Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kromosom adalah unit genetik yang terdapat dalam setiap inti sel pada

setiap makhuk hidup, kromosom berbentuk deret panjang molekul yang disusun

oleh DNA dan protein-protein. Setiap sel terdiri dari tiga bagian utama yaitu

nukleus, sitoplasma, dan membrane pelindung sel. Kromosom berfungsi sebagai

penyimpan bahan materi genetik kehidupan. Terdiri dari DNA memiliki peran

sangat penting, yaitu untuk menjalankan tugas sehari-hari, dan juga menyimpan

setiap informasi genetika, ia dapat juga membantu langsung suatu organisme

untuk tumbuh. Jadi, kromosom ini memiliki fungsi yang besar dalam tubuh kita.

Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu

makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen-gen

yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi yang

satu ke generasi yang lainnya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom sama

pentingnya dengan mempelajari struktur kromosom. Perilaku atau aktifitas

kromosom dapat terlihat dalam siklus sel, termasuk didalamnya adalah

pembelahan sel (mitosis atau meiosis).

Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis

(sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan

komponen yang sama dan identik dengan komponen induknya. Terdapat beberapa

tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.

1
Kromosom pada metafase mitosis mengalami kondensasi dan penebalan yang

maksimal, sehingga kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas.

Kromosom akan relatif mudah diamati pada saat sel aktif membelah, dengan

hanya memperlakukan sel-sel tersebut dengan menggunakan metode fiksasi dan

pewarnaan yang sederhana. Bahan standar yang digunakan dalam pengamatan

mitosis adalah akar bawang merah (Allium ascalonicum). Proses mitosis terjadi

bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan diluar inti sel.

Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan

hampir semua organisme. Selain itu, mitosis merupakan dasar dalam pembiakan

tanaman, sehingga penting bagi kita untuk mempelajarinya dengan cara

melakukan praktikum pengamatan prilaku kromosom pada pembelahan mitosis

akar bawang merah.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perilaku kromosom pada

pembelahan mitosis.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana

informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma

yang berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom terdiri atas dua

bagian, yaitu sentromer atau kinekthor yang merupakan pusat kromosom

berbentuk bulat lengan kromosom yang mengandung kromonema dan gen

berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom merupakan alat transportasi materi

genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum

Mendel, kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang

berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat

dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang

relative kromosom, posisi suatu stuktur yang disebut sentromer yang memberi

kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi

bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer

(Sastrosumarjo, 2006).

Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom pada sel somatik) dan

kromosom pada sel kelamin (Suryo, 2008). Pembelahan sel yang terjadi pada sel

somatic disebut mitosis dan pembelahan yang terjadi pada sel kelamin disebut

meiosis. Mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan

pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu:

interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase (Sastrosumarjo, 2006).

3
Menurut Crowder (2006) mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel

anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama

melalui pembelahan inti dari sel somatik secara berturut-turut. Proses ini terjadi

bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan diluar inti sel

(sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan hampir semua organisme.

Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplaasma dan

bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan

menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta

memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya (Crowder, 1993).

1. Interfase

Inti sel Nampak keruk dan tampak benang-benang kromatin yang halus.

2. Profase

Benang-benang kromatin memendek dan menebal. Terbentuklah kromosom

tiap kromosom membelah dan memanjang membentuk kromatid, membrane

inti mulai menghilang. Sister kromatid dihubungkan oleh sentromer. Jika

dilihat dalam mikroskop elektron sentromer mengandung kinetokor, masing-

masing untuk tiap kromatid dan menjadi tempat melekatnya benang spindle.

Selama profase, nukleolus dan membrane nukleus menghilang. Mendekati

akhir profase terbentuk benang spindle, pada sel hewan terbnetuk dua buah

sentriol sedangkan pada tumbuhan tidak terbentuk sentriol.

4
3. Metafase

Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama

fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan

ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub

pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.

4. Anafase

Sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak

menuju kutub dari sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu

memiliki sifat yang sama dengan sel induknya, sejak saat itu kromatid-

kromatid tersebut menjadi kromosom baru.

5. Telofase

Setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti

lenyap dan dinding inti terbentuk kembali. Kemudian plasma sel terbagi lagi

menjadi dua bagian, proses tesebut dikenal sebagai sitokinesis. Sel tumbuhan

sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel

(Page, 1997).

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik

dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n

= 16. Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman,

karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang

besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya. Bawang merah (Allium

ascalonicum L.) merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae, tanaman ini

merupkan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanamn

5
mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi

terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah

bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah

terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu (Suminah, 2002).

6
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan perilaku kromosom

adalah akar bawang merah, larutan 45% CH3COOH, dan larutan aceto orcein.

Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kaca preparat, cover

glass, beker glass, penangas air, pembakar bunsen, mikroskop dan jarum.

B. Prosedur Kerja

1. Umbi bawang merah dipilih yang bagus dan sehat lalu dikecambahkan di air

sampai muncul akar.

2. Akar bawang merah dicuci dengan air sampai bersih.

3. Ujung akar bawang merah dipotong sepanjang ± 1 cm.

4. Ujung akar bawang merah difiksasi dengan menggunakan larutan 45%

CH3COOH selama ± 10 menit.

5. Bahan dan campuran larutan HCL dan CH3COOH dimaserasi dengan

perbandingan 3 : 1 pada suhu 60˚C selama ± 3 menit.

6. Bagian ujung akar bawang diambil sepanjang 1 mm dan diletakkan di atas

gelas preparat.

7. Pewarnaan dilakukan dengan aseto orcein.

8. Ujung akar bawang merah ditutup dengan gelas penutup (cover glass) dan

dihancurkan dengan cara ditekan.

9. Ujung akar bawang merah dilewatkan di atas nyala api bunsen.

7
10. Preparat diamati dibawah mikroskop.

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Terlampir

B. Pembahasan

Pembelahan sel merupakan peristiwa dimana sebuah sel membelah

menjadi dua atau lebih sel baru dengan tujuan untuk memperbanyak diri. Sel

merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan

dan perkembangan makhluk hidup perhubungan erat dengan proses pembelahan

sel. Pembelahan sel yang terkait dengan reproduksi seksual adalah meiosis

sedangkan pembelahan sel yang berhubungan dengan pertumbuhan dan sel

penggantian atau perbaikan, disebut mitosis. Meiosis dan mitosis terdapat nukleus

yang membelah dan DNA direplikasi. Pembelahan sel yang disebut mitosis

menghasilkan sel anak yang memiliki semua bahan genetik dari sel induk dan satu

set lengkap kromosom (Brown, 2002).

Menurut Sastrosumarjo (2006) kromosom adalah suatu struktur

makromolekul yang berisi DNA dimana informasi genetik dalam sel disimpan.

Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang

berarti badan. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang

merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang

mengandung kromonema dan gen berjumlah dua buah (pasang). Kromosom yang

berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin serta fungsi

9
dari kromosom adalah sebagai pembawa gen. Kromosom merupakan alat

transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegresi

menurut Hukum Mendel. Sedangkan Masitah (2008) menjelaskan bahwa

kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk

seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan

satu dengan yang lain oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relative

kromososm, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi

kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi

bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain

itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material dan materil kromatin

yang disebut satelit, dan sebagainya (Suprihatin, 2007).

Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom pada sel somatik) dan

kromosom pada sel kelamin. Pembelahan sel yang terjadi pada sel somatik disebut

mitosis dan pembelahan yang terjadi pada sel kelamin disebut meiosis.

Pembelahan sendiri mempunyai arti sebagai sebuah proses dimana sel induk

membelah atau membagi dirinya menjadi 2 atau lebih sel anak. Pembelahan

mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungn dengan pembelahan sel

somatik, dimana terdapat beberap tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase,

metaphase, anafase, telofase (Suryo, 2008).

Tahap – tahap pembelahan mitosis menurut Suryo (2008) adalah sebagai

berikut:

10
1. Interfase

Pada tahap ini sel tidak membelah, nucleus terdiri dari RNA ribosom dan

merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal

sebagai kromatin atau bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk

kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel terdapat

2 pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan sentriosol

tidak muncul.

2. Profase

Sentriosol bergerak keujung sel yang berlawanan dan disebut sebagai kutub.

Sentriosol mempunyai 2 sentriol dan akan dikelilingi strands yang menyala

dan disebut sebagai aster. Selain itu, kromosom membentuk menjadi silinder

dan berduplikat menjadi 2 kromatid. Setiap kromatid mengandung DNA dan

protein serta melekat berpasangan pada sentromer pada tumbuhan, aster tidak

ada, membrane nucleus hancur, serta kromosom memendek dan menebal.

Gambar 1. Profase

3. Metafase

Kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator. Selain itu,

muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer

setiap kromosom. Spindel ii menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol

yang berlawanan.

11
Gambar 2. Metafase

4. Anafase

Kromatid pada tahap ini berpisah dan bergerak kearah kutub yang berbeda

penarikan terjadi karena pemendekan benang spindel. Kromatid pada fase ini

tidak disebut sebagai kromatid, tetapi kromosom tunggal.

Gambar 3. Anafase

5. Telofase

Tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan

dikelilingi omembran nukleus. Pembelahan alur menyempit dan lama

kelamaan membelah sel. Pada sel tumbuhan sitokinesis ditandai dengan

terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel.

Gambar 4. Telofase

12
Pembelahan sel pada tanaman bertujuan untuk menghasilkan keturunan yang

identik, menambah jumlah sel, atau mengganti sel-sel yang rusak. Melalui

genetika tumbuhan kita dapat mempelajari pembelahan sel yang terjadi pada

tumbuhan secara detail. Selain itu juga bertujuan agar perkembangan dan

pertumbuhan berjalan baik. Kaitannya dengan genetika tanaman mengalami

pembelahan sel agar tercipta varietas baru yang dapat lebih mengutungkan bagi

tanaman itu sendiri maupun manusia. Melalui genetika tumbuhan juga kita bisa

mengetahui sifat-sifat yang diwariskan pada keturunannya dalam pembelahan sel.

Sebelum diamati akar bawang merah difiksasi dengan larutan CH3COOH

untuk menghentikan aktifitas enzim sehingga lebih mudah diamati pada

mikroskop. Maserasi bahan dengan campuran HCl dan CH3COOH yang

dilakukan selama 3 menit bertujuan untuk peluruhan akar, dan diberi aceto orcein

untuk pewarnaan pada bawang merah agar mudah diamati karena akan mudah

terlihat dengan jelas. Dipilihnya larutan ini dibanding dengan larutan aceto carmin

karena larutan aceto orcein lebih pekat dan digunakan untuk melihat pembelahan

sel mitosis. Setelah itu ditutup menggunakan cover glass dengan cara ditekan

dengan ibu jari bertujuan agar dinding sel terbuka dan pengamatan dapat diamati

pada kerja sel yang sedang bermitosis. Preparat kemudian dilewatkan diatas nyala

api bunsen tujuannya adalah untuk menghentikan sekali lagi atau memastikan

bahwa aktifitas enzim benar-benar berhenti (Stack, 1979).

Pengamatan tahap-tahap pembelahan mitosis dilakukan pemotongan akar

pada saat tengah malam, yaitu pukul 24.00 WIB. Menurut Margono (1973) hal ini

dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktivitas

13
pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 24 malam

sehingga diharapkan tahap-tahap mitosis dapat diamati. Kemudian dilanjutkan

dengan perendaman potongan akar bawnag merah ke dalam larutan FAA.

Perendaman bertujuan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi. Larutan FAA

merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak membelah lagi

sehinga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat diamati. Pengambilan akar bawang

merah yang baik adalah pada pukul 10.00 menurut Margono (1973) pada kisaran

pukul 08.00-11.00 merupakan waktu yang baik untuk mengamati proses

pembelahan mitosis pada ujung akar bawang merah dikarenakan sel-sel meristem

ujung akar paling aktif membelah.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan tahap

profase yaitu dinding kumpulan kromatid masih membenuk lingkaran, dan tahap

metafase yaitu ketika kromatid sedikit demi sedikit bergerak menuju bidang

ekuator. Tidak terlihatnya semua tahapan mitosis disebabkan oleh kurang telitinya

praktikan dalam melakukkan prosedur kerja dan pengamatan, kurang

sempurnanya bahan maserasi atau perlakuan maserasi yang kurang benar.

Menurut Joseputra (1979) waktu yang baik untuk pembuatan preparat adalah pada

pukul 08.00-11.00 seharusnya dapat ditemukannya tahapan dalam pembelahan sel

secara mitosis.

14
Gambar 5. Tahap profase

Gambar 6. Tahap metafase

15
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pengamatan perilaku kromosom yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelahan mitosis terdapat beberapa

tahapan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Sedangkan tahap

mitosis yang dapat terlihat pada praktikum adalah tahap profase dan metafase.

Pada pengamatan perilaku kromosom tidak semua fase dapat terlihat dengan jelas

karena beberapa faktor, seperti praktikan yang kurang jeli melakukan

pengamatan, proses dalam melakukan prosedur kerja kurang sempurna dan

kurang bisa menggunakan mikroskop.

B. Saran

Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum lebih cermat teliti lagi dalam

melakukan prosedur kerja agar hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Brown, T. A, 2002. DNA in Genomes, 2nd ed.


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=genomes.section.5245
diakses pada 13 November 2016.
Crowder, L.V. 1993. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
____________. 2006. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Joseputra, D. 1991. Pengantar Genetika. Bhatara: Jakarta.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine Terhadap Pertumbuhan Memanjang
Akar Bawang Merah (Allium cepa). IKIP: Malang.
Masitah. 2008. Zoologi Umum. IKIP: Makassar.
Page, D. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.
Sastrosumarjo, S. 2006. Dalam S. Sastrosumarjo (ED.) Sitogenetika Tanaman.
IPB Press: Bogor.
Stack S. M. 1979. The chromosome doubling of Allium fistulosum x a. Cepa
interspecific f1 hybrids through colchicines treatment of
regeneratingcallus. Euphytica 93: 257-262.
Suminah, S. 2002. Induksi poliploidi bawang merah (Allium ascalonicum l.)
dengan pemberian kolkisin. Biodiversitas Vol. 3 (1): 174-180.
Suprihatin, D. 2007. Identifikasi kayotipe terung belanda (Solanum betaceum
cav.) Kultivar brastagi Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera Utara
Vol. 2 (1): 7-11.
Suryo, H. 2007. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai