Anda di halaman 1dari 13

A.

Anatomi Colli
Leher adalah bagian tubuh yang terletak diantara inferior mandibula danlinea nuchae
superior (diatas), dan inc sura jugularis dan tepi superior clavicula (dibawah). Jaringan leher
dibungkus oleh 3 fasia, fasia colli superfisialis membungkus m.stemokleidomastoideus dan
berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan fasia sisi lain. Fasia colli media
membungkus otot pretrakeal dan bertemu pula dengan fasia sisi lain di garis tengah yang juga
merupakan pertemuan dengan fasia colli superfisialis. Ke dorsal fasia colli media membungkus
a.carotis communis, v.jugularis intema dan n.vagus menjadi satu. Fasia colli profunda membungkus
m.prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fasia colli lateral.
Pembuluh darah arteri pada leher antara lain a.carotis communis (dilindungi oleh
vena carotica bersama dengan v.jugularis intema dan n.vagus,setinggi comu superior cartilago
thyroidea bercabang menjadi a.carotis intema dana.carotis extema), a.subclavia (bercabang menjadi
a.vertebralis dan a.mammariaintema). Pembuluh darah vena antara lain v.jugularis extema dan
v.jugularisintema. Vasa lymphatica meliputi nnll.cervicalis superficialis (berjalan
sepanjangv.jugularis extema) dan nnll.cervicalis profundi (berjalan sepanjang v.jugularisintema).
Inervasi oleh plexus cervicalis, n.facialis, n.glossopharyngeus, dan n.vagus. Sistem aliran
limfe leher penting untuk dipelajari karena hampir semuabentuk radang atau keganasan kepala dan
leher akan terlihat dan bermanifestasi kekelenjar limfe leher. Kelenjar limfe yang selalu terlibat
dalam metastasis tumoradalah kelenjar limfe rangkaian jugularis intema yang terbentang antara
klaviculasampai dasar tengkorak, dimana rangkaian ini terbagi menjadi kelompok superior,media
dan inferior. Kelompok kelenjar limfe yang lain adalah submandibula, servicalis
superficial, retrofaring, paratrakeal, spinalis asesonus, skalenus anterior dan supraclavicula.
B. Definisi
Dalam pengertian umum tumor adalah benjolan atau pembengkakan dalam tubuh. Dalam
pengertian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma.
Tumor Colli adalah pembesaran, pembengkakan atau pertumbuhan abnormal diantara dasar
tengkorak hingga klavikula. Massa leher pada pasien dewasa harus dianggap ganas sampai terbukti
sebaliknya. Massa leher yang bersifat metastatis cenderung asimtomatik yang membesar perlahan-
lahan.
Tumor pada colli (leher) bisa berupa tumor jinak atau tumor ganas, Tumor jinak bisa berupa
kista, hemangioma, Tumor ganas bisa berupa Limfoma Non Hodgkin.
C. Etiologi
 Karsinogen kimiawi dapat alami atau sintetik, misalnya Aflatoksin B1 pada kacang,
vinylklorida pada industri plastik, benzoapiran pada asap kendaraan bermotor, kemoterapi
dalam kesehatan.
 Karsinogen fisik, misalnya sinoar ionisasi pada nuklir, sinar radioaktif, sinar ultraviolet
 Hormon, misalnya estrogen
 Viral, misalnya TBL-I, HBV, HPV, EBV
 Gaya hidup, misalnya diet, merokok, alcohol
 Parasit, misalnya schistoma hematobium
 Genetik
 Penurunan imunitas
D. Klasifikasi Tumor
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena
timbul dan berkembang biaknya sel-sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus
merusak bentuk dan organ tempat tumbuh kanker.
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi
membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif) dan umumnya tidak bermetastase,
Klassifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis pada jaringan dan
tumor
Pembagian mengenai Penyebaran Tumor ke kelenjar limfe
N0 : belum ada tumor di leher
N1 : ada tumor leher homolateral dan tumor masih mudah bergerak
N2 : ada tumor kontralateral atau bilateral, masih mudah bergerak.
N3 : ada tumor leher kontralateral atau bilateral, tidakdapat bergerak
E. Manifestasi
Manifestasi klinis dari tumor coli adalah adanya benjolan yang mudah digerakan,
pertumbuhan amat lambat dan tidak memberikan keluhan. Patofisiologi Tumor, Sel tumor ialah sel
tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan
sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat
sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastase
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik), tetapi kadang
tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multisentrik) atau dari beberapa organ
(multiokuler) pada waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya maka tumor dikatakan
mencapai tahap local, namum bilatelah infiltrasi ke organ sekitarnya dikatakan mencapai tahap
invasive atau infiltratif .
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan mendesak jaringan
sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitarnya dan
dapat meninggalkan sel induk masuk ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi
penyebaran hematogen dan limfatogen.
F. Patofisiologi Tumor
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas
dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsinya, autonominya dalam pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan
metastase
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik), tetapi kadang
tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multisentrik) atau dari beberapa organ
(multiokuler) pada waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya maka tumor dikatakan
mencapai tahap local, namum bilatelah infiltrasi ke organ sekitarnya dikatakan mencapai tahap
invasive atau infiltratif .
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan mendesak jaringan
sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitarnya dan
dapat meninggalkan sel induk masuk ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi
penyebaran hematogen dan limfatogen.
G. Penatalaksanaan medis
a. Pemeriksaan
 Berbagai penyakit dapat tampil sebahgai tumor leher sering membingungkan. Pada
pemeriksaan khususnya diperhatikan letak tumor, ukuran, bentuk dan sifat permukaan.
 Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dari jaringan hasil
eksisi atau biopsy
 Pemeriksaan dengan CT Scan dapat pula dilakukan.
b. Pengobatan
a) radioterapi merupakan pengobatan utama
b) pemberian adjuvant kemoterapi yaitu: Cis-Platinum, bleomycin dan 5-fluororauncil
c) kemoterapi praradiasi dengan epirubicin dan cis platinum.
c. Pembedahan
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tersebut
supek benigna atau maligna. Bila suspek maligna ditentukan pula apakah kasus tersebut operable
atau inoperable. Bila operable, operasi yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik,
atau lobektomi subtotal dengan resiko bila ganas ada kemungkinan sel- sel karsinoma yang
tertinggal. Tindakan yang biasa dilakukan adalah tiroidektomi total.
Bila ada fasilitas pemeriksaan sediaan beku ada persangkaan keganasan, pemeriksaan
preparat sediaan beku dilakukan dengan potongan potongan ke beberapa arah. Bila hasilnya jinak,
lobektomi saja sudah cukup, apabila ganas bagian lobus kontralateral diangkat seluruhnya
(Tiroidektomi totalis).dapat pula dilakukan near total tiroidektomi. Jika hasil pemeriksaan kelenjar
getah bening dicurigai adanya mestastasis, perlu dilakukan diseksi radikal kelenjar getah bening
pada sisi yang bersangkutan.
H. Komplikasi
a) komplikasi akut
1) mukositis
inflamasi pada mukosa mulut berupa eitema dan adanya ulser yang biasanya ditemukan opada
pasien yang mendapatkan terapi kanker. pasien akan mengeluhkan rasa sakit pada mulut dan
dapat mempengaruhi nutrisi dan kualitas hidup pasien.
2) kandidiasis
infeksi opurtunitik berupa kandidiasis pada mukosa mulut yang disebabkan oleh jamu candida
albicans.
3) dysgeusia
respon awal berupa hilangnya salah satu indra pengecapan oleh terapi radiasi.
b) komplikasi kronis
1) karies gigi
merupakan akibat dari terapi radiasi berupa gigi yang mengalami destruktif dan mengalami
kerusakan.
2) gagal napas
gagal napas terjadi dikarenakan adanya metastase darri tumor colli sampai pada trachea sehingga
terjadi penyumbatan total pada trachea.
3) peningkatan tekanan intakanial
hal ini dapat tejadi rjika tumor sudah menyebar sampai lapisan otak dan menekan duramater
otak.
Saat dilakukan pembedahan lomplikasi yang seringkali muncul, meliputi:
1) Perdarahan. Resiko ini minimum, namun hati- hati dalam mengamankan hemostatis dan
penggunaan drain setelah operasi.
2) Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme udara.
Dengan tindakan anestesi mutakhir, ventilasi tekanan positif yang intermitten, dan teknik bedah
yang cermat, bahaya ini dapat di minimalkan.
3) Trauma pada nervus laringeus rekurens. Ia menimbulkan paralisis sebagian atau total
(jika bilateral) laring. Pengetahuan anatomi bedah yang kuat dan ke hati- hatian pada saat operasi
harus diutamakan
I. Pengkajian Keperawatan Fokus
1.Pengkajian sistem integumen
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk mukosa membran, kulit kepala,
rambut, dan kuku. Kulit seseorang merefleksikan kesehatan seseorang secara keseluruhan. Penyakit
pada kulit dapat terjadi primer atau sekunder. Penyakit kulit primer seperti dermatitis dan luka
bakar. Penyakit pada kulit dapat pula terjadi sekunder seperti pada pasien sindrom lupus
eritemotosus, luka tekan, atau pruritus.
2. Prosedur Wawancara
a) Keluhan utama: umumnya pasien mengeluhkan ketidaknyamanan pada kulit seperti gatal, rasa
panas pada kulit, nyeri, atau ada penonjolan pada kulit terkait etiologi masing-masing.
Gangguan pada kulit juga dipengaruhi kebersihan kulit. Selain itu trauma seperti luka bakar
juga menimbulkan keluhan seperti panas dan nyeri.Tak jarang pasien juga mengeluhkan
adanya penurunan sensasi pada kulit atau munculnya luka yang sulit sembuh.
b) Riwayat sekarang dan atau dahulu: riwayat alergi, gangguan ginjal, hipertensi, obesitas (adanya
striae pada kulit), riwayat penyakit imunitas seperti SLE, kebiasaaan personal hygiene, dan
kebersihan tempat tinggal. Riwayat diabetes melitus juga mempengaruhi terjadinya luka akibat
adanya neuropati sensorik dan otonom sehingga pasien beresiko mengalami ulkus diabetik.
c) Riwayat Keluarga: penyakit keluarga yang dapat mempengaruhi pasien umumnya berkaitan
dengan genetik seperti riwayat alergi dan imunitas. Selain itu kondisi lingkungan fisik tempat
tinggal juga dapat mempengaruhi kondisi penyakit pasien saat ini khususnya yang terkait
sistem integumen. Riwayat diabetes melitus pada keluarga juga dapat menjadi predisposisi
terjadinya diabetes melitus pada pasien yang mempunyai resiko komplikasi ke sistem
integumen.
J. Konsep asuhan keperawatan
Pengkajian pada Ca Colli meliputi, antara lain:
1) Biodata
a) Nama klien : untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
ffffffffffffffffffffffffffffffff(identifikasi pasien)
b) Umur : untuk mengetahui apakah pasien mempuyai faktor resiko
c) Agama : untuk menentukan bagaimana perawat memberikan
ffffffffffffffffffffffffffffffffdukungan kepada pasien selama persalinan
d) Suku : untuk mengetahui adat istiadat/ budaya pasien
e) pendidikan : untuk menentukan bagaimana perawat memberikan
ddddddddddddddddddddddkonseling kepada pasien
f) Pekerjaan : untuk mengetahui status 6ocial dan ekonomi pasien
g) Alamat : untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat tinggal
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaapasien
h) Nama penanggung jawab : untuk mengetahui orang yang bertanggungjawab
membiayai pengobatan pasien dan juga menjadi
perantara perawat untuk menyetujui inform konsen untuk
tindakansyang akan dilakukan kepada pasien
2) Keluhan utama/Alasan masuk rumah sakit
a. Keluhan utama
Pasien biasanya dibawa ke rumah sakit dengan keluhan lemas, nyeri dan muncul
benjolan di pipi dan leher
b. keluhan saat pengkajian
pasien mengeluh sakit kepala dan pandangan kabur
c. Riwayat penyakit sekarang
pasien mengatakan lemas, nyeri dan muncul benjolan di pipi dan leher. pasien juga
mengeluh mual muntah dan nafsu makan berkurang.
d. Riwayat sebelumnya
apakah pasien pernah mengidap penyakit kanker nasofaring dan radang tengggorokan
sebelumnya
e. riwayat kesehatan keluarga
ada/tidak keluarga pasien yang pernah mengidap penyakit kanker nasofaring dan
penyakit menurun seperti: DM, hipertensi, dan lainnya.
3) Riwayat psikososial dan status spiritual
a. riwayat psikologis
menggambarkan respon psikologis pasien dalam menghadapi keadaannya sekarang.
b. aspek sosial
menggambarkan cara interaksi pasien kepada orang sekitarnya dan peran sosial di
keluarga
c. aspek spiritual
menggambarkan tentang cara pasien menganggap penyakitnya dan cara pasien
beribadah
4) pola kebiasaan sehari-hari
a. pola nutrisi
menggambarkan pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi pasien sebelum
dan sesudah di rawat dirumah sakit
b. pola eliminasi
menggambarkan pola BAK dan BAB pasien sebelum dan sesudah dirawat di rumah
sakit.
c. pola kebersihan diri
menggambarkan cara pasien untuk membersihkan diri sebelum dan sesudah dirawat
di rumah sakit
d. pola aktivitas, latihan, dan bermain
mnggambarkan tentang aktivitas yang dilakukan oleh pasien saat pasien sebelum
dam sesudah di rawat di rumah sakit
e. pola istirahat dan tidur
menggambarkan tentang durasi, kualita istirahat tidur pasien.
5) pemeriksaan fisik
keadaan umum
a. keadaan sakit
menggambarkan keparahan sakit yang dirasakan oleh pesien dan kesadaran pasien
b. tanda-tanda vital
yang meliputi tekanan darah,suhu, BB, RR, nadi,TB
c. Head to toe
1) kepala dan rambut
Distribusi rambut merata, tidak terdapat lesi dan benjolan, rambut tampak bau
dan kotor.
2) hidung
ada pendarahan hidung, tidak ada lesi, ada pernafasan cuping hidung,
3) telinga
gangguan pendengaran (-), serumen (-), tidak ada lesi, dan telinga kanan dan kiri
simetris.
4) mata
mata kanan dan kiri simetris, konjungtivis anemis (-), sclera tidak ikterik, pupil
isokor, dan reflek cahaya (-).
5) mulut, lidah, tonsil, dan faring
 mulut:
mulut kering, kebersihan mulut bersih, caries gigi (+), tidak ada pembengkakan
gusi, dan bau mulut (-)
 gigi:
gigi berjumlah 32 buah, caries gigi (+)
 tonsil:
tidak ada pembesaran tonsil
 faring:
terdapat sumbatan sekret
6) leher dan tenggorokan
 leher
peningkatan JVP
warna kulit leher merata
pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
 tenggorokan
reflek menelan (-)
7) dada/thorax
a) pemeriksaan paru
 inspeksi
gerakan dada simetris, retraksi dada (+), warna kulit merata, sesak napas
(+), RR: >20x/menit, bentuk dada normal
 palpasi
akral hangat
 perkusi
suara perkusi paru sonor
 auskultasi
suara napas ronkie
b) pemeriksaan jantung
 inspeksi
warna kulit merata, tidak ada lesi , bentuk dada normal
 palpasi
terdapat kardiomegali
 perkusi
suara perkusi redup
 auskultasi
suara mur-mur (-)
c) pemeriksaan payudara
 inspeksi
rabas (-), warna kulit merata, putting menonjol, payudara kiri lebih besar
daripada payudara kanan.
 palpasi
tidak ada massa, tida ada lesi dan rabas, akral hangat, tidak ada
pembesaran limfe di axilla
8) Abdomen dan Pelvis
 inspeksi
tidak ada asites, warna kulit merata, tidak ada lesi dan jaringan parut,
pelvis tampak kotor
 palpasi
peristeltik >35x/menit
 perkusi
tidak ada hepatomegali dan splenomegali
 auskultasi
suara abdomen timpani
9) ekstermitas, kuku, kekuatan otot
 ektermitas
terpasang infuse di tangan kiri, terpasang sensor tekanan darah di tangan
kanan, CRT< 2 detik
 kuku
clubbing finger (-), kuku sianosis, sianosis (-).
 kekuatan otot lemah
33
33
10) genetalia dan anus
kebersihan genetalia dan anus terjaga, tidak terpasang poli kateter urine, tidak
ada lesi
11) pemeriksaan neurologis
 kesadaran GCS komposmentis
 respon AVPU : alert
 reflek pupil isokor
 reflek cahaya (+)
K. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah efek dari kemoterapi.
d. bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pembengkakan jaringan dan
menurunnya reflek menelan
e. nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringan dan kekakuan otot leher
L. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa kriteria hasil dan Intervensi Rasionlisasi
keperawatan tujuan
1 nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. kaji TTV 1. untuk
dengan asuhan keperawatan pasien mengetahui
pembengkakan selama 1x6 jam jam keadaan umum
jaringan dan diharapkan nyeri pasien
kekakuan otot leher pasien berkurang 2. Kaji skala 2. untuk
bahkan hilang nyeri pasien mengetahui
dengan criteria tingkat nyeri
hasil Dengan pasien
kriteria : 3. Kaji penyebab 3. untuk
 Pasien nyeri pasien menentukan
melaporkan tindakan yang
keluhan nyeri akan dilakukan
hilang atau 4. untuk
berkurang 4. latih pasien mengurangi rasa
 Skala nyeri untuk nyeri
berkurang melakukan
 ekspresi wajah latihan napas
tenang dalam 5. untuk
 klien mampu 5. kolaborasokan menurunkan
istirahat dan dengan dokter rasa nyeri
tidur untuk
 TTV normal pemberian 6. Untukmemenuhi
a) TD 120/80 analgesic kebutuhan
mmHg 6. Pasang IV cairan dan
b) Suhu 36,6- line dan oksigen dalam
37oC oksigen tubuh
c) Nadi 60-
100x/menit
d) RR 16-
20x/menit

2 perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. kaji 1. untuk


kurang dari tubuh keperawatan selama kemampuan menentukan
berhubungan dengan 1x24 jam menelan cara pemberian
anoreksia, mual dan diharapkan pasien nutrisi kepada
muntah efek dari pemenuhan pasien
kemoterapi. kebutuhan nutrisi 2. kaji TTV 2. untuk
pasien dapat pasien mengetahui
terpenuhi dengan keadaan umum
criteria hasil , yaitu: pasien
 TTV normal 3. kaji pola 3. untuk
e) TD 120/80 makan pasien mengatahui
mmHg untuk
f) Suhu 36,6- melakukan
37oC tindakan
g) Nadi 60- 4. kaji makanan 4. untuk
100x/menit kesukaan meningkatkan
h) RR 16- pasien nafsu makan
20x/menit pasien
 Menunjukan 5. untuk memenuhi
status nutrisi 5. kolaborasikan kebutuhan
yang baik dengan ahli protein pasien
 Mempertahankan gizi untuk
berat badan menentukan
 Nilai kebutuhan
laboratorium protein 6. untuk
yang dalam batas 6. berikan oral membersihkan
normal higieni mulut pasien

Referensi
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC
Hudak, Carolyn.1997.Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik.Jakarta: EGC
Mansjoer, Arief.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aeusculapius
Tjakra, Ahmad. 1991. Patologi. Jakarta : Bagian Patologi FKUI
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. Jakarta: EGC
Lampiran Pathway CA Colli

Faktor Hormonal, Genetik, Gaya Hidup, Virus, Herediter, dll

CA Colli

Perubahan Jaringan Sekitar Benjolan / Pembengkakan Kerusakan Jaringan

Gangguan Fungsi Bengkak Di Leher Invasif Kuman

Gangguan Mobilitas Fisik Nyeri Saat Menelan Terputusnya Kontinuitas Jaringan

Nafsu Makan Menurun Menurunnya sistem Imun

Intake Menurun, Peningkatan Asam Lambung Infeksi

Mual Muntah Nyeri Akut / Kronis

Gangguan Perasaan Tidak Nyaman

Pemenuhan Nutrisi

Sering Terbangun Saat Tidur

Resti Defisit Volume Cairan Gangguan Pola Tidur

Anda mungkin juga menyukai