BAB IV
BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silica cair
dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Batuan beku atau batuan igneous
(dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah
cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku hasil pembekuan dibawah permukaan, dimana sifatnya
batuan ini menerobos batuan yang sebelumnya telah terbentuk disebut batuan
intrusi dan batuan plutonik. Berdasarkan prinsip penerobosannya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Konkordan: Sill, Lakolit, Lapolit
Diskordan : Stok, Batolit, Dike, Volcanic Neck
4.2.1 Magma
Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma
di bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan silika bersuhu
tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada
dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar melalui pembukaan
gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi.
Hasil letupan gunung berapi ini mengandung larutan gas yang tidak pernah
sampai ke permukaan bumi. Magma terkumpul dalam kamar magma yang
terasing di bawah kerak bumi dan mengandung komposisi yang berlainan menurut
tempat magma itu didapati.
4.2.2 Reaksi Bowen
Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses
pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma
mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini
suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan
bahwa mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan
mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan
laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll).
Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat
terbentuk.
1. Deret Continuous
2. Deret Discontinuous
Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium
dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase
Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air
cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan
oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa). Dalam kristalisasi mineral-mineral ini
tidak termasuk dalam deret reaksi karena proses pembentukannya yang saling
terpisah dan independent.
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolitg. Struktur aliran, yaitu struktur yang
memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat
aliran.
Autobrecia, stuktur yang terdapat pada lava yang memperlihatkan fregmen
dari lava-lava itu sendiri.
Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya fregmen batuan yang
masuk atau tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat
4.4 Tekstur
Tekstur batuan beku adalah antara masa Kristal dan masa gelas yang
membentuk masa yang merata dari batuan. Tekstur meliputi:
1. Derajat kehabluran (degree of cristalinity)
Bergantungan pada kondisi pembekuan magma, batuan beku
dapat seluruhnya terdiri dari kristal, atau kaca atau campuran dari
keduanya. Derajat kehabluran (degree of cristalinity) terdiri atas:
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk
pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk
terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak
sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan
mikroskop yaitu:
Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
4.6 Lampiran