Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKONOMI PANGAN DAN GIZI

“PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
• Annisa Deasy Putri (152210712)
• Hilda Diniyati (152210723)
• Miftahur Rahmi (152210725)
• Rizka Venorica Putri (152210734)
• Shani Amalia (152210738)
• Vegya Refinda Shoumi (152210741)
• Widya Gusrita (152210743)
• Yezi Arthiya Devina (152210744)

DOSEN PEMBIMBING :
Irma Eva Yani, SKM, M.Si
Heriyenni, SKM, M.Si
Zulkifli, SKM, M.Si

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
PRODI D IV JURUSAN GIZI
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas Ekonomi pangan ini. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya,

sahabat dan pengikutnya yang selalu memegang teguh seluruh ajaran-Nya.

Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Makadari itu, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun agar pembuatan

makalah kami dapat lebih baik lagi dimasa yang mendatang.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan menjdi salah satu

sumber informasi yang layak diketahui terutama bagi pembaca yang benar-benar

membutuhkan nya.

Padang, 14 Agustus 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................... …………………………….1


1.2 Rumusan Masalah ......................................... …………………………………….2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... …………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep pembangunan ekonomi ........................................................................ 3

2.2 Konsep pertumbuhan ekonomi ......................................................................... 4

2.3 Dampak pembangunan terhadap keadaan gizi .................................................. 8

2.4 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) .............................................. 13

2.5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ......................................... 13

2.6 Rencana Pembangunan Tahunan ..................................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 16

3.2 Saran ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia
bertambah. oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan
dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang
dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil
produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara
mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan
penduduk yang ada di negara tersebut.
Sudah hampir 66 tahun Indonesia merdeka. Akan tetapi kondisi
perekonomian Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan ekonomi,
tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita yang
masih rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia, kita
perlu mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa penjajahan,
orde lama, orde baru hingga masa reformasi. Dengan mempelajari sejarahnya, kita
dapat mengetahui kebijakan-kebijakan ekonomi apa saja yang sudah diambil
pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia serta dapat
memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalah ekonomi yang ada
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami hanya
semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami
perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya.di
tinjau dari segi ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak lebih
dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting, yaitu :
1. Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat.
2. Dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus
bertambah jumlahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kosep pembangunan ekonomi.
2. Konsep perkembangan ekonomi.
3. Dampak pembangunan terhadap gizi.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep pembangunan ekonomi.
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep pertumbuhan ekonomi.
3. Untuk mengetahui dampak dari pembangunan terhadap gizi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi terdiri dari dua kata yaitu pembangunan dan
ekonomi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pembangunan adalah hasil
pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang berhubungan
dengan pengolahan barang industri, pertanian dan perdagangan (Badudu, 2001).
Berikut beberapa pendapat para ahli tentang pembangunan ekonomi :
Menurut Djojohadikusumo (1991) bahwa “Pembangunan ekonomi adalah
usaha memperbesar pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per kapita
dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill”.
H.F. Williamson menyatakan bahwa “Pembangunan ekonomi adalah suatu
proses di mana suatu Negara dapat menggunakan sumber-sumber produksinya
sedemikian rupa sehingga dapat memperbesar produksi perkapita”. Sedangkan
menurut Simon Kuznets menyatakan bahwa “Economic Under Development” antara
lain ialah ketidak mampuan untuk menyediakan tingkat penghidupan yang layak bagi
sebagian besar penduduk suatu Negara dan sebagai akibatnya timbullah kemiskinan
dan kemelaratan.
Sedangkan G.M. Meier & R.E. Baldwin menyatakan bahwa “Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses dengan proses mana pendapatan nasional riel (Net
National Income) suatu perekonomian bertambah dalam suatu periode yang lama”.
Kenaikan pendapatan yang tetap artinya: kenaikan pendapatan nasional yang tidak
turun tetapi naik secara tetap (sustained development).
Menurut Prof.Dr. Sumitro Djoyohadikusumo menyatakan bahwa
“pembangunan ekonomi adalah bagaimana cara menaikkan pendapatan serta
produktiviteit perkapita dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Menurut Schumpeter, perkembangan adalah perubahan spontan dan terputus-
putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi
keseimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan
jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan
dan penduduk..
Pembangunan ekonomi dapat juga dipandang sebagai proses
multidimensional yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang
komprehensif baik ekonomi maupun non-ekonomi. Oleh sebab itu, sasaran
pembangunan yang minimal dan pasti ada menurut Todaro (1983) dalam Suryana
(2000) adalah:
a. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan
pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup seperti perumahan, kesehatan dan
lingkungan.
b. Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan
dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian
yang lebih besar tehadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata
bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, akan tetapi untuk
meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu maupun nasional.
c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan
nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan
ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain,
tetapi dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan.

2.2 Konsep pertumbuhan ekonomi


Persoalan pertumbuhan ekonomi (economi growth) telah mendapat perhatian
yang besar sejak beberapa abad yang silam. Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dan
merupakan sumber utama peningkatan standar hidup (Standard of living) penduduk
yang jumlahnya terus meningkat. Dengan kata lain, kemampuan dari suatu negara
yang meningkatkakan standar hidup penduduknya adalah sangat tergantung dan
ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya (Long run rate of
economic growth).
Pada akhir abad 18 telah berkembang suatu pandangan yang mengatakan
bahwa pertumbuhan penduduk (population growth) akan sangat dibatasi oleh
kemampuan alam untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar (Basic needs) dari
penduduk yang jumlahnya terus meningkat itu. Jika penduduk bertambah lebih cepat
daripada kemampuan ekonomi (economi capasities), maka menurut pendapat
tersebut pertumbuhan penduduk harus dikendalikan atau dikontrol, sebab kalau tidak
akan menyebabkan penderitaan umat manusia yang semakin berat. Pendapat tersebut
dikemukan oleh salah seorang ahli ekonomi klasik yaitu Thomas Robert Malthus
lewat karya nya yang berjudul An Essay On the Principles of Population yang terbit
pertama kali pada tahun 1789 (Muana Nanga,2001)
Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2003), pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara (daerah) untuk
menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya,
kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.
Sementara menurut Muana Nanga dalam buku nya yang berjudul Makro
ekonomi :teori, Masalah dan kebijakan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
didefenisikan sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian
dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan
ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative
change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data produksi domestik bruto
(GDP), atau pendapatan atau out put per kapita. Produk domestik bruto (PDB) adalah
total nilai pasar (Total market value) dari barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan didalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu
tahun).
Konsep lain yang terkait dengan GDP adalah Produk nasional bruto (GNP)
yaitu total nilai pasar dari barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara selama kurun waktu tertentu. Jadi, perbedaan antara GDP dan
GNP adalah bahwa GDP mengukur pendapatan dari faktor-faktor produksi didalam
batas teritori negara, tanpa mempersoalkan siapa yang menerima pendapatan tersebut
; sedangkan GNP mengukur pendapatan dari penduduk suatu negara tanpa
mempersoalkan apakah pendapatan itu dihasilkan oleh produksi didalam negri atau
diluar negri. (Sachs and larrain, 1933 : 25) dalam (Muana Nanga,2001)
Untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi (rate of economic growth),
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

𝒀𝒕 − 𝒀𝒕−𝟏
𝒈= 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
𝒀𝒕−𝟏
Keterangan :
g = pertumbuhan ekonomi
Yt = Pendapatan nasional sekarang
Yt-1 = Pendapatan nasional kemarin

Contoh soal :
Di negara X pada tahun 2007 pendapatan nasional nya adalah Rp 150,2
triliun sedangkan pada tahun 2008 nilai nya telah meningkatkan menjadi Rp 158,8
triliun hitunglah pertumbuhan ekonomi nya.
Jawab :
Diketahui Yt : 150,2
Yt-1 : 158,8
Ditanya = g..?
𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1
𝑔= 𝑋 100%
𝑌𝑡−1
158,8 − 150,2
𝑔= 𝑋 100%
150,2
𝑔 = 5,7 %

Manurut Asfia,2013 Tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan ekonomi


adalah untuk melihat apakah kondisi perekonomian makin membaik atau sebalik
nya. Ukuran baik buruk nya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) dan
daerah asal produksi (regional).
Adanya pertumbuhan ekonomi sangat penting karena mempengaruhi hal-hal
berikut (asfia,2013) :
1. Tingkat kesejahteraan
2. Kesempatan kerja
3. Distribusi pendapatan
Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (Asfia,2013) :
1. Sumber daya manusia
Input tenaga kerja terdiri dari kuantitas tenaga kerja dan keterampilan
angkatan kerja. Banyak ekonom meyakini bahwa kualitas input tenaga kerja
yaitu keterampilan, pengetahuan dan disiplin adalah satu-satunya unsur
penting dari pertumbuhan ekonomi. Perkembangan tekhnologi dalam
kegiatan perekonomian sangat menuntut ketersediaan tenaga kerja yang
lebih terlatih dan terampil.
2. Sumber daya alam
Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah,
keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, hasil laut, serta jumlah
dan hasil kekayaan tambang. Kekayaan alam akan dapt mempermudah usaha
untuk mengembangkan perekonomian suatu negara.
3. Sumber daya modal
Sumber daya modal ada yang disebut barang modal dan modal uang.
Barang-barang modal penting peranan nya dalam meningkat kan
pertumbuhan dibidang ekonomi. Negara-negara yang tumbuh pesat
cenderung melakukan investasi yang sangat besar dalam pembentukan modal
barang baru. Modal uang juga merupakan modal yang sangat menentukan
dan berkontribusi secara langsung dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab
itu, makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi makin besar
output yang dihasilkan asalkan penggunaan nya dikelola secara efisien.
4. Tekhnologi dan inovasi
Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai negara secara umum
ditimbulkan oleh kemajuan ekonomi.
Manfaat pertumbuhan ekonomi
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat
pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau
lembaga internasional lainnya.
3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan
bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan
perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan
Fischer,S,1994:649-651).
2.3 Dampak Pembangunan Terhadap Keadaan Gizi
Pembangunan ekonomi sangat erat dengan masalah kesehatan karena
pembangunan ekonomi tidak akan berjalan dengan lancar bila manusianya tidak
sehat dan sakit-sakitan. Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dikatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, maka pembangunan kesehatan
ditujukan kepada peningkatan pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat,
peningkatan keadaan gizi rakyat, peningkatan pengadaan air minum, peningkatan
kebersihan dan kesehatan lingkungan, perlindungan obat yang tidak memenuhi
syarat, serta penyuluhan kesehatan masyarakat untuk memasyarakatkan perilaku
hidup sehat yang dimulai sedini mungkin.
Krisis ekonomi yang telah berlangsung lama telah meningkatkan angka
kemiskinan dan diikuti dengan penurunan kualitas gizi masyarakat. Indikatornya, di
berbagai daerah terus ditemukan kasus busung lapar, gizi buruk, dan aneka penyakit
rakyat karena melemahnya fisik serta menurunnya daya tahan tubuh karena kualitas
gizi yang rendah, yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan
ketidakberdayaan ekonomi. Banyak keluarga menghabiskan uang untuk rokok
daripada untuk susu bagi anaknya.
Kualitas pangan rakyat kita selama ini telah meningkat cukup baik melalui
kampanye intensif 4 Sehat 5 Sempurna. Empat sehat: nasi, jagung, ubi kayu (sumber
karbohidrat), daging, telur, ikan (sumber protein dan lemak), sayur dan buah-buahan
(sumber serat, vitamin dan mineral); dan sempurna dengan ditambah susu. Namun,
bangsa-bangsa lain asupan gizinya meningkat jauh lebih baik, akibatnya secara
relatif kualitas pangan rakyat kita menjadi kurang baik jika dibandingkan dengan
banyak negara lain.
Membangun ketahanan pangan menyangkut juga penghapusan kemiskinan
yang antara lain berarti penyediaan lapangan kerja; pengetahuan, pemahaman dan
kesadaran menyangkut keluarga, pengambil keputusan dan masyarakat umum; dan
sistem gizi nasional, seperti penyuluh gizi, ahli gizi, dan kelembagaan kebijakan
gizi.
Kemiskinan memiliki hubungan yang timbal balik dengan gizi ini
menyatakan bahwa, kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi
kurang. Proporsi anak gizi kurang berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin
kecil pendapatan penduduk, makin tinggi prosentase anak yang kekurangan gizi.
Makin tinggi pendapatan makin kecil prosentase anak yang kurang gizi, sementara
itu kurang gizi pada anak akan berlanjut hingga dewasa akan berpotensi sebagai
penyebab kemiskinan melalui rendahnya prestasi pendidikan pada sekolah dan
rendahnya produktivitas pada sat mereka bekerja. Kemiskinan juga menjadi
penyebab bagi keluarga dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan .
Jumlah penduduk yang besar, modal badan fisik biologis modal rohaniah dan
mental, serta potensi efektif bangsa merupakan sebagian dari modal pembangunan.
Membangun SDM seutuhnya berarti menjamin adanya peningkatan taraf hidup
rakyat dari semua lapisan masyarakat dan golongan. Peningkatan taraf hidup rakyat
tercermin pada kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan
pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akan merupakan tolok
ukur pencapaian pembangunan. Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan
menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
usaha-usaha peningkatan gizi terutama harus ditunjukkan pada anak-anak dan ibu
hamil. Karena pada masa yang akan datang anak-anak merupakan generasi penerus
nusa dan bangsa.(Linda, 2003)
Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi yang tepat pada anak-
anak akan menurunkan potensi sebagai SDM pembangunan masyarakat dan
ekonomi nasional. Berbagai alasan mengapa anak-anak memerlukan penanganan
serius terutama jaminan ketersediaan zat gizi, yaitu:
a. Kekurangan Gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-
anak (hal ini berarti berkurangnya kualitas SDM di masa yang akan
datang).
b. Kekurangan Gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan
menurunnya produktifitas kerja manusia (hal ini berarti dapat
menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas
kesehatan).
c. Kekurangan Gizi berakibat menurunnya kecerdasan anak-anak (hal
ini berarti menurunnya kualitas kecerdasan manusia pandai yang
dibutuhkan dalam pembangunan bangsa).
Kurangnya Gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja
(yang berarti menurunnya prestasi dan produktifitas kerja manusia).
Harusnya kecukupan pangan dan Gizi bukan merupakan landasan untuk
semua proses kemajuan ekonomi dan social bangsa. Peningkatan Gizi masyarakat
merupakan bagian integral pembangunan nasional. Oleh karena itu pemerintah
membuat program perbaikan Gizi masyarakat yang meliputi penanggulangan
kekurangan vitamin A, penanggulangan anemia Gizi, penanggulangan gondok
endemic,dll.
Tidak terpenuhinya gizi, yang kerap kali disebabkan oleh kondisi sosial-
ekonomi yang kurang baik, sering dianggap sebagai faktor terbesar penyebab
ketidakmaksimalan pertumbuhan badan seorang anak, khususnya tinggi badan.
Selain terpenuhinya gizi dengan baik, yang sering kali dapat tercapai dengan adanya
kondisi sosial-ekonomi yang baik, tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak
hal, antara lain, faktor genetis (keturunan), kondisi psikologis yang baik, situasi
politik yang stabil di negara tempat tinggal, kondisi kesehatan, jumlah anggota
keluarga yang tinggal di dalam satu rumah, dll. (Bogin, 1997).
Kondisi sosial-ekonomi yang baik memberi kemungkinan agar kebutuhan
gizi anak dapat terpenuhi. Yang dimaksud dengan terpenuhinya kebutuhan gizi
adalah tersedianya berbagai zat yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
fungsi-fungsi tubuh, dan sekaligus untuk kebutuhan pertumbuhan badan si anak;
seperti misalnya kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, kalsium dan
mikronutrien.
Selama 30 tahun terakhir, Indonesia mencapai berbagai keberhasilan dalam
pembangunan ekonomi. Bahkan oleh Bank Dunia, Indonesia digolongkan sebagai
salah satu bayi ajaib di Asia Tenggara yang mencapai keberhasilan dalam
pembangunan ekonomi. Pendapatan rata-rata penduduk meningkat, jumlah orang
miskin berkurang dan kesejahteraan penduduk semakin baik. Hal ini terjadi sebelum
krisisekonomi melanda Indonesia di akhir tahun 1997. Dampak dari krisis telah
menekan kesejahteraan rakyat, terutama mereka yang sebelum krisis telah hidup
disekitar garis kemiskinan ke bawah.
Salah satu indikator bagaimana terpuruknya tingkat kesejahteraan rakyat
adalah terjadinya ancaman terhadap kelangsungan pangan dan gizi sebagian besar
penduduk Indonesia.Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sekarang ini baru
menghadapi perubahan ekonomi dan politik yang tidak menentu. Walaupun tidak
merata, secara umum Bank Dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang positif sebelum tahun 1997. Pertumbuhan ekonomi ini berdampak pada
penurunan angka kemiskinan dari 40% tahun 1976 menjadi 11% tahun 1996 ,
penurunan kematian bayi; penurunan kematian anak 0-4 tahun; dan 25% penurunan
kematian ibu. Secara statistik hal ini ditunjang pula dengan pencapaian keamanan
pangan, dan pencapaian pelayanan kesehatan terutama pada ibu dan anak.
Krisis ekonomi memperlambat proses penurunan yang telah terjadi selama
tiga dekade terakhir. Krisis ekonomi berakibat menurunnya nilai rupiah yang
berakibat pada merosotnya pendapatan perkapita dan menyebabkan jumlah
penduduk miskin semakin meningkat. Dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan
masyarakat dapat dilihat secara tidak langsung. Disadari secara luas bahwa dampak
krisis ekonomi berdampak negatif pada status kesehatan masyarakat, akan tetapi
bukti nyata secara statistik masih perlu dikaji agar tidak terjadi kontradiksi.
Kenyataannya kajian perubahan morbiditas dan mortalitas pada penduduk masih
dilakukan terus menerus. Diperlukan informasi data kesehatan dengan kualitasyang
baik dari sistem pelayanan kesehatan dan juga survei lainnya
Gizi berhubungan dengan makanan dan kesehatan. Salah satu golongan umur
yang rawan akan masalah gizi adalah Balita. Gizi pada Balita sangat penting untuk
pertumbuhan dan kecerdasannya, sehingga perlu pemantauan dan pemenuhan
giziyang baik. Masalah gizi kurang, terutama pada anak Balita dikaji
kecenderungannya menurut SUSENAS. Banyak sekali terjadi penurunan prevalensi
gizi kurang,yang menjadi pusat perhatian adalah penderita gizi buruk pada anak
Balita, yang terlihat tidak ada penurunan. Masih tingginya prevalensi gizi kurang
pada anak balita berhubungan dengan masih tingginya Bayi Lahir dengan Berat
Badan Rendah (BBLR). Akibat dari BBLR dan gizi kurang pada balita berkelanjutan
pada masalah pertumbuhan anak usia masuk sekolah. Masalah gizi kurang pada anak
berkelanjutan pada wanita usia subur,yang akan melahirkan anak dengan risiko
BBLR disertai dengan masalah anemia dan gizi mikro lainnya. (Siswono,2008)
Faktor penyebab dari tingginya kematian ibu, bayi dan anak ini tidak lain
disebabkan karena belum memadainya pelayanan kesehatan masyarakat dan keadaan
gizi, diluar faktor pencetus lainnyayang memperkuat masalah ini seperti kemiskinan
dan tingkat pendidikan. Akibat yang terlihat dari kemiskinan adalah masih dijumpai
hampir 50% rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari 70% terhadap angka
kecukupan gizi yang dianjurkan (2200 Kkal/kapita/hari; 48 gram protein/kapita/hari).
United Nation Children’s Fund (UNICEF) mendefinisikan gizi buruk sebagai
hasil dari kekurangan jumlah bahan makanan yang dimakan dan mengulangi
penyakit infeksi. Indikasi gizi buruk sendri seperti menjadi kekurangan berat badan,
pertumbuhan badan yang lambat, badan yang kurus dan asupan vitamin dan mineral
yang kurang. Gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena
kelaparan. Orang yang tidak mendapat asupan makanan yang cukup seringkali
merasa lapar dan kelaparan dalam jangka panjang bisa mengarah pada gizi buruk
(Gavin dalam Kidshealth, 2009).
Gizi buruk di Indonesia banyak menimpa balita. Hal ini dikarenakan pada
saat masih menjadi janin, orang tua balita tersebut tidak mengkonsumsi nutrisi yang
cukup. Setelah lahir pun, balita dari kalangan ekonomi lemah tidak mengkonsumsi
makanan dengan semestinya. Jumlah balita penderita gizi buruk di Indonesia sendiri
cukup banyak yaitu mencapai 4 persen dari jumlah keseluruhan balita di Indonesia.
Sekarang jumlah balita di Indonesia sekitar 23 juta orang, jika dikalikan empat
persen jadi sekitar 900 ribu balita bergizi buruk dan itu menyebar di seluruh
Indonesia (Rahayu dalam Tribunnews, 2012).
Selain pembangunan berdampak kurang baik bagi keadaan kesehatan dan gizi
masyarakat, pembangunan juga berdampak baik bagi pembangunan kesehatan.
Peningkatan kesehatan dan pendidikan merupakan nilai investasi bagi keluarga untuk
keluar dari jebakan lingkaran setan kemiskinan. Kesehatan dan pendidikan berkaitan
sangat erat dalam pembangunan ekonomi. Kesehatan dan pendidikan adalah
investasi yang dibuat dalam individu yang sama. Modal kesehatan yang lebih baik
dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan karena kesehatan
adalah faktor penting atas kehadiran disekolah, anak-anak yang sehat lebih
berprestasi disekolah/ dapat belajar secara lebih efisien, kematian yang tragis pada
anak-anak usia sekolah juga meningkatkan pengembalian atas investasi dalam
pendidikan, dan individu yang sehat lebih mampu menggunakan pendidikan secara
produktif disetiap waktu dalam kehidupannya.
Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas
investasi dalam kesehatan karena banyak program kesehatan bergantung pada
berbagai keterampilan yang dipelajari sekolah, sekolah mengajarkan pokok-pokok
kesehatan pribadi dan sanitasi, dan dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan
melatih petugas pelayanan kesehatan. Dengan perbaikan efisiensi produktif dari
investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam
kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.
2.4 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Rencana pembangunan jangka panjang disusun oleh pemerintah pusat/ daerah
yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional/Daerah. RPJP Nasional adalah
dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 tahun yang memuat visi, misi
dan arah pembangunan nasional. Pembangunan Daerah yang mengacu pada rencana
pembangunan jangka panjang nasional.Penyusunan RPJP Nasional/Daerah dilakukan
melalui urutan kegiatan:
1. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan.
2. Musyawarah perencanaan pembangunan.
3. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
Untuk tingkat daerah, Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJP daerah.
Rancangan awal RPJP yang disusun Bappeda tersebut akan digunakan sebagai bahan
pembahasan dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Musyawarah
perencanaan pembangunan (Musrenbang), diselenggarakan Bappeda yang diikuti
oleh unsur-unsur penyelenggara negara dengan mengikut sertakan masyarakat(antara
lain LSM, asosiasi profesi, pemuka agama, pemuka adat, perguruan tinggi
sertakalangan dunia usaha), dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat.
Berdasarkan hasil musyawarah tersebut Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP
Daerah. RPJP Daerah ditetapkan dengan Perda.

2.6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)


Rencana pembangunan jangka menengah yang disusun oleh pemerintah
pusat/ daerah,disebut rencana pembangunan jangka menengah tingkat pusat/daerah
yang disingkatmenjadi RPJM Nasional/RPJM Daerah. Dalam pasal 5 (2) Undang-
Undang No. 25 Tahun2004 menyatakan bahwa: RPJM daerah merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program pembangunan daerah yang penyusunannya berpedoman
pada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah
kebijakan keuangandaerah, stratejik pembangunan daerah, kebijakan umum, dan
program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan
program kewilayahan disertaidengan rencana-rencana kerja dalam rangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dilakukan melalui urutan kegiatan sebagai
berikut:
1. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan.
2. Penyiapan rancangan rencana kerja
3. Musyawarah perencanaan pembangunan
4. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
Rancangan awal RPJM daerah disusun oleh Kepala Bappeda yang merupakan
penjabarandari visi, misi, dan program kepala daerah ke dalam stratejik
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas kepala daerah dan arah
kebijakan keuangan daerah. Dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM daerah
yang disiapkan oleh Kepala Bappeda, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah,
menyiapkan rancangan rencana stratejik satuan kerja perangkat daerah (Renstra-
SKPD), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinyayang memuat visi, misi, tujuan,
stratejik, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. Rancangan Renstra-SKPD
digunakan oleh Kepala Bappeda untuk menyusun rancangan RPJM daerah yang akan
digunakan sebagai bahan penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan
(Musrenbang) jangka menengah. Musrenbang jangka menengah daerah dalam
rangka menyusun RPJM daerah dilaksanakan paling lambat dua bulan setelah kepala
daerah dilantik dan diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara dan
mengikutsertakan masyarakat.Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM daerah
berdasarkan hasil musrenbang jangkamenengah daerah. RPJM daerah ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah paling lambattiga bulan setelah kepala daerah
dilantik. Setelah ditetapkannya RPJM daerah, satuan kerja perangkat daerah segera
menyesuaikan Renstranya dengan RPJM daerah yang telahdisahkan dan ditetapkan
dengan peraturan pimpinan satuan kerja perangkat daerah.

2.7 Rencana Pembangunan Tahunan


Rencana pembangunan tahunan daerah, yang selanjutnya disebut rencana
kerja pemerintah daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan untuk periode satu
tahun.RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD dan mengacu pada RPJPD
yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,
rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan RKPD melalui urutan kegiatan sebagai berikut:
1. penyiapan rancangan awal RKPD
2. penyiapan rancangan rencana kerja
3. musyawarah perencanaan pembangunan
4. penyusunan rancangan akhir RKPD.
Sebagai langkah pertama dalam penyusunan RKPD, Kepala Bappeda
menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM daerah.
Selanjutnya Kepala SatuanKeja Perangkat Daerah menyiapkan Renja-SKPD sesuai
dengan tugas pokok danfungsinya dengan mengacu pada rancangan awal RKPD
yang disusun oleh KepalaBappeda. Pada dasarnya Renja SKPD berisi tentang;
Kebijakan Umum SKPD, dan;Program/kegiatan Pembangunan dilingkungan SKPD,
baik yang dilaksanakan oleh SKPDmaupun dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Setelah itu Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan
RKPD dengan menggunakan dasar dari Renja-SKPD tersebut.Rancangan RKPD
menjadi bahan dalam Musrenbang yang diselenggarakan oleh Kepala Bappeda.
Musrenbang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintahan. Kepala Bappeda
akhirnya menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil dari Musrenbang
tersebut. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan menjadi
pedoman penyusunan RAPBD.
Gambar. Bagan aliran penyusunan RKPD

1. RANCANGAN AWAL RKPD 6. RKPD dijadikan pedoman


penyusun APBD
Disiapkan oleh Kepala Bappeda

2. RESTRA & RENJA SKPD 5. RANCANGAN AKHIR RKPD

Disiapkan Kepala SKPD mengacuh Disiapkan Bappeda dan ditetapkan


pada Rancana Awal SKPD dengan Kepala Daerah.

4. MUSRENBANG KAB/KOTA
3. KOORDINASI RANCANGAN Diikuti semua unsure
RKPD berdasarkan Renja SKPD penyelenggara pemerintahan.
(disiapkan eleh Kepala Bappeda)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikkan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur
ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi,
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis menyarankan agar makalah ini dapat
dimanfaatkan sebaik- baiknya terutama bagi orang-orang yang sedang
membutuhkan informasi mengenai penjabaran makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Badudu,J.s.1984.ungkapan bahasa indonesia cetakan ke-11.bandung:Pustaka prima.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta ;


Yayasan Obor Indonesia.

https://danarajis.wordpress.com/2013/06/15/makalah-pertumbuhan-ekonomi/
(diakses pada tanggal 21 agustus 2016)

Jhingan, 2003.Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.Jakarta : Rajawali Press.

Murni,asfia.2013.Ekonomi makro edisi revisi. Bandung ; PT. Refika Aditama

Nanga, mauna.2001.MakroEkonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan..jakarta ; PT.


Raja grafindo persada.

Safril, dkk. 2003. Ekonomi dan Pembangunan. Bumi Aksara, Jakarta.

Sukirno,Sadono.2011.Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Suryana.2000.Ekonomi Pembangunan, Problematika dan Pendekatan Edisi


Pertama.Jakarta:Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai