OLEH:
KUPANG
2018
BAB I
PENDAHLUAN
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI
4 tabung reaksi steril disiapkan dan diberi masing-masing 9ml aquades steril
Menimbang 1ml suspensi bakteri dan dicampurkan kedalam 9 ml aquades
steril pada tabung pertama untuk mendapatkan pengenceran 10-1
Dengan menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran 10 -1
dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-2 untuk
mendapatkan pengenceran 10-2
Selanjutnya, menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran
10-2 dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-3 untuk
mendapatkan pengenceran 10-3
Dengan menggunakan mikro pipet, timbang 1ml dari hasil pengenceran 10 -3
dan dicampurkan kedalam 9ml aquades steril pada tabung ke-4 untuk
mendapatkan pengenceran 10-4
Langkah yang sama, ambil 1ml sampel dari pengenceran 10 -4 dan dituangkan
kedalam cawan petri yang telah berisi nutrient agar yang telah memadat
Menggunakan batang L, sampel kemudian dicampurkan dengan agar yang
telah memadat
Setelah homogen, cawan petri disimpan didalam incubator selama 24 jam
kemudian hitung jumlah koloni
BAB IV
4.1 Hasil
Gambar Keterangan
4.2 Pembahasan
Plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel kikroorganisme hidup dalam
sespensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media. Penetapan
jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri yang mampu
membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk suspensi dalam larutan biak. Ini
bisa diartikan bahwa di dalam koloni mikroba/bakteri yang berkelompok atau berantai
panjang dapat terbentuk dari satu atau beberapa sel bakteri. Hubungannya dengan
penghitungan jumlah bakteri, koloni bakteri yang terlihat berkelompok atau berantai tidak
bisa dihitung satu. Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel setelah dilakukan
pengenceran berseri. Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan koloni bakteri
pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang berjumlah
puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada
sampel (Puspitasari., et al. 2012).
Berdasarkan hasil praktikum, terlihat jelas adanya perbedaan jumlah bakteri yang
didapatkan dari masing-masing alat penyebar. Jumlah bakteri per ml yang didapatkan dari 4
kali pengulangan dengan penyebaran menggunakan batang L adalah 6 x 106 cfu dan 5.5 x 106
cfu. Sedangkan dengan metode tebar adalah 3.4 x 106 dan 4.2 x 106. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan metode yang berbeda mengindikasikan perbedaan jumlah bakteri yang
berbeda pula.
Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih
cair dengan stok kultur bakteri (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik
di permukaan agar atau di dalam agar. Keuntungan metode pour plate adalah sebagai berikut:
hanya sel yang masih hidup yang dihitung, beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus,
dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk,
mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penambahan spesifik. Sedangkan Metode
spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di
dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri di atas media agar yang telah
memadat. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata
pada bagian permukaan media agar. Di dalam penggunaan metode spread plate dan pour
plate sangat penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak.
Hal ini dikarenakan apabila pada cawan petri ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel
tidak dalam bentuk koloni yang tunggal, sehingga dapat menyebabkan perhitungan yang
salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik
keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah.
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah
bakteri yang didapatkan dari masing-masing metode baik sebar maupun tebar. Dimana
penyebaran bakteri menggunakan metode tebar mendapatkan hasil adalah 6 x 106 cfu dan 5.5
x 106 cfu dan metode sebar memeperoleh hasil 3.4 x 106 dan 4.2 x 106.
b. Saran
Sarannya adalah kedepannya praktikan lebih hati-hati dan lebih teliti dalam melakukan
praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan dan hasil diperoleh hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Puspitasari FD, Shovitri M, Kuswytasari ND. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob
Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1(1)
Sukandar D, Radiastuti N, Jayanegara I, Hudaya A. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi. BPPT Jakarta. Valensi Vol. 2 No. 1, Nop 2010 (333-339) ISSN : 1978 - 8193
LAMPIRAN
gambar keterangan
Dengan menggunakan mikro pipet, praktikan
sedang megambil pengenceran 10-1 dan
dicampurkan kedalam tabung ke-2 untuk
mendapatkan pengenceran 10-2