1
1. PENDAHULUAN
Sarana perhubungan merupakan salah satu aspek yang patut diperhatikan,
karena tanpa adanya sarana perhubungan, pembangunan ke berbagai daerah akan
terhambat. Mengingat akan pentingnya sarana perhubungan, maka perlu
dilakukan peningkatan sarana perhubungan darat yang dapat menunjang aktivitas
manusia, baik dalam bidang pembangunan, ekonomi, teknologi, sosial dan
budaya. Salah satu sarana perhubungan yang seringkali digunakan saat ini adalah
jalan. Tetapi semakin maraknya penggunaan jalan menyebabkan volume
kendaraan menjadi meningkat, terjadinya kepadatan di berbagai ruas jalan
membuat pejalan kaki semakin kesulitan mendapatkan akses untuk menyebrang,
akibatnya pejalan kaki menjadi resah karena merasa tidak aman berjalan di
jalanan yang padat akan kendaraan. Oleh karena itu, perlu dibuat sarana
pendukung jalan berupa jembatan. (Rudiartama & Sukawati, 2013).
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyebrangi jurang atau
rintangan, seperti sungai, rel kereta api, ataupun jalan raya sebagai pendukung
dari transportasi darat yang dapat dilalui oleh kendaraan atau pejalan kaki.
Perkembangan di daerah-daerah pada negara berkembang seperti di Indonesia,
terjadi sangat pesat, hal ini ditandai dengan meningkatnya angka mobilitas
manusia yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan pada bebagai sentra kegiatan
baru, seperti, pusat perdanganan, industri, transportasi, pendidikan dan pariwisata.
Semua bidang kegiatan diatas menuntut adanya jaringan jalan yang memadai, agar
kegiatan lalu lintas dapat berjalan dengan lancar dan aman. (Santosa, Sugiyanto,
Wicaksono, & Atmono, 2015)
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, jembatan yang dahulu
hanya terbuat dari kayu ataupun bambu, kini dapat dibuat dari beton bertulang,
kerangka baja maupun kombinasi keduanya. Maksud dan tujuan dari perencanaan
struktur jembatan ini adalah untuk memperluas wawasan dalam bidang ilmu
rekayasa sipil, khususnya perencanaan struktur jembatan. Untuk membuat
jembatan perlu adanya simulasi agar perencaan dan pembangunan yang akan
dilakukan kedepan mendapatkan hasil yang baik.
Dengan mengikuti Balsa Bridge Challenge yang diadakan oleh Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 16-17 November 2018 yang
menggunakan tema “Be Creative To Build A Strong And Efficient Bridge”, kami
2
dapat mempelajari dan mememahami tentang simulasi perencanaan dan
pembangunan konstruksi sebuah jembatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Konstruksi sebuah jembatan memiliki banyak jenis dan sistem kerja yang
berbeda. Jembatan dapat diklasifikasikan berdasarkan material dan struktur
konstruksi. Terdapat 5 jenis jembatan berdasarkan material, yaitu:
a. Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang ditinjau dari segi
konstruksi yang mudah, atau struktur yang terbuat dari material kayu yang
sifatnya darurat atau tetap, dan dapat di bangun atau di kerjakan tanpa
menggunakan alat modern.
b. Jembatan Besi (Baja) merupakan Jembatan yang menggunakan berbagai
macam komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang,
pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan baja saya akan
menerangkan jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari
rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki
kemampuan untuk mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya.
c. Jembatan Beton merupakan Jembatan yang terbuat dari material beton
pertama kali digunakan pada abad ke 19, industry semen mendominasi
setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk jembatan lengkung dan
konstruksi bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama kali dibangun
setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu
di prancis pada tahun 1875. Selama beberapa dekade jembatan beton
bertulang dibangun untuk jembatan dengan bentang pendek, terutama pada
awal tahun 1890 dan semakin meningkat pada abad ke 20. Slab dan gelagar
jembatan beton bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang
pendek untuk beberapa dekade.
d. Jembatan Beton Prategang, Konstruksi jembatan beton prategang segmental
dapat mencapai panjang bentang 800 ft yaitu 250 meter atau bentang seri
1000 ft yaitu 300 meter. Bila digunakan dlam jembatan cable stayed jarak
bentang dapat mencapai 1500 ft yaitu 450 meter.
e. Jembatan Komposit, Jembatan komposit yang umum digunakan adalah
kombinasi antara bahan konstruksi baja dengan beton bertuang, yaitu dengan
3
mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang sebagai
plat lantai jembatan.
3. METODE PELAKSANAAN
Untuk membuat jembatan yang akan di perlombakan dalam National Balsa
Bridge Chelllenge 2018, memiliki ketentuan dasar sebagai berikut.
4
Spesifikasi Batasan
Panjang Jurang Maks. 500 mm
Panjang Jembatan ˃ 500 mm
Tinggi Jembatan 120 mm
Lebar Jembatan 70 - 95 mm
Tinggi Balok Girder ≤ 20 mm
Berat Jembatan Maks. 30 gram
Perekat Sambungan Lem G
Material Kayu Balsa 3x3x1000 mm
Bahan yang digunakan yaitu kayu balsa dengan bobot ringan atau Soft
memiliki berat jenis <120 kg/m3, untuk kelas sedang atau Medium memiliki berat
jenis 120-180 kg/m3, dan untuk kelas berat atau Hard memiliki berat jenis >180
kg/m3.
5
Surakarta dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1,
pemasangan balok girder (Tampak Atas) menggunakan profil T, yang berfungsi
untuk memperluas penampang sebagai pijakan roda alat uji. Rangka struktur yang
kami gunakan adalah jenis Camelback terbalik yang biasa digunakan dalam
konstruksi jembatan kereta menggunakan material besi atau baja. Bentuk nyata
dari Jembatan “Wasa Likah” dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.
Sedangkan Gambar 3 merupakan jembatan “Wasa Likah” yang digambar secara
3D.
6
10. Batang Horizontal 15 7,5 112,5
11. Batang Diagonal 10 10 100
Total (cm) 1152,308
Kebutuhan Batang 12 Batang
7
4. DAFTAR PUSTAKA
Rudiartama, I. W. A., & Sukawati, N. K. S. A. (2013). JEMBATAN
PENYEBERANGAN INOVASI HIDROLIS DENGAN
MENGGUNAKAN RANGKA BAJA RINGAN UNTUK PARA
PEJALAN KAKI DI KOTA DENPASAR. Kurva Teknik, 2(1), 17–35.
sibalsa.com. (2014). Mengapa Pembeli Harus Tahu Density Kayu Balsa. Diambil
14 November 2018, dari http://www.sibalsa.com/images/Berat-density-
kayu-balsa.pdf