Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 1

EKSTARAK METABOLIT SEKUNDER DARI SIMPLISIA TUMBUHAN OBAT

TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan penyaringan metabolit sekunder dari simplisia tumbuhan obat
dengan beberapa metode ekstaraksi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL
Seetelah melakukan praktikum ini,mahasiswa dapat memahami dan mampu
melakukan penyarian metabolit seunder darisimplisia timbuhan obat dengan cara
sederhana namun terkemdala.

TEORI
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipakai sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga atau yang baru mengalami proses setengah jadi,
seperti pengeringan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia pelikan atau mineral Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman
utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman, yang dimaksud dengan eksudat tanaman
adalah isi yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dikeluarkan dari tanamannya.
Simplisia hewani adalah simplisia yang berasal dari hewan. Sedangkan simplisia
pelikan adalah simplisia yang berasal dari bahan pelikan atau mineral yangbelum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhanadan belum berupa zat kimia
murni(Prasetyo & Entang, 2013).
Cara pembuatan simplisia ada beberapa tahapan yaitu sortasi basah, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan (Prasetyo & Entang, 2013):
1. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan
asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar
suatu tanaman obat bahan-bahan asing seperti kerikil, rumput, batang, daun, akar
yang telah rusa, serta kotoran lain harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-
macam mikroba dalam jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia
dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.
2. Pencucian bahan
Pencucian bahan dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran lain yang
melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih misalnya dari
mata air, air sumur atau air PAM. Simplisia yang mengandung zat yang mudah larut
di dalam air mengair, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Pencucian sayur-sayuran satu kali dapat menghilangkan 25% dari jumlah
mikroba awal, jika dillakukan pencucian sebanyak tiga kali, jumlah mikroba yang
tertinggal hanya 42% dari jumlah mikroba awal. Pencucian tidak dapat
membersihkan simplisia dari semua mikroba karena air pencucian yang digunakan
biasanya terdapat pada permukaan bahan simplisia. Bahan yang telah dikupas
tersebut mungkin tidak memerlukan pencucian jika carapengupasannya dilakukan
dengan tepat dan bersih.
Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal
simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah
mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat
pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba. Bakteri
yang umum terdapat dalam air adalah pseudomonas, proteus, micrococcus, bacillus,
streptococcus, escherichia. Pada simplisia akar, batang atau buah dapat pula
dilakukan pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba awal karena
sebagian besar mikroba biasanya terdapat pada permukaan bahan simplisia. Bahan
yang telah dikupas tersebut mungkin tidak memerlukan pencucian jika cara
pencuciannya dilakukan dengan tepat dan bersih.
3. Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan
bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan
dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi
dijemur lebih dalamkeadaan utuh selama satu hari. Perajangan dapat dilakukan
dengan pisau, dengan alat mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis
atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki. Sebagai contoh alat yang disebut
rasingko (perajangan singkong) yang dapat digunakan untuk merajang singkong
atau bahan lainnya sampai ketebalan 3 mm atau lebih. Alat ini juga dapat digunakan
untuk merajang bahan simplisia yang berasal dari akar, umbi, rimpang dll.
Semakin tipis bahan yang dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga
dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangya zat berkhasiat yang mudah
menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang diinginkan. Oleh
karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan
sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah
berkurangnya minyak atsiri. Selamaperajangan seharusnya jumlah mikroba tidak
bertambah.
Penjemuran sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan akibat
reaksi antara bahan dan logam pisau. Pengeringan dilakukan dengan sinar matahari
selama satu hari.
4. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi
kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau
perusakan mutu atau perusakan simplisia.
Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media
pertumbuhan kapang jasad renik lainnya. Enzim tertentu dalam sel,masih dapat
bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah selmati dan selama bahan
simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih
hidup pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak terjadi
karena adanya keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses
sintesis, transformasi dan penggunaan isi sel. Keseimbangan ini hilang segera
setelah sel tumbuhan mati. Dari hasil penelitian diketahui bahwa reaksi enzimatik
tidak berlangsung bilakadar air dalam simplisia kurang dari 10%. Dengan demikian
proses pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila
kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10%.
Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau
menggunakan suatu alat pengering. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses
pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu
pengeringan dan luas permukaan bahan pada pengeringan bahan simplisia tidak
dianjurkan menggunakan alat dari plastik.
5. Sortasi Kering
Sortasi kering dilakukan setelah proses pengeringan dan sebenarnya merupakan
tahap akhir pembuatan simplisia . Tujuan sortasi kering ini untuk memisahkan
benda-benda tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang
masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
6. Pengepakan dan Penyimpanan
Pada penyimpanan simplisia perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan simplisia, yaitu cara pengepakan, pembungkusan,
pewadahan persyaratan gudang simplisia, cara sortasi dan pemeriksaan mutu, serta
cara pengawetannya penyebab kerusakan pada simplisia yang utama adalah air dan
kelembababan.

Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan untuk
melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik pembuatan ini adalah
dengan cara memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan. Pemutusan lamella tengah
bertujuan memisahkan bagian sel dengan sel lainnya sehingga sel bisa dilihat secara
satuan utuh. Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak penelitian melakukan teknik ini
untuk mengekstraksi suatu zat atau bagian tertentu dari sel tumbuhan (Syukur 2011)

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still
pot (wadahpenyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm
inlet, syphon arm outlet,expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in,
dan cooling water out. Soxhlet biasadigunakan dalam pengekstrasian emak pada suatu
bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilihkarena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkanmelalui sifon tetap tinggal dalam labu,
sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampelselalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metodeini
ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk
ekstraksisenyawa yang tahan panas .Soxhlet merupakan Ekstraksi padat-cair digunakan
untuk memisahkan analit yang terdapat padapadatan menggunkan pelarut organic.
Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahuludengan cara ditumbuk atau
juga diiris-iris. Kemudian padatan yang telah halus dibungkus dengankertas saring.
Padatan yang terbungkkus kertas saring dimasukkan kedalam alat ekstraksi
soxhlet.Pelarut organic dimasukkan kedalam labu alas bulat. Kemudian alat ektraksi
soxhlet dirangkaidengan kondensor . Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut
organic sampai semua analitterekstrak (khamidinal, 2009)

Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi,


penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Komponen utamanya adalah pipa vakum,
pengontrol, labu evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil kodensasi (Rahayu,
2009). Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan
penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari
dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap
naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat
dipisahkan dari zat terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman,
2009).

nfusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstrak sismplisia nabati
dengan air pada suhu 90o C selaam 10-15 menit yang dihitung sejak air mendidih. Jika
bahan yang digunakan untuk membuat dekok berasal dari bahan bertekstur keras,
bahan yang digunakan dalam infusa berasal dari bahan yang lunak (simplisi, daun dan
bunga) seperti daun kumis kucing, daun meniran, daun pegagan, bunga mawar, bunga
melati, dan daun sambiloto. Cara membuat infusa hampir sama dengan merebus teh.
Siapkan simplisia kering 25-30 gram atau bahan segar 75-90 gram. Bahan tersebut
direbus dalam air mendidih 500 cc selaam 15b menit atau sampai volumenya menjadi
250 cc. Setelah direbus airnya disaring dan hasil penyaringan ini disebut infusa.
Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat
tradisional yang belum mengalami pengolahan apa pun kecuali proses pengeringan.
Ditinjau dari asalnya, simplisia digolongkan menjadi simplisian nabati dan simplisia
hewani. Simplisia hewani berasal dari hewan, baik yang masih utuh, organ-organnya,
maupun zat-zat yang dikandungnya yang berguna sebagai obat dan belum berupa zat
kimia murni. Simplisia nabati berasal dari tanaman, baik yang masih utuh, bagian-
bagiannya, maupun zat-zat nabati yang dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa
zat kimia murni. Sumber simplisia nabati sampai saat ini berupa tumbuhan liar dan
tanaman budi daya. Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan
dengan teknik pembuatan ekstrak yaitu karena teknik infusa lebih murah, lebih cepat,
dan alat serta caranya sederhana. (Syamsuni. 2006)
DAFTAR PUSTAKA

Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prasetyo & Entang, 2013, Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-Obatan (Bahan


Simplisia), Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu.
Syukur R, Alam G, Mufidah, Rahim A, Tayeb R. 2011. Aktivitas Antiradikal Bebas
Beberapa Ekstrak Tanaman Familia Fabaceae. JST Kesehatan. 1(1) : 62-67
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Anggota IKAPI: Jakarta.
Rachaman, D. 2009 Jenis-Jenis Ekstrak. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai