PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam
kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti
terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari peralatan ataupun
teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan
memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta keilmuan
yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut
sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi
kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Dalam hal ini banyak kita jumpai kasus-kasus yang sering terjadi pada wanita termasuk wanita usia
subur, salah satunya adalah kasus infertile atau masyarakat sering menyebutnya mandul atau tidak bisa
mempunyai anak. Hal ini sangat harus diperhatikan terutama wanita usia subur harus banyak
mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksinya serta mengenali jika adanya tanda-tanda
bahaya dan mencari penangnann yang tepat terutama dengan berkonsultasi dengan pihak atau tenaga
kesehatan yang tepat. Hal ini perlu disosialisasikan oleh tenaga kesehatan terkait agar masalah ini dapat
segera diatasi dan para wanita usia subur bisa mendapatkan kesejahteraannya.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais tetapi
sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal
ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian yang mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para perempuan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUASTAKA
KONSEP INFERTILITAS
A. DEFINISI INFERTILITAS
Infertilitas kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilkannya. Jadi infertilitas adlah fungsdi suatu pasanagn yang sanggup menjadikan
kehamilan dan kelahiran anak hidup (Sarwono, 2007).
Infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum
terjadi kehamilan (rayburn, 2001)
· Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun.
· Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya, setiap riwayat infeksi
saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera pada genital pria atau daerah inguinal, dan
setiap paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol
atau rokok atau paparan yang luar biasa terhadap panas lingkungan harus dicari.
b. Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 – 35hari) mengalami ovulasi, terutama kalau
mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan perubahan suasana
hati).
c. Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang bereksudasi
keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk menilai kualitasnya, pasien harus
diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).
d. Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau pada istmus
kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan
penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim, meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan
riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba.
Penyumbatan semacam itu, bila tak ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus
kornu dapat bersifat bawaan atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada
90% kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat melibatkan bagian
dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e. Faktor peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai 50% wanita
dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim.
Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium atau
menjebak oosit yang dilepaskan.
(Cristina, 600-607)
C. PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
a. Wanita
Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital.
· Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan
kadar prolaktin, pemberian tsh .
· Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang
adekuat.
· Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
b. Pria
· Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas
sperma meningkat.
· Agen antimikroba.
· Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan.
· Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
D. PENCEGAHAN INFERTILITAS
a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar,
maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven
RB,1985).
b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok
terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang
tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis
hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan
dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yang mengakibatkan
gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari
infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang
mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap
sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas
dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan
gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
· Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang
dapat meningkatkan kesuburan suami atau isteri.
1. Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim
(lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah
dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut jugaadenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri
yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja
infertilitas.
2. InfeksiPanggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi
radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul
adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri
saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul
memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan
pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).
3. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.Tergantung
dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim.Biasanya
mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam
(lapisan endometrium). Mioma uteribiasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia
reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.
4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri
yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim.Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip
menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkunganuterus terganggu, sehingga bakal janin akan
susah tumbuh.
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur sehingga
pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan.Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam
pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.
6. Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari
gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah
sindrom ovarium polikistik.Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang
normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke
dokter.
H. PENGOBATAN INFERTILITAS
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalis yang
menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.
Tindakan pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk tuba sehingga
akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari menunggu
sampai terjadi kehamilan sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahan konservatif.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah
yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan
tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan
hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi 20 %
penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari pengalaman
berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan penyebab di tingkat kromosom dan
keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa datang.
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya. Pada operasi
yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah zakar.
Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi dilakukan
apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah antobodi di mulut rahim.
Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Jam : 09.00
Oleh : Bidan
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1.IDENTITAS
2.STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Pasien mengatakan datang ke BPS untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 2 tahun
yang lalu dan inigin memiliki anak, padahal hubungan seks dilakukan secara teratur dan tidak
menggunakan alat kontrasepsi apapun.
4.RIWAYAT KEBIDANAN
a. Haid
Menarche : 13 tahun
Banyaknya : 3 softek/hari
Warnanya : merah
- Lamanya : 8 hari
- Banyaknya : 3 softek/hari
- Warnanya : merah
Perka-winan ke-
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Ke
Uk
Jenis
Penolong
Tempat
Penyulit
BBL
Jenis Kelamin
Hidup/ Mati
Penyulit
ASI
PERN
AH
HA
L
5. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun dan menular serta menurun seperti
tekanan darah tinggi, paru-paru, kencing manis dan jantung.
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan menahun
seperti tekanan darah tinggi, pari-paru, kencing manis, hepatitis dan jantung.
· Pola nutrisi
makan 3 kali/hari, lauk ( tahu, tempe, ikan), sayur, minum air putih 5-6 gelas/hari
· Pola eliminasi
· Pola aktifitas
Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari, keramas 2 kali/minggu.
· Pola istirahat
· Pola seksual
3-4 kali/minggu
8. DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai saat ini belum
mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang lain baik.
9. DATA SOSIAL BUDAYA
Pasien mengatakan dilingkungannya tidak ada budaya minum jamu tradisional agar bisa hamil. Pasien
tidak memiliki kebiasaan pijat perut dan pasien juga tidak mempunyai kebiasaan merokok.
B. DATA OBYEKTIF
· Kesadaran : Conposmentis
· TTV :
· TB/BB : 155 cm / 54 kg
· Perut : simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka opersi,
tidak ada benjolan
· Genetalia : tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan per vaginam,
3. PEMERIKSAAN DALAM
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Subyektif
Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak setelah menikah 2 tahun yang lalu.
Obyektif
- Kesadaran : composmentis
- TTV :
Nadi : 80 x/menit
RR : 21 x/menit
b. Masalah
Dasar : cemas
Obyektif
- Kesadaran : composmentis
- TTV
Suhu : 36,8˚C
Nadi : 80 x/menit
RR : 21 x/menit
c. Kebutuhan
Tidak ada
Tidak ada
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Tujuan
- jangka pendek : setelah diberi asuhan selama 10 menit diharapkan pasien mengerti dan paham
serta dapat mengulang kembali penjelasan dari petugas.
Kriteria hasil
- Kesadaran : composmentis
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8˚C
RR : 21 x/menit
- Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas dan dapat
mengulang kembali.
c. Jelaskan pada pasien tentang teknik-teknik berhubungan yang sesuai dengan keadaan pasien
d. Anjurkan pasien untuk kontrol lagi bila ada masalah
Masalah : cemas
Tujuan
- Jangka panjang : setelah diberi asuhan selama 5 menit diharapkan pasien dapat
mengatasi cemasnya.
Keriteria hasil
- Kesadaran : composmentis
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8 ˚C
RR : 21 x/menit
3. Anjurkan pasien untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggal/jam
Implementasi
Evaluasi
Diagnosa :
1. Menjelaskan hasil
pemeriksaan pada pasien agar pasien bahwa bentuk uterusnya retrofleksi sehingga sperma yang masuk
sulit bertemu dengan sel telur dan tidak terjadi kehamilan.
2. Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu
makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta mengandung vitamin E contohnya
kecambah.
3. Menjelaskan teknik
berhubungan bokong
istri harus diganjal
belakang) sehingga
langsung tidur/berdiri,
menit.
4. Menganjurkan pasien
keluhan terhadap
masalahnya dalam
infertilitas primer.
5. Melakukan kolaborasi
S : pasien mengatakan
dengan penjelasan
dari petugas.
O:
- pasien dapat
mengulang kembali
penjelasan petugas.
- Keadaan umum:
baik
- Kesadaran :
composmentis
- TTV : Tensi :
110/60 mmHg
Suhu : 36,9˚C
Nadi: 77
x/menit
RR: 20 x/menit
A: Ny “A” usia 25
tahun dengan
infertilitas primer.
P : kolaborasi dengan
dokter spesialis
Masalah : cemas
1. Meyakinkan pasien
dan berdoa.
2. Memberi dukungan
hamil.
Masalah: cemas
S: pesien mengatakan
cemas dengan
keadaannya.
O : muka pasien
P: intervensi
dihentikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infertilitas kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilkannya. Jadi infertilitas adlah fungsdi suatu pasanagn yang sanggup menjadikan
kehamilan dan kelahiran anak hidup (Sarwono, 2007). Hal ini dapat dilakukan penanganan yaitu dengan
pemberian antibiotic, pemberian suplemen, pembedahan, terapi, operasi varikokel, operasi di saluran
sperma, dan teknik reproduksi bantuan.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus lebih memperhatikan masalah ini dengan banyak memberikan
informasi kepada masyarakat luas tentang infertilitas sehingga masyarakat dapat lebih berwaspaada.
Untuk masyarakat luas hendaknya melakukan pemeriksaan pranikah sehingga masing-masing dapat
mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada pasangannya.
DAFTAR PUSTAKA