Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan.Asam sulfat (H2SO4) memiliki banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.Kegunaan utama dari asam
sulfat yaitu dalam pemrosesan biji mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak.
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi suatu reaktan atau produk
tiap satuan waktu. Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu:
1. Sifat dasar reaktan. Karbon tetraklorida (CCl4) tidak terbakar dalam oksigen
tetapi metana (CH4) terbakar dengan baik. Faktanya, CCl4 digunakan dalam alat
pemadam api, sementara CH4 adalah komponen utama dari gas alam. Faktor ini
paling tidak dapat dikontrol oleh ahli kimia,sehingga mendapat perhatian.
2. Temperatur. Umumnya semakin tinggi temperatur sistem, semakin cepat reaksi
kimia berlangsung. Rumus dasar untuk hal ini ialah bahwa tiap kenaikan suhu
10°C akan menaikkan dua kali lipat kecepatan reaksi.
3. Penambahan katalis. Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat (atau
memperlambat) suatu reaksi kimia tanpa mengalami perubahan permanen pada
komposisinya.
4. Konsentrasi reaktan. Umumnya semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin
cepat reaksinya.
5. Tekanan reaktan gas. Umumnya semakin tinggi tekanan reaktan gas, reaksi akan
semakiin cepat.
Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik
yang dikenal sebagai hukum laju atau persamaan laju. Reaksi hipotetik sebagai
berikut:
aA + Bb +.... gG + Hh + .....
a,b,...merupakan koefisien reaksi dan laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju.
V = k[A]m[B]n
Laju reaksi dapat dihitung dengan mengukur jumlah magnesium atau asam klorida
yang digunakan dalam waktu tertentu atau jumlah magnesium klorida dan gas
hydrogen dalam waktu tertentu.Begitu pula untuk reaksi antara natrium tiosulfat dan
asam sulfat.
Alat Bahan
- Gelas kimia 100 ml - Larutan Na2S2O3 0,1 M
- Gelas ukur 10 ml - Larutan H2SO4 0,5 M
- Stopwatch - Pita Mg
- Erlenmeyer 100 ml - Larutan HCl 2 N
- gelas ukur 25 ml
- kertas gosok / amplas
E. Prosedur Percobaan
a Reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Sulfat
Tabel I
Tabel II
10 mL Na2SO4 0,1 M 7,5 mL Na2SO4 0,1 M 5 mL Na2SO4 0,1 M +
+
5 mL air
2,5 mL air
Pita Magnesium
Diamplas
Dipotong 16 potongan (
0,5 cm )
Dimasukkan dalam
erlenmeyer yang berisi
12,5 mL HCl 2 N
Dicatat waktunya
Digoyangkan sekali-sekali
agar pita Mg tetap goyang
Stopwatch dihentikan
setelah Mg larut
Waktu
Diulangi dengan mengubah konsentrasi HCl : 1,8 N; 1,6 N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; 0,6 N
F. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No Prosedur Dugaan / reaksi simpulan
Sebelum Sesudah
1 Reaksi antara Na2S2O3 0,1 1. Tabung I Na2S2O3(aq) + Semakin besar
Natrium M : larutan Larutan : H2SO4(aq) konsentrasi,
Tiosulfat tidak keruh (+++) Na2S2O3(aq) + maka semakin
dengan Asam berwarna t = 1 menit 3O2 + 2S + H2O cepaat waktu
Sulfat H2SO4 0,5 M 45 detik untuk menjadi
Tabe I : larutan tidak 2. Tabung II Larutan semaki keruh. Dengan
berwarna Larutan : keruh seiring orde reaksinya
keruh (++) bertambahnya yaitu satu.
dari data yang diperoleh diatas, maka dapat kita ketahui bahwasannya semakin
tinggi normalitas HCl, maka semakin cepat Mg larut atau habis bereaksi. Dari
percobaan yang dilakukan, didapatkan waktu yang dibutuhkan oleh Mg untuk
bereaksi secara total, telah sesuai dengan teori dimana semakin besar konsentrasi HCl
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan logam Mg untuk habis bereaksi. Dan dari
hasil perhitungan di dapatkan bahwa percobaan ini merupakan percobaan berorde 1.
H. Kesimpulan
2. Apa sebabnya setiap percobaan dapat diulangi dalam larutan yang sama?
(pemasukan pita Mg untuk kedua kalinya)
Setiap percobaan dapat diulangi dalam larutan yang sama karena mol dari larutan
masih belum bereaksi seluruhnya sehingga pita Mg masih bisa bereaksi dengan
larutan HCl yang sama, akan tetapi bila sudah terlalu banyak pita Mg yang
bereaksi yang menyebabkan mol larutan HCl telah habis bereaksi maka pita Mg
sulit bereaksi lagi dan cenderung tidak akan bereaksi lagi / tidak melarut.
3. Efek apa yang akan terjadi pada laju reaksi, apabila sebagai gantinya pita
Mg 1 cm, digunakan pita Mg yang panjangnya 2 cm?
Efek yang akan terjadi adalah laju reaksi akan berjalan lebih cepat. Hal ini
disebabkan karena pita Mg 2 cm memiliki luas permukaan yang lebih besar
daripada luas permukaan pita Mg 1 cm, luas permukaan ini berpengaruh dengan
bidang sentuh yang memungkinkan untuk terjadinya reaksi. Adanya tumbukan
antar partikel yang bereaksi, berarti adanya bidang sentuh antar partikel yang
bereaksi.Makin luas bidang yang bersentuhan, zat produk yang dihasilkan makin
banyak. Dengan kata lain, jika luas permukaan sentuh makin besar maka laju
reaksi makin cepat.
J. Daftar Pustaka
PERHITUNGAN
1,40 = [1,33]𝐻
1 = [1]𝐻
𝐻 = 1
n=1
0,6 = [1,33]𝐻
1 = [1]𝐻
𝐻 = 1
m=1
= 1+1
=2
𝐻1 𝐻1 [𝐻𝐻𝐻]1
= ( )
𝐻2 𝐻2 [𝐻𝐻𝐻]2
1/𝐻2𝐻 𝐻1 [𝐻𝐻𝐻]1
= ( )
1/𝐻1,8𝐻 𝐻2 [𝐻𝐻𝐻]2
13 𝐻1 2
= ( )
11 𝐻2 1,8
𝐻1 2 13
= ( ) × ( )
𝐻2 1,8 11
= 1,06 ≈ 1
k1 = k2
𝐻1 [𝐻𝐻𝐻]1 𝐻
= 𝐻( )
𝐻2 [𝐻𝐻𝐻]2
1/𝐻2𝐻 [𝐻𝐻𝐻]1 𝐻
= 𝐻( )
1/𝐻1,8𝐻 [𝐻𝐻𝐻]2
13 2 𝐻
= 1( )
11 1,8
1,18 = 1,11x
0,07 = x . 0.05
x = 1, 4 ≈ 1
x=1
t (detik)
100
1.4 20
50
1.2 31
1 37,5 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
0.8 120
[HCl] (N)
0.6 190
[HCl] (N) r
Grafik Konsentrasi Vs Laju
2 0.117
1.8 0.1 Reaksi
1.6 0.05 4
1.4 0.07 3
Laju Reaksi (r)
1.2 0.09 2
1 0.03 1
0.8 2,4 0
0.6 2.9 -1 0 0.5 1 1.5 2
[HCl] (N)
[Na2S2O3] t (detik)
0.1 105
Grafik Konsentrasi Vs waktu
0.075 165 250
0.05 205 200
t (detik)
150
100
50
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
[Na2S2O3]
[Na2S2O3] r
0.1 0.0011
Grafik Konsetrasi Vs Laju
0.075 0.0004 Reaksi
0.05 0.0006 0.0015
0.0005
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
[Na2S2O3]
[H2SO4] t
0.5 259 Grafik Konsentrasi Vs Waktu
0.375 324 350
0.25 327 300
250
t (detik)
200
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
[H2SO4]
[H2SO4] r
0.5 0.001 Grafik Konsentrasi Vs Laju
0.375 0.002 Reaksi
0.25 0.002
0.0025
laju reaksi (r)
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
[H2SO4]
FOTO PRAKTIKUM
Gb. Larutan pada tabel 1 gelas kimia A Gb. Larutan pada tabel 1 gelas kimia A, B,
yang belum mengalami kekeruhan konstan C yang sudah mengalami kekeruhan
konstan
Gb. Tingkat kekeruhan larutan pada gelas Gb. Larutan pada tabel 2 gelas kimia A
kimia A, B dan C tabel 1 yang belum mengalami kekeruhan konstan
Gb. Larutan pada tabel 2 gelas kimia A, B, Gb. Tingkat kekeruhan larutan pada gelas
C yang sudah mengalami kekeruhan kimia A, B dan C tabel 2
konstan