang lebih kecil (Elton dan Grber,
1994). Watt dan Zimmermen (1978) mencoba membuktikan hipotesis tentang
hubungan ini untuk membentuk teori yang disebut dengan teori akuntansi
positif (positive accounting theory). Perusahaan yang besar merupakan.
Zimermen selanjutnya menghipotesiskan bahwa perusahaan besar cenderung
menginvestasikan dananya ke proyek yang mempunyai varian rendah dengan
beta yang rendah untuk menghindari laba yang berlebihan. Dengan
menginvestasikan ke proyek dengan beta yang rendah akan menurunkan risiko
dari perusahaan. Dengan demikian dihipotesiskan hubungan antara ukuran
perusahaan dengan beta adalah negatif.

6. Earnings Variability
Variabilitas laba (earnings variability) diukur dengan nilai deviasi standar
dari PER (price earnings ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba
perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko perusahaan,
sehingga hubungan antara variabel ini dengan beta adalah positif.

7. Accounting Beta
Beta akuntansi (accounting beta) diperoleh dari koefisien regresi dengan
variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena beta
akuntansi dan beta pasar keduanya pengukur risiko yang sama, maka diprediksi
keduanya mempunyai hubungan positif.
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil korelasi Spearman Rank dan
product-moment antara beta pasar dengan masing-masing dari ketujuh variabel
fundamental.

Periode (1947-1956) Periode 2 (1957-1965)


Tanda
Variabel Portofolio 1 Portofolio 5 Portofolio 1 Portofolio
prediksi
sekuritas sekuritas sekuritas 5 sekuritas
Dividend Payout -0,49 -0,79 -0,29 -0,50
-
(-0,50) (-0,77) (-0,24) (-0,45)
Asset Growth 0,27 0,56 0,01 0,02
+
(0,23) (0,51) (0,03) (0,07)
Leverage 0,23 0,41 0,22 0,48
+
(0,23) (0,45) (0,25) (0,56)
Liquidity -0,13 -0,35 0,05 0,04
-
(-0,13) (-0,44) (-0,01) (-0,01)
Asset Size -0,06) -0,09 -0.16 -0,30
-
(-0,07) (-0,13) (-0,16) (-0,30)
Earnings Variability 0,66 0,90 0,45 0,82
+
(0,58) (0,77) (0,36) (0,62)
Accounting Beta 0,44 0,68 0,23 0,46
+
(0,39) (0,67) (0,23) (0,46)

Dari tabel di atas, hanya sebuah koefisien korelasi (Spearman Rank) yang tidak
mempunyai tanda yang diprediksi, yaitu untuk variabel likuiditas di periode
kedua. Dari ke tujuh variabel, empat diantaranya mempunyai korelasi dengan
tingkat signifikan 1% baik untuk portofolio 1 perusahaan atau 5 perusahaan.
Keempat variabel itu adalah dividend payout, leverage, earnings variability dan
accounting beta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara risiko perusahaan yang diukur dengan beta pasar dengan
keempat variabel fundamental. Yang juga menarik diperhatikan disini adalah
bahwa ketiga variabel lainnya yang tidak signifikan merupakan variabel-variabel
yang tidak didukung dengan teori mengenai hubungannya dengan beta pasar.
Langkah selanjutnya untuk mendapatkan beta fundamental adalah
mendapatkan efek dari variabel-variabel fundamental ini dengan beta pasar secara
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

serentak menggunakan model multivariate. Secara khusus, regresi cross-sectional


untuk suatu periode tertentu dapat berupa:
𝑏𝑖 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑋1𝑖 + 𝑎2 𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑋𝑛𝑖 + 𝑒𝑖
Secara khusus jika menggunakan ketujuh variabel-variabel fundamental dapat
dituliskan sebagai barikut:
𝑏𝑖 = 𝑎0 + 𝑎1 𝐷𝐼𝑉𝑖 + 𝑎2 𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑖 + 𝑎3 𝐿𝐸𝑉𝑖 + 𝑎4 𝐿𝐼𝐾𝑈𝐼𝑖 + 𝑎5 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖
+𝑎6 𝐸𝑉𝐴𝑅𝑖 + 𝑎7 𝐴𝐵𝐸𝑇𝐴𝑖 + 𝑒𝑖
Notasi:
bi = beta pasar perusahaan ke-i
DIVi = dividend payout (pembayaran dividen) perusahaan ke-i
GROWTHi = asset growth (pertumbuhan aktiva) perusahaan ke-i
LEVi = leverage perusahaan ke-i
LIKUIi = likuidity (likuditas) perusahaan ke-i
SIZEi = asset size (ukuran aktiva) perusahaan ke-i
EVARi = earnings variability (variabilitas laba) perusahaan ke-i
ABETAi = accounting beta (beta akuntansi) perusahaan ke-i
ei = residual error (kesalahan residu) perusahaan ke-i

Dari hasil koefisien-koefisien estimasi (â0, â1, â2, …….â7), maka beta akuntansi
(ĥi) dapat diprediksi dengan rumus sebagai berikut ini:
ĥi = â0 + â1 DIVi + â2 GROWTHi + â3 LEVi + â4 LIKUIi + â5 SIZEi
+â6 EVAR i + â7 ABETAi
Contoh 5:
Misalnya dari hasil regresi multivariate ini didapatkan persamaan regresi dengan
semua koefisien secara statistik signifikan sebagai berikut ini:
ĥ𝑖 = 0,05 − 1,2 𝐷𝐼𝑉𝑖 + 1,5 𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑖 + 1,05 𝐿𝐸𝑉𝑖 − 0,07 𝐿𝐼𝐾𝑈𝐼𝑖
− 0,0085 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖 + 0,15 𝐸𝑉𝐴𝑅𝑖 + 0,35 𝐴𝐵𝐸𝑇𝐴𝑖

Nilai-nilai variabel fundamental untuk suatu perusahaan pada periode ini adalah
sebagai berikut ini:
Dividend Payout = 0,075

Asset Growth = 0,05

Leverage = 0,9
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

Liquidity = 1,8
Log(Total Asset) = 5,1

Earnings Variability = 0,55

Accounting Beta = 1,5

Selanjutnya beta fundamental dapat diprediksi sebesar:

ĥi = 0,05 − 1,2(0,075) + 1,5(0,05) + 1,05(0,9) − 0,07(1,8) − 0,0085(5,1)


+ 0,15(0,55) + 0,35(1,5) = 1,418

Jika koefisien-koefisien hasil regresi mempunyai nilai yang secara statistik


signifikan berarti menunjukkan bahwa variabel-variabel fundamental yang
koefisiennya signifikan mempunyai akurasi untuk memprediksi beta pasar.
Akibatnya, beta fundamental yang dihitung bedasarkan variabel-variabel
fundamental tersebut seharusnya juga memprediksi secara akurat beta pasar.

Beta Portofolio
Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang
(berdasarkan proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk
portofolio sebagai berikut:
𝑛

𝛽𝑝 = ∑ 𝑤𝑖 𝛽𝑖 … … … … … … … … . (5)
𝑡=1

Notasi:
βp = beta portofolio
βi = beta individual sekuritas ke-i
wi = proporsi sekuritas ke-i

Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap


individual sekuritas. Alasanya adalah sebagai berikut:
1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu.
Kenyataannya beta individual sekuritas dapat berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan beta individual sekuritas dapat berupa perubahan naik atau
perubahan turun. Beta portofolio akan meniadakan perubahan beta individual
sekuritas dengan beta individual sekuritas yang lainnya. Dengan demikian jika
Manajemen Investasi
Agus Sucipto

beta tidak konstan dari waktu ke waktu, maka beta portofolio akan lebih tepat
dibandingkan dengan beta individual sekuritas.
2. Perhitungan beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan
pengukuran (measurement error) atau kesalahan acak (random error).
Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan
acak satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas
yang lainnya. Dengan demikian, beta portofolio juga diharapkan akan lebih
tepat dibandingkan dengan beta individual sekuritas.

Anda mungkin juga menyukai