Anda di halaman 1dari 5

KOMPOSISI DAN KLASIFIKASI WAX

KOMPOSISI WAX
Bahan wax yang digunakan pada bidang kedokteran gigi merupakan campuran dari berbagai
bahan- bahan yang bersifat thermoplastik, bahan wax dapat dilunakkan dengan proses
pemanasan dan kemudian dapat berubah menjadi keras dengan proses pendinginan.
Komponen utama dari bahan wax meliputi :
1. Mineral
2. Hewani
3. Tumbuh-tumbuhan

MINERAL
Wax paraffin dan wax mikrokristalin, dapat diperoleh dari sisa-sisa petroleum yang diikuti
dengan proses penyulingan. Kedua bahan wax tersebut merupakan hidrocarbon, dimana wax
paraffin mempunyai struktur hidrocarbon lurus dan sederhana, sedangkan bahan
mikrokristalin mempunyai struktur hidrocarbon bercabang.
Wax paraffin akan berubah menjadi lunak pada suhu 37-55 derajat, mencair pada suhu 48-70
derajat dan akan rapuh pada temperatur kamar. Sedangkan wax mikrokristalin mencair pada
suhu 65-90 derajat dan akan lebih mencair jika ditambah dengan wax paraffin.
HEWANI
Beeswax yang berasal dari insekta yaitu lebah yang merupakan derivat turunan dari
kumpulan madu wax yang mengandung sebagian bahan kristalin alam dan sering dicampur
dengan wax paraffin.
TUMBUH-TUMBUHAN
Wax candelilla dan wax carnauba merupakan derivat turunan dari pohon-pohonan dan
tumbuh-tumbuhan. Kedua wax tersebut dicampur dengan bahan wax paraffin untuk
mengontrol suhu pelunakan dan untuk memodifikasi sifat-sifat bahan wax.
Menurut spesifikasi ADA (American Dental Association), klasifikasi berdasarkan komposisi
dari wax dapat dilihat dari tabel berikut,
Tabel. Komposisi wax
(Craig, R.G., Restoratif Dental Materials, 9th ed., Mosby Year Book St. Louis, 1993)
MALAM SINTETIS
Banyak digunakan di kedokteran gigi, tetapi malam alami masih menupakan komponen
utama. Malam sintetis berupa bahan organik kompleks dengan komposisi kimiawi yang
berfariasi. Meski secara kimiawi berbeda dengan malam alami, sifat fisisnya seperti malam
alami. Kemurnian malam sintetis Iebih tinggi dari malam alami. CONTOH :
1. Polietilena
2. Polioksietilena glikol
3. Hidrokarbon halogenasi
4. Hidrogenasi
5. Ester hasil reaksi asam dan fatty alcohol

KLASIFIKASI WAX
Menurut spesifikasi ADA (American Dental Association), mengklasifikasi bahan wax atas 3
tipe yaitu,
Tabel. klasifikasi wax
(Craig, R.G., Restoratif Dental Materials, 9th ed., Mosby Year Book St. Louis, 1993)

PATTERN WAX

Digunakan untuk membentuk kontur restorasi gigi tiruan yang telah ditentukan secara umum,
nantinya akan dibentuk dari bahan yang lebih tahan lama seperti alloy emas tuang, alloy
cobalt- chromium-nikel, atau resin poly.

1. INLAY

• Komponen utamanya adalah parafin, mikrokristalin, ceresin, carnauba, candelilla, dan


beeswax. Contoh : parafin 60%, carnauba 25%, ceresin 10%, beeswax 5%.
• Biasanya dikemas dalam warna biru,hijau,ungu dan berbentuk batang dengan panjang
7,5cm dan berdiameter 0,64cm.
• Inlay digunakan untuk restorasi gigi inlay,mahkota dan juga jembatan.

2. CASTING

• komposisi yang tepat tidak diketahui, tetapi hampir sama dengan inlay wax.
• Wax ini berbentuk lembaran-lembaran dengan ketebalan 0,32-0,4mm, bentuk jadi dan
gumpalan.
• Wax ini digunakan untuk restorasi tuang gigi tiruan sebahagian ataupun membentuk
pola kerangka logam gigi tiruan.
• Memiliki sifat lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40 - 45 °C. Agak lengket dan
terfiksasi pada model kerja gips. Mencetak dengan akurat permukaan yang
dilekatinya.

3. BASEPLATE

• Komponen utama dari baseplate wax yaitu terdiri dari 70 - 80% parafin I ceresin.
Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba wax 2,5%, Resin 3%, dan Mikrokristalin
2,5%.
• Wax ini biasanya berbentuk lembaran-lembaran berwarna merah muda dengan
panjang 15cm, lebar 7,5cm dan tebal 0,13cm.
• Digunakan untuk menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan
lengkap dan pola plat dasar gigi tiruan lengkap maupun sebahagian, serta alat
orthodonsi.
• Ada 3 tipe, tipe I (lunak), tipe II (sedang), dan tipe III (keras).
PROCESSING WAX

Paling banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam membuat berbagai restorasi protesa,
baik secara klinis maupun laboratorium, juga membantu memudahkan prosedur dalam
pembuatan gigi tiruan atau penyolderan.

1. BOXING

• Boxing wax mempunyai warna hijau atau hitam dengan bentuk batang atau strip dan
juga memiliki sifat bahan yang lembut, permukaan mengkilat pada waktu pemanasan.
• Digunakan untuk memberi batasan cetakan pada waktu diisi gips.

2. UTILITY

• Komponen utama dari wax ini yaitu berisikan sejumlah besar beeswax, petroleum dan
wax lunak lainya.
• Biasanya berbentuk batang dan lembaran berwarna merah gelap ataupun oranye.
• Digunakan untuk pelekatan pada sendok cetak untuk memperbaiki kontur.

3. STICKY

• Komponen utama wax ini yaitu terdiri dari resin dan yellow beeswax, bahan pewarna
dan resin-resin alami lainya.
• Sticky wax yang baik memiliki warna gelap atau menyala, sehingga dapat dibedakan
dari bahan gips yang berwarna terang.
• Digunakan untuk menyambung atau melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi)
dan logam.

IMPRESSION WAX

Wax ini merupakan bahan yang digunakan pertama kali untuk mengambil cetakan pada
rongga mulut karena dapat menunjukkan flow serta ductility yang tinggi, tetapi mudah
mengalami distorsi ketika ditarik dari daerah undercut. Olehkarena itu penggunaanya hanya
untuk daerah odontulus yang non undercut.

1. CORRECTIVE IMPRESSION

• Komponen utama wax ini yaitu terdiri dari resin dan yellow beeswax, bahan pewarna
dan resin-resin alami lainya.
• Sticky wax yang baik memiliki warna gelap atau menyala, sehingga dapat dibedakan
dari bahan gips yang berwarna terang.
• Digunakan untuk menyambung atau melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi)
dan logam.

2. BITE REGISTRATION

• Komponen dari wax ini terdiri atas paraffin, ceresin, beeswax dan mengandung
partikel alumunium atau copper (tembaga).
• Digunakan untuk mendapatkan artikulasi akurat dan rahang atas maupun bawah.
• Memiliki sifat daya alir pada suhu 37°C adalah 2,5% -22%. Dan distorsi waktu
dikeluarkan dari mulut.

DAFTAR PUSTAKA

Powers, J. M., dan Sakaguchi, R. L. 2012. Craig’s Restorative Dental Materials. 13th ed.
Elsevier: USA.
Anusavice KJ. 2003. Philip’s Science of Dental Materia. 11th ed. St.Louis Missouri: Elsevier.
McCabe, J. F., dan Walls, A. W. G. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Blackwell
Publishing: UK.

Anda mungkin juga menyukai