i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
4. Indikasi dan Kontraindikasi .......................................................................... 10
5. Cara pemberian nebulasi ............................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................... 13
A. Jenis Studi Kasus ................................................................................................ 13
B. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ......................................................................... 13
C. Subyek Studi Kasus ............................................................................................ 14
D. Pengambilan Data ............................................................................................... 14
1. Wawancara ...................................................................................................... 14
2. Penggunaan metode observasi ....................................................................... 14
E. Analisa Data ........................................................................................................ 14
1. Instrument Studi Kasus .................................................................................. 14
2. Penyajian Data ................................................................................................ 15
3. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
F. Etika Studi Kasus ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersihan jalan nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah inspirasi dan
atau, ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat atau keadaan
Selatan dan Afrika. Angka kematian akibat pneumonia pada balita tahun 2016
sebesar 0,11% sedangkan tahun 2015 sebesar 0,16%. Pada tahun 2016 angka
kematian akibat pneumonia pada kelompok umur 1-4 tahun sedikit lebih
tinggi yaitu sebesar 0,13% dibandingkan pada kelompok bayi yang sebesar
dapat mengarah pada gagal nafas yang disebabkan oleh produksi mucus
perawatan seperti nebulasi dengan cairan yang tepat sesuai dengan ketentuan,
1
untuk membantu pengenceran mucus, sehingga mucus mudah untuk
dikeluarkan. Karena nebulasi ini mengubah obat bentuk cair menjadi gas
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Bronkopneumonia.
Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi tentang terapi nebulasi
2
3. Bagi pasien
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Bronkopneumonia
1. Definisi
sekunder yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing
paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun benda asing yang
ditandai dengan gejala panas tinggi, gelsah, dispneu, napas cepat dan
2. Penyebab
4
c. Pneumonia virus lebih sering terjadi dibandingkan pneumonia bakteri.
Penyebab paling sering pneumonia virus pada bayi adalah RSV. Adeno-
yang biasanya menyebabkan pneumonia virus pada anak – anak yang lebi
besar.
3. Patofisiologi
paru melalui saluran pernapasan dari atas untuk mencapai bronkiolus dan
konsolidasi yang tersebar pada kedua paru – paru, lebih banyak pada bagian
Setelah terjadi fase peradangan lumen bronkus bersebutkan sel radang akut,
terisi eksudat (nanah) dan sel epitel rusak. Bronkus dan sekitarnya penuh
dengan netrofil (bagian leukosit ynag banyak pada saat awal peradangan dan
absorpsi yang lambat. Eksudat pada infeksi ini mula – mula encer dan keruh,
5
mengandung banyak kuman penyebab (streptokokus, virus dan lain – lain).
Sukarmin, 2009)
Bakteri(pneumokokus,stre
ptososus, stapylococus)
Bronkopneumonia
virus
Eksudat intra-alveolus
Retensi mukus
Oksigen berkurnag
Hiperventil
asi
Gambar 1.1 Phatway Bronkopneumonia
6
4. Pengkajian Fokus
1) Nyeri pleuritik
3) Takipnea.
1) Krakels
2) Ronki
3) Agofoni
1. Definisi
2. Batasan Karakteristik
e. Sianosis
f. Dispnea
7
g. Kesulitan verbalisasi
i. Dispnea
l. Ortopnea
m. Gelisah
(Herdman, 2018)
a. Mucus berlebih
b. Terpajan asap
e. Perokok pasif
(Herdman, 2018)
4. Pemeriksaan Fisik
8
c. Perubahan pola napas (Dispnea)
e. Ortopnea
5. Pemeriksaan penunjang
stafilokokus.
C. Konsep Nebulasi
1. Pengertian
Nebulasi adalah salah satu terapi inhalasi dengan menggunakan alat bernama
nebulizer. Alat ini mengubah cairan menjadi droplet aerosol sehingga dapat
9
dihirup oleh pasien. Obat yang digunakan untuk nebulizer dapat berupa
2. Cara Kerja
menghasilkan uap yang dihirup dengan masker khusus. Tidak ada bau apa-
saluran napas.
a. Indikasi Nebulasi
Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan
b. Kontraindikasi nebulasi
Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung. (Potter & Perry,
2006)
a. Alat
10
1) Nebulizer
8) Bengkok
(Kholid, 2013)
(Kholid, 2013)
c. Pelaksanaan :
1) Mencuci tangan
masker sungkup.
kebutuhan.
11
7) Atur aliran pelan – pelan atau hidupkan mesin nebulizer dan berikan
(Kholid, 2013)
d. Sikap :
3) Percaya diri
(Kholid, 2013)
e. Evaluasi
1) Evaluasi nadi dan keluhan yang dialami selama dan setelah tindakan.
(Kholid, 2013)
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Jenis studi kasus yang digunakan oleh penulis adalah jenis studi kasus
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari
unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, kelompok penduduk
yang terkena suatu masalah. Unit yang menjadi masalah tersebut secara
tindakan, dan reaksi dari kasus terhadap sesuatu perilaku atau pemaparan tertentu.
Meskipun yang diteliti dalam kasus tersebut hanya berbentuk unit tunggal, namun
dianalisis secara mendalam. Tujuan dari setudi kasus adalah untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan
sesuatu unit social, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. (Setiadi, 2007)
hari.
13
C. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh penulis atau
subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penulis (Arikunt, 2006). Subjek
pengambilan kasus pada studi kasus ini adalah 2 klien dengan berjenis kelamin
laki – laki dan perempuan masalah bersihan nafas tidak efektif pada kasus
bronkopneumonia.
D. Pengambilan Data
1. Wawancara
Format yang disusun berisi item – item tentang kejadian atau tingkah laku
E. Analisa Data
14
hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan
nebulasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks naratif.
3. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
15
4. Bebas dari penderitaan ( penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan
penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam
hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun. (Nursalam, 2015)
8. Right to full disclosure (subjek memiliki hak untuk mendapatkan jaminan dari
16
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci dan bertanggung
jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek. (Nursalam, 2015)
9. Right in fair treatment (subjek harus diperlakukan secara adil sebelum, selama
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19