Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI


WILAYAH INDONESIA
Peta Wilayah Indonesia
A. Perkembangan Wilayah Administrasi Indonesia
Pada awalnya berdiri negara kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 8 provinsi yang
ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945
yaitu sebagai berikut:
1. Sumatra
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Timur
5. Sunda Kecil (kepulauan Nusa Tenggara)
6. Kalimantan
7. Sulawesi
8. Maluku
Pada tahun 1950, provinsi di Indonesia jumlahnya 11. Hasil pemekaran dari Provinsi
Sumatra yaitu Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Tengah dan Sumatra Selatan. Provinsi Jawa
Tengah dimekarkan menjadi Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perkembangan jumlah provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut :
· Pada tahun 1956, jumlah provinsi di Indonesia adalah 15 provinsi.
· Pada tahun 1957,jumlah provinsi di Indonesia ada17 provinsi.
· Pada tahun 1958, provinsi di Indonesia berjumlah 20 provinsi.
· Pada tahun 1959, provinsi di Indonesia berjumlah 20 provinsi.
· Pada tahun 1960, provinsi di Indonesia berjumlah 21 provinsi.
· Pada tahun 1967, provinsi di Indonesia berjumlah 25 provinsi.
· Pada tahun 1969, provinsi di Indonesia berjumlah 26 provinsi.
· Pada tahun 1976 , Timor Timur bergabung dengan Indonesia dan menjadi provinsi ke 27.
· Pada tahun 1999, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan Provinsi Maluku dimekarkan
menjadi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.
· Pada tahun 2000, Provinsi di Indonesia berjumlah 32 provinsi.
· Pada tahun 2002,Provinsi di Indonesia berjumlah 33 provinsi.
· Pada tahun 2004,Provinsi di Indonesia berjumlah 33 provinsi.

Provinsi dan ibu Kota Provinsi

No. Provinsi Ibu Kota


1 Nanggroe Aceh Darussalam Banda Aceh
2 Sumatra Utara Medan
3 Sumatra Barat Padang
4 Riau Pekan Baru
5 Kepulauan Riau Bandar Seri Bentan
6 Jambi Jambi
7 Bengkulu Bengkulu
8 Sumatra Selatan Palembang
9 Bangka Belitung Pangkal Pinang
10 Lampung Bandar Lampung
11 DKI Jakarta Jakarta
12 Banten Serang
13 Jawa Barat Bandung
14 Jawa Tengah Semarang
15 DI Yogyakarta Yogyakarta
16 Jawa Timur Surabaya
17 Bali Denpasar
18 Nusa Tenggara Barat Mataram
19 Nusa Tenggara Timur Kupang
20 Kalimantan Barat Pontianak
21 Kalimantan Tengah Palangkaraya
22 Kalimantan Timur Samarinda
23 Kalimantan Selatan Banjarmasin
24 Sulawesi Utara Manado
25 Gorontalo Gorontalo
26 Sulawesi Tengah Palu
27 Sulawesi Barat Mamuju
28 Sulawesi Selatan Makassar
29 Sulawesi Tenggara Kendari
30 Maluku Ambon
31 Maluku Utara Sofifi
32 Papua Jayapura
33 Irian Jaya Barat Manokwari

Wilayah Laut Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah lautan yang cukup luas. Wilayah
daratannya terdiri dari beribu-ribu pulau. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di
dunia, dengan ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa terletak pada posisi silang yang sangat
strategis, yang berada di Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik.
Wilayah Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945
masih mengikuti Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie tahun 1939. Lebar laut wilayah
Indonesia 3 mil diukur dari garis air terendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia,
penetapan tersebut tidak menjamin kesatuan wilayah NKRI. Hal ini lebih terasa lagi bila
dihadapkan pada pergolakan-pergolakan dalam negeri pada saat itu. Mengingat keadaan
lingkungan alamnya, persatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara menjadi tuntunan utama
bagi terwujudnya kemakmuran dan keamanan. Atas pertimbangan tersebut, maka dikeluarkan
Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957.
Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa letak geografis Indonesia adalah negara
kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dengan sifat dan corak
tersendiri. Deklarasi tersebut juga menyatakan bahwa demi keutuhan teritorial dan untuk
melindungi kekayaan negara yang ada di dalamnya, pulau-pulau serta laut yang ada harus
dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang ditetepkan UU No:4/Prp Tahun 1960
tentang Perairan Indonesia.
Sejak tahun 1960 luas wilayah berubah dari + 2 juta km2 menjadi + 5 juta km2, dengan 65
% wilayahnya terdiri atas laut atau perairan. Perairan laut Indonesia berdasarkan Konvensi
Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Batas laut teritorial yaitu 12 mil dari titik terluar sebuah pulau ke laut bebas,. Berdasarkan batas
tersebut, negara Indonesia memiliki kedaulatan atas air, bawah laut, dasar laut, dan udara di
sekitarnya termasuk kekayaan alam di dalamnya.
2. Batas landas kontinen sebuah negara paling jauh 200 mil dari garis dasar ke laut bebas dengan
kedalaman tidak lebih dari 200 meter. Ladas kontinen adalah dasar laut dari arah pantai ke
tengah laut dengan kedalaman tidak lebih dari 200 meter.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ditarik dari titik terluar pantai sebuah pulau sejauh 200
mil. Dengan bertambahnya luas perairan Indonesia, maka kekayaan alam yang terkandug di
dalamnya bertambah pula. Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan
dan melindungi sumber daya alam dari kerusakan.
Peta Wilayah Laut Indonesia
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 perairan laut
teritorial Indonesia terdiri atas tiga bagian yaitu laut teritorial, batas landas kontinen, dan zona
ekonomi eksklusif (ZEE). Selain ketiga wilayah perairan laut masih ada wilayah ini berbeda di
dalam dan di antara Kepulauan Indonesia. Contoh wilayah perairan ini misalnya Laut Jawa,
Selat Sunda, Selat Makasar, dan Laut Banda.
Untuk kepentingan persahabatan antar negara maka dlam konvensi Hukum Laut
Internasional ditetapkan adanya lintas damai melalui laut teritorial. Yang dimaksud lintas damai
adalah jalur wilayah laut teritorial yang boleh digunakan oleh pihak asing sepanjang tidak
merugikan bagi kedamaian, ketertiban, dan keamanan negara yang berdaulat.
Laut selain berfungsi sebagai penghubung wilayah satu dengan yang lain dalam
memperlancar hubungan transportasi, juga kekayaan yang terkandung di dalamnya sangat
menopang kehidupan rakyat. Potensi yang ada di laut dapat menimbulkan masalah apabila
pengelolaannya tanpa memperhatikan lingkungan.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan laut maka beberapa usaha yang dapat dilakukan
adalah :
1. Membatasi penggunaan beberapa macam alat penangkapan ikan.
2. Alat penangkap ikan berupa pukat harimau dilarang guna melindungi berbagai ikan tertentu.
3. memperhatikan daerah, jalur, dan musim penangkapan.
4. Mencegah pencemaran dan kerusakan, melakukan rehabilitasi, dan budidaya sumber daya ikan.
5. Membatasi daerah penangkapan.
6. Pengelolaan sumber daya alam dengan pendekatan lingkungan. Sumber daya alam harus
digunakan secara nasional, tidak merusak lingkungan hidup, dilaksanakan dengan kebijaksanaan
yang menyeluruh, dan memperhatikan generasi yang akan datang.
7. Membuat undang-undang untuk melindungi penyu dan melindungi pantai tempat penyu bertelur.
8. Mengeluarkan PP No. 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan
Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai untuk menjaga terpeliharanya
lingkungan laut.
B. Perubahan Wilayah Laut Teritorial Indonesia
Negara Indonesia dikenal dengan sebutan Negara Kepulauan atau Negara Maritim,
karena mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Luas perairan Indonesia mencapai 7,9 juta
km2 atau 81 persen dari luas keseluruhan.
Laut teritorial adalah wilayah lautan suatu negara yang dianggap sebagai daratan. Berdasarkan
Ordonansi tentang Laut Teritorial dan Daerah Maritim (Territorial Zee en Maritim Kringen
Ordonantie) tahun 1939 yakni pada masa Pemeritahan Hindia Belanda; batas laut teritorial
Indonesia hanya sejauh 3 mil (1 mil laut = 1.850 m), diukur dari pantai setiap pantai setiap pulau
pada saat air laut surut. Ordonansi tentang kelautan tahun 1939 dinilai sudah tidak sesuai lagi dan
sangat merugikan untuk memelihara kepentingan dan kebutuhan vital Indonesia baik di bidang
politik, sosial budaya maupun pertahanan keamanan nasional.
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia memperjuangkan batas laut teritorial tersebut ke
forum internasional. Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah berhasil membuat kesepakatan
yang dikenal dengan nama Deklarasi Juanda. Dalam deklarasi ini disebutkan bahwa batas laut
teritorial Indonesia adalah 12 mil, dari garis dasar. Deklarasi Juanda tersebut kemudian
dikukuhkan dengan UU No. 4 tahun 1960. Kesepakatan ini didukung pula oleh Konvensi Hukum
Jamaica.

1. Wilayah Laut Teritorial Indonesia


Menyadari bahwa wilayah negara memiliki perairan yang sangat luas, Indonesia
memberlakukan Hukum Laut Internasional yang disetujui PBB. Hukum itu berupa Traktat
Multilateral hasil pertemuan di Jamaica pada tanggal 10 Desember 1982. Adapun hasil perluasan
wilayah laut teritorial Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Batas Laut Teritoria


Batas laut teritorial adalah garis batas yang berjarak 12 mil dari garis dasar. Kewenangan
yang dimiliki suatu negara dalam wilayah teritorial sebagaimana lazimnya sebuah negara
mengelola daratan.
b. Batas Landas Kontinen
Dalam perkembangannya pada tanggal 17 Februari 1969 pemerintah Indonesia
mengumumkan tentang Landas Kontinen Indonesia sebagai usaha peningkatan perjuangan untuk
pengakuan gagasan Wawasan Nusantara. Batas Landas Kontinen adalah garis batas yang
merupakan kelanjutan dari benua (kontinen). Kewenenangan yang dimiliki negara dalam
wilayah ini bahwa negara pantai boleh melakukan eksploitasi dan eksplorasi kekayaan mineral
dan kekayaan alam lainnya dengan kewajiban harus membagi keuntungan dengan masyarakat
internasional.
c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Lebih lanjut pada konferensi hukum laut Internasional di Jamaika tahun 1982 diputuskan
bahwa wilayah laut bagi negara kepulauan sejauh 200 mil dari garis pangkal teritorial.
Sebagaimana tindak lanjut pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 5 tahun 1983 tentang
Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) bahwa batas wilayah laut Indonesia sejauh 200 mil diukur dari
garis dasar. Di dalam wilayah ini, negara pantai berhak menggali segala sumber hayati maupun
sumber alam lainnya yang berada di bawah permukaan laut, di dasar laut dan di bawah dasar
laut.

2. Peta Wilayah Laut Teritorial Indonesia


Amati peta wilayah laut teritorial Indonesia di bawah ini, dan tunjukkan batas-batas
wilayah laut.
Gambar 1.10 Peta wilayah laut teritorial Indonesia

3. Upaya Pelestarian Laut di Indonesia


Berbagai usaha yang dapat dilakukan bangsa Indonesia dalam upaya pelestarian laut,
antara lain sebagai berikut.
a. Larangan Membuang Limbah Industri ke Laut
Pembuangan limbah industri yang bercampur dengan bahan-bahan kimia ke laut akan
mengakibatkan punahnya kehidupan di laut. Dalam hal ini, perhatian pemerintah benar-benar
dibutuhkan.

b. Pencegahan Polusi Air Laut


Kapal-kapal yang membuang bahan bakar seenaknya dan juga tumpahan minyak dari
kapal tanker dapat menyebabkan polusi air laut. Karena adanya polusi tersebut, ikan dan burung-
burung yang mencari makan di laut dapat mati. Ikan-ikan itu mati kekurangan oksigen karena
permukaan laut tertutup tumpahan minyak. Adapun burung-burung pemakan ikan juga dapat
mati karena terjebak gumpalan minyak mentah yang lengket sehingga tidak dapat terbang.

c. Larangan Penggunaan Bahan Peledak untuk Penangkapan Ikan


Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak dapat merusak lingkungan laut. Ikan
besar dan kecil dapat mati semua karena penggunaan bahan peledak. Belum lagi kerusakan
karang yang ditimbulkannya dapat menyebabkan ikan tidak memiliki tempat untuk berkembang
biak.

d. Mengadakan Reboisasi Pantai


Tanah-tanah yang gundul di sekitar pantai sangat mengancam kelestarian lingkungan. Erosi
pantai dapat melebar sampai daratan. Untuk itu kawasan pantai pun perlu reboisasi, yaitu dengan
cara penanaman pohon bakau. Upaya ini dilakukan untuk mencegah abrasi atau pengikisan
terhadap daerah pantai. Selain berfungsi sebagai penahan air laut yang mengancam daratan,
hutan bakau sangat baik untuk berbiak berbagai jenis ikan.

Anda mungkin juga menyukai