ARTHRITIS GOUT
DISUSUN OLEH:
NAMA : Fadila
STAMBUK : N 111 16 020
PEMBIMBING : Dr. dr.M SABIR, M. Si
dr. Trieko Stefanus Larope
1
etnis dan kebudayaan, memungkingkan Indonesia memiliki lebih banyak
variasi jumlah kejadian Arthritis Gout.2,3
Puskesmas kinovaro merupakan pemekaran dari puskesmas marawola
dan puskesmas tinggede serta berada di wiliya kerja kabupaten sigi biromaru.
jumlah penduduk di wilaya kerja puskesmas kinovaro pada tahun 2017 adalah
10.232 jiwa yang tersebar di 10 desa. Di puskesmas Kinovaro penyakit
arthritis Gout termasuk dalam kelompok penyakit radang sendi yang
menempati 10 penyakit terbesar pada lansia dengan jumlah penderita 125
penderita pada tahun 2017.4
Untuk menurunkan angka penderita Puskesmas sebagai ujung tombak
dalam pelayanan kesehatan masyarakat primer yang bertanggung jawab
terhadap kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat memiliki peranan
yang sangat penting demi mewujudkan masyarakat yang sehat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan refleksi kasus ini sebagai berikut :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit dan beberapa faktor resiko
penyebarannya di wilayah kerja Puskesmas Kinovaro
2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
2.1 Menentukan Prioritas Masalah Menggunakan Rumus Hanlon
Kuantitatif
1 Riwayat 2 2 4 8
keluarga
2 Diet 4 4 2 10
makanan
purin dan
lemak
3 Usia 4 2 3 9
4 Jarang 3 3 1 7
berolah raga
5 Tingkat 3 2 2 7
pendidikan
Dilihat dari table diatas masalah yang menjadi prioritas pada keluarga
ini adalah diet makanan purin & lemak, riwayat keluarga, dan usia
3
c. KRITERIA C : Kemudahan dalam Penanggulangan
1 2 3 4 5
e. PENETAPAN NILAI
Diet purin & lemak
NPD : (A+B) C = (5+8) 4= 13x4 = 52
NPT : (A+B) CxD = (5+8) 4x1 = 12x4 = 52
Usia
NPD : (A+B) C = (8+8) 3 = 16x3 = 48
NPT : (A+B) CxD = (8+8) 3x1 =16x2= 48
Riwayat keluarga
NPD : (A+B) C = (6+7) 2 = 13 x3 = 26
NPT : (A+B) CxD = (6+7) 2x1 = 13 x3 =26
f. KESIMPULAN
Masalah A B C NPD D NPT Prioritas
kesehatan (PEARL)
Diet makanan 5 8 4 52 1 52 1
purin & lemak
Usia 8 8 3 48 1 48 2
Riwayat 6 7 2 26 1 26 3
Keluarga
Kesimpulan dari rumus ini yaitu perilaku diet makanan purin dan lemak
merupakan prioritas masalah yang menempati urutan ke-1 dari 3 prioritas masalah
yang ada.
4
2.2 KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 53 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : petani
Alamat : Desa Kanuna
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan: 18 Agustus 2018
5
E. Riwayat Sosial dan lingkungan :
1. Pasien tinggal dengan anggota keluarga lainnya yang berjumlah 3
orang, yaitu anak bungsu pasien, anak mantu dan cucu pasien
2. Pasien terkadang bekerjan di kebun milik pasien dan memiliki
penghasilan dari hasil berkebun untuk makan sehari-hari tetapi
semenjak sakit, pasien sudah jarang pergi berkebun.
3. Pasien mengatakan suka sekali makan makanan bersantan seperti
sayur kelor dan kacang tanah yang digoreng, serta mengonsumsi
tahu dan tempe goreng. Terkadang sesekali mengkonsumsi ikan
goreng.
4. pasien sering sekali bermain dengan cucunya. Terkadang pasien
sering menggendong cucu pasien sampai berjam-jam.
5. Pasien tinggal dirumah yang merupakan rumah milik sendiri, tidak
bertingkat, lantai terbuat dari semen halus, dan dinding rumah
terbuat dari tembok dan papan. Di dalam rumah terdapat 1 buah
ruang tamu, 1 ruang keluarga sekaligus ruang tidur pasien, 1 buah
kamar tidur yang dihuni oleh anaknya, dapur, dan pasien memasak
menggunakan kompor gas.
6. Pasien memiliki asuransi kesehatan berupa KIS dari pemerintah,
memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan.
F. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan sehari-hari memiliki kebiasaan mengonsumsi
makanan yang mengandung purin yang dapat meningkatkan asam urat
seperti : kacang-kacangan, tahu dan tempe.
6
Status Gizi : IMT 19.00 (berat badan ideal)
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit (kuat angkat, reguler)
Suhu : 36.50
Pernapasan : 20 kali/menit
Kulit : Warna kuning langsat, lapisan lemak di bawah kulit
cukup.
Kepala : Normosefal, rambut berwarna hitam, tipis dan tidak
mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus, pupil bulat isokor (diameter 3 mm). Terdapat
sekret pada hidung (warna bening keputihan), tidak
terdapat pernapasan cuping hidung. Tidak ada sekret
pada telinga, bibir tidak sianosis.
Tenggorokan- : Tonsil dan faring dalam batas normal
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) taktil
fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas brokovesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung : Inspeksi : iktus kordis tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavicula sinistra
Perkusi : pekak
7
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Perkusi : timpani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba.
Ekstremitas Atas : Akral hangat, edema (+), nyeri (+) pada regio manus
Regio manus dextra digiti II dan III.
dextra
Ektremitas Bawah Akral hangat, edema (-), Nyeri (+)
V. Diagnosis
Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
VI. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
- Paracetamol 500 mg mg 3x1 kalau nyeri
- Danason 0,5 mg 3x1 kalau meradang
- Vit. B complex 1x1
1. Non medikamentosa
Edukasi :
a. Menganjurkan pasien dan kelurga mengurangi konsumsi makanan
yang mengandung purin, dengan mengganti lauk pauk seperti ikan.
b. Melakukan kegiatan olahraga untuk melatih pergerakan tulang yang
kaku.
8
c. Melakukan kontrol kembali dan datang secepatnya jika keluhan
pasien semakin memberat.
d. Mengontrol peningkatan berat badan dengan mempertahankan berat
badan ideal.
e. Menghindari konsumsi minuman bersoda dan beralkohol
9
BAB III
PEMBAHASAN
2. Faktor Perilaku
Faktor perilaku yang dapat diambil dari kasus ini adalah kebiasaan
konsumsi makanan pasien yang tinggi purin, yaitu konsumsi kacang-
kacangan, tauge, tahu dan tempe, jenis makanan ini dapat meningkatkan
produksi asam urat dalam darah. Serta konsumsi makanan yang berlemak
seperti gorengan serta bersantan dapat meningkatkan kadar lemak dalam
darah seperti pada keadaan hipertrigliserida dapat memicu peningkatan
produksi asam urat.
Kondisi lain yang dapat meningkatkan produksi asam urat adalah
konsumsi alcohol, obesitas, penggunaan obat-obat sitotoksik, vit B12, dan
lainnya. Peningkatan kadar asam urat dapat diakibatkan oleh penurnan
eksresi asam urat oleh ginjal, berikut keadaan yang dapat menyebabkan
penurunan eksresi asam urat oleh ginjal yaitu penggunaan obat-obatan
10
(diuretik, siklosporin, etambutol, pirazinamid), hipertensi, gagal ginjal,
dehidrasi, asidosis laktat, hipotiroidsm, dan hiperparatiroidism.
11
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
Faktor resiko utama terjadinya Arthritis Gout pada pasien ini adalah faktor
perilaku dan genetik.
II. Saran
Upaya pencegahan (preventif) terhadap penyakitArthritis Gout dapat
dilaksanakan dengan mengaplikasikan lima tingkat pencegahan penyakit (five
level prevention), sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan dalam upaya mencegah terjadinya penyakit arthritis
Gout dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya :
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit
penyakit Arthritis Gout, dan faktor-faktor resikonya.
b. Melakukan seminar-seminar kesehatan bagi masyarakat tentang
upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, seperti mengatur pola makan
terutama membatasi asupan makanan yang mengandung purin,
mengurangi atau mengeliminasi asupan alkohol, olahraga teratur,
pengurangan berat badan atau mempertahankan berat badan yang
ideal.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu (general and specific protection)
Merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap ancaman agen penyakit atau pembawa penyakit
tertentu.Tujuan dari specific protection ini adalah sebagai perlindungan
khusus terhadap ancaman seperti penyakit. Tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
12
a. Memberikan informasi pada pasien tentang makan apa saja yang
dapat memicu naiknya Arthritis Gout seperti makanan yang
mengandung kadar purin tinggi sebaiknya dihindari, minuman
beralkohol dan bersoda serta kebiasaan merokok yang harus
dihentikan.
b. Olahraga ringan teratur dapat merupakan salah satu solusi untuk
mencegah terjadinya deformitas.
c. Untuk pasien dengan obesitas, mengurangi berat badan adalah
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah arthritis
gout.
13
tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin. Hal yang dapat dilakukan adalah:
Untuk penyakit Arthritis Gout penyebab kecacatan terbesar adalah
terjadinya kontraktur dan deformitas tulang. untuk itu, cara yag
dilakukan adalah dengan merubah pola hidup terutama pola makan
diet rendah purin dan pengobatan yang teratur.
Untuk pasien yang sudah mengalami deformitas, selain pola hidup
sehat dan pengobatan teratur, perlu juga dilakukan latihan fisik
untuk mengembalikan fungsi tubuh.
Salah satu komplikasi yang fatal selain terjadinya deformitas yaitu
terbentuknya Kristal asam urat di ginjal, oleh karena itu penderita
dianjurkan untuk mengonsumsi air putih 8 gelas sehari selain
memenuhi kebutuhan cairan tubuh juga untuk mencegah
penumpukan Kristal urat di ginjal.
5. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan serangkaian dari tahap pemberantasan
kecacatan.Rehabilitasi ini bertujuan untuk berusaha mengembalikan
fugsi fisik, psikologis, dan social seoptimal mungkin.Pada kasus ini
dapat dilakukan rehabilitasi fisik jika terdapat gangguan fisik seperti
deformitas.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
17