Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MEGA SONIA VERA

NIM : PO.62.20.1.17.336

PRODI : DIV KEPERAWATAN

TUGAS : BIOKIMIA

1. Penjelasan tentang ALT dan AST


Pemeriksaan terhadap fungsi hati salah satunya adalah
 SGOT (serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau Alanine aminotransferase (AST)
 SGPT (serum Glutamic piruvat Transaminase) atau Aspartarte aminotransferase (ALT).

Masing-masing pemeriksaan ini menjadi petunjuk atau indikator untuk mengetahui apakah ada masalah
pada fungsi hati atau tidak.

Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau A spartarte


aminotransferase (AST) dan SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase) atau Alanine
aminotransferase (ALT) bertujuan untuk mengetahui inflamasi yang terjadi dalam tubuh. Angka yang
tinggi biasanya menjadi indikasi adanya gangguan hati.

SGOT juga dikenal sebagai Aspartat transaminase (AST) atau aspartat aminotrasferase. SGOT
mengkatalisis transfer reversibel dari kelompok ɑ-amino antara aspartat dan glutamat,sehingga SGOT
menjadi enzim penting dalam metabolisme asam amino. SGOT ditemukan dalam hati,jantung,otot
rangka,ginjal,otak,dan sel-sel darah merah,serta umunya diukur secara klinis sebagai penanda untuk
kesehatan hati. SGOT berperan sebagai kofaktor untuk mentransfer gugus amino dari aspartat atau
glutamat untuk yang sesuai asam keton. Enzim ini berperan sangat penting pada proses degradasi dan
biosintesis asam amino. Dalam degradasi asam amino,setelah konversi ɑ-ketoglutarat untuk
glutamat,glutamat kemudian mengalami deaminasi oksidatif untuk membentuk amonium ion yang
diekskresikan sebagai urea. Dalam reaksi balik,aspartat dapat disintesis dari oksaloasetat yang
merupakan perantara kunci dalam siklus asam sitrat.

Pada manusia terdapat dua isoenzim SGOT,yaitu GOT 1/cast merupakan isoenzim sitosol
yang terutama berasal dari sel-sel darah merah dan jantung dan GOT 2/Mast,isoenzim mitokondria
yang hadir terutama di hati. SGOT mirip dengan SGPT dalam kedua enzim yang berhubungan dengan
kedua hati parenkim sel. Perbedaannya adalah bahwa SGPT ditemukan terutama dihati,dengan jumlah
klinis diabaikan ditemukan di ginjal,jantung,dan otot rangka,sedangkan SGOT ditemukan dalam
hati,jantung(otot jantung),otot rangka,ginjal,otak,dan sel-sel darah merah. Oleh karena itu,SGPT adalah
indikator yang lebih spesifik pada peradangan hati dari pada SGOT. SGOT mungkin meningkat juga
dalam penyakit yang mempengaruhi organ-organ lain,seperti infark miokard,pankreatitis akut,anemia
hemolitik akut,luka bakar parah,penyakit ginjal akut,penyakit muskuloskeletal,dan trauma.

Diantara enzim SGOT dan SGPT,enzim SGPT dianggap lebih spesifik untuk kerusakan hati
karena hadir terutama dalam sitosol hati dan dalam konsentrasi rendah ditempat lain. Meskipun tingkat
SGOT dan SGPT bisa sangat tinggi (melebihi 2.000 U/I dalam kasus cidera dan nekrosis hepatosit
yang berhubungan dengan obat-obatan,racun,iskemia,dan hepatitis),ketinggian kurang dari lima kali
batas atas normal (sekitar 250 U/I ke bawah) jauh lebih umum terjadi. Pasien dengan nilai SGOT dan
SGPT yang normal dapat mempunyai arti bahwa terdapat penyakit hati yang signifikan dalam
pengaturan cedera hepatosit kronis ( misalnya,sirosis,hepatitis C). Konsentrasi SGOT yang rendah
terdapat dalam darah, kecuali jika terjadi cedera selular,kemudian dalam jumlah yang banyak
dilepaskan kedalam sirkulasi. Pada penyakit hati,kadar SGOT dalam serum akan meningkat sepuluh
kali atau lebih dan tetap demikian dalam jangka waktu yang lama. Pasieen dengan penyakit hati
alkoholik mempunyai tingkat-tingkat enzim yang tidak setinggi tingkat-tingkat yang dicapai dengan
virus hepatitis akut dan SGOT cenderung berada di atas SGPT. Pada penyakit hati alkoholik,SGOT
biasanya berada di bawah 300 U/I,dimana SGPT biasanya dibawah 100 U/I.

Bila jantung menderita kerusakan oleh iskemia,SGOT dalam serum akan meningkat setelah 6-
8 jam,puncak kadar dicapai antara 24-48 jam,sedangkan pemulihan kepada kadar normal terjadi antara
72-96 jam. Peningkatan SGOT tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya indikator enzimatik untuk
adanya infark miokard karena SGOT meningkat juga pada kondisi-kondisi lain yang perlu ikut
dipertimbangankan dalam diagnosis banding serangan jantung.

SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, semi otomatis
menggunakan fotometer atau spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistry analyzer.
Prinsip analisa SGOT/AST dengan metode spektrofotometri adalah Glutamat oxaloasetat transaminase
(GOT) atau aspartat transaminase mengkatalis transfer gugus amino dari L-aspartat ke 2-oxoglutarat
untuk membentuk oxaloasetat dan L-glutamat. Kemudian Laktat dehidrogenase (LDH) mengkonversi
oxaloasetat menjadi L-malat dengan mengoksidasi NADH menjadi NAD+.

Reaksi:

Enzim SGPT juga digunakan untuk membedakan antara penyebab kerusakan hati atau ikterik
hemolitik. Pada ikterik, kadar SGPT yang berasal dari hati nilainya lebih dari 300 U/I,sedangkan yang
bukan berasal dari hati kadar SGPT kurang dari 300 U/I. Kadar SGPT serum biasanya meningkat
sebelum tampak ikteria. Kadar SGPT seringkali dibandingkan dengan SGOT untuk tujuan diagnostik.
Kadar SGPT serum meningkat lebih khas dari pada SGOT pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut.
Kadar SGPT ditemukan dalam kisaran normal atau sedikit meningkat pada kasus nekrosis miokardium.
Pada kasus hati,kadar enzim SGPT lebih lambat dari pada enzim SGOT untuk kembali kebatas normal.

Kadar ALT/SGPT sering kali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT
meningkat lebih khas dari pada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan AST
meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati,
hepatitis kronis, dan kongesti hati. Kadar AST ditemukan normal atau meningkat sedikit pada kasus
nekrosis miokardium. Kadar ALT kembali lebih lambat ke kisaran normal daripada kadar AST pada
kasus hati.

Reaksi :

L– alanine + a – Ketoglutarate + L – alanine L - Glutamat + piruvat Piruvat + NADH + H + L – laktat +


NAD +

Piruvat yang dihasilkan tersebut sebanding dengan oksidasi dari NADH menjadi NAD. Reaksi
tersebut menggambarkan aktifitas ALT dan diukur secara fotometrik.
2. Pengertian Glikosis Siklus Krebs Sistem Transpor Elektron Respirasi Aerob
Pengertian Glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di sitosol pada hampir semua
sel hidup. Pada tahap ini, terjadi pengubahan senyawa glukosa dengan 6 atom C, menjadi dua senyawa
asam piruvat dengan 3 atom C, serta NADH dan ATP. Tahap glikolisis belum membutuhkan oksigen.

Glikolisis yang terdiri atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua tahap:
a. Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan duamolekul ATP.
b. Gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP dan 2
molekul NADH.

Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP
digunakan pada awal glikolisis maka hasil akhir energi yang didapat adalah 2 ATP

Bagan proses glikolisis. Pada proses ini dihasilkan 4 molekul ATP dan digunakan 2 molekul ATP.

 Siklus Krebs
Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam
mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan
memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil koenzim
A (asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A ini terkadang disebut
tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif. Berikut ini gambar proses pengubahan satu
asam piruvat menjadi asetil koenzim A.
Bagan dekarboksilasi oksidatif asam piruvat

Kompleks senyawa asetil koenzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang dikenal
juga sebagai siklus asam sitrat. Koenzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan turunan dari
vitamin B.

Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar 1930-an. Dalam siklus Krebs,
satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1 GTP, dan 1 FADH. GTP (guanin trifosfat)
merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang dihasilkan satu molekul GTP
setara dengan energi yang dihasilkan satu molekul ATP. Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus
Krebs ini. Karena satu molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke
siklus Krebs, berapa banyak molekul berenergi yang dihasilkannya?

Bagan siklus Krebs

Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang direaksikan dengan
oksigen membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti NADH dan FADH2 dari
glikolisis dan siklus Krebs, selanjutnya memasuki tahap transpor elektron untuk menghasilkan
molekul berenergi siap pakai.

 Sistem Transpor Elektron


Tahap terakhir dari respirasi seluler aerob adalah sistem transpor elektron. Tahap ini terjadi pada
ruang intermembran dari mitokondria. Pada tahap inilah ATP paling banyak dihasilkan.
Seperti Anda ketahui, sejauh ini hanya dihasilkan 4 molekul ATP dari satu molekul glukosa, yaitu
2 molekul dari glikolisis dan 2 molekul dari sikluk Krebs. Akan tetapi, dari glikolisis dan siklus
Krebs dihasilkan 10 NADH (2 dari glikolisis, 2 dari tahap transisi siklus Krebs, dan 6 dari siklus
Krebs) dan 2 FADH2 . Molekul-molekul inilah yang akan berperan dalam menghasilkan ATP.

Jika Anda perhatikan, meskipun glikolisis dan siklus Krebs termasuk tahap respirasi aerob, namun
sejauh ini belum ada molekul oksigen yang terlibat langsung dalam reaksi. Pada tahap transpor
elektron inilah oksigen terlibat secara langsung dalam reaksi.
Pada reaksi pertama, NADH mentranspor sepasang elekron kepada molekul flavoprotein (FP).
Transpor elektron mereduksi flavoprotein, sedangkan NADH teroksidasi kembali menjadi ion
NAD+. Elektron bergerak dari flavoprotein menuju sedikitnya enam akseptor elektron yang
berbeda. Akhirnya, elektron mencapai akseptor protein terakhir berupa sitokrom a dan a3 .
Perhatikan gambar berikut.

Ilustrasi transpor elektron. Sistem reaksi ini memberikan elektron dari glikolisis dan siklus Krebs
pada oksigen sebagai akseptor elektron terakhi

Akseptor terakhir dari rantai reaksi merupakan oksigen. Elektron berenergi tinggi dari NADH dan
FADH2 memasuki sistem reaksi. Dalam perjalanannya, energi elektron tersebut mengalami
penurunan energi yang digunakan untuk proses fosforilasi ADP menjadi ATP sehingga satu
molekul NADH setara dengan 3 ATP dan satu molekul FADH2 setara dengan 2 ATP. Berapakan
total ATP yang dihasilkan satu molekul glukosa melalui respirasi aerob? Perhatikan gambar
berikut.

Ilustrasi reaksi yang terjadi dalam respirasi sel dan jumlah ATP yang didapatkan

Anda mungkin juga menyukai