2. Bahan
No Nama bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia
1 Aquadest Umum - Berbentuk cair - Bisa bersifat asambila
padasuhukamar direaksikan dengan
0
- Titik didih 100 c basa
0
- Titik beku 0 c - Bisa bersifat basa bila
- Tidak berbau direaksikan dengan
- Bersifat polar asam
- Pelarut universal
2 n-heksan Khusus - Wujud cairan - Bersifat non polar
- berwarna bening - Mudah menguap
- Tidak larut dalam air - Memiliki berwarna.
- Memiliki rumus
molekul C6H14
- kepolaran yang
rendah
3 Indikator pp Khusus - Berwarna merah - Suasana asam : tidak
muda berwarna
- Berwujud cairan - Suasana basa :
- Sebagai zat berwarna merah muda
pewarna. terang
- Netral merupakan asam
lemah
4 NaOH Khusus - Wujud cairan - Merupakan senyawa
- Berwarna bening yang bersifat basa kuat
- Mudah teroksidasi - Mudah larut dalam air
- Berwarnaputih dan etanol tapi tidak larut
- Keras dalam eter
- Rapuh - Mudah terionisasi
- Menunjukkan membentuk Na+ + OH-
pecahan hablur
5 Sabun Umum - Wujud padat - Bersifat basa
- tidak berbuih di air - Tidak berbuih di air
sadah sadah
- Mudahlarut dalam air
- Bersifat membersihkan
Sabun
Memotong kecil-kecil
Menimbang sebanyak 0,5 gram
Melarutkan dalam 400 mL air suling
Larutan sabun
Mengambil sebanyak 20 mL
Memasukkan kedalam corong pisah
Menambahkan 10 mL n-heksan
Mengkocoknya
Menambahkan 20 mL methanol
Mengocok selama 10-15 menit
eheksanheksan)
Membiarkan beberapa menit
sampai terbentuk 2 lapisan, lalu
pisahkan.
Memasukkan kedalam
erlenmeyer dan
menambahkan
2 tetes indikator PP
Menitrasi dengan NaOH 0,01
N
Menghitung konsentrasi asam
lemak dari sabun
2. Perhitungan
Dik : M NaOH = 0,1 M
Mr asam stearat = 284,47 gr/mol
Berat sampel= 0,5062 gr = 506,2 mg
V NaOH = 0,15 mL
Dit : kadar lemak ?
500𝑚𝐿×𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑟𝑎𝑡
Kadar asam lemak = × 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙(𝑚𝑔)
500 𝑚𝐿×0,15𝑚𝐿 ×0,1 𝑀 ××284,47 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= × 100 %
506,2 𝑚𝑔
= 4,214%
G. Pembahasan
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut
organic. Ekstraksi meliputi distibusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak dapat
bercampur. Estraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang
lebih kecil dari pada jumlah pelarutnya yang banyak, tetapi ekstraksinya hanya sekali.
Pada percobaan ini bahan utama yang digunakan adalah sabun, dalam hal ini sabun yang
digunakan oleh kelompok kami (kelompok I) adalah sabun detol. Prinsip kerja pada
percobaan ini Merupakan metode pemisahan campuran senyawa terlarut dalam dua jenis
pelarut yang tidak saling bercampur, karena adanya perbedaan koefisien distribusi senyawa
terlarut didalam masing-masing pelarutan tersebut sehingga terjadi pemisahan.
Langkah awal memotong atau menggerus sabun menjadi potongan kecil-kecil dengan
tujuan agar sabun ini cepat larut dalam air. Selanjutnya menimbang ± 0,5 gr dan
melarutkannya dalam 400 mL air. Sabun yang dilarutkan hanya terlarut sebagian dan warna
air menjadi keruh. Warna air menjadi keruh dikarenakan warna dari sabun yang digunakan.
Larutan sabun ini selanjutnya ditambahkan indikator phenoftalen (pp) sebanyak 1-3 tetes
sambil dipanaskan agar sabun dapat larut sempurna dalam air . Penambahan indikator pp ini
untuk mengidentifikasi sifat basa dari sabun tersebut. Hasil pengamatan yang di peroleh
adalah warna larutan dari keruh berubah warna menjadi merah mudah. Hal ini dapat dilihat
dari gambar berikut
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan , dapat disimpulkan bahwa asam lemak dari sabun
dapat dipisah atau diiolasi menggunakan metode ekstraksi. Metode ekstraksi ini yaitu
pemisahan campuran senyawa terlarut dalam dua jenis pelarut yang tidak saling
bercampur, karena adanya perbedaan koefisien distribusi senyawa terlarut didalam masing-
masing pelarutan tersebut sehingga terjadi pemisahan. Zat yang akan dipisahkan adalah asam
stearat yang terkandung dalam sabun dan pelarut organic yang digunakan disesuaikan dengan
sifat dari asam stearat agar dapat terdistribusi sempuran pada fasa organic. Pelarut yang
digunakan yaitu diklorometana. Karena melihat sifat dari asam stearat yang merupakan asam
lemak yang hanya memiliki kelarutan dalam air sekitar 3 mg/L (20oC) jadi hanya dapat
dalam pelarut yang non polar. Untuk % asam lemak (asam stearat) yang didapat dari sampel
sabun “detol” sebanyak 4,214%.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, 2010, Konsep dasar Kimia Analitik, Jakarta: UI-Press
Lukum, A. 2006, Bahan Ajar Dasar-dasar Pemisahan Analitik, Gorontalo : Universitas
Negeri Gorontalo.
Rusli, 2013, Pemisahan Kimia Untuk Universita, Bandung:Erlangga.
Soebagio,Endang, Budiasi, 2005, Kimia Analitik I, Malang:UM PRESS.
Watson, David G, 2007, Analisis Farmasi edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.