Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI

“PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI”

OLEH:

AGUSTIANI AMALIA RATU DOBO 1709010042

SUSANA MARGARETHA DANGGA 1709010050

RENRDO JANGGA NGARU 1709010056

WENCI LIDIA BANA 1409010042

YUMIATY AYAL 1409010045

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
BAB I

PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan


 Bunzen  Aquades steril
 Cawan Petri  Bakteri
 Mikro pipet  Nutrient agar
 Rak tabung  Alcohol 70%
 Tabung ukur
 Micro tup
 Erlemeyer
 Incubator
 Batang L

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Metode pour plate (cawan tuang/tebar)


 4 tabung reaksi steril disiapkan dan diberi masing-masing 9ml aquades steril
 Menimbang 1ml suspensi bakteri dan dicampurkan kedalam 9 ml aquades
steril pada tabung pertama untuk mendapatkan pengenceran 10-1
 Dengan menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran 10 -1
dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-2 untuk
mendapatkan pengenceran 10-2
 Selanjutnya, menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran
10-2 dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-3 untuk
mendapatkan pengenceran 10-3
 Dengan menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran 10 -3
dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-4 untuk
mendapatkan pengenceran 10-4
 Langkah yang sama, ambil 1ml sampel dari pengenceran 10 -4 dan dituangkan
kedalam cawan petri yang telah steril
 Kemudian nutrient agar dituangkan sebanyak ± 20ml kedalam cawan perti
yang telah terisi sampel pengenceran 10-4
 Selanjutnya, dihomogenkan dengan memutar cawan petri dengan arah angka
8
 Setelah media padat, cawan petri disimpan didalam incubator selama 24 jam
kemudian hitung jumlah koloni
3.2.1 Metode spread plate (cawan sebar)

 4 tabung reaksi steril disiapkan dan diberi masing-masing 9ml aquades steril
 Menimbang 1ml suspensi bakteri dan dicampurkan kedalam 9 ml aquades
steril pada tabung pertama untuk mendapatkan pengenceran 10-1
 Dengan menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran 10 -1
dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-2 untuk
mendapatkan pengenceran 10-2
 Selanjutnya, menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran
10-2 dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-3 untuk
mendapatkan pengenceran 10-3
 Dengan menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran 10 -3
dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-4 untuk
mendapatkan pengenceran 10-4
 Langkah yang sama, ambil 1ml sampel dari pengenceran 10 -4 dan dituangkan
kedalam cawan petri yang telah berisi nutrient agar yang telah memadat
 Menggunakan batang L, sampel kemudian dicampurkan dengan agar yang
telah memadat
 Setelah homogen, cawan petri disimpan didalam incubator selama 24 jam
kemudian hitung jumlah koloni

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar Keterangan

Tebar A Jumlah koloni= 340


CFU jumlah koloni
=
mL sampel pengenceran
CFU 340
=
mL 10−4
= 340 x 104
= 3.4 x 106

Tebar B Jumlah koloni= 420


CFU jumlah koloni
=
mL sampel pengenceran
CFU 420
=
mL 10−4
= 420 x 104
= 4.2 x 106
Sebar A Jumlah koloni= 600
CFU jumlah koloni
=
mL sampel pengenceran
CFU 600
=
mL 10−4
= 600 x 104
= 6 x 106
Sebar B Jumlah koloni= 550
CFU jumlah koloni
=
mL sampel pengenceran
CFU 550
=
mL 10−4
= 550 x 104
= 5.5 x 106

4.2 Pembahasan

Plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel kikroorganisme hidup dalam
sespensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media. Penetapan
jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri yang mampu
membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk suspensi dalam larutan biak. Ini
bisa diartikan bahwa di dalam koloni mikroba/bakteri yang berkelompok atau berantai
panjang dapat terbentuk dari satu atau beberapa sel bakteri. Hubungannya dengan
penghitungan jumlah bakteri, koloni bakteri yang terlihat berkelompok atau berantai tidak
bisa dihitung satu. Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel setelah dilakukan
pengenceran berseri. Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan koloni bakteri
pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang berjumlah
puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada
sampel (Puspitasari., et al. 2012).

Menurut Sukandar., et al (2010) bahwa sebaiknya jumlah koloni mikroba yang


tumbuh dan dapat dihitung berkisar antara 30-300 koloni. Metode cawan dengan jumlah
koloni yang tinggi (>300) sulit untuk dihitung sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan
sangat besar. Satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah koloni atau bakteri adalah
cfu/mL (cfu = colony forming units).

Berdasarkan hasil praktikum, terlihat jelas adanya perbedaan jumlah bakteri yang
didapatkan dari masing-masing alat penyebar. Jumlah bakteri per ml yang didapatkan dari 4
kali pengulangan dengan penyebaran menggunakan batang L adalah 6 x 106 cfu dan 5.5 x 106
cfu. Sedangkan dengan metode tebar adalah 3.4 x 106 dan 4.2 x 106. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan metode yang berbeda mengindikasikan perbedaan jumlah bakteri yang
berbeda pula.

Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih
cair dengan stok kultur bakteri (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik
di permukaan agar atau di dalam agar. Keuntungan metode pour plate adalah sebagai berikut:
hanya sel yang masih hidup yang dihitung, beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus,
dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk,
mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penambahan spesifik. Sedangkan Metode
spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di
dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri di atas media agar yang telah
memadat. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata
pada bagian permukaan media agar. Di dalam penggunaan metode spread plate dan pour
plate sangat penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak.
Hal ini dikarenakan apabila pada cawan petri ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel
tidak dalam bentuk koloni yang tunggal, sehingga dapat menyebabkan perhitungan yang
salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik
keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah.

BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah
bakteri yang didapatkan dari masing-masing metode baik sebar maupun tebar. Dimana
penyebaran bakteri menggunakan metode tebar mendapatkan hasil adalah 6 x 106 cfu dan 5.5
x 106 cfu dan metode sebar memeperoleh hasil 3.4 x 106 dan 4.2 x 106.
b. Saran

Sarannya adalah kedepannya praktikan lebih hati-hati dan lebih teliti dalam melakukan
praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan dan hasil diperoleh hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari FD, Shovitri M, Kuswytasari ND. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob
Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1(1)
Sukandar D, Radiastuti N, Jayanegara I, Hudaya A. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi. BPPT Jakarta. Valensi Vol. 2 No. 1, Nop 2010 (333-339) ISSN : 1978 - 8193
LAMPIRAN

gambar keterangan
Dengan menggunakan mikro pipet, praktikan
sedang megambil pengenceran 10-1 dan
dicampurkan kedalam tabung ke-2 untuk
mendapatkan pengenceran 10-2

Dengan menggunakan mikro pipet, praktikan


sedang megambil pengenceran 10-2 dan
dicampurkan kedalam tabung ke-3 untuk
mendapatkan pengenceran 10-3

Praktikan sedang menuangkan nutrient agar


kedalam cawan perti yang telah terisi sampel
pengenceran 10-4

Anda mungkin juga menyukai