Matahari sudah menampakkan sinarnya, di rumah sederhana itu, Anita sedang menyiapkan
sarapan untuk adik-adiknya sebelum berangkat sekolah. Seusai sarapan seperti hari-hari biasanya
Anita pun berangkat sekolah bersama adik-adiknya.
Anita adalah anak dari kelurga penambang timah miskin di Tanjung Padang. Ia memiliki 3
orang adik yang masih kecil, dua diantaranya sudah sekolah. Ia adalah murid kelas 6 SD di sekolah
kecil dekat rumahnya. Ayahnya bekerja sebagai kuli tambang timah yang penghasilannya hanya
cukup untuk makan dan biaya iuran sekolah anak-anaknya.
Hari itu di sekolah ia mendapat pelajaran Bahasa Inggris, mata pelajaran kesukaannya. Bu
guru menyarankan anak-anak untuk membawa kamus, agar ebih mudah dalam mempelajari kata-
kata sulit dalam Bahasa Inggris, melihat teman-temannya yang lain membawa kamus-kamus teba,l
Anita merasa sedih, meski terlahir di keluarga yang serba kekurangan ia adalah anak yang giat
belajar dan memiliki mimpi yang tinggi, ia bercita-cita ingin menjadi guru Bahasa Inggris.
Sesampainya di rumah Anita bertemu dengan ayahnya, ia pun mencoba untuk menceritakan
masalahnya pada sang ayah.
Anita : “Ayah, Nita ingin jadi guru Bahasa Inggris, apa ayah setuju?”
Ayah : “Tentu lah, apapun cita-citamu, ayah akan mendukung”
Anita : “Anita butuh kamus yah”
Ayah : “Hah, kamus itu apa nak? ”
Anita : “Kamus itu buku yang banyak kata-kata bahasa inggrisnya yah” jelasnya
Ayah : “Tapi ayah tak usah terbebani, Anita tak memaksa” tambahnya
Ayah hanya diam dan tersenyum kepada Anita, ia mengambil tasnya dan berpamitan untuk
berangkat kerja. Anita merasa salah mengatakan hal tersebut.
Di tempat kerjanya ayah terus memikirkan apa itu kamus, ia sangat penasaran dengan benda
itu. Sampai-sampai setiap orang ia tanyakan hal tersebut.
Ayah membayangkan jika ia mendapatkan buku itu dan melihat Anita menjadi seorang
guru. Ia lebih bersemangat bekerja, dengan senyum ia terus mencari butiran timah selama berbulan-
bulan. Menabung dan menabung ia lakukan demi menyenangkan putri kesayangannya. Setelah ia
rasa cukup, ia mengajak Pak Hasan pergi ke kota. Mencari di mana orang menjual kamus.
Ayah.
Anita sangat terkejut dengan buku itu, sungguh ia tak mengira ayah akan benar-benar
membelikannya kamus. Sebenarnya ia sudah lupa tentang kamus itu, ia meminta kamus sudah
beberapa bulan yang lalu. Ia tahu ayahnya sangat menyayanginya. Tanpa terasa air matanya jatuh.
Anita : “A….ayah, te.. terimah kasih yah…..” ucapnya sambil terisak dengan memeluk kamus itu
Ayah : “Tentu nak…. Ayah senang kalau kamu senang.”
Malamnya Anita tak bisa tidur dan selalu membaca pesan ayahnya di kamus tersebut. Ia
terus membayangkan jika kelak ia menjadi seorang guru bahasa inggris. Paginya ia melakukan
tugas seperti biasa dan berangkat sekolah dengan gembira. Saat pelajaran bahasa inggris
berlangsung, ia sungguh semangat mengikutinya. Ia ingin segera pulang dan membantu ibu
membuatkan makan siang untuk ayahnya.
Dengan semangat ia membuatkan kopi dan menyiapkan makan siang ayahnya. Ia duduk
bimbang di depan pintu menanti ayahnya. Senja pun tiba Ayah datang bersama Pak Hasan. Anita
langsung menyambut kedatangan ayah kesayangannya.
Setelah kejadian itu Anita jadi semakin giat belajar, kamus dari ayah digunakkan dengan
baik olehnya. Anita telah lulus dari Sekolah Dasar dan melanjutkan pendidikannya di tingkat
Sekolah Menengah Pertama.