Anesthesi
Anesthesi
html
Sejaran Perkembangan Mesin Anestesi
PENDAHULUAN
Tidak ada satu alat pun yang lebih erat hubungannya dengan seorang ahli anestesiologi selain
mesin anestesi.1 Tugas utama seorang ahli anestesiologi adalah memastikan bahwa
peralatannya dapat memberikan suatu kadar oksigen yang adekuat pada penderita.2
Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe mesin
anestesi yang digunakan di negara maju adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow, yang
dirancang untuk memberikan secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti oksigen dan
nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang dihantarkan
dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern dilengkapi ventilator,
sucktion unit, dan peralatan monitoring pasien.3
Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering menyebabkan akibat
samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu sendiri.1,4 Kurangnya penguasaan
alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi mesin merupakan penyebab tersering. Kecelakaan
ini mencatat angka 2% kasus
pada American Society of Anesthesiology (ASA) Close Claim Project Database. Sirkuit nafas
merupakan sumber tersering terjadinya kecelakaan (39%) dan menyebabkan 70% kematian
atau kerusakan otak, hampir semua insiden berhubungan dengan miskoneksi dan diskoneksi
alat.1
Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris Hendry Edmund
Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli anestesi selalu membawa
sendiri semua perlengkapannya, tetapi dengan berkembangnya alat-alat yang lebih berat,
tabung penyimpanan gas yang
besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan nafas, hal ini menjadi tidak praktis.3
Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh mesin anestesi yang sangat
penting bagi keamanan pasien.1
DEFINISI
Istilah “mesin anestesi” adalah tradisional berlaku untuk suatu perlengkapan yang mengirimkan
oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah menguap.2
Yang dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat anestesi dan perlengkapannya yang
digunakan untuk memberikan anestesi umum secara inhalasi.5
Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan untuk memberikan anestesi inhalasi.6
Komponen 1
Sumber gas. Oksigen biasanya disimpan secara terpusat dalam bentuk cairan dan
disalurkan melalui pipa ke kamar operasi dan tempat-tempat lainnya melalui jalur pipa. Masing-
masing pipa diberi warna yang berbeda dan dihubungkan dengan mesin dengan suatu sistem
diameter index safety untuk menghindari kesalahan penyambungan.1
Penunjuk aliran gas. Berbentuk tabung gelas yang didalamnya terdapat indikator
pengukur yang umumnya berbentuk bola atau rotameter. Skala yang tertera umumnya dalam
L/menit atau mL/menit. Flowmeter dapat dibuka dengan cara memutar tombol pemutar kearah
berlawanan dengan putaran jarum jam. Bila indikator berbentuk bola maka angka laju aliran
dibaca setinggi bagian tengah bola dan bila memakai rotameter dibaca setinggi bagian atas
rotameter. Terdapat pula flow meter dengan sistem digital.5
Penguap/ Vaporizer. Berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang mudah
menguap (volatile anesthetic agent) yang biasanya dilengkapi pemutar untuk mengatur besar
kecilnya konsentrasi zat anestesi yang keluar.5
Komponen 2
Sirkuit nafas: Aliran gas dari sumber gas berupa campuran O2 dan gas anestesi akan mengalir
melalui vaporizer. Campuran gas yang lazim disebut aliran gas segar ini selanjutnya akan
masuk ke sirkuit nafas pasien. Sirkuit nafas pasien tersebut adalah:
Sistem lingkar: terjadi rebreathing
Sistem Magill dan Mapleson dengan variasi: rebreathing tidak ada atau minimal sekali.5
Sistem Magill (Mapleson A) merupakan sistem penyediaan gas yang paling sering digunakan
di inggris untuk pasien yang bernafas spontan.2
Gambar 1. Sistem pernafasan Magill atau Mapleson A. F = peralatan ruang rugi V = katup ekspirasi FG = gas
segar B = kantong cadangan dan lubang kantung AV = penderita membuang nafas gas ruang rugi.
Komponen 3
Sungkup muka atau pipa endotrakea terdapat dalam berbagai ukuran dan dapat terbuat dari
bahan plastik maupun karet.5
Sungkup muka: Terdapat beberapa rancangan sungkup muka. Sungkup muka dengan
bahan transparan memungkinkan memantau uap gas ekspirasi dan dapat mengenali terjadinya
muntah dengan segera. Sungkup muka dari bahan karet hitam dapat menyesuaikan dengan
bentuk wajah yang tidak biasa.
Pipa endotrakea: digunakan untuk memberikan gas anestesi langsung ke trakea dan
memungkinkan untuk mengontrol ventilasi dan oksigenasi. Pipa endotrakea umumnya dibuat
dari bahan polivinil klorida dengan berbagai ukuran dan dapat dilengkapi dengan balon atau
tidak.1
SEJARAH MESIN ANESTESI
Suatu cabang ilmu kedokteran yang sekarang dekenal dengan anestesi boleh dikatakan dimulai
sejak hari dimana Sir Humphry Davy, pencipta lampu tambang, menemukan “gas gelak” atau
Nitrogen-oksida. Davy menemukan bahwa senyawa Nitrogen dan Oksigen (Nitrogen-oksida)
dapat menimbulkan akibat yang tidak biasa. Pada mulanya, saat Davy menghirup gas ini, timbul
euforia yang segera diikuti oleh ledakan tawa yang tidak dapat dikendalikan hingga terjadi
hilangnya kesadaran.7 Davy juga mendapati sakit giginya hilang ketika secara tidak sengaja ia
menghirup gas ini. Ini terjadi sekitar desember tahun 1799. Saat itu ia berfikir bahwa nitrogen-
oksida dapat digunakan pada pembedahan, akan tetapi tidak ada yang mencoba
menggunakannya selama bertahun-tahun.8 Dalam buku yang ditulisnya sekitar Juli tahun1800
yang berjudul “Researches chemical and philosophical; chiefly concerning nitrous oxide or
dephlogisticated nitrous air, and its aspiration” , dalam salah satu kesimpulannya terkutip satu
paragraf yang sekarang sering disebut-sebut sebagai berikut:
As nitrous oxide in its etensive operation appears capable of destroying physical pain, it may
probably be used with advantage during surgical operations in which no great effusion of blood
take place.9
Pemikiran Davy ini tampaknya menjadi benih yang tumbuh dengan digunakannya nitrogen
oksida sebagai anestesi untuk pertamakalinya.9 Pemakaian anestesi untuk menghilangkan nyeri
selama pembedahan diprakarsai oleh dokter gigi di Amerika Serikat. Horace Wells (1815-1848)
seorang dokter gigi di Connecticut merupakan orang pertama yang berhasil menggunakan
nitrogenoksida (gas gelak) sebagai anestesi untuk percabutan gigi. Dr. Horace Wells melakukan
beberapa kali demonstasi didepan koleganya sehingga dalam waktu singkat manfaat dari gas
ini dapat diketahui orang.7 Pada 11 Desember 1844 ia meminta seseorang untuk mencabut salah
satu giginya sementara ia menghirup nitrogen-oksida dan berhasil dengan baik sekali.
Sayangnya ketika ia melakukannya di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston,
percobaannya tidak berjalan mulus, para pelajar yang melihatnya mengejek dan berteriak
“penipu!”. Akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri dalam usia 33 tahun.8
Penghargaan bagi pengguna pertama anestesi untuk prosedur pembedahan adalah milik Dr.
Crawford Long (1815-1878), seorang praktisi pemerintah di Georgia yang memulai
penggunaan eter untuk kasus bedah minor pada 30 Maret 1842, Pasien pertamanya, James
Venable, menghirup handuk yang dibasahi eter dan kemudian menjadi tidak sadarkan diri. Long
kemudian dapat mengangkat kista dari lehernya, namun ia tidak mempublikasikan teknik ini
sampai tahun 1848.9
Gambar 2. A. Sir Humphrey Davy.10 B. Dr. Horace Wells.11 C. Dr. Crawford Long.12
Dr. William Morton, seorang dokter gigi di Boston yang merupakan rekan Dr. Horace wells
adalah merupakan salah satu orang yang pertama kali menggunakan eter sebagai anestesia.
Pada tahun 1846, hanya dua tahun setelah Horace Wells berhasil melakukan anestesi dengan
nitrogen-oksida, Dr. William
Morton (1819-1868) membuat mesin anestesi pertama. Alat sederhana yang dibuat Morton
berupa sebuah gelas bulat yang dilengkapi dengan busa yang dibasahi dengan larutan eter,
dalam hal ini yang harus dilakukan pasien adalah menghirup uap melalui salah satu dari dua
lubang/ saluran keluar.7 Morton berfikir untuk menggunakan gas nitrogen-oksida dalam
praktiknya sebagaimana yang dilakukan Wells. Kemudian ia meminta gas nitrogen-oksida
kepada Charles Jackson, seorang ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard. Namun
Jackson justru menyarankan eter sebagai pengganti gas nitrogen-oksida. Morton menemukan
efek bius eter lebih kuat dibandingkan gas nitrogen-oksida.13
Gambar 3. A. Dr. William Morton dengan inhaler eter ciptaannya. B. Suasana demonstrasi anestesi pertama
Morton.
Hasil ciptaan Morton ini diuji coba pada 16 oktober 1846 dikamar bedah Rumah sakit umum
Massacusetts Boston pada seorang laki-laki berusia dua puluh tahun yang berhasil dianestesi
sehingga tumor didaerah leher (sebagian menyebutkan tumor pada rahang) dapat diangkat tanpa
hambatan berarti. Tanggal 16 oktober 1846 tepatnya pada hari jum’at ini kemudian ditetapkan
sebagai “Hari Eter”.9 Eter sendiri ditemukan pertama kali oleh seorang ahli kimia
berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275 yang menamainya “sweet
vitriol”kemudian diubah namanya menjadi eter oleh W.G. Frobenius pada tahun 1730.13
Dr. James Young Simpson (1811-1870), seorang ginekolog terkenal di Edinburgh (Skotlandia)
pertama kali menggunakan eter dalam praktik kebidanannya. Simpson beranggapan bahwa eter
tidak cukup stabil untuk digunakan dalam praktiknya sehingga dia mempertimbangkan untuk
menggunakan bahan anestetik lain. Setelah melakukan banyak percobaan ia memutuskan
bahwa kloroform dapat memberikan anestesia lebih baik daripada eter atau nitrogen-oksida. Dr.
James Simpson merupakan orang pertama yang menggunakan kroroform untuk menghilangkan
nyeri persalinan dikarenakan ia tidak puas dengan eter, tidak hanya karena mengiritasi mata
dan mudah terbakar, akan tetapi juga karena tidak ada jaminan keamanannya.7
Simpson pertama kali menggunakan kloroform pada tahun 1847 dengan cara sederhana yaitu
dengan menyiramkan zat ini pada sebuah sapu tangan dan diletakkan menutupi mulut dan
hidung penderita sehingga ia dapat menghirup uapnya.9 Kemudian Schimmelbusch (1860-
1895), seorang ahli bedah di Berlin menggunakan masker yang dapat dipakai untuk
memberikan kloroform, etil klorida atau dietil eter.6
Gambar 4. A. Dr. James Young Simpson. B. Ilustrasi Simpson dengan uji kloroformnya.
Gambar 5. A. Inhaler kloroform John Snow. B. Dr. John Snow (1813 – 1858).
Johann Friedrich August von Esmarch, seorang profesor bedah di Kiel pada tahun 1862
memodifikasi masker Skinner.19 Masker ditutupkan kewajah, kemudian selembar kain yang
telah dibasahi agen anestesi inhalai diselubungkan diatasnya. Pasien menghirup uap gasnya
meleui hidung dan mulut.6
Gambar 7. A. Masker Esmarch. B. Johann Friedrich August von Esmarch (1823 – 1908).
Gambar 8. A. Ferdinand Edelberg Junker von Langegg (1828 – 1902) B. Inhaler Junker.
Gambar 10. Masker/ Inhaler Schimmelbusch dengan cekungan untuk megumpul kelebihan agen anestesi.22
Gambar 14. A. Mesin Boyle orisinil B. Henry Edmund Gaskin Boyle (1875-1941).
Alat-Alat Anestesi (1925 - 1950)
Sampai pada tahun 1924, peralatan anestesi yang tersedia masih sangat dasar. British Oxygen
Company di London, Dräger di Jerman, tiga perusahaan di Amerika serikat – Foregger,
Heidbrink, dan McKesson – mengembangkan mesin anestesi. Saat ini merupakan era inovasi
dan penemuan. Pada tahun 1919 Sir Ivan Magill mengembangkan teknik pemasangan pipa
endotrakea yang menandailahirnya anestesi endotrakea.25
Selama periode ini dirancang peralatan untuk sirkuit anestesi tertutup dan perlengkatan anestesi
portabel antara lain:
Mesin Boyle (Model F) 1955IOL memproduksi banyak sekali mesin anestesi. Model F
merupakanmodifikasi model sebelumnya dengan menambah keranjang tempat tabung
gas, termasuk tabung untuk siklopropan. Pada mesin ini tidak digunakan adsorber CO2.24,26
Selama 10-15 tahun mesin Boyle model F ini merupakan mesin yang paling banyak digunakan
di Angkatan Darat India.26
REFERENSI
1. Morgan Edward B, Mikhail Magged S, Murray Michael J,
ClinicalAnaesthesiology, Fort Edition, Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2006; 44-
46
2. Bolton, Thomas B, Anesthesiology, First Edition, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1994; 54-62
3. Anaesthetic Machine, free encyclopedia, http://www.wikipedia.com
4. Michael A. Olympio, MD, Modern Anesthesia Machines Offer New Safety
Features, http://www.apsf.org/resource_center/newsletter/2003/summer/machines.htm
5. Muhiman, Muhardi. Dr, Anesthesiologi, CV Infomedika, Jakarta,1989; 38-42
6. Atkinson RS, Rushman, GB, Lee, Alfred J, A Synopsis of Anaesthesia, Asian
Economic Edition, 1988; 4-12
7. Esthesia: History of Anesthesia, http://www.histansoc.org.uk/HAS/main2.htm
8. John Powell, Gasman, A Personal History of Anaesthesia,
http://www.johnpowell.net/gasman/1n2o.htm
9. Michael A. E. Ramsay, MD, Anesthesia And Pain Management At Baylor
University Medical Center, BUMC Proceedings 2000;13:151-165 Volume 13, Number
2, April 2000 http://www.baylorhealth.edu/proceedings/13_2/13_2_ramsay.html
10. History of anesthesiology, http://www.anesthesiadoc.net
11. Anesthesia History Calendar, January,
http://www.anes.uab.edu/aneshist/calendar.htm
12. Anesthesia History Calendar,
December,http://www.anes.uab.edu/aneshist/calendar.htm
13. Anestesi, Wikipedia Indonesia, http://www.wikipedia.co.id
14. Woodlibrarymuseum, http://www.woodlibrarymuseum.org/museum.aspx
15. Anesthesia History Files, http://www.anes.uab.edu/aneshist/aneshist.htm
16. Col A. K. Bhargava, Early Devices For Inhalation Of Ether And Chloroform,
Indian J. Anaesth. 2003; 47 (3) : 176-177, http://www .
medind.nic.in/iad/t03/i3/iadt03i3p176.pdf
17. Anesthesia And Pain History Resources On The Internet,
http://www.anes.uab.edu/aneshist/anesnet.htm
18. Healy, Thomas EJ, A Practice of Anaesthesia, Little Brown and Company,
Boston, 1995; 13-19
19. Anaesthesia Antiques Bochum, http://www.anaesthesia.de/museum/
20. Junker’s Chloroform Inhaler, http://www.oyston.com/history/ Junker’s
Chloroform Inhaler.html
21. Ball Chrishtine, Bellamy Gardner’s Open Ether Mask, Anaesthesia and
Intensive Care, Vol. 23, No.6, p 665, December 1995.
22. Vienna Virtual Museum of the History of Anesthesia and Intensive Care
Medicine, http://www.agai.at/eng/museum/default.htm
23. Richard von Foregger, Ph.D (1872-1960), www.lifelongcompany.com/rvf.html
24. Sheffield Museum Of Anaesthesia, http://www.sthgas.com/museum/
25. Col A. K. Bhargava, Anaesthetic Devices, Indian J. Anaesth. 2003; 47(6) : 437-
438, (1925 -1950), http://www.medind.nic.in/iad/t03/i6/iadt03i6p437.pdf
26. Col A. K. Bhargava, Anaesthetic Equipment, Indian J. Anaesth. 2003; 47 (6) :
437-438, (1950 -1975), http://www.medind.nic.in/iad/t04/i1/iadt04i1p25.pdf