Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala: nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan
stres pada sendi; kekakuan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simeteris.
Tanda: malaise, keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit;
kontraktur/kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskular
Gejala: fenomena Raynaud jari tangan/kaki, misal pucat intermitten, sianotik,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Intergritas ego
4. Gejala: faktor-faktor stres akut/kronis, misal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial. Keputusan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri misal
ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.
5. Makanan/cairan:
Gejala: ketidakmampuan untuk menghasilakan/mengonsumsi makanan/cairan
adekuat; mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: penurunan berat badan, dan membran mukosa kering.
6. Higien:
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri. Ketergantungan pada orang lain.
7. Neurosensori:
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda: pembengkakan sendi simetris.
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri (disertai/tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).
9. Keamanan:
Gejala: kulit mengilat, tegang; nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,
kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan
menetap, kekeringan pada mata, dan membran mukosa.
10. Interaksi sosial:
Gejala: kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran,
isolasi.

Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien reumatoid artritis
(Doenges, 2000) adalah sebagai berikut.

1. Nyeri akut/kronis b/d distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses


inflamasi, distruksi sendi.
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal, nyeri/ketidaknyamanan,
intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran b/d perubahan
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.
4. Kurang perawatan diri (uraikan) b/d kerusakan muskuloskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau depresi.
5. Risiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d proses
penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung tidak kuat.
6. Kurang pengetahuan/kebutuhan belajar mengSSSenai penyakit, prognosis,
dan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interprestasi
informasi.

Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut/kronis b/d distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi.

Mandiri
No Intervensi Rasional
1. 1.1. Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, 1.1. Membantu dan
serta catat lokasi dan intensitas, menentukan kebutuhan
faktor-faktor yang manajemen nyeri dan
mempercepat, dan respon rasa efektivitas program.
sakit non verbal.
1.2. Berikan matrsa/kasur keras, 1.2. Matras yang
bantal kecil. Tinggikan tempat empuk/lembut, bantal
tidur sesuai kebutuhan. yang besar akan menjaga
pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat,
menempatkan stres pada
sendi yang sakit.
Peninggian tempat tidur
menurunkan tekanan pada
seni yang nyeri.
1.3. Biarkan klien mengambil posisi 1.3. Pada penyakit yang
nyaman waktu tidur atau duduk berat/eksaserbasi, tirah
di kursi. Tingkatkan istirahat di baring mungkin
tempat tidur sesuai indikasi. diperlukan untuk
membatasi nyeri/cedera.
1.4. Tempatkan/pantau penggunaan 1.4. Mengistirahatkan sendi-
bantal, karung pasir, gulungan sendi yang sakit dan
trokanter, bebat atau brace. mempertahankan posisi
netral. Penggunaan brace
dapat menurunkan
nyeri/kerusakan pada
sendi. Imobilisasi yang
lama dapat
mengakibatkan hilang
mobilitas/fungsi sendi.
1.5. Anjurkan klien untuksering 1.5. Mencegah terjadinya
merubah posisi. Bantu klien kelelahan umum dan
untuk bergerak di tempat tidur, kekakuan sendi.
sokong sendi yang sakit di atas Menstabilakan sendi,
dan dibawah, serta hindari mengurangi gerakan/rasa
gerakan yang menyentak. sakit pada sendi.
1.6. Anjurkan klien untuk mandi air 1.6. Meningkatakan relaksasi
hangat. Sediakan waslap hangat otot dan mobilitas,
untuk kompres sendi yang sakit. menurunkan rasa sakit,
Pantau suhu air kompres, air dan menghilangkan
mandi, dan sebaagainya. kekakuan pada pagi hari.
Sensitivitas pada panas
dapat dihilangkan dan
luka dermal dapat
disembuhkan.
1.7. berikan masase yang lembut 1.7. Meningkatakan
relaksasi/mengurangi
tegangan otot.
1.8. Dorong penggunaan tekhnik 1.8. Meningkatkan relaksasi,
manajemen stres, misal memberikan rasa kontrol
relaksasi progresif, sentuhan nyeri, dan dapat
terapeutik, biofeedback, meningkatkan
visualisasi, pedoman imajinasi, kemampuan koping.
hipnosis diri, dan pengendalian
napas.
1.9. Libatkan dalam aktivitas 1.9. Memfokuskan kembali
hiburan sesuai dengan jadwal perhatian, memberikan
aktivitas klien. stimulasi, dan
meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan
sehat.
1.10. Beri obat sebelum dilakukan 1.10. Meningkatkan relaksasi,
aktivitas/latihan yang mengurangi tegangan
K direncanakan sesuai petunjuk. otot,/spasme,
o memudahkan untuk ikut
l serta dalam terapi.

Kolaborasi

1.11. Berikan obat sesuai petunjuk


1.12. Bantu klien dengan terapi fisik, 1.12. Memberikan dukungan
misal sarung tangan parafin, hangat/panas untuk
bak mandi dengan kolam sendi yang sakit
bergelombang.
1.13. Berikan kompres ddingin jika 1.13. Rasa dingin dapat
dibutukan. menghilangkan nyeri dan
bengkak pada periode
akut.
1.14. Pertahankan unit TENS jika 1.14. Rangsang elektrik
digunakan. tingkat rendah yang
konstan dapat
menghambat transmisi
sensasi nyeri.
1.15. Siapkan intervensi 1.15. Pengangkatan sinovium
pembedahan, misal yang meradang dapat
sinovektomi. mengurangi nyeri dan
membatasi progresi dari
perubahan degeneratif.

Diagnosa keperawatan:

Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skletal, nyeri/ketidaknyamanan,


intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot.

No. Intervensi Rasional


2 2.1. Evaluasi/lanjutkan 2.1. Tingkat aktivitas/latihan
pementauan tingkat tergantung dari
inflamasi/rasa sakit pada perkembangan resolusi
sendi. proses inflamasi.
2.2. Pertahankan istirahat tirah 2.2. istirahat sistemik dianjurkan
baring/duduk jika selama eksaserbasi akut dan
diperlukan. Buat jadwal seluruh fase penyakit yang
aktivitas yang sesuai dengan penting, untuk mencegah
toleransi untuk memberikan kelelahan, dan
periode istirahat yang terus- mempertahankan kekuatan.
menerus dan tidur malam
hari yang tidak terganggu.
2.3. Bantu klien latihan rentang 2.3.Mempertahankan/menigkatkan
gerak pasif/aktif, demikian fungsi sendi, kekuatan otot,
juga latihan resistif dan dan stamina umum. Latihan
isometrik jika yang tidak adekuat dapat
memungkinkan. menimbulkan kekakuan sendi,
karenanya
2.4. Ubah posisi klien setiap dua 2.4. Menghilangkan tekanan pada
jam dengan bantuan jaringan dan meningkatakan
personel yang cukup. sirkulasi. Mempermudah
Demonstrasikan/bantu perawatan diri dan
teknik pemindahan dan kemandirian klien. Teknik
penggunaan bantuan pemindahan yang tepat dapat
mobilitas mencegah robekan abrasi
kulit.
2.5. Posisikan sendi yang sakit 2.5. Meningkatkan stabilitas
dengan bantal, kantung jaringan (mengurangi risiko
pasir, gulungan trokanter, cidera) dan mempertahankan
bebat, dan brace. posisi sendi yang diperlukan
dan kesejajaran tubuh serta
dapat mengurangi kontraktur.
2.6. Gunakan bantal kecil/tipis di 2.6. Mencegah fleksi leher.
bawah leher.
2.7. Dorong klien 2.7. Memaksimalkan fungsi sendi,
mempertahankan postur mempertahankan mobilitas.
tegak dan duduk, berdiri,
berjalan.
2.8. Berikan lingkungan yang 2.8. Menghindari cidera akibat
aman, misal menaikkan kecelakaan/jatuh.
kursi/kloser, menggunakan
pegangan tangga pada
bak/pancuran dan
toilet,penggunaan alat bantu
mobilitas/kursi roda.

Anda mungkin juga menyukai