Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam
kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti
terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.

Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari peralatan ataupun
teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan
memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.

Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta keilmuan
yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut
sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi
kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Dalam hal ini banyak kita jumpai kasus-kasus yang sering terjadi pada wanita termasuk wanita usia
subur, salah satunya adalah kasus infertile atau masyarakat sering menyebutnya mandul atau tidak bisa
mempunyai anak. Hal ini sangat harus diperhatikan terutama wanita usia subur harus banyak
mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksinya serta mengenali jika adanya tanda-tanda
bahaya dan mencari penangnann yang tepat terutama dengan berkonsultasi dengan pihak atau tenaga
kesehatan yang tepat. Hal ini perlu disosialisasikan oleh tenaga kesehatan terkait agar masalah ini dapat
segera diatasi dan para wanita usia subur bisa mendapatkan kesejahteraannya.

Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais tetapi
sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal
ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.

Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian yang mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para perempuan.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep infertilitas?

2. Bagaimana contoh kasus infertilitas dalam asuhan kebidanan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep infertilitas.

2. Mengetahui contoh kasus infertilitas dalam asuhan kebidanan.


BAB II

TINJAUAN PUASTAKA

KONSEP INFERTILITAS

A. DEFINISI INFERTILITAS

Infertilitas kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilkannya. Jadi infertilitas adlah fungsdi suatu pasanagn yang sanggup menjadikan
kehamilan dan kelahiran anak hidup (Sarwono, 2007).

Infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum
terjadi kehamilan (rayburn, 2001)

Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

· Infertile primer

Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun.

· Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.

B. FAKTOR-FAKTOR INFERTILITAS YANG SERING DITEMUKAN

a. Faktor koitus pria

Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya, setiap riwayat infeksi
saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera pada genital pria atau daerah inguinal, dan
setiap paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol
atau rokok atau paparan yang luar biasa terhadap panas lingkungan harus dicari.

b. Faktor ovulasi

Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 – 35hari) mengalami ovulasi, terutama kalau
mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan perubahan suasana
hati).

c. Faktor serviks

Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang bereksudasi
keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk menilai kualitasnya, pasien harus
diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).

d. Faktor tuba-rahim

Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau pada istmus
kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan
penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim, meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan
riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba.
Penyumbatan semacam itu, bila tak ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus
kornu dapat bersifat bawaan atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada
90% kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat melibatkan bagian
dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e. Faktor peritoneum

Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai 50% wanita
dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim.
Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium atau
menjebak oosit yang dilepaskan.

(Cristina, 600-607)

C. PENATALAKSANAAN INFERTILITAS

a. Wanita

Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital.

Pemberian terapi obat, seperti

· Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan
kadar prolaktin, pemberian tsh .

· Terapi penggantian hormon

· Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

· Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang
adekuat.

GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

· Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas

· Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,

· Pengangkatan tumor atau fibroid

· Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

b. Pria

· Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas
sperma meningkat.

· Agen antimikroba.
· Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan.

· HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme.

· FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis.

· Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus.

· Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik.

· Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.

· Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat

· Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.

D. PENCEGAHAN INFERTILITAS

a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar,
maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven
RB,1985).

b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok
terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).

c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang
tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).

d. Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).

E. PATOFISIOLOGIS PADA WANITA

Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis
hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan
dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yang mengakibatkan
gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari
infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang
mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap
sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas
dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan
gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.

F. PERAN BIDAN KOMUNITAS TERHADAP INFERTILITAS

· Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan yang tepat.

· Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang
dapat meningkatkan kesuburan suami atau isteri.

· Mencari ketenangan psikologi

G. PENYAKIT PENYEBAB INFERTILITAS

1. Endometriosis

Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim
(lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah
dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut jugaadenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri
yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja
infertilitas.

2. InfeksiPanggul

Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi
radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul
adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri
saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul
memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan
pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).

3. Mioma Uteri

Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.Tergantung
dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim.Biasanya
mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam
(lapisan endometrium). Mioma uteribiasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia
reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.

4. Polip

Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri
yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim.Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip
menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkunganuterus terganggu, sehingga bakal janin akan
susah tumbuh.

5. Saluran Telur yang Tersumbat

Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur sehingga
pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan.Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam
pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.

6. Sel Telur

Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari
gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah
sindrom ovarium polikistik.Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang
normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke
dokter.

H. PENGOBATAN INFERTILITAS

1. Pemberian antibiotik

Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalis yang
menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.

2. Pembedahan

Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.
Tindakan pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk tuba sehingga
akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.

3. Terapi

Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari menunggu
sampai terjadi kehamilan sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahan konservatif.

4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel

Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah
yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan
tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan
hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.

5. Memberikan suplemen vitamin

Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi 20 %
penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari pengalaman
berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan penyebab di tingkat kromosom dan
keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa datang.

6. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma

Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya. Pada operasi
yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah zakar.

7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.

8. Menjalani teknik reproduksi bantuan

Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi dilakukan
apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah antobodi di mulut rahim.
Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan.
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “A” USIA 25 TAHUN

DENGAN INFERTILITAS PRIMER

Tanggal : 9 November 2010

Jam : 09.00
Oleh : Bidan

Tempat : Bps Melati, Jombang

I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBYEKTIF

1.IDENTITAS

Nama istri : Ny. “A” Nama suami : Tn. “B”

Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan :- Penghasilan : ±Rp. 800.000,-

Alamat : Jombang Alamat : Jombang

2.STATUS PERKAWINAN

Perkawinan ke : 1

Umur kawin : 23 tahun

Lama kawin : 2 tahun

3.KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN

Pasien mengatakan datang ke BPS untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 2 tahun
yang lalu dan inigin memiliki anak, padahal hubungan seks dilakukan secara teratur dan tidak
menggunakan alat kontrasepsi apapun.
4.RIWAYAT KEBIDANAN

a. Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : teratur, 30 hari

Banyaknya : 3 softek/hari

Warnanya : merah

Baunya : amis (normal)

Keluhan : tidak ada

Flour albus : tidak ada

Haid terakhir : - HPHT : 29 November 2010

- Lamanya : 8 hari

- Banyaknya : 3 softek/hari

- Warnanya : merah

- Keluhan : tidak ada

b. Riwayat Kehamilan Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Perka-winan ke-

Kehamilan

Persalinan

Anak

Nifas

Ke

Uk

Jenis

Penolong
Tempat

Penyulit

BBL

Jenis Kelamin

Hidup/ Mati

Usia anak skrg

Penyulit

ASI

PERN

AH

HA

L
5. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun dan menular serta menurun seperti
tekanan darah tinggi, paru-paru, kencing manis dan jantung.

6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan menahun
seperti tekanan darah tinggi, pari-paru, kencing manis, hepatitis dan jantung.

7. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

· Pola nutrisi

makan 3 kali/hari, lauk ( tahu, tempe, ikan), sayur, minum air putih 5-6 gelas/hari

· Pola eliminasi

BAB : 1 kali/hari, warna kuning, lembek, bau khas

BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning, bau khas

· Pola aktifitas

Memasak, mencuci, mengurus rumah dan tidak ada keluhan.

· Pola personal hygiene

Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari, keramas 2 kali/minggu.

· Pola istirahat

Siang : ± 2 jam/hari Malam : ± 7 jam/hari

· Pola seksual

3-4 kali/minggu

8. DATA PSIKOSOSIAL

Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai saat ini belum
mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang lain baik.
9. DATA SOSIAL BUDAYA

Pasien mengatakan dilingkungannya tidak ada budaya minum jamu tradisional agar bisa hamil. Pasien
tidak memiliki kebiasaan pijat perut dan pasien juga tidak mempunyai kebiasaan merokok.

B. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

· Keadaan umum : Baik

· Kesadaran : Conposmentis

· TTV :

Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,8˚C

Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit

· TB/BB : 155 cm / 54 kg

2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

· Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak rontok.

· Muka : tidak pucat, terlihat cemas.

· Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih

· Hidung : tidak ada polip, tidak ada kelainan

· Telinga : simetris, tidak ada kelainan

· Mulut : simetris, tidak ada gigi palsu/carries gigi.

· Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis.

· Ketiak : tidak ada bendungan vena jugularis.

· Dada : simetris, tidak ada kelainan, puting menonjol, tidak

ada nyeri tekan, tidak ada ronchi/wheezing.

· Perut : simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka opersi,
tidak ada benjolan

· Genetalia : tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan per vaginam,

tidak varises, tidak ada condiloma

· Perineum : tidak ada luka parut

· Anus : tidak ada varises, tidak ada haemoroid

· Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, reflek patella (+)

3. PEMERIKSAAN DALAM

· Tidak ada kelainan vagina

· Tidak ada kelainan servik

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

· USG di rumah sakit, dengan hasil : uterus rettrofleksi.

II. INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosa : Ny “A” usia 25 tahun dengan infertilitas primer.

Subyektif

Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak setelah menikah 2 tahun yang lalu.

Obyektif

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV :

Tensi : 110/70 mmHg


Suhu : 36,8˚C

Nadi : 80 x/menit

RR : 21 x/menit

- Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi : tidak ada kelainan

- Pemeriksaan dalam : uterus retrofleksi

b. Masalah

Dasar : cemas

Subyektif : pasien mengatakan sangat cemas dengan keadaannya

Obyektif

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV

Tensi : 110/70 mmHg

Suhu : 36,8˚C

Nadi : 80 x/menit

RR : 21 x/menit

- Inspeksi : muka terlihat cemas

c. Kebutuhan

- Konseling tentang teknik berhubungan

- Nutrisi untuk menambah kesuburan

- Cara mengatasi cemas


III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada

V. PENGEMBANGAN RENCANA

Diagnosa : Ny “A” usia 25 tahun dengan infertilitas primer

Tujuan

- jangka pendek : setelah diberi asuhan selama 10 menit diharapkan pasien mengerti dan paham
serta dapat mengulang kembali penjelasan dari petugas.

- jangka panjang : setalah diberi asuhan selama 10 menit diharapkan pasien

segera hamil dan mempunyai anak.

Kriteria hasil

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,8˚C

RR : 21 x/menit

- Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas dan dapat

mengulang kembali.

Intervensi dan rasional

a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien

b. Jelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi untuk menambah kesuburan

c. Jelaskan pada pasien tentang teknik-teknik berhubungan yang sesuai dengan keadaan pasien
d. Anjurkan pasien untuk kontrol lagi bila ada masalah

e. Kolaborasi dengan dokter spesialis

Masalah : cemas

Tujuan

- jangka pendek : setelah diberi asuhan selama 5 menit diharapkan pasien

mengerti serta paham dengan pejelasan dari petugas.

- Jangka panjang : setelah diberi asuhan selama 5 menit diharapkan pasien dapat

mengatasi cemasnya.

Keriteria hasil

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,8 ˚C

RR : 21 x/menit

- Pasien merasa lebih tenang dan terlihat lebih santai.

Intervensi dan rasional

1. Yakinkan pasien bahwa semua masalah pasti ada penyelesaiannya.

2. Beri dukungan kepada pasien dalam menghadapi masalah ini.

3. Anjurkan pasien untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosa / masalah

Tanggal/jam

Implementasi

Evaluasi

Diagnosa :

Ny “A” usia 25 tahun dengan infertilitas primer.

1. 9 Novenber 2010/ pukul 09.20 WIB

2. 9 Novenber 2010/ pukul 09.35 WIB

3. 9 Novenber 2010/ pukul 09.54 WIB


4. 9 Novenber 2010/ pukul 10.10 WIB

1. Menjelaskan hasil

pemeriksaan pada pasien agar pasien bahwa bentuk uterusnya retrofleksi sehingga sperma yang masuk
sulit bertemu dengan sel telur dan tidak terjadi kehamilan.

2. Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu
makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta mengandung vitamin E contohnya
kecambah.

3. Menjelaskan teknik

berhubungan yang benar

yang sesuai dengan

masalah yang dihadapi

pasien saat ini yaitu saat

berhubungan bokong
istri harus diganjal

bantal agar sperma yang

masuk bisa sampai ke

mulut rahim. Atau

dengan posisi Doggy

Style (dari arah

belakang) sehingga

sperma tidak akan keluar

lagi. Setelah itu jangan

langsung tidur/berdiri,

namun tetap berada dalam

posisi sujud sekitar 20-30

menit.

4. Menganjurkan pasien

datang lagi bila masih ada

keluhan terhadap

masalahnya dalam

infertilitas primer.

5. Melakukan kolaborasi

dengan dokter spesialis.

S : pasien mengatakan

mengerti dan paham

dengan penjelasan

dari petugas.

O:
- pasien dapat

mengulang kembali

penjelasan petugas.

- Keadaan umum:

baik

- Kesadaran :

composmentis

- TTV : Tensi :

110/60 mmHg

Suhu : 36,9˚C

Nadi: 77

x/menit

RR: 20 x/menit

A: Ny “A” usia 25

tahun dengan

infertilitas primer.

P : kolaborasi dengan

dokter spesialis

Masalah : cemas

1. 9 Novenber 2010/ pukul 10.30 WIB


2. 9 Novenber 2010/ pukul 10.40 WIB

3. 9 Novenber 2010/ pukul 11.00 WIB

1. Meyakinkan pasien

bahwa semua masalah

pasti ada solusinya yang

penting kita berusaha

dan berdoa.

2. Memberi dukungan

kepada pasien. Jika tetap

berusaha dan berdoa

InsyaAllah akan bisa

hamil.

3. Menganjurkan agar lebih

mendekatkan diri pada

Tuhan Yang Maha Esa.

Masalah: cemas

S: pesien mengatakan

sudah tidak merasa

cemas dengan

keadaannya.

O : muka pasien

tampak lebih tenang.


A: masalah teratasi.

P: intervensi

dihentikan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infertilitas kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilkannya. Jadi infertilitas adlah fungsdi suatu pasanagn yang sanggup menjadikan
kehamilan dan kelahiran anak hidup (Sarwono, 2007). Hal ini dapat dilakukan penanganan yaitu dengan
pemberian antibiotic, pemberian suplemen, pembedahan, terapi, operasi varikokel, operasi di saluran
sperma, dan teknik reproduksi bantuan.

B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan harus lebih memperhatikan masalah ini dengan banyak memberikan
informasi kepada masyarakat luas tentang infertilitas sehingga masyarakat dapat lebih berwaspaada.

Untuk masyarakat luas hendaknya melakukan pemeriksaan pranikah sehingga masing-masing dapat
mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada pasangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ruyburn, William f. 2001. Obstetric dan ginekologi. Jakarta: widya medica

Wiknjosastro, Hanifa.2008.Ilmu Kandungan.Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Djuwantoro,Tono.dkk.2008.Hanya 7 hari Memahami Infertilitas.Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai